You are on page 1of 58

Klasifikasi Kanker Payudara Berdasarkan WHO Histologi Classification Of Breast Tumor

Non Invasif (blm menembus membran basal)


Non invasive ductal carcinoma Lobular karsinoma in situ

Invasif

Karsinoma invasif duktal Karsinoma invasif lobular Karsinoma mucinus Karsinoma papillary Karsinoma tubular Karsinoma adenoid cystic Karsinoma sekretori (juvenile)

Pagets disease of the nipple

Baik DCIS maupun LCIS dibatasi o/ membran basal dan tidak menginvasi stroma atau saluran limfovaskular LCIS
Biasanya meluas, tp tdk mengubah struktur dasar lobulus Ditemukan secara tidak sengaja

Non-invasif

DCIS
Cenderung mengisi, mendistorsi, dan membuka lobulus yg terkena shg tampaknya membuka melibatkan rongga mirip-duktus, sering bermetastasis Deteksi ditandai dgn terbentuknya massa yg dpt diraba atau discharge putting payudara Prognosis baik, 97% bertahan hidup lama

1/3 perempuan dg LCIS akhirnya menderita karsinoma tipe invasif di kedua payudara tipe lobular

Gambaran Histologi:
Pola arsitektur beragam, spt solid, kribiformis, papilaris, mikropapilaris dan clinging, mgkn dgn nekrosis Gbran nukleus bervariasi dari derajat rendah dan monomorfik hingga derajat tinggi dan heterogen Sering disertai kalsifikasi krn bahan sekretorik atau debris nekrotik yg mengalami kalsifikasi

Gambaran Histologi:
Gbran uniform Sel bersifat monomorf dgn nukleus polos bundar dan tdp dlm kelompok kohesif di duktus dan lobulus

INVASIF
Karsinoma Duktus Invasif
Karsinoma tanpa tipe khusus sinonim untuk karsinoma duktus Kanker tipe ini berkaitan dengan DCIS, kadang2 ditemukan LCIS Sebagian besar karsinoma duktus menimbulkan respon desmoplastik, yg menggantikan lemak payudara normal (mghslkan densitas pd mamograf) dan membentuk massa yg teraba keras Mgkn ditemukan invasi ke rongga limfovaskular atau di sepanjang saraf. Kanker tahap lanjut dpt menyebabkan kulit cekung (dimpling), retraksi puting payudara atau fiksasi ke dinding dada 70-80% kanker masuk ke dlm kategori ini 2/3 tumor mengekspresikan reseptor estrogen dan progestagen 1/3 mengekspresikan ERBB2 secara berlebihan

INVASIF
Karsinoma Inflamasi
Didefinisikan berdasarkan gambaran klinis berupa payudara yg membesar, bengkak, dan eritematosa, biasanya tanpa teraba adanya massa Karsinoma penyebab umumnya bukan tipe khusus dan menginvasi secara difus parenkim payudara Tersumbatnya saluran limfe dermis oleh karsinoma merupakan gbran klinis Sebagian besar tumor ini telah bermetastasis jauh Prognosis buruk

INVASIF
Karsinoma Lobulus Invasif
Terdiri atas sel yg secara morfologik identik dgn sel pd LCIS Sel-sel scr sendiri2 menginvasi stroma dan sering tersusun membentuk rangkaian. Kadang2 sel-sel tsb mengelilingi asinus atau duktus yg tampak normal atau karsinomatosa, menciptakan apa yg disebut bulls eye (mata sapi) Sebagian tumor bermanifestasi sbg massa yg dpt diraba dan densitas pd mamografi, sbgn mgkn memiliki pola invasi difus tanpa respon desmoplastik Karsinoma lobulus sering bermetastasis ke cairan serebrospinal, permukaan serosa, ovarium, dan uterus, serta sumsum tulang Ca lobulus lebih sering bersifat multisentrik dan bilateral (10%-20%) <20% dari semua kanker payudara Hampir semua ca mengekspresikan reseptor hormon, tetapi ekspresi ERBB2 jarang atau tidak terjadi

INVASIF
Karsinoma Medular
Karsinoma yg jarang dan hanya sekitar 2% dari kasus Terdiri atas lembaran sel anaplastik dengan tepi berbatas tegas. Sering disangka fibroadenoma Terdapat infiltrat limfoplasmatik yg mencolok Ca medular atau Ca mirip-medular, meningkat frekuensinya pada perempuan dengan mutasi BRCA1 Karsinoma ini tidak memiliki reseptor hormon dan tidak mengekspresikan ERBB2 secara berlebihan

