You are on page 1of 49

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menghadapi era globalisasi ini sangat menjadi isu sentral untuk menghadapinya, jadi sangat dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas agar dapat mengisi semua sektor pembangunan. Sumber daya manusia tersebut hendaknya berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), memiliki keterampilan yang berbekal iman dan taqwa kepada Allah SWT. Untuk mencapai SDM calon yang dimaksud, diperlukan program pelatihan dan pendikan secara berkesinambungan pada suatu lembaga kependidikan yang terkait dengan industri. Sehubungan dengan hal terlsebut Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang merupakan salah satu lembaga pendidikan tinggi yang dan berupaya mencetak calon tenaga kerja dan tenaga pendidik yang berkualitas dan mengacu kepada dunia industri Salah satu usaha yang ditempuh adalah dengan mengirim mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan tertentu kedunia inndustri. Dengan demikian manusia memadukan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari bangku perkuliaan dengan pengalaman langsung didunia industri, serata mampu mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut dalam aplikasi lain serta untuk kerja mahasiswa pada industri. Secara tidak langsung juga menunjukkan kepada dunia industri bahwa mahasiswa Fakultas Universitas Negeri Padang juga mampu bekerja disektor industri. B. Tujuan Praktek Industri 1. Tujuan Umum Adapun tujuan praktek lapangan industri ialah meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mahasiswa dalam bidang teknologi dan kejuruan (Pedoman Panduan PLI FT UNP 2001/2002)
1

melalui

keterlibatan langsung dalam berbagai kegiatan di perusahaan atau industri.

2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari praktek lapangan industri ini adalah: a. Agar mahasiswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh b. Dapat memberikan sumbangan pikiran bagi perusahaan yang tidak diperoleh dibangku perkuliahan c. Dapat menyerap pengetahuan dan keterampilan baru di dunia industri Proses pelaksanaan PLI dimulai di pendekatan pribadi terhadap dunia industri yang bersangkutan atau juga dapat mengenali data-data industri, kemudian membuat surat permohonan. Setelah syrat permohonan diterima oleh perusahaan, perusahaan akan memberikan jawaban secara tertulis atau tidak tertulis. Apabila jawaban menerima, maka mahasiswa yang bersangkutan dapat mengikuti praktek di intansi tersebut melalui surat pengantar dari coordinator PLI Fakultas Teknik Unuversitas Negeri Padang yang ditulis atas nama dekan fakultas. Mahasiswa yang bersangkutan diberi buku panduan, daftar nilai. Sebelum berangkat mahasiswa juga mendapat bimbingan dari koordinator PLI Fakultas dan dari dosen pembimbing. C. Deskripsi Tentang Perusahaan 1. Sejarah Singkat PT. Agung Automall PT. Agung Automall adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam industry otomotif yang ada di wilayah Muara Bungo. Perusahaan ini beralamatkan di jalan Lintas-Sumatera km.02 arah Bangko. PT. Agung Automall Muara Bungo pada awalnya merupakan anak perusahaan dari PT. Agung Automall yang berpusat di region Jambi. Seiring dengan meningkatnya permintaan konsumen akan kendaraan diwilayah Muara Bungo maka pada tanggal 15 januari 2011 PT. Agung Automall resmi berdiri sendiri dan merupakan induk dari cabang-cabang outline toyota yang ada di daerah Bngko, Kerinci dan sekitarnya. Ditahun awal berdirinya sampai dengan saat ini perusahaan ini terus mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini

dapat kita lihat dari semakin banyaknya konsumen yang dating ke Agung Automall untuk melakukan services mobil ataupun pembeliaan kendaraan produksi Toyota. 2. Management Perusahaan Jadwal pelaksanaan PI di PT. Agung Automall Muara Bungo mengukuti aturan jam kerja yang berlaku untuk karyawan, jam kerja PT. Agung Automall Muara Bungo adalah hari senin s/d jumat jam 08.00 16.00, sedangkan untuk hari sabtu jam 8.00 12.00 WIB. Sedangkan untuk istirahat dari hari senin sampai hari kamis dari jam 12.00 13.00 WIB. Dan untuk hari jumat jam 12.00 13.30 WIB. pada hari nasional perusahaan meliburkan semua karyawan. 3. Pengelolaan Dan Pelayanan Bengkel (Service Station ) Pada PT. Agung Automall Muara Bungo pengelolaan dan pelayanan bengkel ( service station ) adalah sebagai berikut : a. Setiap mobil yang akan service harus melakukan pendaftaran pada kantor pelayanan dan konsumen harus memberitahuan keluhan keluhan atau kerusakan mobil mereka pada SH. b. Mobil kemudian dimasukan ke area bengkel yang seterusnya akan diserahkan kepada formen dan formen akan menunjuk mekanik yang akan mengejakannya. c. Mekanik akan bekerja setelah mendapatkan WO ( work order) dari service advisor, WO ini berisi keluhan dan kerusakan yang dialami pada mobil. d. Mobil yang telah selesai dikerjakan oleh mekanik akan dicek oleh foremen dan selanjutnya akan ditest drive, jika keluhan atau kerusakan yang ada pada WO sudah teratasi maka mobil akan dibawa keruang tunggu tempat konsumen menunggu. e. Terakhir konsumen membayarkan biaya service kekasir berdasarkan catatan WO yang dikembalikan dari bagian service. D. Perencanaan Kegiatan PLI di Perusahaan

Sesuai dengan surat permohonan yang tertera bahwa pelaksanaan PLI mulai pada tanggal 20 januari 20 februari 2011. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan praktek lapangan industri yaitu : NO Materi Kegiatan 1 Pembahasan mengenai keadaan perusahaan /industri 2 Pengenalan komponen dan cara kerja serta system 3 penggunaan alat service Praktek lapangan sesuai petunjuk dari perusahaan Waktu 2 hari 2 hari 27 hari

E. Pelaksanaan Praktek Industri dan Hambatan Sudah biasa pelaksanaan PLI selalu tidak sesuai dengan yang telah direncanakan, begitu pula halnya pelaksanaan PLI ini penulis terlebih dahulu mengenali lokasi yang berubah di AUTO 2000 karena sebelumnya penulis pernah praktek lapangan disana. Kemudian selama dua hari penulis diajari hal-hal apa saja yang harus dibersihkan diarea bengkel dan juga penulis berusaha mengenal kembali namanama karyawan PT. AUTO 2000. Tetapi sungguh disayangkan disana penulis tidak diberikan pemahaman tentang proses jalannya perusahaan. Di industri tersebut penulis mengerjakan berbagai macam kerusakan tidak terpokus pada satu pekerjaan saja, disana penulis mengerjakan Tune-Up, Service Rem,Over haule tetapi yang paling penulis kuasai yaitu sistem rem, makanya penulis mengambil judul laporan yang berjudul PERAWATAN DAN PERBAIKAN REM ABS PADA TOYOTA VIOS Dalam pelaksanaan PLI ini hambatan lain yang penulis temui antara lain : 1. Waktu pelaksanaan PLI yang cukup singkat sehingga penulis sulit untuk memahami topik yang penulis ambil. 2. Kurangnya reparasi yang penulis dapat dari kampus dan dari industri sehingga .penulis rasa laporan yang penulis buat kurang lengkap dan juga bahasa-bahasa yang penulis terangkan kurang lugas.

