You are on page 1of 7

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi yang semakin meningkat saat ini terasa sangat kompleks dampaknya. Disatu pihak perkembangan itu memberikan manfaat-manfaat dan kemudahankemudahan pada tenaga manusia, tetapi dilain pihak menimbulkan masalah-masalah yang membutuhkan perhatian khusus. Hal tersebut mendorong manusia mengerahkan segenap potensi untuk mengembangkan diri dan memanfaatkan fasilitas serta sumber daya yang ada. Bekerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan itu bermacam-macam, berkembang dan berubah, bahkan sering kali tidak disadari oleh pelakunya. Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang ingin dicapai dan orang berharap aktivitas kerja yang dilakukannya akan membawakan suatu keadaan yang lebih memuaskan dari sebelumnya. Perkembangan teknologi yang semakin maju mendorong Indonesia mencapai tahap industrialisasi, yaitu adanya berbagai macam industri yang ditunjang dengan teknologi maju dan modern. Salah satu konsekuensi dari perkembangan industri yang sangat pesat dan persaingan yang ketat antar perusahaan di Indonesia sekarang ini adalah tertantangnya proses produksi kerja dalam perusahaan supaya terus menerus berproduksi selama 24 jam. Dengan demikian diharapkan ada peningkatan kualitas dan kuantitas produksi untuk mencapai keuntungan yang maksimal. Peranan manusia dalam industri tidak dapat diabaikan karena sampai saat ini dalam proses produksi masih terdapat adanya ketergantungan antara alat-alat kerja atau mesin dengan manusia, atau dengan kata lain adanya antara manusia, alat dan bahan serta lingkungan kerja Interaksi antara manusia, alat dan bahan, serta lingkungan kerja menimbulkan beberapa pengaruh terhadap tenaga kerja. Pengaruh atau dampak negatif sebagai hasil samping proses industri merupakan beban tambahan dari tenaga kerja, yang bisa menimbulkan kelelahan kerja.

1 Laporan Praktikum Kelelahan Kerja Kelompok II

Pengukuran kelelahan kerja terbagi atas 2 macam yaitu pengukuran secara objektif dan pengukuran secara subyektif. Secara obyektif dapat dilakukan dengan

menggunakan alat ukur untuk mengukur kelelahan kerjasalah satunya Pengukuran waktu reaksi. Waktu reaksi yang diukur dapat merupakan reaksi sederhana atas rangsangan tunggal atau reaksi-reaksi yang memerlukan koordinasi. Biasanya waktu reaksi adalah jangka waktu pemberian suatu rangsangan sampai pada suatu saat kesadaran atau dilaksanakannya kegiatan tertentu. Pengukuran waktu reaksi dapat dilakukan dengan reaction timer. Reaction Timer merupakan alat untuk mengukur tingkat kelelahan berdasarkan kecepatan waktu reaksi terhadap rangsang cahaya dan rangsangan bunyi. Prinsip kerja dari alat ini adalah memberikan rangsang tunggal berupa signal cahaya atau suara yang kemudian direspon secepatnya oleh tenaga kerja, kemudian dapat dihitung waktu reaksi tenaga kerja yang mencatat waktu yaang dibutuhkan untuk merespon signal tersebut.

1.2 Tujuan Praktikum 1. Mengukur tingkat kelelahan kerja dengan reaction timer. 2. Menentukan tingkat kelelahan kerja berdasarkan standar kelelahan kerja.

2 Laporan Praktikum Kelelahan Kerja Kelompok II

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Jenis Praktikum Praktikum pengukuran kelelahan kerja ini merupakan praktikum laboratorium. 2.2 Waktu Praktikum Praktikum dilaksanakan pada hari Kamis 12 Mei 2011 pada pukul 14.00 16.00 WITA 2.3 Bahan dan Alat a. Reaction timer b. Alat tulis c. Kamera dokumentasi 2.4 Langkah Pengukuran Adapun cara mengukur adalah sebagai berikut: 1. Hidupkan alat dengan sumber tenaga (listrik/baterai) 2. Hidupkan alat dengan menekan tombol on/off pada on(hidup) lv 3. Reset angka penampilan sehingga menunjukkan angka 0,000 dengan menekan tombol 0 4. Pilih rangsang cahaya dengan menekan tombol cahaya, pilih rangsangan bunyi dengan menekan tombol bunyi. 5. Subyek yang akan diperiksa diminta menekan tombol subyek (kabel hitam) dan diminta secepatnya menekan tombol setelah melihat cahaya ataupun mendengar bunyidari sumber rangsang. 6. Untuk memberikan rangsang, pemeriksa menekan tombol pemeriksa (kabel biru) 7. Setelah diberi rangsang, subyek menekan tombol maka pada layar kecil akan menunjukkan angka waktu reaksi dengan satuan mili detik. 8. Pemeriksan diulangi sampai 20 kali 9. Data yang dianalisa (diambil rata-ata) yaitu skor hasil 10 kali pengukuran ditengah (5 kali pengukuran diawal dan diakhir dibuang) 10. Setelah selesai pemeriksaan matikan alat dengan menekan tombol on/off pada off dan lepaskan dari sumber tenaga.
3 Laporan Praktikum Kelelahan Kerja Kelompok II