Karsinoma koloid (musinosa)


Jarang Sel tumor menghasilkan banyak musin ekstrasel yg merembes ke dlm stroma di sekitarnya Tumor ini sering bermanifestasi sbg sirkumskripta dan mungkin disangka fibroadenoma Tumor biasanya lunak dan gelatinosa Sebagian mengekspresikan reseptor hormon dan bbrp mgkn mengekspresikan ERBB2 secara berlebihan

INVASIF
Karsinoma Tubulus
Jarang bermanifestasi sbg massa yg dapat diraba tp merupakan penyebab 10% karsinoma invasif Pd mamografi, tumor tampak sebagai densitas iegular. Mikroskopis:
Terdiri atas tubulus yg berdiferensiasi baik dengan nukleus derajat-rendah

Jarang tjd metastasis ke KGB Prognosis baik Hampir semua karsinoma tubulus mengekspresikan reseptor hormon dan sangat jarang mengekspresikan ERBB2 scr berlebihan

INVASIF
Mammary Pagets Disease
Disebabkan oleh perluasan DCIS ke duktus laktiferosa dan ke dalam putting susu di dekatnya. Sel ganas merusak sawar epidermis normal shg cairan ekstrasel dpt keluar ke permukaan. Gbran klinis berupa eksudat berkeropeng unilateral di atas putting susu dan kulit areola.

Sistem TMN
T = Tumor size

N = Node atau Kelenjar getah bening regional

M = Metastasis

Ukuran Tumor

Palpable Lymph Node


Palpable lymph node (N) N0 Interpretasi Kanker belum menyebar ke lymph node.

N1
N2

Kanker telah menyebar ke axillary lymph node ipsilateral dan dapat digerakkan.
Kanker telah menyebar ke axillary lymph node ipsilateral dan melekat satu sama lain atau melekat pada struktur lengan. Teraba KGB aksila yang terfiksasi. Secara klinis metastase hanya dijumpai pada KGB mamari interna ipsilateral dan tidak terdapat metastase pada KGB aksila. Metastase Pada KGB infraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa keterlibatan KGB. Metastase pada KGB infraklavikula ipsi lateral. Metastase pada KGB mamaria interna ipsilateral dan KGB aksila. Metastasse pada KGB supraklavikula.

N2a N2b

N3 N3a N3b N3c

Nodul
N0 Tidak teraba kelenjar limfe di ketiak homolateral

N1

Teraba di ketiak homolateral kelenjar limfe yang dapat digerakkan N1a : kel. Limfe yg diduga bukan anak sebar N1b : kel. Limfe yg diduga anak sebar

N2

Kelenjar limfe ketiak homolateral, berlekatan satu sama lain atau melekat ke jaringan sekitarnya Kelenjar limfe infra- dan supraklavikular homolateral

N3

Metastase
Metastase (M) Mx M0 M1 Interpretasi Metastase jauh belum dapat dilihat Tidak ada metastase ke organ yang jauh Metastase ke organ jauh

Stadium Klinis
Stadium klinis
Stadium 0 Stadium 1 Tis N0 M0 T1 N0 M0

Stadium IIA

Stadium IIB Stadium IIIA

T0 N1 M0 T1 N1 M0 T2 N0 M0 T2 N1 M0 T3 N0 M0
T0 N2 M0 T1 N2 M0 T2 N2 M0 T3 N1 M0 T3 N2 M0 T4 N0 M0 T4 N1 M0 T4 N2 M0 Semua T N3 M0 Semua T Semua N M1

Stadium IIIB

Stadium IIIC Stadium IV

PATOFISIOLOGI
A) B) C) D) E) Pengaturan Replikasi Sel Protoonkogen dan Onkogen Gen- gen Supresor Tumor Gen- gen yang Mengatur Apoptosis Gen- gen Perbaikan DNA

Patofiologi Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi yang tidak terkendali. Di dalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal.

Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase: Fase induksi: 15-30 tahun Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun sampai bisa merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Fase in situ: 1-5 tahun Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi precancerous. Fase invasi Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi melalui membrane sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe. Fase diseminasi: 1-5 tahun Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-tempat lain bertambah.

