You are on page 1of 9

Penerapan Prinsip-prinsip Akuntansi dalam Menentukan dan Menghitung Zakat Mal

Tugas ini Diajukan sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Akuntansi Zakat

Dosen Pengampu: H. Ahmad Syakur, Lc, M.EI

Disusun oleh : Aris Sasminto 931306210

JURUSAN SYARIAH PRODI EKONOMI ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KEDIRI TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era dimana pertanggungjawaban merupakan titik perhatian dalam masyarakat, kegunaan akuntansi akan semakin dirasakan. Fungsi akuntansi menjadi semakin penting, karena tujuan utama akuntansi adalah menyajikan informasi ekonomi dari suatu kesatuan ekonomi kepada pihak yang berkepentingan. Informasi ekonomi yang dihasilkan akuntansi berbentuk laporan keuangan, dimana laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu organisasi bisnis yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Persoalannya sekarang adalah bagaimana kaitan antara zakat dengan akuntansi. Tidak lain adalah kita seharusnya dapat menggunakan informasi yang dihasilkan oleh akuntansi untuk keperluan zakat. Dimana diharapkan informasi akuntansi berguna dalam penghitungan zakat yang benar. Untuk itu diperlukan adanya penyesuaian pengukuran dan pengakuan sejumlah rekeningrekening pada laporan keuangan, karena tidak semua metode akuntansi yang biasa dipakai sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Oleh karena itu kelompok kami akan membahas lebih lanjut tentang penerapan prinsip prinsip akuntansi dalam menentukan dan menghitung zakat mal.

BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN Pengertian akuntansi dalam ilmu modern menegaskan bahwa akuntansi di khususkan untuk menentukan kebijakan berbagai macam aktivitas, kemudian menyampaikan informasi yang berkaitan dengan aktivitas tersebut kepeda pihak yang berkepentingan untuk dipergunakan dalam pengambilan keputusan. Proses dari akuntansi dapat digambarkan sebagai berikut : Membatasi dan mengumpulkan informasi tentang berbagai aktivitas. Mencatat, memilah, dan menganalisis keterangan tersebut dengan definisi dan dasardasar tertentu dan dalam tujuan yang ditentukan Menyampaikan informasi-informasi yang diperoleh dari langkah-langkah di atas

kepada pihak yang berkepentingan untuk dapat dipergunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Menurut Husain sahatah 1997, akuntansi zakat mal dianggap sebagai salah satu cabang ilmu akuntansi yang di khususkan untuk menentukan dan menilai asset wajib zakat, menimbang kadarnya ( volume ), dan menindistribusikan hasilnya kepada para mustahik dengan berdasarkan kepada kaidah-kaidah syariat Islam. Hal inin dengan maksud memberikan informasi kepeda mustahik tentang cara melaksanakan zakat sekaligus menginformasikan hasil zakat dan penentuan bagiannya kepada para mustahik.1 Langkah-langkah penghitungan zakat terdiri dari: 1. Mengumpulkan, menentukan, dan menaksir nilai barang-barang zakat. 2. Mengumpulkan, menentukan, dan menaksir nilai potongan-potongan dari zakat. 3. Menghitung kadar zakat (harga zakat) dan jumlah yang wajib dibayar. 4. Memberikan penjelasan tentang penyaluran zakat kepada para mustahiq. 5. Membuat catatan tentang sumber dan mustahiq zakat secara periodik.2

1 2

M.Arif Muufraini,Akuntansi dan Manejemen Zakat ,(Jakarta:Kencana Prenada,Media Group, 2006 ),hal. 27-28 H.Hikmat Kurnia & Ade Hidayat,Panduan Pintar Zakat ,(Jakarta : QultumMedia,2008),hal. 88

