You are on page 1of 78

EKOSISTEM

PERAIRAN TAWAR

DISUSUN OLEH:
INDRA GUMAY YUDHA (indra_gumay@yahoo.com)
JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG, INDONESIA
HABITAT AIR TAWAR:
„ HABITAT LENTIK (TENANG):
„ Danau
„ Kolam
„ Rawa
„ Pasir Terapung
„ HABITAT LOTIK (MENGALIR)
„ Mata Air
„ Aliran Air (Brook Creek)
„ Sungai
CONTOH LENTIK :

Rawa Bakung, Tulang Bawang

Rawa Pacing, Tulang Bawang Bendungan Batutegi,


CONTOH LOTIK :

Sungai Way Sekampung di


sekitar Kec. Jabung, Lamtim Creek 1

Creek 2 Creek 3
FAKTOR-FAKTOR PEMBATAS DI
PERAIRAN TAWAR:
1. SUHU
À Meskipun suhu air lebih stabil daripada suhu udara,
tetapi suhu air tetap merupakan faktor pembatas
karena kebanyakan organisme perairan bersifat
stenothermal
2. KECERAHAN/KEJERNIHAN
À Kekeruhan dapat disebabkan oleh partikel liat dan
lumpur yang merupakan faktor pembatas
produktivitas.
À Kekeruhan juga dapat disebabkan plankton dan
organisme lain dan hal ini merupakan indikator/
indeks kesuburan perairan.
3. ARUS/ALIRAN AIR
À Arah arus merupakan faktor pembatas
À Arus menentukan distribusi gas, garam, dan
organisme kecil
4. KONSENTRASI GAS PERNAPASAN
À Konsentrasi CO2 dan O2
5. KONSENTRASI GARAM BIOGENIK
À Hubungannya dengan pengaturan tekanan
osmoregulasi
A. Ikan air tawar:
- Hipertonik
- Tidak minum
- Urin hipotonik berlebihan

B. Ikan Laut:
- Hipotonik
- Minum air laut
- Urin kurang & agak hipotonik

Organisme laut tdk pernah


berhasil masuk ke lingk. air tawar
KLASIFIKASI EKOLOGIS
ORGANISME AIR TAWAR
1. Berdasarkan NICHE
dalam rantai makanan

A. Autotrof (Produsen)
ƒ Tanaman Hijau
ƒ Organisme Kemosintetik
B. Phagotroph (Konsumen Makro)
ƒ Herbivora
ƒ Predator
ƒ Parasit
C. Saprotroph (Konsumen Mikro/Pengurai)
RANTAI MAKANAN DI PERAIRAN TAWAR
2. Berdasarkan bentuk
kehidupan/kebiasaan hidup
A. Bentos
ƒ Organisme yg melekat atau beristirahat pada dasar
atau hidup di dasar endapan
ƒ Terdiri dari:
ƒ filter feeder (ex: kerang)
ƒ Deposit feeder (ex: siput)
B. Periphyton
ƒ Organisme (hewan dan tumbuhan) yg hidupnya
menempel pada batang dan daun tumbuhan air, atau
benda lainnya
C. Plankton
ƒ Organisme perairan yang hidupnya melayang dan
pergerakannya bergantung pada arus air.
D. Nekton
ƒ Organisme perairan yg memiliki kemampuan
gerak secara aktif dan tidak bergantung
pada arus.
ƒ Contoh: ikan, amfibi, serangga air yg besar
E. Neuston
ƒ Organisme yg beristirahat atau berenang
pada permukaan perairan
Pembagian Plankton
1. Per Biologis:
À Phytoplankton (tumbuhan)
À Zooplankton (hewan)
2. Per stadia hidup :
À Meroplankton : Sebagian daur hidupnya
berupa plankton. Ex. Larva ikan, larva
kepiting, larva udang.
À Holoplankton: Seluruh daur hidupnya
berupa plankton
Larva ikan merupakan meroplankton dan juga
zooplankton
3. Per Ukuran
À Megaplankton : > 2,0 mm
À Makroplankton: 0,2-2,0 mm
À Mikroplankton: 20 μm – 0,2 mm
À Nanoplankton : 2 μm - 20 μm
À Ultraplankton: < 2 μm
Right - Biologist using a
vertical tow net to collect
a plankton sample from
Bighorn Lake, Montana,
to help assess lake
productivity.
3. BERDASARKAN HABITAT
HIDUPNYA
PADA HABITAT LENTIK
1. Zona Litoral
ƒ Daerah perairan yg dangkal di tepi danau, di mana
penetrasi cahaya matahari biasanya sampai ke
dasar perairan.
2. Zona Limnetik
ƒ Perairan tengah danau dari permukaan sampai
dengan kedalaman penetrasi cahaya matahari efektif
(pd tingkat kompensasi cahaya) di mana fotosintesis
sama dengan respirasi.
3. Zona Profundal
ƒ Dasar perairan dan kolom perairan di atasnya yg
tidak terkena cahaya matahari efektif.
LCL = Light compensation level
= Intensitas cahaya matahari ± 1% dari intensitas
cahaya penuh
Pada Habitat Lotik:
1. Zona Arus Deras:
ƒ Daerah dangkal dan kecepatan
arus cukup tinggi, shg dasar
perairan padat & tdk ada
endapan.
ƒ Organisme yg hidup:
ƒ Bentos yg telah beradaptasi
ƒ Periphyton yg melekat kuat
ƒ Ikan yg dpt berenang kuat