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG REM A. Arti Pentingnya Rem Sistem rem berperan penting pada kendaraan untuk menuruti keamanan pengemudi dalam mengurangi kecepatan, berhenti ataupun memarkir kendaran pada jalan yang mendaki, dengan kata lain melakukan kontrol terhadap kecepatan secara berkala, oleh karena itu baik atau tidaknya suatu rem secara langsung menjadi persoalan yang sangat penting bagi pengemudi diwaktu mengendarai kendaraan. Jadi fungsi rem harus dapat mengatasi kecepatan kendaraan yang meningkat, untuk memenuhi hal tersebut maka rem dipasangkan pada keempat roda. Tidak berfungsinya rem dapat menimbulkan bahaya, dan ini penting sekali dalam pekerjaan membongkar, memeriksa, menyetel dan memperbaiki serta merakitnya dengan secermat mungkin. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi pada setiap rem antara lain : 1.Dapat bekerja baaik dan cepat 2.Rem harus mudah di stel dan diperiksa 3.Dapat dipercaya dan mempunyai daya tekan yang cukup 4.Memungkinkan tekanan yang sama diantara roda-roda

B. Prinsip Kerja Rem Secara umum prinsip kerja rem adalah memanfaatkan gaya gesekan mekanik untuk memperlambat laju kendaraan dan akhirnya berhenti serta memberikan kemungkinan dapat memarkir kendaraan ditempat yang menurun. Gesekan yang

terdapat pada rem, menahan dan selanjutnya menghentikan gerak rotasi atau putaran roda. Dari gambar prinsip kerja pengereman diatas, maka dapat dijelaskan bahwa rem bekerja dengan pemanfaatan benda gesek. Tenaga gerak putaran roda diubah oleh proses gesekan menjadi tenaga panas dan tenaga panas itu segera dibuang ke udara luar. Pengereman pad roda dilakukan dengan cara menekan sepatu sepatu rem yang tidak berputar terhadap tromol (brake drum) yang berputar bersama roda sehingga menghasilkan gesekan dan tenaga gerak kendaraan akan dilawan oleh tenaga gesek sehingga kendaraan dapat berhenti. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
5

Gambar 1. Prinsif Kerja Rem (Toyota chasis group, hal: 4-9)

C. Cara Kerja Rem Secara Umum 1.Rem Kaki

Jika pedal rem ditekan, vacuum didalam booster rem memperkuat gaya pada pedal untuk mendorong piston didalam master silinder. Piston menaikkan tekanan hidrolis di dalam silinder. Tekanan hidrolis ini bekerja ke silinder rem dan menekann pada sepatu rem kearah piringan dan tromol 2.Rem Parkir Jika tuas rem ditarik, tuas sepatu rem parkir tertarik melalui kabel rem parkir. Akibatnya penyetel menekan sepatu rem depan, sehingga mengembang dan menekan tromol. Jika tuas rem parkir ditarik terus, titik singgung tuas parkir dan penyetel menjadi penumpu dan tuas sepatu rem parkir menyebabkan sepatu rem belakang mengembang. Dengan demikian tromol menjadi terkunci oleh sepatu rem depan dan belakang

D. Penggunaan Rem Tromol dan Rem Cakram Rem kendaraan bermotor terdiri dari dua jenis, yaitu rem tromol dan rem cakram. Keduanya memiliki cara kerja yang berbeda dengan tujuan yang sama yaitu untuk mengurangi laju kendaraan dan akhirnya menghentikannya. Sistem rem tromol bekerja menginjak pedal rem, secara cepat piston rem akan menekan brake shoes yang akan bergesekan dengan drum, sehingga dapat memperlambat laju putaran roda dan menghentikannya.

Gambar 2. Panas pada Rem (Toyota chasis group, hal: 4-9)

Gambar 3. Rem Cakram (Toyota chasis group, hal: 4-25)

Mobil pertama yang mengadopsi sistem rem tromol adalah Renault 1902. Cara kerjanya masih sederhana, yaitu dengan menggunakan sistem mekanik kabel untuk menghentikan kendaraan. Akibat masih kurang pakemnya hasil pengereman, maka para ahli otomotif kemudian mengembangkan sistem rem yang menggunakan tekanan oli dalam silinder dan piston rem. Teknologi rem tromol dengan metode ini banyak dipakai pabrikan mobil saat ini. Dengan semakin besarnya tenaga mobil, kinerja rem tromol pun tidak mencukupi lagi. Masalah yang disebabkan saat drum brake menjadi panas akibat terjadinya gesekan dengan brake shoe maka komponen ini akan mengalami pemuaian, sehingga shoe harus bergerak lebih jauh untuk melakukan kontak dengan drum. Artinya pedal rem harus diinjak semakin dalam. Udara panas sebagai hasil gesekan material akan terperangkap dalam drum, kondisi ini akan mengurangi kemampuan pengereman. Oleh sebab itu, lahirlah sistem baru yang lebih dikenal dengan sebutan rem cakram yang menggunakan prinsip kerja brake pad mencekram disc brake atau rotoi stabil saat menghentikan kendaraan. Rem ini memiliki suhu yang lebih rendah disbanding dengan rem tromol, ini diakibatkan udara luar dapat bersirkulasi secara bebas pada permukaan pada bidang gesek. Rotor memiliki lubang-lubang udara yang dapat menyalurkan panas hasil gesekan secara cepat karena kinerjanya yang baik. E. Sistem Rem Hidrolik Mobil standar yang dipakai alat transportasi sehari-hari menggunakan kombinasi cakram dan tromol begitu juga dengan mobil Toyota Vios, bagian depan menggunakan rem cakram dan bagian belakang menggunakan rem tromol. hal ini dikarenakan pertimbangan biaya produksi yang lebih murah dan kinerja yang optimum. Harga sistem rem cakram lebih mahal dibandingkan sistem rem

tromol. Selain itu, rem tromol memiliki keunggulann tidak kemasukan debu karena komponennya yang terlindung oleh penutup. Dengan kondisi rem belakang yang sering terkena kotoran, piihan menggunakan sistem rem tromol di belakang adalah cukup rasional. Rem hidrolik merupakan sistem rem yang pada roda depan menggunakan rem model cakram dan roda belakang menggunakan rem model tromol.