B. Prinsip-prinsip penghitungan zakat Ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam penentuan, penafsiran, dan pembuatan laporan zakat. Prinsip-prinsip tersebut digali dari sumber hukum Islam dan dari ilmu akuntansi. Prinsip-prinsip tersebut adalah: Prinsip tahunan ( annual/haul ) Dalam Islam, tahun qomariyah (Hijriyah) di jadikan sebagai setandad minimum untuk pertumbuhan nilai asset , dengan demikian maka haul (1 tahun) merupakan titik awal dari suatu pertumbuhan. Prinsip ini di tegaskan oleh para ahli fiqih Islam seperti pernyataan Imam SyafiI, haul merupakan syarat mutlak dalam kewajiban zakat, apabila kurang dari hau walaupun sedikit, maka tidak ada kewajiban zakat . Yang di tekankan prinsip ini adalah naik turunya nilai asset yang dimiliki dalam satu tahun haul berjalan tidak menjadi pertimbangan dalam kewajiban zakat, yang terpenting adalah nilai asset pada akhir masa haul. Prinsip Independensi dalam Tahun Keuangan (Independent Periodicity concept) Dalam bahasan akuntansi yang di maksud dengan periodicity concept adalah konsep yang menggabungkan kegiatan ekonomi pada tiap periode akuntansi, dan kegiatan tersebut dapat dihitung untuk di ukur dan dilaporkan. Prisip Standar Aset Produktif atau Potensi Produktif Bentuk-bentuk asset produktif dalam kajian ilmu akuntansi dapat di contohkan sebagai berikut: Uang tunai yang ada pada kita atau tersimpan di Bank. Saham, obligasi dan financial papres lainya. Persediaan barang dagangan, barang yang diniatkan untuk dijual. Asset tetap Industri; untuk asset seperti ini tidak langsung menjadi asset wajib zakat, dengan begitu asset tetap berlaku sebagai asset wajib zakat secara tidak langsung. Pendapatan dari penyewaan barang ( usaha rental, rumah kontrakan,) Piutang bersih (cadangan piutang tidak tertagih dikurangi uatang yang kita miliki).

Prisip standar mencapai nisap (nilai surplus)

Adanya konsep nisap menunjukkan bahwa yang menjadi objek zakat hanyalah asset surplus saja. Prinsip ini bertujuan agar tidak membebani kaum muslimin dan mendorong mereka untuk meningkatkan produktifitas. Prinsip laba bersih (net income) Akuntansi menyebutkan bahwa yang di maksud dengan laba bersih adalah pendapatan di kurangi semua pengeluaran. Konsep akuntansi zakat menetapkan bahwa yang menjadi asset wajib zakat adalah piutang bersih, dimana aktiva lancer tadi dikurangi dengan kewajiban lancer. Atau dalam bahasa akuntansi piutang bersih adalah cadangan piutang tidak tertagih dikurangi utang. Sistem akuntansi zakat sangat memperhatikan utang dan beban yang harus di ambil dari pendapatan sedangkan piutang dapat diberlakukan sebaliknya, yaitu menambah nilai asset. Kewajiban calon muzaki untuk mengurangi asset dengan utang atau menambah dengan piutang hanya berlaku untuk satu kali haul, contohnya, pada bulan romadhon th.2005 si A berhutang dengan si B sebesar 30 juta, maka dimungkinkan terjadi 2 hal: 1) Jika dibayar dengan kredit untuk waktu pembayaran selama 3 bulan dari th.20052008, sebesar 10 juta pertahun, maka asset si A yang wajib zakat dapat dikurangi pertahun (per haul) sebesar 10 juta. Atau si A dapat pula pada tahun wajib zakat 2006 mengurangi assetnya sebanyak seluruh uatangnya (30 juta), sedangkan untuk tahun 2007 dan 2008 asetnya tidak lagi dikurangi beban utang tersebut. 2) Jika dibayar kontan pada tahun 2006, maka utang tersebut langsung menjadi faktor pengurangan asset wajib zakat yang di milki si A pada tahun 2006. Prinsip monotery unit Pada saat membatasi dan menentukan nilai jumlah kekayaan yang wajib untuk di zakati, maka harus dihutung seluruh kekayaannya yang dimiliku oleh mukallaf baik yang berada di dalam negeri atau di liar nrgeri. Pada kondisi ini semua harta tesebut harus digaabungkan menjadi satu kemudian dikurangi dengan utang dan dikeluarkan zakatnya dari sisa kekayaan tersebut.