2. Zona Arus Lambat:


ƒ Daerah perairan yg dalam &
kecepatan arus sudah
berkurang, shg terjadi proses
pengendapan dan dasar
perairan lunak.
ƒ Organisme yg hidup:
ƒ Plankton
ƒ Nekton penggali
ƒ Bentos di dasar endapan
FLORA DAN FAUNA
AIR TAWAR
1. TUMBUHAN / FLORA:
ƒ Ganggang : Produsen I
ƒ Spermatophyta Akuatik: Produsen II
2. FAUNA :
ƒ Moluska Penyusun
ƒ Serangga air
Biomass
ƒ Udang-udangan
Terbesar
ƒ Ikan

ƒ Annelida, Rotifera, Protozoa & cacing :


3. SAPROTROF:
ƒ Bakteri air
ƒ Jamur air
I. KOMUNITAS LENTIK
A. Sifat Komunitas di Zona
Litoral
1. PRODUSEN ada 2 tipe:
A. Tumbuhan Berakar (Bentik) ; Divisio Spermatophyta:
ƒ Typha - Pomatogeton diversifolia
ƒ Scirpus - Pomatogeton pectinalis
ƒ Sagittaria - Chara
ƒ Nymphaea
B. Fitoplankton; jenis-jenis ganggang:
ƒ Spyrogyra - Richteriella
ƒ Zygnema - Closterium
ƒ Scenedesmus - Navicula
ƒ Coelastrum - dll
Typha
Scirpus

Chara spp

Sagittaria latifolia Nymphaea nauchali


JENIS-JENIS PHYTOPLANKTON

Spirogyra
Coelastrum

Scenedesmus Navicula
Zygnema
Bila danau/kolam tercemar dgn nutrisi
berlebihan (eutrofikasi):

Ganggang berbentuk benang (ex: Spyrogyra &


Zygnema) melimpah pada permukaan air

Berpengaruh thd ketersediaan O2 di air:


• O2 hasil fotosintesis lepas ke udara

• Ketika ganggang mati, dibutuhkan O2 yg banyak


utk menguraikannya

Ketersediaan O2 di air akan menurun, shg dapat


menekan kehidupan di air dan membunuh ikan/biota
air
Zonasi pd Litoral dari pinggir (dangkal) ke
tengah (dalam) berdasarkan pada vegetasi
berakar (Spermatophyta):

1. Zona vegetasi tersembul (emergent


vegetation)
2. Zona vegetasi yg daunnya terapung
3. Zona dgn vegetasi yg tenggelam
1. Zona vegetasi tersembul (emergent vegetation)
ƒ Kondisi ekologis:
ƒ CO2 diambil dari udara, nutrien diperoleh dari sedimen
anaerob pada dasar perairan.
ƒ Vegetasi berfungsi sebagai “pompa nutrien” bagi ekosistem
perairan lentik.
ƒ Contoh vegetasi:
ƒ Typha spp - Sparganium spp
ƒ Scirpus spp - Eleocharis spp
ƒ Sagittaria spp - Pontederia spp
ƒ Vegetasi tsb bersama-sama dgn vegetasi pd zona pinggir
perairan (yg lembab) merupakan mata rantai penghubung
antara lingkungan perairan dan daratan.
ƒ Bermanfaat bagi hewan amfibi dan serangga air sbg tempat
perlindungan dan mencari makan.
Pontederia spp