PATOGENESIS
Perubahan genetik: Ekspresi berlebihan protoonkogen ERBB2 Pengaruh Hormon, yaitu ketidakseimbangan hormon

Mutasi BRCA1 pd kromosom 17q21.3


Mutasi BRCA2 pd kromosom 13q1213 Amplifikasi gen RAS dan MYC Mutasi gen penekan tumor RB1 dan TP53

pajanan estrogen yg tinggi


Mergsg pembentukan faktor pertumbuhan o/ sel epitel payudara normal dan o/ sel kanker

Faktor lingkungan: iradiasi dan estrogen eksogen

Proliferasi berlebihan sel2 payudara Metastasis ke paru, tulang, hati, otak, limpa, dan hipofisis

Dihipotesiskan bahwa reseptor estrogen dan progesteron secara normal terdapat di epitel payudara, mungkin berinteraksi dengan promotor pertumbuhan spt, transforming growth factor (berkaitan dgn faktor pertumbuhan epitel), PDGF dan faktor pertumbuhan fibroblas yg dikeluarkan oleh sel kanker payudara, utk menciptakan suatu mekanisme autokrin perkembangan tumor Morfologi kanker payudara yg cenderung melekat ke otot pektoralis dan fasia dalam dinding dada menyebabkan terjadinya fiksasi lesi serta melekat ke kulit di atasnya yg menyebabkan retraksi dan cekungan kulit atau puting payudara Keterlibatan jalur limfatik dpt menyebabkan limfedema lokal. Pada kasus ini, kulit mengalami

MANIFESTASI KLINIS
yang umum dapat dilihat dan dirasakan: 1. Timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan, makin lama benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak beraturan 2. Bentuk, ukuran atau berat salah satu payudara berubah 3. Timbul benjolan kecil dibawah ketiak 4. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu 5. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk 6. Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting susu tertekan ke dalam

PENEGAKAN DIAGNOSIS
Anamnesis:
Umur>30 tahun Anak pertama lahir pada usia ibu>35 tahun (2x) Tidak kawin Menarche<12 tahun Menopause terlambat >55 tahun Pernah operasi tumor jinak payudara Mendapat terapi hormonal yg lama Adanya kanker payudara kontralateral Operasi ginekologi Radiasi dada Riwayat keluarga

Anamnesis:
Jumlah anak, disusukan atau tidak Riwayat penyakit kanker dalam keluarga Obat2an yg pernah dipakai terutama yg mengandung hormonal Penurunan nafsu makan Penurunan BB

PENEGAKAN DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik
Payudara dipengaruhi o/ hormonal shg pemeriksaan payudara sebaiknya dilakukan saat pengaruh hormonal seminimal mgkn, yaitu + 1 mggu dari hari pertama menstruasi Inspeksi: pasien dlm keadaan duduk
Simetri payudara kiri-kanan Kelainan papila; letak dan bentuknya Retraksi puting susu Kelainan kulit, tanda2 radang Peau d orange, dimpling, ulserasi

Pemeriksaan Fisik
Palpasi: pasien dlm keadaan berbaring
Lokasi tumor mnrt kuadran payudara Ukuran tumor bisa kecil/besar, konsistensi padat keras, batas tidak tegas Mobilitas tumor thd kulit dan m.pektoralis atau dinding dada jika invasif biasanya Pemeriksaan pembesaran KGB Kriteria inoperabilitas Haagensen:
Terdapat edema luas pd kulit payudara (lbh dr 1/3) Adanya nodul satelit pada payudara Nodul parasternal, nodul supraklavikular Edema lengan Adanya metastasis jauh Terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced: Ulserasi kulit Kulit terfiksir pada dinding thoraks KGB aksila >2,5 cm KGB aksila melekat satu sama lain

PENEGAKAN DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang
Biopsi (diagnosis pasti): FNAB Mammografi:
Dpt mendeteksi tumor yg tidak teraba dg palpasi shg baik u/ skrining dan dx. dini adanya proses keganasan akan memberikan tanda primer dan sekunder
Primer: fibrosis reaktif, comet sign, mikrokalsifikasi Sekunder: retraksi, penebalan kulit, bertambahnya vaskularisasi, perubahan posisi papila dan areola, keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglanduler tidak teratur, infiltrasi jaringan lunak di belakang mammae, adanya metastasis ke kelenjar

USG: u/ membedakan lesi solid atau kistik P. Rontgen thorax: metastasis ke parucoin lession Bone scanning/bone survey: u/ mencari metastasis USG abdomen/Livermetastasis P. lab: alkaline phosphataseu/ mencari metastasis

Pemeriksaan penunjang
a. Non invasif 1. Mamografi

Mamografi dapat mendeteksi massa yang terlalu kecil untuk diraba.