10

BAB III KOMPONEN REM TOYOTA VIOS

A. Pedal Rem dan Tuas Pedal rem adalah suatu lengan berengsel pada salah satu ujungnya terhubung dengan batang penekan dari silinder master.Lengan pengungkit ini direncanakan untuk melipatgandakan tenaga yang digunakan ke silinder master melalui pedal rem.

Gambar 5. Pedal Rem (Toyota chasis group, hal: 4-3)

A.1 Perbandingan tuas pedal

11

Jadinya jarak (b) antara sumbu dan batangpendorong master silinder (push rod) yang dinyatakan dengan K = a/b. Besarnya harga K ini memperbesar kemam,puan pengerasan dengan jalan pengeringan penekanan pedal rem. Tetapi kenaikan harga K ini memerlukan langkah pedal yang lebih panjang sebaliknya memperpanjang waktu yang diperlukan mulai pedal ditekan sampai terasa ada penggeseran, hal ini menyebabkan pengemudi cepat lelah.

A.2 Cara kerja pedal rem Pada saat menganalisa cara kerja pedal rem adalah saat pedal rem mulai ditekan sampai rem berfungsi untuk menghentikan kendaraan. Pertama-tama kita lihat adalah langkah pedal yaitu langkah antara batang pendorong master silinder kemudian saat piston master silinder mulai bergerak dan fluida mulai naik. Selanjutnya sepatu rem menyentuh bagian dalam tromol, bila persentuhannya sempurna pedal rem tidak dapat ditekan lagi. Jarak dari titik dudukan kelantai disebut jarak cadangan (langkah) pada kendaraan (Toyota Vios 25 mm) Bila jarak cadangan pedal kurang dari ukuran spesifikasi maka perlu sekali rem disetel.
9

B. Booster Rem Booster rem termasuk alat tambahan pada sistem rem yang berfungsi melipat gandakan tenaga penekanan pedal. Rem yang dilengkapi dengan booster rem disebut rem servo(servo brake).Booster rem ada yang dipasang menjadi satu dengan master silinder, tetapi ada juga yang dipasang terpisah. Gambar 6 memperlihatkan salah satu model booster rem yang menggunakan kevacuman mesin untuk menambah tekanan hidrolik. Cara kerja booster rem :

12

Gambar 6. Cara Kerja Booster Rem (Toyota chasis group, hal: 4-35)

Bila pedal rem ditekan maka tekanan hidrolik membuka sebuah katub,sehingga bagian belakang piston mengarah ke luar. Adanya perbedaan tekanan antara bagian depan dan belakang piston mengakibatkan torak terdorong ke depan. Bagian depan piston yang menghasilkan tekanan yang tinggi ini dihubungkan dengan torak pada master silinder. Bila pedal dibebaskan katup udara akan menutup dan berhubungan lagi dengan manifold. Dengan terjadinya kevakuman yang sama pada kedua sisi piston, tegangan pegas pembalik mendesak piston ke posisi semula.

13

C. Master Silinder Master silinder pada Toyota Vios menggunakan tipe tandem untuk mengatasi kebocoran pada salah satu system rem. Master silinder pada system tandem mempunyai dua system saluran hidrolik yang terpisah. Oleh karena itu bila terjadi kebocoran pada salah satu system,maka system yang lain akan tetap berfungsi atau dengan kata lain untuk mencegah kebocoran total dari kemampuan untuk lebih jelasnya lihatlah gambar master silinder tipe tandem dibawah ini

Gambar 7. Master Cylinder (Toyota chasis group, hal: 4-9) Cara Kerja : A.Kerja Normal 1. Saat rem tidak dioperasi piston cups no 1 dan piston no 2 berada diantara interpart dan compensating part, sehingga terdapat saluran antara cylinder dan

14

reservoir tank. Piston nomor 2 ditekan ke kanan oleh tenaga pegas pembalik (return spring) no 2 akan tetapi tidak terdorong lebih jauh karena ditahan oleh baut penahan (Stoppen balt) 2. Saat pedal rem diinjak, piston no 1 bergerak ke kiri dan piston cup menutupi corepsoting part untuk menahan aliran antara cylinder dan reservoir tang. Bila piston ditekan lebih lanjut, ini akan menambah tekanan kudratik dalam cylinder.Tekanan ini juga diteruskan pada wheel cylinder belakang.Bila tekanan hidrolik yang sam juga menekan piston no 2 piston no 2 akan bekerja dengan cara yang sam seperti piston no 1 dan diteruskan ke wheel cylinder depan. 3. Saat pedal rem dibebaskan piston kembali ke posisi semula oleh tekanan hidrolik oleh karena tenaga dorong pegas pembalik namun karena minyak rem tidak mengalir balik ke master cylinder segara, tekanan hidrolik dalam master cylinder seketika turun (drop). Seketika (Vacum Develops) sebagai akibatnya minyak rem dalam reservoir yang mengalir ke dalam cylinder melalui melewati beberapa lubang kecil (airufices) untuk diberikan ke ujung piston dan sekitar batas luas piston cup. 4. Setelah piston kembali ke posisi semula,minyak rem dari wheel cylinder melalui coneper sating part menuju ke reservoir,bertambahnya minyak karena kenaikan temperatur,sehingga mencegah kenaikan tekanan minyak saat pedal bebas

D. Cylinder Roda (Wheel Cylinder) Silinder roda dipasangkan pada setiap roda untuk menyelenggarakan/menekan sepatu rem.Cylinder roda dihubungkan dengan saluran keluar master cylinder dengan saluran keluar master cylinder dengan menggunakan pipa rem. Silinder roda diikat dengan baut pada backing plate yaitu bagian dari rem tromol yang tidak berputar.