Sparganium spp

Eleocharis palutris
2. Zona vegetasi yang daunnya terapung

ƒ Kondisi Ekologis:
ƒ Sama dgn zona 1, tetapi
permukaan perairan
biasanya tertutup rapat
oleh daun vegetasi, shg
mengurangi laju
fotosintesis
ƒ Di bawah daun vegetasi
tsb merupakan tempat
istirahat dan meletakkan
telur bagi beberapa biota
air.
ƒ Contoh vegetasi:
ƒ Nymphaea (teratai)
ƒ Brasenia
3. Zona dgn vegetasi tenggelam (submergent
vegetation)

ƒ Daun cenderung tipis dan terbelah-belah


halus sbg adaptasi utk pertukaran nutrisi dan
air.
ƒ Contoh vegetasi:
ƒ Pomatogeton spp - Elode
ƒ Chara - Anacharis
ƒ Ceratophyllum - Najas
ƒ Myriophyllum - Vallisneria
Ceratophillum spp

Myriophyllum aquaticum
Elode

Anacharis Vallisneria
PERMASALAHAN LINGKUNGAN
ƒ Produktivitas Primer pd vegetasi tersembul (zona 1)
cukup tinggi dan dapat menjadi hama/gulma air, shg
mengganggu dalam hal:
ƒ Menyumbat saluran air
ƒ Pendangkalan
ƒ Ketersediaan O2 perairan
ƒ Mengganggu transportasi air (perahu)
ƒ Mengganggu areal pemancingan
ƒ Dll.
PRODUSEN YG BERUPA
VEGETASI TDK BERAKAR

ƒ TERAPUNG
ƒ Berupa plankton pada zona litoral dan limnetik
ƒ TERIKAT/BERASOSIASI pd tanaman
berakar
ƒ Ciri pada zona litoral
ƒ BERADAPTASI utk MENGAPUNG
ƒ Ciri pada zona Limnetik
JENIS-JENIS ALGAE UTAMA

1. DIATOMAE (Bacillariaceae)
2. ALGA HIJAU (Chlorophyta)
3. ALGA HIJAU – BIRU (Cyanophyta)
1. DIATOMAE (Bacillariaceae)

ƒ Bentuk spt kotak dgn cangkang silika.


ƒ Berpigmen kuning atau coklat dalam
kromatofora yg menutupi klorofil
ƒ Merupakan indikator yg baik utk
kualitas air/ pencemaran:
ƒ Jika Diatom melimpah: kualitas air baik
ƒ Jika Diatom menurun: air tercemar

Diatomae
2. ALGA HIJAU (Chlorophyta)
ƒ Bentuk sel tunggal (ex: Desmid)
ƒ Bentuk filamen terapung/terikat
ƒ Bentuk koloni terapung
ƒ Berwarna hijau (klorofil tdk tertutup pigmen lain)
ƒ Contoh: Spirogyra, Zygnema, Oedogonium

Spirogyra Zygnema Oedogonium


3. ALGA HIJAU-BIRU (Cyanophyta)
ƒ Sel tunggal sederhana ataupun
koloni
ƒ Klorofil tersebar dan tertutup oleh
pigmen hijau-biru
ƒ Secara ekologis penting; krn
merupakan indikator pencemaran:
Nostoc
ƒ Biomass yg besar dapat
berkembang pd perairan yg tercemar
ƒ Dapat memfiksasi gas N2 menjadi
NO3
ƒ (ex: Anabaena dan Nostoc)

Anabaena
ƒ Banyak spesies yg tahan terhadap
‘grazing’
ƒ Sisa metabolisme yg dikeluarkan oleh
sel dan hasil penguraian selama
proses pembusukan menimbulkan
racun, berbau busuk dan rasa tidak
enak pada air minum Oscillatoria
ƒ Contoh:
ƒ Anabaena
ƒ Oscillatoria
ƒ Nostoc
ƒ Rivularia
2. Konsumen di zona Litoral