Prinsip penentuan nilai dengan harga pasar ( current value atau market value) System akuntamsi zakat menilai barang (valuation of inventories) pada akhir masa haul berdasarkan prinsip nilai tukar yang berlaku di pasar pada saat itu. Dalam kajian akuntasi di sebutkan bahwa harga pasar dapat berarti: 1. Replacement Cost (biaya pengganti) yaitu, biaya sekarang untuk mengganti potensi pelayanan dari sebuah aktiva yang ada. 2. Net Realizable Value (nilai bersih yang dapat di realisasikan) yaitu,harga jual yang di harapkan dari persediaan barang di kurangi biaya yang di harapkan untuk pelengkap dan penyelesaian Prinsip Entitas(entity concept) Yang dimaksud degan entitas adalah suatu teori yang memberikan pandangan mengenai suatu unit usaha, organisasi atau kelembagaan yang mempunyai tanggung jawab ( hak dan kewajiban ) di depan hokum. Sedangkan dalam akuntansi pengertian dia atas di alokasikan dalam persamaan: Aktiva = kewajiaban + Ekuitas ( modal, deviden, saham ) Penerapan konsep ini berarti bahwa setiap kerja sama apapun bentuknya akan di hukumi sebagai mukalaf yang wajib zakat selain itu, pengakuan akan konsep ini akan mempermudah perhitungan katagori zakat asset-aset keuangan maupun barang perusahaan. Penulusuran konsep fiqih yang berkaitan dengan entitas dapat dilihat dari perespektif teori akad dalam Islam (terutama yang berkaitan dengan akad syirkah) dan teori iltizam(hak dan kewajiban) menyamakan perusahaan sebagai manusia dalam hak dan kewajiban. Konsep syariah hsarus mengakui konsep entitas, paling tidak untuk kelembagaan seperti masjid, baitul mal, dan perusahaan. Dengan demikian, kelembagaan tersebut akan mempunyai kapabilitas personal yang sesuai dengan legal form untuk ketetapan hak, kewajiban, dan tanggung jawab yang berbeda dari pihak yang mendirikan kelembagaab tersebut. Produk ijtihad ulama yang mencirikan adanya pengakuan atas konsep entitas adalah:

Orang yang diberikan wasiat untuk me-manage harta anak yatim di anggap sebagai wakil umat untuk biasa mewakili si anak yatim dalam menjalankan setiap transaksi yang berkaitan dengan asset si anak yatim tersebut.3

Ibid, hal. 29-41

KESIMPULAN Pengertian Menurut Husain sahatah 1997, akuntansi zakat mal dianggap sebagai salah satu cabang ilmu akuntansi yang di khususkan untuk menentukan dan menilai asset wajib zakat, menimbang kadarnya ( volume ), dan menindistribusikan hasilnya kepada para mustahik dengan berdasarkan kepada kaidah-kaidah syariat Islam. Langkah-langkah penghitungan zakat terdiri dari:

1. Mengumpulkan, menentukan, dan menaksir nilai barang-barang zakat. 2. Mengumpulkan, menentukan, dan menaksir nilai potongan-potongan dari zakat. 3. Menghitung kadar zakat (harga zakat) dan jumlah yang wajib dibayar. 4. Memberikan penjelasan tentang penyaluran zakat kepada para mustahiq. Membuat catatan tentang sumber dan mustahiq zakat secara periodik. Prinsip-prinsip penghitungan zakat a) Prinsip tahunan ( annuall haul). b) Prinsip indepedensi tahun keuangan ( independent periodicity concept ). c) Prinsip standar asset produktif atau potensi produktif . d) Prinsip standar mencapai nisab. e) Prinsip laba rugi. f) Prinsip monotery unit. g) Prinsip penentuan nilai dengan harga pasar (current value atau market value). h) Prinsip entitas ( entity concept ).

DAFTAR PUSTAKA Mufraini,Arief.Lc.,M.Si.Akuntansi Zakat.Jakarta:Kencana Prenada,Media Group.2004 Kurnia,Hikmat,hidayat,Lc.Panduan Pintar Zakat.Jakarta :QultumMedia.2008

You might also like