11. Hasil pengukuran dibandingkan dengan standar pengukuran kelelahan yaitu a. Normal : waktu reaksi 150,0 240,0 mili detik detik

b. Kelelahan Kerja Ringan (KKR) : waktu reaksi >240,0 - <410,0 mili

c. Kelelahan Kerja Sedang (KKS) : waktu reaksi >410,0 <580,0 mili detik d. Kelelahan Kerja Berat KKB) : waktu reaksi 580,0 mili detik.

2.5 Hasil Pengukuran Pengukuran Probandus I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total Rata-rata 374.4 312.8 288.4 238.5 325.7 225.3 212.4 238.4 263.2 250.3 300.8 187.4 300.9 212.4 212.7 250.0 263.2 225.8 238.0 288.3 2403.8 240,38 Probandus II 274.9 287.4 212.4 262.7 212.4 300.4 225.2 250.3 275.3 262.8 250.0 325.3 300.4 200.4 363.0 225.7 263.5 200.8 225.4 313.6 2753.1 275,31 Probandus III Probandus IV 325.7 650.6 462.8 376.1 487.9 287.4 738.2 350.9 600.4 388.1 300.8 425.0 237.7 225.7 363.0 625.6 713.2 413.0 512.5 312.9 3917.2 391.72 313.2 587.7 438.6 225.3 400.0 350.8 438.0 300.0 889.1 287.9 413.4 501.2 463.4 363.0 588.1 275.4 362.9 325.3 400.5 300.5 4594.9 459.49
4 Laporan Praktikum Kelelahan Kerja Kelompok II

2.6 Pembahasan Hasil dari pengkuran kelelahan kerja yang telah dilakukan selanjutnya dibandingkan dengan standar pengukuran kelelahan kerja untuk mengetahui tingkat kelelahan kerja probandus. Standar pengukuran kelelahan kerja yaitu : a) Normal : waktu reaksi 150,0 240,0 mili detik detik

b) Kelelahan Kerja Ringan (KKR) : waktu reaksi >240,0 - <410,0 mili

c) Kelelahan Kerja Sedang (KKS) : waktu reaksi >410,0 <580,0 mili detik d) Kelelahan Kerja Berat KKB) : waktu reaksi 580,0 mili detik.

Berdasarkan hasil pengukuran kelelahan kerja yang telah dilakukan kepada 4 probandus, maka dapat terlihat bahwa Probandus 1 mengalami kelelahan kerja ringan dengan rata-rata 240,38, Probandus II juga mengalami kelelahan kerja ringan dengan ratarata 257, 31. Probandus III dengan rata-rata pengukuran 391.72 mengalami kelelahan kerja ringan, sedangkan Probandus IV mengalami kelehan kerja sedang dengan rata-rata pengukuran 459,49.

5 Laporan Praktikum Kelelahan Kerja Kelompok II

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pengukuran kelelahan kerja yang telah dilakukan kepada 4 probandus, maka dapat terlihat bahwa Probandus 1 mengalami kelelahan kerja ringan dengan rata-rata 240,38, Probandus II juga mengalami kelelahan kerja ringan dengan ratarata 257, 31. Probandus III dengan rata-rata pengukuran 391.72 mengalami kelelahan kerja ringan, sedangkan Probandus IV mengalami kelehan kerja sedang dengan rata-rata pengukuran 459,49.

3.2 Saran a. Bagi Mahasiswa 1. Mahasiswa sebaiknya sarapan pagi terlebih dahulu sebelum beraktifitas 2. Mengkonsumsi makanan yang bergizi 3. Menghindari tidur malam di atas pukul 22.00 4. Mengupayakan waktu istirahat di sela-sela kegiatan belajar atau perkuliahan. 5. Menghindari stress akibat belajar dan rutin berolahraga.

6 Laporan Praktikum Kelelahan Kerja Kelompok II

Daftar Pustaka

http://blog.uny.ac.id/noorfitrihana/2008/08/13/kelelahan-kerja/ http://ehsablog.com/teori-penyebab-kecelakaan-kerja.html http://hiukencana.wordpress.com/2010/03/31/kelelahan-kerja-occupational-fatigue/ http://nonameface.wordpress.com/2008/07/25/kelelahan-kerja-occupational-fatigue/ http://opiniohopini.blogspot.com/2010/06/kelelahan-kerja.html http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/kerja-dan-keletihan-ergonomi-2/

7 Laporan Praktikum Kelelahan Kerja Kelompok II

You might also like