You are on page 1of 7

A.

Keluarga sebagai perhatian utama dalam keperawatan keluarga


Stuard ( 2001 ) memberikan batasan tentang siapa yang disebut keluarga. Ada 5 sifat keluarga yang dijabarkan antara lain : 1. Keluarga merupakan unit suatu sistem 2. Keluarga mempertahankan fungsinya secara konsisten terhadap perlindungan, makanan dan sosialisasi anggotanya. 3. Dalam keluarga ada komitmen saling melengkapi antar anggota keluarga. 4. Setiap anggota dapat atau tidak dapat saling berhubungan dan dapat atau tidak dapat inggal dalam satu atap. 5. Keluarga bisa memiiki anak ataupun tidak. Ada beberapa alasan yang menjadikan keluarga sebagai pusat perhatian dalam pemberian pelayanan kesehatan antara lain : 1. Keluarga dipandang sebagai sumber daya kritis untuk menyampaikan pesan pesan kesehatan Kasus meningkatnya angka kesakitan akibat DHF membuat pemerintah dengan gencar menggalakkan pemberantasan sarang nyamuk ( PSN ) dalam skala nasional, keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat berperan dalam penyampaian pesan betapa pentingnya PSN agar terhindar dari wabah demam berdarah. 2. Keluarga sebagai satu unit antar anggota dalam keluarga. Keluarga dipandang sebagai kesatuan dari sejumlah anggota keluarga, berada dalam satu ikatan dan salig mempengaruhi. Jika perawata tidak memahami dalam melakukan pengkajian terhadap setiap anggota keluarga maka perawat tersebut tidak akan dapat data yang dibutuhkan, mengingat data anggota keluarga yang satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi. Contoh :

Jika salah satu anggota keluarga ingin melanjutkan sekolah di luar negeri dan ia harus meninggalkan orang-orang yang selama ini di anggap dekat, maka hal tersebut akan berdampak pada orang yang meninggalkan ataupun orang-orang yang ditinggalkan. Perubahan yang terjadi bsia dimulai dengan menurunnya nafsu makan, kesedihan yang berlarut, dll.

3. hubungan yang kuat dalam keluarga dengan status kesehatan anggotanya Peran keluarga sangat penting dalam tahapan tahapan perawatan kesehatan, mulai dari tahapan peningkatan kesehatan, pencegahan , pengobatan sampai dengan rehabilitasi. Contoh : Keluarga yang peduli akan kesehatan, maka ia akan memperhatikan pemberian makanan dengan gizi seimbang pada anggotanya. Memberikan imunisasi sebagai upaya pencegahan pada anak anaknya. 4. keluarga sebagai tempat penemuan kasus dini Adanya masalah kesehatan pada salah satu anggota keluarga akan memungkinkan munculnya factor resiko pada anggota keluarga lainnya. Contoh : Pada keluarga ditemukan kasus TB pada anak sulungnya, ternyata selain itu perawat juga menemukan kasus tersebut pada kedua adiknya. 5. individu dipandang dalam konteks keluarga Seorang dapat mencapai pemahaman yang lebih jelas terhadap individu dan fungsinya apabila individu individu tersebut dipandang dalam korteks keluarga mereka. 6. keluarga sebagai sumber pendukung bagi anggota keluarga lainnya Contoh :

Anak usia sekolah yang mendapat bimbingan belajar dari orang tuanya akan jauh lebih berhasil dibandingkan jika tidak mendapatkan bimbingan saat belajar dari kedua orang tuanya.

B. Tingkatan Praktik Keperawatan Keluarga


1. Keluarga sebagai konteks Pada asuhan keperawatan tingkatan pertama ini yang menjadi focus pelayanan kesehatan adalah individu, sedangkan keluarga merupakan latar belakang atau focus sekunder. Keluarga dipandang sebagai area yang penting dari klien dan oleh karena itu keluarga merupakan dukungan terbesar bagi klien. Atau dengan kata lain asuhan yang berfokus pada keluarga. Contoh : Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An.T ( 5 th ) dikeluarga TN.A ( 65 th ) dengan gizi buruk. Contoh : Gangguan pola napas pada An.E ( 2 th ) dikeluarga Tn.N ( 29 th ) dengan Asma. 2. Keluarga dipangdang sebagai kumpulan atau jumlah anggota keluarganya secara individu Asuhan keperawatan diberikan bukan hanya pada satu individu tetapi bisa lebih dalam suatu keluarga. Dalam tingkatan ini garis depannya adalah masing masing klien yang dilihat sebagai unit terpisah dengan unit yang interaksi. Contoh : Tidak efektifnya bersihan jalan napas pada An.C ( 14 th ) dan An.H ( 7 th ) di keluarga Tn.O ( 45 th ) dengan ISPA. Contoh :

Gangguan keseimbangan cairan elektrolit pada An.D ( 4 th ) dan An.E ( 6 th ) di keluarga Tn.K ( 45 th ) dengan diare.

