You are on page 1of 3

FOSFORILASI RANTAI TERANG MEREGULASI PERGERAKAN MYOSIN OTOT POLOS PADA FILAMEN ACTIN Pada otot polos tidak

terdapat struktur sarkomer yang terorganisasi seperti pada otot lurik dimana pergerakan relative dari filament myosin dan filament aktin selama kontraksi telah didokumentasikan. Menggunakan perkembangan pengujian in-vitro untuk pergerakan manik myosinberselubung, pada jurnal ini mereka dapat menghitung tingkat dari pergerakan kedua myosin otot polos terfosforilasi dan tidak terfosforilasi pada filament aktin turunan dari alga raksasa, Nitella. Mereka menemukan bahwa pergerakan dari myosin otot polos empedal unggas pada filament aktin tergantung terhadap fosforilasi dari 20-kD rantai ringan Myosin. Sekitar 95% dari manik berselubung dengan myosin terfosforilasi berpindah ke kecepatan antara 0.15 dan 0,4 m/s, tergantung dengan persiapan. Yang dengan tanpa terfosforilasi, hanya 3% dari manik berpindah dan kemudian pada kecepatan hanya ~0.01 0.04m/s. Efek dari Fosforilasi sepenuhnya reversible setelah defosforilasi dengan sebuah fosfatase yang disiapkan dari otot polos. Analisis kecepatan pergerakan sebagai fungsi dari indikasi tingkat fosforilasi bahwa fosforilasi dari kedua kepala dari molekul myosin diperlukan untuk pergerakan dan myosin tanpa terfosforilasi muncul untuk mengurangi tingkat pergerakan dari myosin terfosforilasi. Mencampurkan myosin otot polos terfosforilasi dengan myosin otot skeletal yang bergerak pada 2 m/s menghasilkan penurunan pergerakan manik, mensugesti bahwa lebih lambat silklus myosin otot halus secara utama menentukan kecepatan gerakan dalam campuran tersebut. Kontraksi otot diregulasi oleh perubahan konsentrasi Ca2+. Pada otot lurik Ca2+menyebabkan perubahan konfromational pada kompleks troponin-tropomosin yang membuat filament myosin bergerak mendekati filament actin. Pada sel otot polos, pemasukan Ca2+ memicu fosforilasi dari 20 kD rantai terang myosin dengan mengikat kalmodulin dan mengaktifkan rantai terang myosin kinase. Korelasi yang kuat antara inisiasi dari kontraksi otot dan fosforilasi rantai terang di sejumlah jaringan otot polos. Secara in vitro, fosforilasi rantai terang myosin mengaktifkan aktifitas MgATPase aktinteraktifasi dari myosin otot polos Pergerakan dari myosin sepanjang aktin dipercaya untuk memberikan kekuatan untuk kontraksi pada semua otot. Pada otot lurik (dimana konsep ini berawal) hubungan pergeseran filament myosin dan filament aktin telah didokumentasikan. Filamen bipolar myosin bergerak secara simetri pada arah yang berlawanan berorientasi pada filament aktin dan dengan demikian menarik dua garis-Z pada tiap sakromer bersama-sama. Otot rangka akan mendorong manik-manik polimer (diameter 1m) sepanjang kabel aktin pada Nitella pada kecepatan sebanding terhadap pergerakan myosin skeletal pada aktin di sakromer otot. Pada studi ini diduga bahwa myosin otot skeletal sendiri dapat merubah struktur secara tidak langsung pada aktin. Actin dari Nitella tidak khusus mendukung seperti pergerakan, karena pergerakan lebih diamati dengan filament aktin otot skeletal diluruskan oleh aliran. Pada otot polos, tidak terdapat sarkomer yang dirumuskan dengan baik. Myosin otot polos, bagaimanapun, filament terbentuk, baik secara in vivo maupun secara in vitro dengan analogi keapada otot lurik, dimana kekuatan (gaya) dipercaya dihasilkan oleh filament aktin. Pada studi ini, jurnal ini mengkarakterisasi efek dari rantai terang myosin untuk menilai pergerakan myosin otot polos pada aktin menggunakan Nitella pengujian in vitro. Ini ditemukan bahwa pergerakan manik-manik (polimer) tergantung pada myosin terfosforilasi dan kecepatannya melambat daripada myosin skeletal pada