15

Gambar 8. Wheel Cylinder (Toyota chasis group, hal: 4-16)

Cara Kerja : 1. Ketika Rem belum bekerja Piston yang ada dalam cylinder roda terdorong kebelakang secara konstan. Melalui sepatu rem dengan adanya pegangan pegas pembalik sepatusepatu rem mendapatkan tekanan pada suatu titik tertentu. Pegas penekan yang ada dalam cylinder roda keadaannya sedemikian rupa dimana piston-piston dan sepatu akan selalu bersentuhan satu dengan yang lainnya, hal ini untuk mencegah suara-suara yang tidak normal 2. Ketika Rem Bekerja Ketika pedal rem ditekan,tekanan hidrolik didalam master cylinder bekerja pada wheel cylinder mendorong sepatu rem untuk bergesekan dengan tromal sehingga kendaraan berhenti disamping itu tekanan hidolik menekan piston cup mendorong bibirnya kearah silinder agar tidak terjadi kebocoran. 3. Dalam Keadaan Ditahan Bila pedal rem ditekan setengah langkah,maka valve operating rod dan air valve akan berhenti bergerak tetapi piston masih bergerak ke kiri karena adanya perbedaan tekanan contral valve tetap menyentuh vacuum.

16

E. Pipa, Klep, dan Saluran Pipa hidrolik yang umumnya berdinding ganda, tabung baja yang dilas dilapi bahan tahan karat, ujung tabung dibuat ganda atau mempunyai penghantar yang dapat mencegah kebocoran. Mur flens diigunakan untuk memasang pipa ke komponen atau saluran. Pipa dipasang secara hati-hati dibawah bodi atau rel chasis dengan penahan/klep berpegas atau tumpuan klem Klep tambahan sering dimasukkan dalam system rem direncanakan untuk mencegah atau menunda roda belakang mendorong dan menambah efisiensi rem. Pada umumnya peralatan tersebut dipasang dalam saluran rem, pad keduanya yakni depan dan belakang. Tetapi pariasi kombinasi dari klep ini ditambah klep tekanan doferential bisa dimasukkan dalam master solonder. Saluran yang digunakan harus fleksibel antara roda atau poros dan rangka. Salah satu ujung dipasang kerangka dengan braket dan mur atau klip berpegas, ujung lainnya dihubungkan dengan pipa T, pipa atau komponen. F. Minyak Rem Minyak rem atau brake fluid merupakan salah satu komponen system rem yang tidak dapat dipisahkan karena minyak rem sangat mempengaruhi hasil pengereman yang terjadi.Brake fluid adalah suatu larutan polyglycol yang mengandung : a. Pelarut kekentalan (glchol ethil) b. Anti Oksidan c. Anti korosika Kualitas brake fluid mirip dengan anti frezze, itulah sebabnya istilah minyak rem yang tepat adalah brake fluid bukan brake oil. Karakteristik brake fluid, yaitu : a. Kekentalan yang cukup dan keadaan cairnya dapat dipertahankan pada temperatur kerja. b. Struktur kimia yang stabil.

17

c. Titik didih harus tinggi agar tidak mudah terjadi vapour lock. d. Mempunyai karakteristik yang tidak merusak bahan karet terutama tidak mengembangkan atau mengerutkan bahan tutupnya e. Brake fluid tidak boleh menyebabkan korosi pada logam. f. Higroscapacity AN harus rendah (kemampuan uap air)

BAB IV SISTEM ABS TOYOTA VIOS A. ABS (Anti-Lock Brake system) ABS merupakan suatu sistem rem yang dikendalikan secara eleckrik yang terdiri atas Wheel Speed Sensor (sensor dan rotor), solenoid, lampu (lampu ABS), motor, Electronik Control Unit (ECU). Dengan sistem pengontrolan seperti ini, pada saat terjadi gangguan atau kerusakan didalam sistem ABS maka lampu peringatan ABS akan menyala dan menginformasikan kepada pengemudi bahwa sistem rem ABS ada masalah . Maka secara otomatis sistem bekerja secara konvensional. Untuk mengetahui permasalahan yang terjadi maka dengan menghubungkan scan tools atau menghubungkan ground diagnosa terminal di monitor, penyebab masalah dapat diketahui dan unutk perbaikan (fungsi self diagnostic). B. Kontruksi ABS Sistem pengoperasian ABS adalah sebagai berikut :

18

Gambar 9. Konstruksi ABS (Reparasi Toyota Vios, hal: 32-50)

Pada saat pedal rem ditekan, wheel speed sensor akan mendeteksi keadaan dari roda dan memberikan perintah ke Elektronik Control Unit (ECU). ECU akan mengitung unjuk kerja dan memberikan perintah ke motor pompa, agar memompakan minyak rem (brake fluida dari reservoir pada hydrolik unit ke wheel cylinder pada tiap-tiap roda. Hydrolik unit akan mengatur tekanan brake fluid dari master cylinder meuju caliper pada masing-masing wheel cylinder. Pendistribusian brake fluid ke masing-masing wheel cylinder sudah diatur oleh ECU sehingga kecepatan roda dikontrol dengan menaikkan dan menurunkan tekanan hidrolik dan mengindari penguncian pada saat pengereman mendadak. C. Kontrol Tekanan Brake Fluid pada ABS
15

19

Gambar 10. Kontrol Tekanan Brake Fluid pada ABS (Reparasi Toyota Vios, hal: 32-50)

a. Sebagai respon dari sinyal-sinyal dari sensor kecepatan keempat roda, ECU menghitung kecepatan roda masing-masing dan kecepatan perlambatan untuk memperkirakan kecepatan kendaraan pada saat itu. b. Jika pedal rem ditekan, tekanan brake fluid yang ditekan pada wheel cylinder akan naik dan kecepatan roda akan turun. Jika perbedaan kecepatan roda dan kendaraan naik sampai kondisi perlambatan melebihi nilai yang diperlirakan (poin A), ABS-ECU menentukan bahwa roda-roda berada pada arah terkunci dan mengeluarkan sinyal output kurangi tekanan ke katup solenoid (IN dan OUT). (Diantara a dan b). c. Akibatnya, perlambatan roda mulai kembali bekerja bila kecepatan roda mencapai poin B, ABS-ECU mengeluarkan sinyal output tahanan untuk menahan tekanan fluid wheel cylinder, dan menunggu untuk sementara. (Diantara b dan c). d. Jika kecepatan perlambatan roda kembali bekerja terus-menerus hingga melampaui poin C, ABS-ECU memastikan adanya bahaya, sehingga mengindari penguncian (locking) dan mengeluarkan suatu sinyal output naikkan tekanan lagi untuk menaikkan tekanan brake fluid.

20

e. Jika kondisi perlambatan melebihi nilai yang diperkirakan lagi tekanan brake fluid dikontrol oleh pengulangan siklus operasi dari langkah(b) hingga (e). D. Komponen ABS (Anti Brake System) 1. Hidrolik Unit Hidrolik unit terdiri dari solenoid valve, pompa reservoir, accumulator, pressure cut, valve, by pass check valve, dan rellef valve. 1.1 Selenoid Valve Selenoid valve ini berfungsi untuk mengatur pembukaan dan penutupan inlet/outlet port selanjutnya mengatur tekanan minyak rem di caliper/wheel cylinder.