2. Radiologi (foto roentgen thorak) 3. USG Untuk membedakan antara massa yang solit dengan massa kistik. 4. Magnetic Resonance Imaging (MRI) 5. Positive Emission Tomografi (PET) Pemeriksaan ini untuk mendeteksi ca mamae terutama untuk mengetahui metastase ke sisi lain.

dapat

yang

b. Invasif

1. Biopsi
Ada 4 tipe biopsy:

a). Aspirasi biopsy Dengan aspirasi jarum halus sifat massa dapat dibedakan.
b). Tru-Cut atau Core biopsy Biopsi dilakukan dengan menggunakan perlengkapan stereotactic biopsy mammografi dan computer. c). Insisi biopsy Sebagian massa dibuang d). Eksisi biopsy Seluruh massa diangkat

Cancer Staging
Stage Stage 0 Stage I Definition Cancer cells remain inside the breast duct, without invasion into normal adjacent breast tissue. Cancer is 2 centimeters or less and is confined to the breast (lymph nodes are clear). No tumor can be found in the breast, but cancer cells are found in the axillary lymph nodes (the lymph nodes under the arm) OR the tumor measures 2 centimeters or smaller and has spread to the axillary lymph nodes OR the tumor is larger than 2 but no larger than 5 centimeters and has not spread to the axillary lymph nodes. The tumor is larger than 2 but no larger than 5 centimeters and has spread to the axillary lymph nodes OR the tumor is larger than 5 centimeters but has not spread to the axillary lymph nodes.

Stage IIA

Stage IIB

Stage IIIA

No tumor is found in the breast. Cancer is found in axillary lymph nodes that are sticking together or to other structures, or cancer may be found in lymph nodes near the breastbone OR the tumor is any size. Cancer has spread to the axillary lymph nodes, which are sticking together or to other structures, or cancer may be found in lymph nodes near the breastbone.

Stage IIIB

The tumor may be any size and has spread to the chest wall and/or skin of the breast AND may have spread to axillary lymph nodes that are clumped together or sticking to other structures, or cancer may have spread to lymph nodes near the breastbone.
Inflammatory breast cancer is considered at least stage IIIB. There may either be no sign of cancer in the breast or a tumor may be any size and may have spread to the chest wall and/or the skin of the breast AND the cancer has spread to lymph nodes either above or below the collarbone AND the cancer may have spread to axillary lymph nodes or to lymph nodes near the breastbone.

Stage IIIC

Stage IV

The cancer has spread or metastasized to other parts of the body.

Stage 0* DCIS or LCIS

Tumor Size -

Lymph Node Involvement -

Metastasis -

I
II

Less than 2 cm
Between 2-5 cm

None
No or in the same side of the breast Yes, on same side of breast Not applicable

None
No

III IV

More than 5 cm Not applicable

No Yes

Protokol Pengobatan Kanker Payudara


Stad. I, II, dan III: terapi kuratif
Stad. I dan II: radikal mastektomi dgn atau tanpa radiasi dan sitostatika ajuvant Stad. IIIa: simple mastektomi dg radiasi dg sitostatika ajuvant

1. Stadium I - MRM sebagai terapi utama. - Bila KGB axilla tidak metastase tidak perlu radiology post operasi -Bila yang dilakukan hanya mastektomi simpel/ BCT harus diikuti radiasi tumor bed dan daerah KGB regional (radiasi local dan regional)

2. Stadium II

- MRM sebagai terapi utama.


-Radiasi eksterna dan kemoterapi maupun hormonal bila ada metastase ke KGB axilla dapat diberikan sebagai terapi adjuvans.