Zona litoral merupakan daerah yg lebih banyak


dihuni oleh berbagai jenis fauna dibandingkan
dgn zona lainnya (limnetik dan profundal)
Kelima kebiasaan hidup (bentos, perifiton,
plankton, nekton, & neuston) terdapat pada
zona litoral
1. Contoh Periphyton:
ƒ Siput kolam
ƒ Nimfa damsel
ƒ Nimfa capung pemanjat
ƒ Rotifera
ƒ Cacing pipih
ƒ Bryozoa
ƒ Hydra
ƒ Larva Kutu
Campeloma_decisum Physa_gyrina

Nimfa Odonata
2. Contoh Bentos:
ƒ Nimfa odonata yg merangkak
ƒ Isopoda
ƒ Nimfa mayfly
ƒ Kerang, cacing (Annelida), siput, Chironomid
dan larva diptera
Nimfa mayfly Mayfly dewasa

Isopoda Asellus sp Chironomus

Nimfa Odonata
3. Contoh Nekton:
ƒ Ikan, amfibi (katak, kura-kura, ular air, dll)
ƒ Larva dan kumbang penyelam (Coleoptera)
ƒ Hemiptera: dytiscid, notonectid
ƒ Larva dan pupa diptera
4. Contoh Zooplankton:

ƒ Cladocera
ƒ Daphnia
ƒ Simocephalus
ƒ Copepoda
ƒ Ostracoda
ƒ Rotifera, dll
5. Contoh Neuston:
ƒ Kumbang Whirligig (famili Gyrinidae)
ƒ Strider air (famili Gerridae)
ƒ Strider air berbahu lebar (famili Veliidae)
B. Sifat Komunitas di Zona Limnetik

PRODUSEN (fitoplankton):
• Diatomae
• Ganggang Hijau
• Ganggang Hijau Biru
• Flagellata Hijau serupa ganggang:
• Dinoflagellata
• Euglenidae
• Volvocidae
Bentuk-bentuk fitoplankton merupakan adaptasi
untuk dapat terapung.
Di daerah temperate (beriklim sedang/ 4 musim) populasi fitoplankton di
danau dan kolam seringkali naik turun tergantung pada musim saat itu.

1. Musim Dingin: 2. Musim Semi: 3. Musim Panas: 4. Musim Gugur:


• Suhu rendah • Suhu & Intensitas • Suhu & Intensitas chy • Suhu mulai menurun,
• Intensitas chy chy matahari matahari meningkat stratifikasi air tdk ada
matahari rendah membaik • Terbentuk stratifikasi • Intensitas chy
• Nutrien tertimbun • Nutrien melimpah massa air akibat matahari menurun
tdk terpakai & dpt perbedaan suhu air • Nutrien dpt
• Populasi fitoplankton dimanfaatkan • Nutrien menurun krn sdh dimanfaatkan
rendah • Populasi habis terpakai dan ada • Populasi fitoplankton
fitoplankton stratifikasi meningkat (bloom)
meningkat • Populasi fitoplankton
(bloom) rendah
KONSUMEN di Zona Limnetik:
„ Zooplankton:
„ Copepoda: Diatomus, Cyclop
„ Cladocera: Diaphanosoma, Sida, Bosmina
„ Nekton: didominasi oleh ikan
C. SIFAT KOMUNITAS di ZONA PROFUNDAL

1. CAHAYA MERUPAKAN FAKTOR


PEMBATAS:
ƒ Organisme zona Profundal tergantung pada
zona Limnetik dan Litoral utk bahan
makanan.
ƒ Zona Profundal memberikan nutrisi yg telah
di “daur ulang” ke zona lainnya oleh arus
maupun organisme yg pindah.
2. KEANEKARAGAMAN KEHIDUPAN
RENDAH
3. KOMUNITAS UTAMA:
ƒ Bakteri dan Jamur
ƒ 3 kelompok konsumen:
a. Cacing darah/larva Chironomid & Annelida
b. Kerang kecil (Fam: Sphaeridae)
c. Larva phantom/ Chaoborus
ƒ Annelida merah melimpah di air yang tercemar
limbah domestik
ƒ Larva Chaobarus (dewasa adl nyamuk diptera):
ƒ Mempunyai 4 kantung udara, 2 pada masing-
masing ujung badan : merupakan bentuk adaptasi
untuk mengapung dan cadangan O2.
4. ORGANISME KEBANYAKAN
MERUPAKAN HOLOPLANKTON
5. ADAPTASI ORGANISME:
ƒ Untuk dapat bertahan terhadap kondisi O2
rendah.
ƒ Terdiri dari bakteri jenis anaerobik
DANAU
1. Asal Mula Terbentuknya Danau:
„ Karena patahan di permukaan bumi dan
diikuti oleh peristiwa klimat.
„ Contoh: Danau Toba
„ Aktivitas Vulkanik
„ Contoh: Danau Lamongan
„ Belokan sungai yang terlalu dalam
„ Depresi tanah kapur
„ Buatan (contoh: Jatiluhur)
2. PROSES SUKSESI DANAU

