You are on page 1of 12

TUGAS PENDAHULUAN SIFAT FISIK DAN NATIVE ELEMENT

OLEH : ARSITA TAMPUBOLON S1 TEKNIK PERTAMBANGAN 1209055011

UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2013

Pengujian sifat fisik mineral yang mana dilakukan untuk meneliti dan mengidentifikasi semua mineral karena mineral tersusun dari susunan kimiawi tertentu dan penyusun atom-atom yang beraturan pada setiap mineral tersebut, oleh karena itu setiap jenis mineral mempunyai sifat-sifat fisik atau kimia tersendiri Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang pertama adalah dengan melakukan analisa secara kimiawi, dan yang kedua yang paling umum dilakakukan adalah dengan cara mengenal sifat-sifat fisiknya. Yang dimaksud dengan sifat fisik disini adalah A. Kilap Merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mineral saat terkena cahaya. Kilap ini secara garis besar dapat dibedakan menjadi jenis: a. Kilap Logam (metallic luster): bila mineral tersebut mempunyai kilap atau kilapan seperti logam. Contoh mineral yang mempunyai kilap logam: Gelena Pirit Magnetit Kalkopirit Grafit Hematit b. Kilap Bukan Logam (non metallic luster), terbagi atas: Kilap Intan (adamantin luster), cemerlang seperti intan. Kilap kaca (viteorus luster), misalnya pada kuarsa dan kalsit. Kilap Sutera (silky luster), kilat yang menyeruai sutera pada umumnya terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat, misalnya pada asbes, alkanolit, dan gips. Kilap Damar (resinous luster), memberi kesan seperti damar misalnya pada spharelit. Kilap mutiara (pearly luster), kilat seperti lemak atau sabun, misalnya pada serpentin,opal dan nepelin. Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada kaolin, bouxit dan limonit. B. Belahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu atau lebih arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang mampu membelah yang oleh sini adalah bila mineral kita pukul dan tidak hancur, tetapi terbelah-belah menjadi bidang belahan yang licin. Tidak semua mineral mempunyai sifat ini, sehingga dapat dipakai istilah seperti mudah terbakar dan sukar dibelah atau tidak dapa dibelah. Tenaga pengikat atom di dalam di dalam sruktur kritsal tidak seragam ke segala arah, oleh sebab itu bila terdapat ikatan yang lemah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui bidang-bidang tersebut. Karena keteraturan sifat dalam mineral, maka belahan akan nampak berjajar dan teratur.

Contoh mineral yang mudah membelah adalah kalsit yang mempunyai tiga arah belahan sedang kuarsa tidak mempunyai belahan. Berikut contoh mineralnya: a. Belahan satu arah, contoh : muscovite.

b. Belahan dua arah, contoh : feldspar. c. Belahan tiga arah, contoh : halit dan kalsit.

C. Warna Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan tetapi tidak dapat diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu mineral dapat berwarna lebih dari satu warna, tergantung keanekaragaman komposisi kimia dan pengotoran padanya. Ada beberapa mineral yang mempunyai warna khas, seperti: Putih Kuning Emas Hijau Biru Merah Coklat Abu-abu Hitam : Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O)Gypsum (CaSO4.H2O), Milky Kwartz (Kuarsa Susu) (SiO2) : Belerang (S) : Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Ema (Au) : Klorit ((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10)(OH)), Malasit (Cu CO3Cu(OH)2) : Azurit (2CuCO3Cu(OH)2), Beril (Be3Al2 (Si6O18)) : Jasper, Hematit (Fe2O3) : Garnet, Limonite (Fe2O3) : Galena (PbS) : Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C), Augit

D. Kekerasan Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu mineral dapat membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai sebagai kekerasan yang standard. Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan mempunyai bekas dan badan mineral tersebut. Standar kekerasan yang biasa dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jeman dan dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak sampai skala 10 untuk mineral terkeras . Skala Kekerasan Mohs Skala Mineral Kekerasan 1 2 3 4 Talc Gypsum Calcite Fluorite Rumus Kimia H2Mg3 (SiO3)4 CaSO4. 2H2O CaCO3 CaF2