Gambar 11. Selenoid Valve (Reparasi Toyota Vios, hal: 32-50) 1.2 Pump/pompa Pompa ini berfungsi untuk mengalirkan minyak rem ke accumulator untuk menurunkan tekanan minyak rem didalam caliper/wheel cylinder. Saat cam eksentrik pada poros pompa mendorong plunger kekkiri (seperti terlihat pada gambar), minyak daro reservoir dihisap dan ditekan ke accumulator melalui inlet/outlet port dan inlet/oulet valve. Dan plunger sebeah kanan

21

pompa dijaga stasioner sehingga baik inlet/outlet port maupun inlet/out valve tertutup.

Gambar 12. Pump (Reparasi Toyota Vios, hal: 32-50) 1.3 Accumulator Accumulator berfungsi sebagai menyediakan minyak rem bertekanan tinggi yang disalurkan ke caliper/wheel cylinder saat diperlukan untuk menaikkan tekanan minyak rem dalam caliper/wheel cylinder.

22

Gambar 13. Accumulator (Reparasi Toyota Vios, hal: 32-51)

1.4 Reservoir Tank Reservoir tank berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara minyak rem yang kembali dari caliper/wheel cylinder yang diperlukan untuk menurunkan tekanan secara peralahan dalam caliper/wheel cylinder. 1.5 Pressur Cut Valve (feeling valve) a. Saat rem bekerja normal Saat rem bekerja normal, tekanan minyak rem dari master cylinder dapat memuka feeling valve (Pressure Cut Valve) tekanan minyak rem dapat langsung disalurkan ke solenoid valve. b. Saat tekanan minyak rem di caliper menurun Saat tekanan minyak rem di caliper menurun atau saat tekanan didalam accumulator meningkat, tekanan tersebut dicegah agar tidak kembali ke master cylinder, karena feeling valve tertutup, hal ini sekaligus unruk menghindari menyenyaknya pedal rem. c. Saat rem dilepas Pada kondisi tekanan ini minyak rem di master cylinder menurun dari lebih kurang 980 kPa (9,8 bar, 10 kg/cm 2 42 psi), sehingga feeling valve terbuka dan minyak dalam caliper/wheel cylinder kembali ke master cylinder 1.6 By pass check valve

23

By pass check valve berfungsi saat rem dilepas sebagian minyak rem kembali dari caliper ke master cylinder melalui katup ini sebagian lagi masuk ke solenoid valve dan feeling valve 1.7 Rellef valve Rellef valve berfungsi untuk mencegah tekanan dalam accumulator menjadi tidak normal, minyak rem bertekanan menyentak). 2. Wheel Speed Sensor Wheel speed sensor terdiri dari sensor dan rotor. Yang mana didalam sensor terdapat magnet yang menghasilkan garis gaya magnet dan pada rotor terdapat roda gigi. Saat rotor berputar berputar, roda gigi yang berputar memotong garis gaya magnet sehingga menghasilkan gaya induksi elektomotif bolak-balik sesuai dengan kecepatan rotor. Oleh sensor gaya induksi elektromotif bolakbalik ini diubah menjadi gelombang sinus tegangan kemudian dikirim ke ABS Control Unit. 3. Electronik Control Unit Electronik Control Unit adalah unit yang memproses semua sensor untuk mengendalikan kerja system rem ABS dengan cara mengatur semua kerja setiap solenoid yang ada didalam hidrolik unit. Adapun fungsi dari Electronik Control Unit adalah: a. Fungsi self disgnosis Berfungsi untuk mengdiagnosa system dan komponen rem pada berbagai kondisi dan hasilnya diinformasikan dalam diagnosis code chart dengan penyalaan lampu peringatan ABS b. Fungsi fall safe Berfungsi sebagai keamanan dimana jika terjadi masalah pad system ABS maka system ABS akan mati dan system rem akan kembali pada system rem konvennsional (tanpa ABS). tinggi akan kembali ke master cylinder melalui katup ini (saat reelef valve bekerja, pedal rem akan terasa

24

c. Sirkuit pembentuk gelombang Merubah sinyal output dari wheel speed sensor berupa gelombang analog yang frekuensinya berubah-ubah berdasarkan perubahan kecepatan roda menjadi sinyal pulsa (digital) sehingga dapat diproses oleh micro computer d. Micro computer Micro computer mendeteksi kecepatan roda, percepatan dan perlambatan kecepatan roda dan kecepatan kendaraan sesuai dengan sinyal digital yang dikirim dari sirkuit pembentuk gelombang sehingga kondisi slip kendaraan dapat terdeteksi setiep waktu. e. Sirkuit solenoid control Sirkuit ini menggunakan power transistor dan mengontrol arus yang mengalir ke solenoid valve didalam hidrolik unit.

f. Sirkuit fall safe Sirkuit ini mengontrol kerja dari sensor, solenoid dan ABS kontrol modul bila terdapat unit atau system yang tidak berfungsi, sirkuit dan menghentikan kerja dari semua solenoid dan motor dan system rem akan berfungsi secara konvensional, lampu peringatan ABS pada panel instrument akan menyala.

25

BAB V PERAWATAN DAN PERBAIKAN REM ANTI-LOCK BREAKING SYSTEM (ABS)

Rem merupakan bagian mobil yang penting sekali, pemeliharaan rem yang baik sangat penting karena menyangkut factor keselamatan pengemudi dan penumpangnya. Syarat rem yang harus dipenuhi adalah: a. Dapat bekerja lembut tetapi cepat. Bila muatan pada semua roda sama besar kekuatan mengeremnya harus sama besar pula. b. Mengerem tidak boleh mempengaruhi pengemudian mobil. Untuk itu system rem memerlukan perawatan secara berkesinambungan agar selalu siap pakai dalam setiap pengereman kendaraan. Berikut ini pembahasan

26

mengenai servis pada kendaraan dan gangguan-gangguan pada system rem ABS, yaitu: A. Perawatan Terencana (Preventive Maintenance) A.1 Perawatan harian Dalam melakukan perawatan harian pada unit ABS ini hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut : a. Tinggi minyak rem di reservoir

Gambar 14. Reservoir Tank (Reparasi Toyota Vios, hal: 32-4) Periksa jumlah minyak rem sebelum menghidupkan mesin dengan melihat batas pengukur minyak rem didalam reservoir berada diantara max dan min berarti minyak rem masih cukup. Tetapi jika dibawah batas min berarti volumenya kurang, maka 2 minyak rem perlu ditambah sampai batas pengukuran menunjukkan seperti sebelumnya. b. Kualitas minyak rem Hal ini dapat dilakukan secara visual yaitu minyak rem kemungkinan kotor akibat proses dari pengereman dan pengaruh kotoran yang ada siklus rem seperti debu. A.2 Perawatan bulanan
2