OLIGOTROFIK

MESOTROFIK

EUTROFIK

DISTROFIK
OLIGOTROFIK MESOTROFIK EUTROFIK DISTROFIK

Makanan sedikit Fotosintesis terbatas Makanan meningkat Bahan organik tinggi


pada permukaan air
Suhu air rendah Sinar matahari Air menjadi hangat
terbatas

Resirkulasi makanan Daya pengendapan Produksi bahan organik


rendah meningkat tinggi

Air jernih Air mulai keruh Air keruh, penetrasi Danau menjadi
cahaya matahari 1-3 m dangkal

Oksigen perairan Oksigen perairan


tinggi terbatas utk proses
pembusukan
Kerapatan biota Keanekaragaman Terbentuk
rendah biologi tinggi komunitas daratan.

Aktivitas biologi Kegiatan biologi mulai Aktivitas biologi Aktivitas biologi


rendah meningkat meningkat menurun
Oligotrophic
Refers to a class of lakes that exhibit low
productivity, low levels of phosphorus and
chlorophyll, few rooted aquatic plants and algae,
deep transparency readings [ 8.0 m (26.5 ft) or
greater] and usually high dissolved oxygen levels
throughout the water column. These lakes are
considered to have excellent water quality.

Mesotrophic
The term mesotrophic describes a middle stage
between oligotrophic (low productivity) and
eutrophic (very productive). This type of lake has
intermediate levels of phosphorus and chlorophyll,
and Secchi disk transparencies of 4m to 8m (13.3
to 26.5 ft.).

Eutrophic
Refers to lakes with high productivity, high levels of
phosphorus and chlorophyll, low Secchi disk
readings, and abundant biomass with a lot of
accumulated organic matter on the bottom.
Eutrophic lakes are susceptible to algal blooms and
oxygen depletion in the hypolimnion.
3. STRATIFIKASI DI DANAU

Perbedaan kepadatan (berat jenis) air yang


disebabkan perbedaan suhu dapat menghasilkan
STRATIFIKASI (lapisan massa air) yang akan
mempengaruhi POLA SIRKULASI AIR
Kategori Pola Sirkulasi Air
1. DIMICTIC:
ƒ Dua musim periode sirkulasi bebas atau teraduk
2. MONOMICTIC DINGIN:
ƒ Suhu air tidak pernah lebih tinggi dari 4°C (daerah
kutub) dan teraduk pada musim panas
3. MONOMICTIC HANGAT:
ƒ Suhu air tidak pernah lebih rendah dari 4°C (daerah
sedang/ temperate yang hangat atau subtropika);
satu periode sirkulasi di musim dingin
4. POLYMICTIC:
ƒ Terus menerus tersirkulasi dengan periode stagnasi
yang singkat.
ƒ Contoh: Danau di daerah pegunungan di ekuator.
5. OLIGOMICTIC :
ƒ Jarang tercampur karena suhunya stabil.
ƒ Contoh: Danau di daerah tropika
6. MEROMICTIC :
ƒ Terjadi stratifikasi secara permanen; kebanyakan
sebagai hasil dari perbedaan kimiawi air pada
hipolimnion dan epilimnion.
Three Water Layers
With stratification in place in a "deep"
lake, we can define three major layers
within the lake.
• Epilimnion, an upper layer of
circulating warm water, usually no
more than 6 m (20 ft) deep, where
dissolved oxygen concentrations are
moderate to high.

• Thermocline, a layer of rapid temperature and oxygen decrease


with depth, often quite thin, separating the upper and lower layers.