5 6 7 8 9

Apatite Orthoklase Quartz Topaz Corundum

CaF2Ca3 (PO4)2 K Al Si3 O8 SiO2 Al2SiO3O8 Al2O3

10 Diamond C Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah ini diberikan kekerasan dari alat penguji standar : Alat Penguji Kuku manusia Kawat Tembaga Paku Pecahan Kaca Pisau Baja Kikir Baja Kuarsa Derajat Kekerasan Mohs 2,5 3 5,5 5,5 6 5,5 6 6,5 7 7

E. Cerat Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping porselin atau membubuk suatu mineral kemudian dilihat warna dari bubukan tersebut Cerat dapat sama dengan warna asli mineral, dapat pula berbeda. Warna cerat untuk mineral tertentu umumnya tetap walaupun warna mineralnya berubah-ubah. Contohnya : Pirit : Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan jejak berwarna hitam. Hematit : Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan jejak berwarna merah kecoklatan. Augite : Ceratnya abu-abu kehijauan Biotite : Ceratnya tidak berwarna Orthoklase : Ceratnya putih Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara keseluruhan, sehingga dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral.

F. Pecahan Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah yang tidak teratur apabila mineral dikenai gaya.

Perbedaan pecahan dengan belahan dapat dilihat dari sifat permukaan mineral apabila memantulkan sinar. Permukaan bidang belah akan nampak halus dan dapat memantulkan sinar seperti cermin datar, sedang bidang pecahan memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur. Pecahan mineral ada beberapa macam, yaitu: Concoidal: bila memperhatikan gelombang yang melengkung di permukaan pecahan, seperti kenampakan kulit kerang atau pecahan botol. Contoh Kuarsa. Splintery/fibrous: Bila menunjukkan gejala seperti serat, misalnya asbestos, augit, hipersten Even: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan halus, contoh pada kelompok mineral lempung. Contoh Limonit. Uneven: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan yang kasar, contoh: magnetit, hematite, kalkopirite, garnet. Hackly: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan kasar tidak teratur dan runcing-runcing. Contoh pada native elemen emas dan perak.

G. Berat Jenis Adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral.Cara yang umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebut terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi dalam keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat terhitung dalam keadaan di dalam air adalah berat miberal dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut. H. Sifat Dalam Adalah sifat mineral apabila kita berusaha untuk mematahkan, memotong, menghancurkan, membengkokkan atau mengiris. Yang termasuk sifat ini adalah Rapuh (brittle): mudah hancur tapi bias dipotong-potong, contoh kwarsa, orthoklas, kalsit, pirit. Mudah ditempa (malleable): dapat ditempa menjadi lapisan tipis, seperti emas, tembaga. Dapat diiris (secitile): dapat diiris dengan pisau, hasil irisan rapuh, contoh gypsum. Fleksible: mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan tanpa patah dan sesudah bengkok tidak dapat kembali seperti semula. Contoh mineral talk, selenit. Blastik: mineral berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan dapat kembali seperti semula bila kita henikan tekanannya, contoh: muskovit I. Kemagnitan Adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Diatakan sebagai feromagnetic bila mineral dengan mudah tertarik gaya magnet seperti magnetik, phirhotit. Mineral-mineral yang menolak gaya magnet disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemah yaitu paramagnetic.