27

Dalam melakukan perawatan bulanan hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut a. Periksa unit ABS dan ECU apabila sudah tidak berfungsi dengan baik segera lakukan perbaikan atau penggantian karena kalau tidak akan berakibat fatal bagi pengendara. b. Periksa bagian-bagian yang lain seperti unit hidrolik, dan wheel speed sensor, apakah masih berfungsi dengan baik. Apabila tidak segera lakukan perbaikan atau penggantian c. d. Periksa isi minyak rem setiap kali sebelum mesin dihidupkan. d. Gantilah minyak rem pelumas setelah kualitas minyak rem berubah

A.3 Perawatan tahunan Dalam melakukan perawatan tahunan yang perlu diperhatikan adalah: a. Gantilah semua komponen ABS apabila ada yang rusak b. Bersihkan kotoran yang ada pada unit ABS dan ECU serta whel speed sensor c. Periksa wheel speed sensor yang ada pada komponen-komponen system ABS

B. Perawatan Koreksi (Corective Maintenance) B.1 Pemeriksaan pada komponen ABS Dalam melakukan pemeriksaan pada komponen ABS hal-hal yang perlu dilakukan adalah : a. Pemeriksaan tegangan output wheel speed sensor b. Pemeriksaan hydrolik unit c. Pemeriksaan wheel speed sensor

28

d. Pemeriksaan gigi rotor Periksa apakah gigi rotor patah atau berubah bentuk. Ganti drive shaft

assembly untuk bagian depan, atau rotor untuk bagian belakang secara berurutan bila gigi rusak atau berubah bentuk. B.2 Pemeriksaan pada system rem Dalam melakukan pemeriksaan pada system rem hal-hal yang perlu dilakukan adalah ; a. Penyetelan Pedal Rem 1. Pemeriiksaan dan pennyetelan tinggi pedal rem 1.1Periksa tinggi pedal rem

Gambar 15. Penyetelan Pedal (Reparasi Toyota Vios, hal: 32-36)

Tinggi pedal dari gas panel:

29

129.3-139.3mm(5.091-5.484 in.) (1) Lepas instrukment finish panel bawah. (2) Lepas connecutor dari switch lampu rem. (3) Kendorkan mur pengunci switch lampu rem.dan lepas switch lampu rem (4) Kendorkan mur pengunci clevis. (5) Steel tinggi pedal dengan cara memutar push rot pedal. (6) Kencngkan mur pengunci push rot. Momen:26 N m(265 kgf cm,19 ft lpb) (7) Pasang switch lampu rem assy. (8) Hubungkan connector pada switch lampu rem assy. (9) Dorong pedal rem pada 5-15 mm(0,20-0.59 in.),dan putar switch lampu assy untuk mengunci mur pada posisi dimana lampu rem mulai mati (10) Setelah pemasangan, dorong pedal rem pada 5-15mm (0.20-0.59 in) dan periksa bahwa lampu rem mulai mati.

1.2 Memeriksa Free Play Pedal (a) Matikan mesin dan tekan pedal rem babarapa kali sampai tidak ada vacuum tersisa pada booster (b) Dorong pedal sampai terasa mulai ada tahanan. Dan kemudian ukur jaraknya seperti terlihat ada gambar

30

Gambar 16. Penyetelan Free Play Pedal (Reparasi Toyota Vios, hal: 32-36)

Free play pedal; 1-6 mm ( 0.04 0.24 in.) Bila celahnya tidak seperti yang ditentukan. Periksa swich lampu rem. Bila celahnya OK, lakuakan troubleshoot pada sistem rem. Celah swich lampu rem; 0.5 2.4 mm (0.020 0.094 in.) 1.3 Memeriksa jarak cadangan pedal (a) Bebaskan tuas rem parker Dengan mesin berputar, tekan pedal dan ukur jarak cadangan pedal se[erti yang terlihat pada gambar. Jarak cadangan pedal dari lapisan asphalt pada 490 N (50 kgf, 110.2 lbf): Tipe tromol belakang: Lebih dari 60 mm (2.4 in.)

31

Tipe rem cakram belakang: Lebih dari 50 mm (2.0 in.) Bila jaraknya tidak seperti yang ditentukan, lakukan troubleshoot pada system rem.

b. Pemeriksaan Booster Rem 1. Periksa kekedapan udara.

Gambar 17. Pemeriksaan Booster Rem (Reparasi Toyota Vios, hal: 32-37)

(a) Hidupkan mesin dan matikan setelah 1 atau 2 menit. Tekan pedal rem perlahan beberapa kali. Petunjuk: Bila pedal turun dengan cepat pada injakan pertama, tetapi secara bertahap naik 2 atau 3 kali. Berarti booster kedap. (b) Tekan pedal rem dengan mesin hidup, dan matikan mesin dengan pedal tetap tertekan. Petunjunk:

32

Bila tidak ada perubahan pada jarak cadangan pedal setelah pedal ditahan 30 detik, berarti booster kedap.

2. Pemeriksaan cara kerja.

Gambar 18. Pemeriksaan Cara Kerja Booster Rem

(a) Tekan pedal rem beberapa kali dengan ignition switch off ada periksa bahwa tidak ada perubahan pada jarak cadangan pedal. (b) Tekan pedal rem dan start mesin. Petunjuk : Bila pedal turun sedikit, berarti cara kerjanya normal.

c. Mememeriksa vacuum check valve 1. Periksa vacuum check valve (a) Geser klip dan lepaskan selang vacuum (b) Lepas vacuum check valve

33

(c) Periksa bahwa ada pentilasi dari booster ke mesin, dan tidak ada pentilasi dari mesin ke booster. (d) Bila ditemukan ada kesalahan, ganti vacuum check valve d. Pemeriksaan Brake Fluid Level Sensor Brake fluid level sensor ada pada kondisi yang baik jika tidak ada hubunngan ketika permukaan float diatas min dan ada hubungan ketika permukaan float di bawah min e. Pemeriksaan Ketebalan Lining Pad 1. Menggunakan penggaris, ukur ketebalan ;ining pad Ketebalan Standar : 11.0 mm (0.433 in.) Ketebalan minimum :1.0 mm (0.039 in.)

