Professional Documents
Culture Documents
I. VARIASI NORMAL
Yang dimaksud disini adalah variasi2 normal yg terjadi pd bayi2 baru lahir dan sesuai dgn perkembangan usia akan berubah sesuai dgn bentuk N
Beberapa contoh : 1. Pes Planus Flexible feet 2. Genu valgum tungkai bawah bentuk X (Knock Knee) 3. Bow Legs = Genu varus bentuk O
Semua variasi normal ini tidak perlu penanganan, tetapi bila tetap ada setelah usia 5 th maka ini perlu tindakan yg bersifat konservatif
Secara umum kelainan kongenital ini dibagi atas 2 bagian besar Yaitu : A. Lokalized Abnormalities : maksudnya disini kelainan bisa hanya pd tulang, sendi, atau tumbuh berlebih.
Aplasia (tidak berbentuk) Hypoplasia (terbentuk, tapi minimal) Dysplasia (terbentuk tapi bentuknya abnormal) Hypertrophy (berlebihan dari ukuran) Polydactily (jari-jari terbertuk lebih) Spina bifida (proses pembentukan normal tetapi tidak finish, jadi berhenti dalam proses)
Pada sendi bisa terjadi synostosis dimana terjadi kegagalan pembentukan sendi
1.
2. 3. 4. 5.
6. Metatarsus varus = varum kelima tulang metatarsal mengalami adduksi,shg bagian onterior telapak kaki deviasi ke medial,tetapi bagian posterior telapak kaki tetap normal 7. Tali pes equino varus, merupakan kelainan yg paling sering pd telapk kaki. Pada keadaan ini didapat bentuk kaki : Fore foot adduksi dan supinasi, heel mengalami varus, terdapat tibial torsi interna dan ankle joint equinus varus, penanganannya konservatif dan operatif
8. Talipes calcaneovalgus, bisa terjadi pd satu atau kedua kaki, gambaran yg didapat adalah: kaki dorsoflexi dan everted 9. Conggenital plantak flexi (vertikal) talus. Hal ini terjadi akibat rigiditas yg extreme pd talus dlm posisi equinus dan bagian depan kaki (fore foot) dorso flexi dan everted (telapak kaki menjadi datar / konvex)
Pseudo artrosis tibia tulang tibia sangat melengkung(angulasi), umumnya berhubungan dgn kelainan neurofibromatosis Hypoplasia, tidak terbentuk
Hyper extensi lutut (Genu Recurvatum), terjadi anterior dislokasi dari lutut, kelainan ini jarang, dan umumnya ada hubungan dgn arthrogryposis Dislokasi patela, terjadi akibat adanya hypoplastic dari patela
2. CDH (Conggenital Dislokasi of Thehip) Dislokasi pd sendi coxae penyebabnya tidak begitu jelas, yg pastiini merupakan kombinasi genetik dan environment.Terjadi kelainan dimana acetabulum lebih datar dan didapat caput femur keluar dari caput sendi bisa di posterior / lateral dan uranial ada tanda yg dipakai untuk pemeriksaan CDH yaitu: Trendelenberg sign: Pd sisi berdiri dilihat dari belakang tungkai yg sendinya sakit diangkat maka pd yg sehat pelvisnya lebih rendah
Pada Tangan :
1.
2.
3.
Triger Thumb ibu jari dalam posisi flexi inter phalangeal joint akibat stenosis dari fibrous sheath flexor policis longus tendon Poly dactily Syndactily
Club Hand (Hypoplasia Radius) Jarang terjadi, gambarannya terjadi radial deviasi pd antebrachii
High Scapula (Sprengel Deformity) Spina Bifida Scoliosis Congenital ini terjadi akibat adanya kegagalan 1 corpus vertebrae terbentuk (hemi vertebrae) dan terjadi lateral Curvature spine Muscular torticolis (Wry Neck)
B. Kelainan Konggenital General 1. Osteogenesis imperfecta (= Britle Bones = Fragilitas Ossium) Terjadi akibat kegagalan osifikasi perios dan endosteal, maka terjadi inbalance bone deposit dan bone resorpsi tulang tipis dan mudah patah 2. Marble Bones (Chack Bone) = Chack Bone Kegagalan Bone Resorpsi tulang penuh calsium deposit rapuh
3. Marfans Syndrome (Arachno Dactily) Tulang-tulang panjang akan tumbuh lebih hebat. 4. Achondro plasia (Chondrodystrophia Fetalis) Terjadi gangguan pada pusat pertumbuhan panjang tulang gambaran seperti dwarfism.