Untuk melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau tidak kita gantungkan pada seutas tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit demi sedikit mineral kita dekatkan pada magnet tersebut. Bila benang bergerak mendekati berarti mineral tersebut magnetik. Kuat tidaknya bias kita lihat dari besar kecilnya sudut yang dibuat dengan benang tersebut dengan garis vertical. J. Kelistrikan Adalah sifat listrik mineral. Adalah sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu pengantar arus atau londuktor dan idak menghantarkan arus disebut non konduktor. Dan ada lagi istilah semikonduktor yaitu mineral yang bersifat sebagai konduktor dalam batas-batas tertentu. K. Daya lebur mineral Yaitu meleburnya mineral apabila dipanaskan,. penyelidikannya dilakukan dengan membakar bubuk mineral dalam api. Daya leburnya dinyatakan dalam derajat keleburan. L. Bentuk Mineral ada yang berbentuk kristal, mempunyai bentuk teratur yang dikendalikan oleh system kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang membentuk kristal disebut mineral kristalin. Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas disebut amorf . Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas, misalnya: a. Bangun kubus b. Bangun pimatik c. Bangun doecahedon Mineral amorf misalnya : galena, pirit. : piroksen, ampibole. : garnet : chert, flint.

Kristal dengan bentuk panjang dijumpai. Karena pertumbuhan kristal sering mengalami gangguan. Kebiasaan mengkristal suatu mineral yang disesuaikan dengan kondisi sekelilingnya mengakibatkan terjadinya bentuk-bentuk kristal yang khas, baik yang berdiri sendiri maupun di dalam kelompok-kelompok. M. Perawakan (Habit) Perawakan ditentukan dari karakteristik kristal. Bentuk yang sempurna larang dijumpai di alam karena pertumbuhan kristal sering mengalami gangguan. Kebiasaan mengkristal suatu mineral disesuaikan dengan kondisi sekelilingnya mengakibatkan terjadinya bentuk-bentukkristal yang khas, baik yang berdiri sendiri maupn kelompok-kelompok. Bentuk khas di alam ditentukan oleh bidang yang membangunnya termasuk bentuk dan ukuran relative dari bidang-bidang tersebut. Meski perawakan kristal bukan

merupakan cirri mineral yang tetap (karena factor tersebut di atas), namun ada beberapa perawakan kristal yang seringkali terdapat pada jenis-jenis mineral tertentu pula, sehingga perawakan kristal dapat masih dapat juga sebagai suatu ciri yang dapat dipergunakan dalam penentuan jenis mineral. Contoh : Mika selalu menunjukkan perawakan kristal yang mendaun atau melapis. Amphibol (hornblende, Tremolite) selalu menunjukkan perawakan Kristal

yang meniang. Perawakan kristal selaludibedakandalam 3 golongan menurut Richard M. Pearl, 1957, yaitu : A. Elongated Habits (Meniang atau berserabut) 1. Meniang (Columnar) : Bentuk kristal prismatic menyerupai bentuk tiang. Contoh: Tourmaline, Pirolusite, Wallastonite. 2. Menyerat (Fibrous) : Bentuk kristal yang menyerupai serat-serat kecil. Contoh: Asbestos, Gypsum, Silimanite, Tremolite, serpentin, Pyrophylite. 3. Menjarum (Acicular) : Bentuk kristal yang menyerupai jarum-jarum kecil. Contoh: Natrolite, Glaucoplane. 4. Menjaring (Recticulate) : Bentuk kristal kecil panjang yang tersusun menyerupai jarring. Contoh: Rutile, Cerrusite. 5. Membenang (Filiform) : Bemtuk kristal kecil-kecil dan menyerupai benang. Contoh: Silver 6. Merambut (Capillary) : Bentuk kristsl kecil-kecil yang menyerupai rambut. Contoh: Cuprite, Bysolite. 7. Mondok (Stout, Stubby, Equant) : Bentuk kristal pendek, gemuk, sering terdapat pada kristal-kristal dengan sumbu C lebih pendek dari sumbu lainnya. Contoh: Zircon. 8. Membintang (stellated) : Bentuk kristal yang tersusun menyerupai bintang. Contoh: pirofilit. 9. Menjari (Radiated) : Bentuk-bentuk kristal yang tersusun menyerupai bentuk jari-jari. Contoh; Marcasit, Natrolit.