3. Stadium IIIA - MRM sebagai terapi utama - Terapi adjuvans meliputi radiasi eksterna, kemoterapi dan terapi hormonal.

Stadium IIIb dan IV: terapi paliati


Stad. IIIb: radiasi, hormonal terapi, kemoterapi (sitostatika) Stad. IV: pengobatan primer yg bersifat sistemik, yaitu hormonal dan kemoterapi. Radiasi terkadang diperlukan untuk paliasi pada daerah2 tulang weight bearing yg mengandung

metastase atau pd tumor bed yg berdarah diffuse dan berbau yg mengganggu sekitarnya

4. Stadium IIIb a. Operable - simple mastektomi dan axillary toilet. Terapi adjuvans meliputi radiasi eksterna, hormonal dan kemoterapi. - Kemoterapi 3x kemudian MRM. Terapi adjuvans post op 3x dan bila perlu dilakukan radiasi

eksterna.

b. Inoperable - Radiasi eksterna pre operative, bila operabel mastektomi simpel. Bila tetap inoperable, lanjutkan radiasi

5000-6000cGy. Terapi adjuvans dengan melanjutkan radiasi eksterna 2000-3000 c.Gy dan bila perlu terapi hormonal dan atau kemoterapi -Kemoterapi neoajuvans 3x. Bila operable mastektomi simple. Bila inoperable teruskan sampai 6 kali. Terapi

adjuvans meliputi radiasi eksterna dan hormonal terapi.

5. Stadium IV
- Prinsip paliatif - Premenopause radioterapi paliatif. Oophorektomi dilanjutkan kemoterapi. Bila perlu dilakukan mastektomi simple atau

- Postmenopause Terapi hormonal dengan atau tanpa kombinasi kemoterapi. Bila perlu dilakukan mastektomi
simple atau radioterapi paliatif.

DIAGNOSIS BANDING
Fibroadenoma mamma: usia muda (15-30 th), tumor dgn konsistensi kenyal, padat, dpt digerakkan dari jaringan sekitarnya, bentuk bulat lonjong, berbatas tegas, perubahan kulit (-), nyeri (-) Fibrocystic of the breast mammae (mammary dysplasia): rasa nyeri terutama menjelang haid, ukuran tumor berubah yaitu saat menjelang haid terasa lebih besar dan pebuh dan stlh menstruasi sakit hilang/berkurang dan tumor mengecil Cystosarcoma Philloides Bentuk bulat lonjong permukaan berbenjol, batas tegas, ukuran dapat mencapai 20-30 cm, konsistensi padat kenyal tp ada bgn yg kisteus, tidak ada perlekatan ke dasar atau kulit, kulit payudara tegang dan venektasi lebar, metastasis (-)

Galactocele: massa tumor kistik yg timbul akibat tersumbatnya saluran/duktus laktiferus pd ibu2 yg sedang/baru selesai masa laktasi tumor berbatas tegas, bulat dan kisteus
Mastitis: ditemukan pd wanita yd sedang menyusui, tanda radang lengkap, sering ditemukan sudah menjadi abses

Penatalaksanaan

1.Pembedahan
Tujuan utama pembedahan pada kanker payudara adalah untuk membuang atau mengangkat jaringan kanker dan juga untuk menganalisa jenis, stadium, ukuran kanker, status hormone dan kemungkinan terjadinya metastasis.

1a. Mastektomi
Mastektomi Preventif (Preventive Mastectomy)

Wanita yang memiliki faktor genetik


total mastektomi dengan mengangkat seluruh payudara dan puting subcutaneous mastectomy seluruh payudara diangkat dipertahankan.

tapi

puting

tetap

Mastektomi Sederhana atau Total (Simple or Total Mastectomy) Mastektomi dengan mengangkat payudara berikut kulit dan putingnya, namun simpul limfe masih dipertahankan. Pada beberapa kasus, sentinel node biopsy terpisah dilakukan untuk membuang satu sampai tiga simpul limfe pertama.

Mastektomi Radikal Termodifikasi (Modified Radical Mastectomy) , seluruh payudara akan diangkat beserta simpul limfe di bawah ketiak, tetapi otot pectoral (mayor dan minor), otot penggantung payudara masih tetap dipertahankan.

Mastektomi Radikal (Radical Mastectomy) mengangkat seluruh kulit payudara, otot dibawah payudara, serta simpul limfe (getah bening).

Mastektomi Parsial atau Segmental (Partial or Segmental Mastectomy) dapat dilakukan dengan kanker payudara stadium I dan II. Mastektomi parsial merupakan breast-conserving therapy-terapi penyelamatan payudara yang akan mengangkat bagian payudara dimana tumor bersarang. Prosedur ini biasanya akan diikuti dengan terapi radiasi untuk mematikan sel kanker pada jaringan payudara yang tersisa. Untuk membunuh sel kanker dan mencegahnya menyebar ke bagian tubuh yang lain.