Amyotonir Congenital (Infantile Spinal Muskular Artrophy) Terjadi gangguan tonus otot yg , sehingga gambaran bayi spt floppy doll (gambaran boneka bodol) Amyo plasia Conggenita (Artro Gryposis Multi plex Congenita) Terjadi gangguan tonus otot yang sehingga terdapat gambaran kekakuan Myositis Ossificans Progresiva Terjadi pembentukan tulang pada otot2.
BAHAN BACAAN :
Text Book of Disorders and Injuries of The Musculoskeletal System By: Robert Broce Salter Concise System of Orthopaedics and Fracture By: A. Graham Apley and Lovis Solomon
Obstruksi Mekanik
Inkarserata : peristaltik terganggu Strangulasi : peristaltik + iskemik (Stenosis / atresia usus, tersumbat cacing, korpal, tumor, dll.)
Obstruksi neurogenik:
Paralitik/adinamik = atoni & trauma Spastik/dinamik = achalasia
Obstruksi vaskuler :
Trombus
Hernia Diafragmatika
Definisi : visera abdomen masuk rongga torak defek > foramen bochdalek Etiologi : gagal penutupan kanalis pleuroperitonealis minggu X kehamilan. Patofisiologi : paru tertekan hipoplasi jantung terdorong kesisi lain resistensi vaskuler intra pulmonal Diagnosis : Klinis : distres respirasi dispneu, sianosis, takipneu, abdomen skapoid. Suara napas lemah, suara jantung disisi lain peristaltik di dada. Ronsen : visera intra torak
Diagnosis banding : eventrasi diafragma, kista paru, malformasi adenoma kistika Penatalaksanaan : ABC Stabilisasi cairan / elektrolit, asam-basa dan temperatur Laparatomi Penyulit : asidosis respiratoar, hipoksemi, hiperkapni Komplikasi : kolap paru, hernia residif dan infeksi
AE + fistula trakeo esofageal distal (85%) AE + fistula proksimal AE + tanpa fistula Fistula trakeo esofagus tanpa atresia
Patofisiologi : 1. Fistula distal 2. Gangguan menelan 3. Aspirasi saliva 4. Distres respirasi 5. Atelektase dan pneumonia Diagnosis : Klinis : Hamil + hidramnion Hipersalivasi Distres respirasi & sianosis Muntah NGT tak masuk lambung Ronsen : ujung NGT diberi kontras ujung atresi
Penatalaksanaan : 1. ABC, stabilisasi cairan/elektrolit, asam/basa dan temperatur 2. Pasang NGT / sedot tiap 5 menit 3. Posisi tengkurap/baring 60 0 4. Operasi bertahap: Esofagostomi & gastrostomi Interposisi gaster / kolon Operasi satu tahap: Torakotomi retro pleural Fistel dipotong, esofagus sambung e/e Pasang tube dada
Penyakit Hirschsprung(MegakolonKongenital)
Definisi : Pleksus auerbach & meisner kolon (-) Etiologi : Genetik (3-7 %), iskemik intestinal intrauterin migrasi neuroblas yg terputus Klasifikasi : 1. Segmen pendek 80 % Aganglion kanalis anal, rektum, sigmoid 2. Segmen sangat pendek Aganglion diatas kolon sigmoid 3. Segmen panjang Aganglion diatas kolon sigmoid 4. Total aganglion Aganglion semua kolon s/d duodenum
Patofisiologi :
Aganglion pleksus auerbach pd lapisan otot. Aganglion pleksus meisner pd submukosa Asetil kolinesterase gangguan parasimpatis gagal peristaltik obstruksi distensi proksimal enterokolis Diagnosis histori : BBL normal, aterm, mekonium > 24 jam Klinis : konstipasi colok dubur = Obstruksi usus feses nyemprot Enteroklinis Ronsen : kolon inloop Biopsi : rektum/daerah aganglionk manometri & anus
Penatalaksanaan :
ABC & dekompresi NGT / pipa rektum Operasi bertahap (segmen pendek & panjang, total) Darurat : kolostomi diversi feses Definitif : - Pull through SOAVE - Duhamel - Swenson Miektomi rektum pd segmen sangat pendek
Komplikasi :
Kebocoran anastonis Abses, nekrosis usus Trombo flebitis, entero kolitis Striktur rektum/ani, inkontinensia