B. Flattened Habits (Lembaran tipis) 1. Membilah (Bladed) : Bentuk kristal yang panjang dan tipis menyeripai bilah kayu, dengan perbandingan antara lebar dengan tebal sangat jauh. Contoh: Kyanite, Glauchopane, Kavalerite. 2. Memapan (tabular) : bentuk kristal pipih menyerupai bentuk papan, dimana lebar dengan tebal tidak terlalu jauh. Contoh: Barite, Hematite. 3. Membata (Blocky) : Bentuk kristal tebal menyerupai bentuk bata dangan perbandingan antara tebal dan lebar hamper sama. Contoh: Microcline. 4. Mendaun (Foliated) : Bentuk kristal pipih dengan melapis (lamellar) perlapisan yang mudah terkelupas. Contoh: Mika, Talc, Chlorite. 5. Memencar (Divergent) : Bentuk kristal yang tersusun menyerupai bentuk Kipas terbuka. Contoh: Gypsum,Millerite. 6. Membulu (Plumose) : Bentuk kristal yang tersusun membentuk tumpukan bulu. Contoh: Mika.

C. Rounded Habits (Membutir) 1. Mendada (Mamillary) : Bentuk kristal bulat-bulat yang menyerupai buah dada. Contoh: Malachite, Opal. 2. Membulat (Colloform) : Bentuk kristal yang menunjukkan permukaan yang bulatbulat. Contoh: Cobaltite, Bismuth, Goethite. 3. Membulat Jari (Colloform Radial) : Bentuk kristal yang membulat dengan struktur dalam memencar menyerupai bentuk Jari. Contoh: Pyromophyte. 4. Membutir (Granular) : Kelompok kristal kecil yang berbentuk butiran. Contoh: Chromite, Olivine, Cinnabar. 5. Memisolit (Pisolitic) : Kelompok kristal lonjong sebesar kerikil, seperti kacang tanah. Contoh: Opal, Pisolitic, Limestone. 6. Stalaktit (Stalactitic) : Bentuk kristal yang membulat dengan litologi gamping. Contoh: Goethite. 7. Mengginjal (Reniform) : Bentuk kristal yang menyerupai bentuk ginjal. Contoh: Hematite.

Native element
Native element atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur atau komposisi kimia saja. Mineral pada kelas ini tidak mengandung unsur lain selain unsur pembentuk utamanya. Pada umumnya sifat dalam (tenacity) mineralnya adalah malleable yang jika ditempa dengan palu akan menjadi pipih, atau ductile yang jika ditarik akan dapat memanjang, namun tidak akan kembali lagi seperti semula jika dilepaskan. Kelas mineral native element ini terdiri dari dua bagian umum. mas, perak, dan tembaga.

sulfur. Sistem kristal pada native element dapat dibahgi menjadi tiga berdasarkan sifat mineral itu sendiri. Bila logam, seperti emas, perak dan tembaga, maka sistem kristalnya adalah isometrik. Jika bersifat semilogam, seperti arsenic dan bismuth, maka sistem kristalnya adalah hexagonal. Dan jika unsur mineral tersebut non-logam, sistem kristalnya dapat berbeda-beda, seperti sulfur sistem kristalnya orthorhombic, intan sistem kristalnya isometric, dan graphite sistem kristalnya adalah hexagonal. Pada umumnya, berat jenis dari mineral-mineral ini tinggi, kisarannya sekitar 6. Dalam grup native element ini juga termasuk natural alloys, seperti electrum, phosphides, silicides, nitrides dan carbides. Digolongkan menjadi 3 kelompok : 1. Logam/Metal, mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini adalah : Cooper (Cu),Gold (Au),Silver (Ag),Platinum (Pt),Nicel-Iron (Ni-Fe),Mercury (Mg). Unsur-unsur bersifat sangat padat, lunak, dapat ditempa. Perawakannya (yang umum ditemui) berbentuk masif-dendritik; bidang belahan yang jelas jarang ditemui; merupakan penghantar listrik yang baik. 2. Semi Logam, mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini adalah : Arsenic (As), Antimony (Sb), Bismuth (Bi).