•Hypolimnion, a cold, deep-water, non-circulating layer in


which oxygen is low or absent.
Winds blowing over the lake generally
keep the epilimnion stirred by pushing
a quantity of surface water downwind.
This draws a flow of deeper water
upward (upwelling) along the upwind
(windward) shore to replace the pushed
waters. As a result, epilimnion waters
mix, producing generally warm
temperatures and high oxygen content
(important to fish and other creatures)
throughout the layer.

Atmospheric oxygen is added by the air-water interaction to the


oxygen produced within the water by aquatic plants.
The thermocline layer has minimal
mixing, and what does occur is slow, thus
isolating the bottom waters from the
surface zone. Because this region lies
between the epilimnion and hypolimnion,
it is also called the mesolimnion (meso-
meaning "middle").

The hypolimnion is a deep-water stagnant layer where plants alone


cannot produce enough oxygen for the layer's demands. As a result, the
hypolimnion is not only depleted or devoid of oxygen, it often contains
high concentrations of dissolved hydrogen sulphide and other
sulphurous gases, forcing many creatures to move to shallower waters.
I. STRATIFIKASI TERMAL DI DAERAH
SEDANG/TEMPERATE
1. MUSIM PANAS: Periode stagnasi musim
panas.
Air di bagian atas menjadi lebih panas
daripada air bagian bawah, sehingga air
tidak bercampur. Terdapat 3 lapisan
massa air, yaitu:
ƒ Epilimnion (danau bag. atas;
suhu hangat)
ƒ Thermoklin (lapisan air
dimana suhu menurun
drastis dengan
bertambahnya kedalaman)
ƒ Hipolimnion (danau bag.
bawah; suhu dingin)
Lapisan thermoklin berada di bawah jangkauan penetrasi cahaya matahari efektif
(tingkat kompensasi), sehingga pasokan O2 ke hipolimnion terputus karena terhalang
oleh STRATIFIKASI
2. MUSIM GUGUR: Pengembalian (turn
over) musim gugur

ƒ Suhu epilimnion turun sehingga


sama dengan suhu hipolimnion.
ƒ Terjadi sirkulasi massa air dan
O2 dapat mencapai kedalaman
hipolimnion.
3. MUSIM DINGIN:
ƒ Suhu permukaan kurang dari 4°C, air
mengembang dan menjadi lebih dingin
sehingga tetap berada di permukaan dan
membeku.
ƒ Terjadi stratifikasi musim dingin.
ƒ O2 tidak berkurang karena kegiatan
bakteri dan respirasi rendah. Selain itu
O2 lebih banyak larut dalam air pada suhu
rendah.
ƒ Bila salju menutupi es maka akan
menghalangi fotosintesis yg dpt
menyebabkan kekurangan O2 di seluruh
danau dan mengakibatkan kematian ikan
di musim dingin.
4. MUSIM SEMI: Pengembalian (turn
over) musim semi.

ƒ Suhu mulai hangat dan es


mencair sehingga air
permukaan menjadi lebih berat
dan tenggelam.
ƒ Bila suhu permukaan naik
sampai 4°C, danau tersirkulasi
dan O2 dapat tercampur.
II. STRATIFIKASI THERMAL
DI TROPIKA
ƒ Danau di tropika mempunyai suhu permukaan yang
hangat (20-30 °C).
ƒ Terjadi penurunan suhu dengan bertambahnya
kedalaman, sehingga terdapat perbedaan kerapatan
massa air yang menyebabkan stratifikasi yg mantap
sepanjang tahun
ƒ Sirkulasi umumnya tidak teratur dan biasanya terjadi
pada musim yang lebih sejuk (musim hujan)
KLASIFIKASI DANAU

1. SERI OLIGOTROFIK-EUTROFIK
(Diklasifikasikan berdasarkan produktivitas)
„ OLIGOTROFIK:
„ Sedikit makanan
„ Biasanya dalam
„ Hipolimnion > epilimnion
„ Produktivitas primer rendah
„ Tanaman di litoral jarang
„ Kerapatan plankton rendah
„ Hipolimnion tidak kekurangan oksigen
„ Secara geologi “masih muda”
2. EUTROFIK:
ƒ Banyak makanan
ƒ Dangkal
ƒ Produktivitas primer tinggi
ƒ Vegetasi litoral dan kerapatan plankton tinggi
ƒ “Blooming” merupakan ciri utama

You might also like