1b. Quandrantectomy
Tipe lain dari mastektomi parsial disebut mengangkat tumor dan lebih banyak jaringan payudara dibandingkan dengan lumpektomi.

1c. Lumpectomy atau sayatan lebar


Merupakan pembedahan untuk mengangkat tumor payudara dan sedikit jaringan normal di sekitarnya. Jika sel kanker ditemukan di kemudian hari, dokter akan mengangkat lebih banyak jaringan. Prosedur ini disebuat re-excision

2. Terapi Radiasi
Penyinaran bekerja dengan merusak DNA sel yang tidak normal, menghentikan pertumbuhan dan mencegah pembelahan sel. Sel sehat yang berada pada sel kanker bisa jadi akan terpengaruh, namun akan segera pulih setelah terapi selesai.

Radioterapi murni kuratif Radioterapi murni terhadap kanker mammae terutama digunakan untuk pasien dengan kontraindikasi atau menolak operasi. Radioterapi adjuvant Menurut pengaturan waktu radioterapi dapat dibagi menjadi radioterapi praoperasi dan pasca operasi. Radioterapi praoperasi terutama untuk pasien stadium lanjut lokalisasi, dapat membuat sebagian kanker mammae non-operabel menjadi operabel. Radioterapi pasca operasi adalah radioterapi seluruh mammae pasca operasi konservasi mammae. Radioterapi paliatif Terutama untuk terapi paliatif kasus stadium lanjut dengan rekurensi dan metastasis

Terapi tertarget atau terapi biologi


Terapi ini dirancang untuk menghentikan proses yang berkontribusi pada pertumbuhan sel kanker. Beberapa obat yang digunakan adalah Lapatinib (Tykerb) Transtuzumabs (Herceptin) Bevacizumabs (Avastin)

3.Terapi hormonal
Pada metastasis jauh Dibedakan 3 gol. Menurut status menstruasi: Premenopause: terapi ablasi, yaitu bilateral oopharektomi sebagai terapi paliatif sebelum kemoterapi karena efek terapinya lebih lama dan efek sampingnya kurang, 1-5 tahun menopause: terapi hormonal bergantung dari aktivitas efek estrogen Post menopause: terapi hormonal berupa pemberian obat anti-estrogen sebagai terapi ajuvan

Obat Antiesterogen Tamoksifen. Merupakan penyekat reseptor estrogen, mekanisme utamanya adalah berikatan dengan reseptor esterogen secara kompetitif. Efek samping trombosis vena dalam, karsinoma endometrium. Inhibitor Aromatase Menghambat kerja enzim aromatase, sehingga menghambat atau mengurangi atau mengurang perubahan androgen menjadi esterogen. Golongan obat : anastrozol, Letrozol, dan golongan steroid. Obat sejenis progestrogen Medroksiprogesterogen asetat dan megosterol. melalui umpan balik hormon progestin menyebabkan inhibisi aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal, andrgen menurun, sehingga mengurangi sumber perubahan manjadi estrogen dengan hasil turunya kadar estrogen.

Drug Tamoxifen citrate (Nolvadex) Fulvestrant (Faslodex) Toremifene citrate (Fareston) Diethylstilbestrol (DES) Goserelin (Zoladex) Megestrol acetate (Megace) Letrozole (Femara) Anastrozole (Arimidex) Exemestane (Aromasin)

Action Selective estrogen receptor modulator Steroidal estrogen receptor antagonist Selective estrogen receptor modulator Estrogen Synthetic leutinizing hormone releasing analogue Progestin Aromatase inhibitor Aromatase inhibitor Aromatase inhibitor

Dose, Route, Frequency 20 mg by mouth daily 250 mg intramuscularly monthly 40 mg by mouth daily 5 mg by mouth three times daily 3.6 mg subcutaneously monthly 40 mg by mouth four times daily 2.5 mg by mouth daily 1 mg by mouth daily 25 mg by mouth daily

Major Side Effects Hot flushes, uterine bleeding, thrombophlebitis, rash Gastrointestinal upset, headache , back pain, hot flushes, pharyngitis Hot flushes, sweating, nausea, vaginal discharge, dry eyes, dizziness Fluid retention, uterine bleeding, thrombophlebitis, nausea Arthralgias, blood pressure changes, hot flushes,headaches , vaginal dryness Fluid retention Hot flushes, arthralgia/arthritis, myalgia Hot flushes, skin rashes, nausea and vomiting Hot flushes, increased arthralgia/arthritis, myalgia, and alopecia

4.Kemoterapi
CMF (kombinasi cyclofosfamid, metotreksat dan 5fluorourasil) selama 6 bulan pada perempuan usia pramenopause, sedangkan pada hormonal berupa pil antiestrogen terapi ajuvan pasca menopause Kemoterapi paliatif metastasis secara sistemik. CMF, VA (vinkristin dan adriamisin) atau FAC (5fluorourasil, adriamisin dan cyclofosfamid).