Merupakan penghantar listrik yang kurang baik; biasanya terdapat pada massa nodular. 3. Non Logam, mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini adalah : Sulfur (S), dan Carbon (C), Diamond (C), Graphite (C) Tidak dapat menghantarkan arus listrik; berwarna transparant (jernih dan jelas) hingga transculent (tembus cahaya) dan cenderung mempunyai nidang belahan kristal yang jelas. Adapun beberapa mineral yang tergolong dalam native elements antara lain .Unsurunsur native elements jarang terdapat dipermukaan ataupun didalam kerak bumi. Native elements ini bukan merupakan golongan pembentuk batuan (rock forming). Asal mula pembentukan mineral native element berkaitan dengan pengerasan atau pembentukan magma dengan reaksi kimia yang sekunder atau dengan reaksi-reaksi kimia yang bertemperatur dan memiliki tekanan yang tinggi. Mineral golongan native elements ini biasanya terdiri hanya satu unsur saja, tetapi kadang-kadang terdapat juga campuran dari mineral lain yang jumlahnya sangat sedikit didalamnya. Unsur-unsur yang membentuk mineral golongan native element merupakan satu jenis unsur kimia saja tanpa berasosiasi dengan unsur yang lainnya. Mineral native elements ini sering dijumpai pada batuan beku dan sedimen atau juga batuan metamorf.. PENDEPKRIPSIAN : Emas (Au) 1. Warna (Colour) 2. Cerat (Streak) 3. Kilap (Luster) 4. Perawakan (Habit) 5. Belahan (Cleavage) 6. Pecahan (Fructure) 7. Kekerasan (Hardness) 8. Sifat Dalam (Tenacity) 9. Berat Jenis (Specific Gravity) 10. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry) Klas Group : : : : : : : : : : : : Kuning emas Kuning emas Kilap logam Glanular Buruk Hackly 3 Brittle 19,4 15,5 Au Native element Gold group

12. Sistem Kristal 11. Asosiasi dan Kegunaan

: :

Isometri Bismuth, Kwarsa, Pyrite Untuk bahan perhiasan.

Bismuth (Bi) 1. Warna (Colour) 2. Cerat (Streak) 3. Kilap (Luster) 4. Perawakan (Habit) 5. Belahan (Cleavage) 6. Pecahan (Fructure) 7. Kekerasan (Hardness) 8. Sifat Dalam (Tenacity) 9. Berat Jenis (Specific Gravity) 10. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry) Klas Group : Cokelat : Cokelat : Metalic : Glanular : Buruk : Earthly : 2,5 : Brittle : 2,09 2,33 : Bi :Native element : Carbon group : Sulfur, besi Bahan campuran logam Belerang/Sulfur (S) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Warna (Colour) Cerat (Sreak) Kilap (Luster) Perawakan (Habit) Belahan (Cleavage) Pecahan (Fructure) Kekerasan (Hardness) Sifat Dalam (Tenacity) Berat Jenis (Specivic Gravity) Susunan Komposisi Kimia (Chemistry) - Klas - Group : kuning : Kuning : lilin : Granular : Buruk : uneven : 1,5-2,5 : Brittle : 2,7 :S : Native Element : Sulfur Group

11. Asosiasi dan Kegunaan

11. Asosiasi dan Kegunaan

: - Pyrite,tembaga, perak - obat-obatan, pupuk, kosmetik

Grafit (G) 1. Warna (Colour) : : : : : : : : : : : : : Hitam Hitam Kilap lemak Glanular Sempurna Even 2,5 Britle 2,09 2,23 C Native element Carbon group Batu beku pegmatik Untuk pembuatan alat tulis.

2. Cerat (Streak) 3. Kilap (Luster) 4. Perawakan (Habit) 5. Belahan (Cleavage) 6. Pecahan (Fructure) 7. Kekerasan (Hardness) 8. Sifat Dalam (Tenacity) 9. Berat Jenis (Specific Gravity) 10. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry) Klas Group

11. Asosiasi dan Kegunaan

You might also like