kelinci. Eksperimen yang mana myosin otot polos difosforilasi dan myosin otot skeletal menyatu menunjukkan bahwa otot polos myosin mampu menghambat kecepatan yang lebih cepat daripada otot rangka (skeletal). Ini juga ditemukan bahwa myosin otot polos tanpa difosforilasi dapat memperlambat pergerakan dari myosin otot plos terfosforilasi. Bahan2 yang digunakan pada jurnal ini adalah kultur Nitella axilaris Metode yang dilakukan antara lain pemotongan Nitella, fosforilasi dari myosin, preparasi manik myosin, aplikasi manik myosin dan perhitungan kecepatan manik. Translokasi secara tidak langsung dari manik otot polos yang dilapisi myosin pada actin Nitella tergantung dari fosforilasi dari rantai terang myosin. Pergerakan lambat yang muncul sesekali dihasilkan oleh myosin tanpa terfosforilasi dapat dengan mungkin dijelaskan sebagai hasil dari kontaminasi dari myosin tefosforilasi atau mungkin dikaitkan dengan kerusakan myosin tanpa terfosforilasi, mengakibatkan hilangnya regulasi. Meskipun 5-10% dari myosin dapat memproduksi beberapa gerakan kedua myosin terfosforilasi dan tanpa terfosforilasi terlihat berikatan pada manik pada bentuk berfilamen dan jadi kurangnya gerakan dengan myosin tanpa terfosforilasi bukan karena kurangnya ikatan. Kecepatan myosin tergantung konsentrasi menunjukkan bahwa gerakan manik yang dihasilkan adalah secara esensial. Konsentrasi myosin diatas 10 g/ ml, kecepatan konstan. Dibawah konsentrasi ini, secara esensial kecepatan menjadi nol. Ini mungkin mencerminkan sebuah konsentrasi kritis untuk pembentukan filament myosin atau sebagaimana disebutkan dalam eksperimen sebelumnya, mungkin mencerminkan kebutuhan untuk kepadatan minimal myosin pada permukaan manik. Visualisasi mikroskop elektron dari ikatan filament ke manik mensugestikan bahwa dengan myosin otot polos pembentukan mungkin terjadi. Sejak manik secara esensial tanpa kelembaman (inersia), seperti yang ditemukan adalah tidak mengejutkan. Jadi, nilai dari ukuran pergerakan dalam uji invitro motilitas adalah analog terhadap pemendekan kecepatan dari pengosongan otot tidak tergantung oleh jumlah kontribusi kepala myosin terhadap pergerakan. Sistem Nitella menyediakan cara sederhana dan dapat direproduksi untuk mengukur faktor yang mempengaruhi kecepatan dari gerakan myosin tertentu. Ditemukan bahwa manik myosin terselubung dari otot polos terfosforilasi bergerak dengan kecepatan sekitar 10-fold lebih rendah daripada manik myosin terselubung dari otot rangka dan perbedaan ini juga terlihat dengan penurunan kecepatan dari serat oto polos utuh dan serat otot rangka. Telah disebutkan bahwa disosiasi nilai ADP dari aktomyosin ADP adalah langkah kinetic yang membatasi kecepatan penurunan pemendekan. Dalam hal ini, sangat menarik untuk mengehatui bahwa nilai asosiasi ADP dari gizzard acto-S-1 adalah jauh lebih lambat daripada yang dari myosin otot rangka cepat. Tetapi korelasi sebenarnya yang ada antara kecepatan manik dan nilai ADP diasosiasi harus lebih jauh dipelajari. Campuran dari secara penuh myosin otot polos terfosforilasi dan myosin otot rangka dihasilkan pada pergerakan manik pada kecepatan intermediate. Ini terlihat bahwa semakin lambat beredarnya myosin otot polos terfosforilasi adalah dominan dalam menentukan kecepatan keseluruhan campuran

tersebut. hal ini sesuai dengan data dari studi mekanikal yang mensugestikan bahwa myosin otot polos menggunakan gaya yang lebih tinggi per croosbridge daripada myosin otot rangka. Penemuan mengejutkan bahwa adanya kehadiran myosin tanpa terfosforilasi memperlambat kecepatan pergerakan dari myosin terfosforilasi ketika bergabung pada manik. Ada beberapa kemungkinan penjelasan ini, Myosin tanpa terfosforilasi berikatan pada aktin dalam kehadiran ATP meskipun MgATPase tidak sangat diaktifasi seperti pada saat mengikat. 1 Kemungkinan menyebabkan kurangnya pergerakan manik myosin terselubung tanpa terfosforilasi adalah bahwa myosin tanpa terfosforilasi tidak mengikat kepala manik. Siklus lambat ini, crossbridge tanpa terfosforilasi mungkin memperlambat kecepatan dari kecepatan siklus. Myosin terfosforilasi banyak cara yang sama bahwa myosin otot polos terfosforilasi memperlambat kecepatan edaran otot myosin skeletal. Cross-bridge tanpa terfosforilasi ini mungkin analog terhadap operasi itu selama keadaan yang disebut Latch diamati di bawah kondisi yang sama pada preparasi serat otot polos. Latch terjadi setelah 15-20 menit dari kontraksi ketika level fosforilasi myosin dan memperpendek kembali kecepatan mendekati level istirahat, namun ketegangan atau kekerasan tetap tinggi. Demikian dibawah kondisi ini hubungan fosforilasi tidak dengan tegangan tetapi dengan perlambatan kecepatan dan crossbridge tanpa terfosforilasi dapat mendukung tegangan. masih ada kontroversi apakah Latch terjadi di seluruh tempat di otot polos dan dengan perubahan biokimia apa itu berhubungan. Studi ini menginduksi bahwa ukuran kecepatan dari manik dapat digunakan untuk memeriksa regulasi dan mekanisme dari kontraksi otot. Semua eksperimen digambarkan dilakukan pada kehadira EGTA (salah satu bahan yang digunakan pada penelitian ini) mengindikasikan bahwa Ca2+ tidak diperlukan untuk pergerakan manik, serat otot polos berkulit dimana baik kalsium intensif rantai terang myosin kinase digunakan atau dimana myosin di prefosforilasi dengan gamma-S-ATP yang tahan terhadap fosfatase dan mengijinkan tegangan dibentuk pada ketiadaan kalsium. Ada bukti, bagaimanapun bahwa pengukuran sistem perngaturan kedua melibatkan Ca mungkin bekerja/beroperasi pada otot halus. Alminya sistem ini tidak diketahui pada kehadiran tetapi mungkin melibatkan Ca2+ langsung berikatan ke myosin atau filament tipis protein regular.

You might also like