3. subsistem keluarga sebagai klien Subsistem keluarga adalah pusat perhatian atau focus sebagai penerima pengkajian serta intervensi. Keluarga inti, keluarga besar, dan subsistem keluarga lainnya adalah unit analisis dan asuhan. Contoh : Masalah yang muncul pada sebuah keluarga yang tidak mempersiapkan sibling dengan baik anak anaknya, sering kali terjadi rebutan perhatian antar anak satu dengan anak yang lain. Contoh : Masalah pada keluarga yang diawali dengan komunikasi yang tidak efektif antar anggota keluarganya. Contoh : Kesalah pahaman yang terjadi pada pasangan baru menikah terhadap peran dan fungsinya masing masing. 4. Keluarga sebagai klien Keluarga dipandang sebagai klien atau focus keperawatan, keluarga menjadi bagian depan sedangkan anggota keluarga yang lain menjadi latar belakang. Contoh : Masalah yang timbul pada sebuah keluarga dikarenakan koping keluarga kurang efektif saat menunggu kehadiran anggota keluarga yang baru.

C. Peran Perawat Keluarga

Sebagai kekhususan perawat keluarga memiliki peran yyang cukup banyak dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga diantaranya: 1. Peran perawat sebagai pendidik/educator Perawat memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga dalam rentang sehat sakit. Contoh : a. Pendidikan kesehatan tentang pentingnya imunisasi pada balita. b. Mengajarkan pencegahan ISPA pada ibu dengan anak anak yang beresiko terserang ISPA. c. Mengajarkan cara membersihkan kotoran pada hidung anak saat anak terserang batuk pilek. 2. Peran perawat sebagai penghubung /coordinator/kolaborator Dalam menjalankan peran ini,perawat mengkoordinasikan keluarga dengan pelayanan kesehatan. Contoh : a. Perawat membantu dan membimbing keluarga yang diketahui terserang TB untuk memdapatkan pengobatan TB paru di puskesmas. b. Perawat bersama keluarga menentukan siapa individu yang akan dijadikan sebagai orang yang selalu mengingatkan anggota keluarga dengan TB untuk makan obat. 3. Peran perawat sebagai pelindung/advocate Perawat memberikan perlindungan atas kesamaan keluarga dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Contoh :

Perawat membantu keluarga dalam pengurusan surat keterangan tidak mampu dalam rangka mendapatkan dana kesehatan melaui jaring pengaman kesehatan pada keluarga miskin. 4. Peran perawat sebagai pemberi pelayanan langsung Perawat memberikan pelayanan kesehatan langsung pada keluarga. Contoh : Mengajarkan pada keluarga pembuatan obat pereda batuk pilek dengan perasan jeruk nipis yang dicampur madu. 5. Peran perawat sebagai konselor Perawat memberikan beberapa alternative pemecahan masalah berkaitan dengan masalah yang dihadapi keluarga tanpa harus ikut dalam pengambilan keputusan keluarga tersebut. Contoh : a. Perawat keluarga memberikan beberapa alternative alat kontrasepsi yang akan dipilih pasangan muda, dengan keputusan tetap ada pada pasangan muda tersebut. b. Perawat keluarga memberikan informasi jenis pelayanan kesehatan yang bisa dikunjungi keluarga. 6. Peran perawat sebagai modifikator lingkungan Contoh : Perawat memberikan pandangan yang jelas bagaimana lingkungan yang aman pada keluarga dengan lansia yang sudah menurun penglihatannya, seperti halnya hanya lantai yang dibuat tidak licin, penataan peralatan rumah tangga yang rapi, diberikan pegangan ke ruangan lansia ataupun ke kamar mandi. Contoh :

Perawat memberiakan penjelasan berkaitan dengan bagaimana mencegah anak terkena ISPA dengan tidak memberikan jajanan sembarang, orang tua khususnya ibu membuat makanan tambahan yang menarik dengan gizi seimbang.

You might also like