Kemoterapi
Jika terdapat penyebaran secara sistemik terapi ajuvan pada pasien yang ditemukan metastasis di sebuah atau beberapa kelenjar pada pemeriksaan histopatologik pascabedah mastektomi. Tujuannya adalah menghancurkan mikrometastasis di dalam tubuh yang biasanya terdapat pada pasien yang kelenjar aksilanya sudah mengandung metastasis.

KOMPLIKASI
Metastasis ke KGB, hati Metastase ke tulang kemungkinan mengakibatkan fraktur patologis, nyeri kronik dan hipercalsemia. Metastase ke paru-paru akan mengalami gangguan ventilasi pada paru-paru metastase ke otak mengalami gangguan persepsi sensori.

PENCEGAHAN
Pencegahan primer dilakukan pada orang yang sehat sehingga bisa memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara ini. SADARI (Periksa Payudara Sendiri) yg dikerjakan pd hari ke7-10 hari menstruasi pertama Pencegahan sekunder - terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena (terpapar terus menerus) - Skrining melalui mammografi Pencegahan tertier individu yang telah positif menderita kanker payudara mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup penderita

American Cancer Society dlm proyek Breast Cancer Screening menganjurkan untuk mwndapatkan kasus dini pd asymtomatic women agar melakukan upaya sbb:
Wanita > 20 tahun; melakukan SADARI tiap bulan Wanita 20-40 tahun; tiap 3 tahun memeriksakan diri ke dokter Wanita >40 tahun; tiap 1 tahun Wanita 35-40 tahun; dilakukan base line mammografi Wanita <50 tahun; konsul ke dokter u/ kepentingan mammografi Wanita >50 tahun; tiap tahun mammografi kalau bisa Wanita dg riwayat keluarga (+); memerlukan pemeriksaan fisik o/ dokter lebih sering dan pemeriksaan mammografi rutin/periodik sebelum umur 50 th

Pencegahan secara umum


Kesadaran akan payudara itu sendiri Berikan ASI pada bayi Jika menemukan gumpalan, segera ke dokter Cari tahu apakah ada sejarah kanker payudara pada keluarga Tidak memngkonsumsi alkohol Perhatikan berat badan Olahraga secara teratur Kurangi makanan berlemak Setelah usia 50 tahun, lakukan screening payudara secara teratur Belajar relaks Konsumsi brokoli Jangan lupakan buah dan sayur dalam menu harian. Minumlah teh hijau yang kaya antioksidan. Konsumsi kedelai dan olahannya.

PROGNOSIS
Dubia tergantung:
Staging (TNM): makin dini makin baik prognosisnya (Std.0 lbh baik prognosisnya dibandingkan Std.IV) Histopatologi
Insitu lebih baik dibadingkan invasif

Disertai gbran mastitis karsinomatosa prognosis sgt buruk

Sikap dan tindakan positif yang harus diambil pasien dalam stadium terminal dengan tawakal dan tobat.

1.

Sabar dan rela terhada ketentuan Allah SWT.


Barang siapa sakit pada malam hari, ia sabar dan rela terhadap ketentuan Allah SWT dalam menderita sakit maka lepaslah ia dari dosa-dosanya seperti pada waktu ia lahir dari kandungan ibunya HR. Hakim

2. Tidak boleh berputus asa Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir (QS. Yusuf: 87)

3. Berbaik sangka Disaat-saat menghadapi sakarataul maut maka hendaklah ia memperbaiki sangkaanya kepada Allah SWT. 4. Perbanyak dzikir dan berdoa Dan apabila hamba-hambaku bertanya: Padamu tentang Aku, maka jawablah bahwasannya Aku adalah dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaku.... (QS. Al Baqarah: 186)

WASSALAM...

You might also like