Gambar 19. Pemeriksaan Ketebalan Lining Pad (Reparasi Toyota Vios, hal: 32-40)

f. Pemeriksaan Ketebalan Cakram

34

1. Menggunakan micrometer, ukur ketebalan cakram Ketebalan standar : 20.0 mm (0.787 in.) Ketebalan minimum : 18.0 mm (0.709 in.)

Gambar 20. Pemeriksaan Ketebalan Cakram (Reparasi Toyota Vios, hal: 32-26)

g.. Pemeriksaan Runout cakram

35

Gambar 21. Pemeriksaan Runout Cakram (Reparasi Toyota Vios, hal: 32-26)

1. Untuk sementara keraskan cakram dengan mur hub. Momen : 103 N.m (1,050 kgf.cm, 76 ft.lbf) 2. Menggunakan dial indicator, ukur runout cakran sejauh 10 mm (0,39 in.) dari tepi luar cakram Runout cakram maksimum : 0.05 m (0.0020 in.) 3. Bila runout adalah nilai maksimum atau lebih besar, periksa bearing play pada arah axial dan runout axle hub. Bila bearing play dan runout axle hub tidak abnormal, setel runout cakram atau grinda cakram pada On-car brake lathe

h. Pemeriksaan Tebal Brake Lining

36

Gambar 22. Pemeriksaan Tebal Brake Lining (Reparasi Toyota Vios, hal: 32-24)

1. Lepaskan brake drum saat penggantian shoe dan lining assembly, gantilah kedua lining kanan dan kiri dalam satu set untuk mencegah kendaraan menarik kesatu arah pengereman 2. Ukur tebal brake lining pada area keausan yang paling parah. Nilai standar tebal brake lining adalah 5,0 mm dan limit minimumnya 1,0 mm. 3. Gantilah shoe dan lining assembly jika tebal brake lining kurang dari limit atau jika keausan tidak merata.

i. Pemeriksaan Diameter dalam Brake Drum

Gambar 23. Pemeriksaan Diameter dalam Brake Drum (Reparasi Toyota Vios, hal: 32-36)

1. Brake drum 2. Ukur diameter dalam dari brake drum pada dua tempat atau lebih.

37

Diameter dalam standar : 200.0 mm (7.874 in.) Diameter dalam maksimum : 201.0 mm(7.913 in.) Gantilah brake drum, shoe dan lining assembly ketika keausan melewati nilai limit atau keseimbangannya buruk.

j. Pemeriksaan kontak Brake Lining dan Brake Drum

Gambar 24. Pemeriksaan kontak Brake Lining dan Brake (Reparasi Toyota Vios, hal: 32-36)

a. Lepaskan brake drum 2. Lepaskan shoe dan lining assembly 3. Berikan kapur pada permukaan dalam dari brake drum dan gosok dengan shoe dan lining assembly 4. Gantilah shoe dan lining assembly atau brake drum jika ada area kontak yang tidak normal

k. Pemeriksaann Pemasangan Rem Tromol Belakang 1. Periksa bahwa setiap part terpasang dengan benar

38

Gambar 25. Pemeriksaan Pemasangan Rem Tromol Belakang (Reparasi Toyota Vios, hal: 32-36)

2. Ukur diameter dalam tromol rem dan diameter sepatu rem. Periksa bahwa perbedaan diantara diameternya adalah merupakan celah sepatu yang benar

Gambar 26. Pemeriksaan Pemasangan Rem Tromol Belakang (Reparasi Toyota Vios, hal: 32-36)

39

Celah sepatu : 0.6 mm (0.024 in.) Perhatian : Tidak boleh ada oli atau grease yang menempel pada permukaan gesek dari lining sepatu dan tromol

l. Penyetelan Celah Brake Shoe Tromol Belakang

Gambar 27. Penyetelan Celah Brake Shoe Tromol Belakang (Reparasi Toyota Vios, hal: 32-30)

1. Untuk sementara pasang 2 mur hub 2. Lepas sumbat pin, dan putar penyetel untuk mengembangkan sepatu sampai mengunco tromol 3. Kembalokan penyetelan dengan 8 titik 4. Pasang sumbat pin

m. Pemeriksaan Proporting Valve Assy 1. Pasang LSPV gauge dan buang udara dari system

40

(a) Lepas bleeder plug dari silinder rem depan daniste belakang (b) Pasang LSPV gauge dan buang udara dari system

Gambar 28. Pemeriksaan Proporting Valve Assy (Reparasi Toyota Vios, hal: 32-44) 2. Naikkan tekanan master silinder dan check tekanan solonder roda belakang Tekanan master silinder 981 kPa (10 kgf/cm2, 142 psi) 2,942 kPa (30 kgf/cm2, 427 psi) 7,845 kPa (80 kgf/cm2, 1,138 psi) Petunjuk : Pada saat pemeriksaan Tekanan silinder roda belakang 981 kPa (10 kgf/cm2, 142 psi) 1,471 kPa (15 kgf/cm2, 213 psi) 2,746 kPa (28 kgf/cm2, 393 psi)

tekanan fluida, periksa bagian kiri depan dan

kanan belakang secara bersamaan, dan bagian kanan depan serta kiri belakang secara bersamaan 3. Lepas LSPV gauge (a). Lepas LSPV gauge (b) Pasang bleeder plug 3. Buang udara dari master silinder

41

4. Buang udara dari saluran rem 5. Periksa terhadap kebocoran

n. Pemeriksaan Actuator Rem Assy

Gambar 29. Pemeriksaan Actuator Rem Assy (Reparasi Toyota Vios, hal: 32-49)

1. Hubungkan hand-held tester (a) Hubungkan hand-held tester pada DLC3 (b) Start mesin dan biarkan pada kecepatan idle (c) Pilih mode active test pada hand-held tester Petunjuk :

42

Silahkan liat pada buku petunjuk pengoperasian hand-held tester untuk keterangan lebih detail 2. Periksa cara kerja motor actuator a. Dengan relay motor ON, periksa suara kerja actuator b. Putar relay motor ke OFF c. Tekan pedal rem dan tahan selama kurang lebih 15 detik. Periksa bahwa pedal rem tidak dapat ditekan d. Dengan relay motor ON, periksa bahwa pedal tidak bergetar Perhatian : Jangan biarkan relay motor ON selama lebih dari 5 detik.secara terus-menerus. Pada saat harus melakukan secara terus-menerus, beri interval lebih dari 20 detik e. Putar relay motor OFF dan bebaskan pedal rem 3. Periksa cara kerja roda depan kanan Perhatian : Jangan pernah memutar ON solenoid bila tidak seperti yang dijelaskan di bawah a. Dengan pedal rem ditekan, lakukan pekerjaan berikut b. Putar solenoid SFRH dan SFRR ke ON secara serentak, dan perikasa bahwa pedal rem tidak dapat ditekan Perhatian : Jangan biarkan relay motor ON selama dari 10 detik secara terus menerus. Pada saat harus melakukan secara terus-menerus beri interval lebih dari 20 detik c. Putar solenoid SFRH dan SFRR ke OFF secara serentak, dan periksa bahwa pedal dapat ditekan

43

d. Putar relay motor ke ON dan periksa bahwa pedal kembali Perhatian : Jangan biarkan relay motor ON selama lebih dari 5 detik secara terus menerus. Pada saat harus melakukan secara terus-menerus, beri interval lebih dari 20 detik e. Putar relay motor ke OFF dan bebaskan pedal rem 4. Periksa cara kerja roda yang lain a. Dengan prosedur yang sama, periksa solenoid dari roda yang lainnya. Petunjuk : Roda depan kiri : SFLH, SFLR Roda belakang kanan : SRRH, SRRR Roda belakang kiri : SRLH,SRLR

o. Membuang Udara 1. Isi reservoir dengan fluida rem Fluida: SAE J1703, J1704 atau DOT 3, DOT 4

44

Gambar 30. Pembuang Udara (Reparasi Toyota Vios, hal: 32-4)

2. Buang udara dari master cylinder

Gambar 31. Pembuangan udara dari master cylinder (Reparasi Toyota Vios, hal: 32-4)

Petunjuk : Bila master silinder dibongkar atau bila reservoir kosong, buang udara di master cylinder. (a) Menggunakan SST, lepaskan saluran rem dari master cylinder (b) Perlahan tekan pedal rem dan tahan (c) Tutup lubang outer dengan jari anda dan bebaskan pedal rem (d) Ulangi (b) dan (c) 3 atau 4 kali 3. Buang udara dari saluran rem

45

Gambar 32. Pembuangan udara dari saluran rem (Reparasi Toyota Vios, hal: 32-4)

a.

Hubunagn pipa plastic pada caliper rem dan silinder roda

b. Tekan pedal rem beberapa kali, kemudian kendorkan bleeder plug dengan pedal ditekan ke bawah c. Pada titik dimana fluida berhenti keluar, kencangkan bleeder plug. Kemudian bebaskan pedal rem d. Ulangi (b) dan (c) sampai semua udara dalam fluida dikeluarkan e. Ulangi prosedur diatas untuk mengeluarkan udara dari saluran rem untuk setiap roda. Momen : 8.4 N.m (85 kgf.cm, 74 in.lbf) 4. Periksa level fluda dalam reservoir a. Periksa level fluida, dan tambahkan fluida bila perlu. Fluida : SAE J1703, J1704 atau DOT 4

46

C. Perawatan dan Perbaikan Rem Gejala yang ditemui pada rem Gejala Area yang dicurigai 1. Kebocoran fluida untuk system rem 2. Udara dalam system rem Pedal rendah atau pedal blong 3. Seal piston aus atau rusak 4. Master silinder rem rusak 5. Celah sepatu rem belakang (penyetelan tidak tepat) 6. Booster push rod (penyetelan tidak tepat) 1. Kebocoran vacuum untuk system 2. Booster push rod (penyetelan tidak tepat) 3. Piston (membeku) Rem tertahan 4. Tegangan atau pengembalian pegas lemah 5. Piston macet 6. Pad atau lining rusak 7. Celah sepatu rem belakang setelannya tidak tepat 8. Kabel rem parker menempel 9. Pree play pedal rem minimal 10. Langkah tuas rem parker (penyetelan tidak tepat) 1. Piston macet 2. Piston membeku Rem tertarik 3. Cakram tergores 4. Pad atau lining berminyak 5. 5. Pad atau lining retak 1. Kebocoran fluida untuk system rem 2. Udara pada system rem

47

3. Pad atau lining aus 4. Pad atau lining retak atau berubah Pedal keras tetapi rem tidak efisien bentuk 5. Celah sepatu rem belakang (penyetelan tidak tepat) 6. Pad atau lining (berminyak) 7. Pad atau lining mengeras 8. Cakram tergores 9. Booster push rod (penyetelan tidak tepat) 10. Kebocoran booster 11. 11. Pad atau lining retak 1. Pad atau lining retak 2. Pemasangan baut kendor 3. Cakram tergores 4. Pad support plate kendor Suara berisik dari rem 5. Sliding pin aus 6. Pad atau loning kotor 7. Pad atau lining mengeras 8. Anchor, tegangan atau kembalinya pegas lemah 9. Anti-squeal shim rusak 10. Pegas penahan sepatu rusak vacuum untuk system

48

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan Pada uraian dan pembahasan terhadap perawatan dan perbaikan rem Anti-Lock Brake System (ABS) pada Toyota Vios maka kita dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Cara kerja dari rem ABS pada Yoyota Vios adalah suatu system rem yang mengontrol minyak dari master silinder ke setiap wheel cylinder rem sehingga setiap roda tidak terkunci pada saat pedal rem ditekan dengan sangat keras 2. Penanganan pada perawatan, perbaikan dan gangguan dari rem Anti-Lock Brake System (ABS) pada Toyota Vios meliputi pemeriksaan dari gangguan atau kerusakan komponen dari ABS 3. Sistem kontrol rem ABS berfungsi untuk mencegah roda terkunci saat di rem pada jalan licin sehingga mencegah terseretnya kendaraan mengakibatkan hal yang patal 4. Kemampuan booster rem tergantung dari ukuran luas bidang tempat atmosfer dan kerja vacuum yang dapat

B. Saran

49

Adapun saran yang dapat penulis berikan dan harus diperhatikan dalam melakukan perawatan dan perbaikan rem ABS adalah sebagi berikut : 1. Pada waktu melakikan perawatan dan perbaikan rem Anti-lock Brake System (ABS), hendaknya memperhatikan faktor keselamatan diri dan harus memakai perlengkapan keselamatan kerja untuk menghindari hal-hal yang diinginkan 2. Perawatan berat pada Anti-Lock Brake System (ABS) harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan guna mencegah timbulnya kerusakan lebih parah

39

DAFTAR PUSTAKA

New Steep 1;Training Manual. Jakarta:PT Toyota Astar Motor Steep 2;Chasis Group.Jakarta:PT Toyota Astra Motor (2003). Reparasi Chasis dan Bodi Toyota Vios. Jakarta:PT Toyota-Astra Motor Unit Hubungan Industri. (2998). Buku Paduan; Pengalaman Lapangan Industri Mahasiswa FT UNP Padang.UNP:Padang

You might also like