You are on page 1of 4

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat menggantikan generasi-generasi terdahulu dengan kualitas kinerja dan mental yang lebih baik. Remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional (Santrock, 2008 : 26).

Dorongan perasaan dan keinginan seksual cukup pesat pada remaja dapat mengakibatkan remaja menjadi rentan terhadap pengaruh buruk dari luar yang mendorong timbulnya perilaku seksual yang beresiko. Faktor yang menyebabkan remaja melakukan hubungan seksual pranikah adalah adanya dorongan biologis, ketidakmampuan mengendalikan dorongan biologis, kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan adanya kesempatan melakukan hubungan seksual pranikah (Aryani, 2010 :58). Selain itu juga faktor penyebab remaja melakukan seks bebas, diantaranya adalah menonton film porno, pengaruh pergaulan bebas, penyaluran hasrat seksual, dan kurangnya peran dan perhatian orang tua kepada anaknya.

Menurut hasil survei perilaku seksual dikalangan anak muda di Amerika Serikat menunjukkan sebanyak 69% tidak kehilangan keperwanan sampai mereka berusia 18 tahun, sedangkan 43% responden menyatakan masih perawan. Pergaulan seks bebas di kalangan ramaja Indonesia saat ini memang lebih memprihatinkan. Berdasarkan data survei

BKKBN pada akhir 2008 menyatakan 63% remaja di beberapa kota besar di Indonesia melakukan seks pranikah. Bahkan saat ini hasil survei BKKBN tahun 2010 menyebutkan di Surabaya seks bebas dilakukan 52% remaja.

Selain itu hasil survei PKBI juga menyatakan bahwa hampir 50% remaja perempuan Indonesia melakukan hubungan seks di luarnikah (Republika, 2007). Saat ini saja pelajar SMP 10,53% pernah melakukan ciuman bibir, 5,6% melakukan ciuman dalam, dan 3, 86% pernah berhubungan seksual (Muzayyanah, 2008). Berdasarkan survei yang dilakukan Komisi Nasional Perlindungan Anak tahun 2008 , juga diperoleh hasil, 97% remaja pernah menonton film porno serta 93,7% pernah melakukan adegan intim bahkan hingga melakukan seks oral.

Oleh karena itu, hal ini tentunya akan berakibat buruk pada kesehatan reproduksi remaja seperti angka kejadian aborsi di Indonesia yang cukup tinggi yaitu 2,3 juta pertahun, yang 20% diantaranya adalah remaja dan pernikahan muda pada usia 15-19 tahun mencapai 41,9%. Hal ini terbilang tinggi dan merupakan awal dari masalah kesehatan perempuan dan pengendalian penduduk (Riskesdas, 2010).

Agar akibat yang ditimbulkan dari permasalahan remaja tersebut tidak semakin meningkat maka diperlukan solusi diantaranya diperlukan penyusunan kurikulum pendidikan kesehatan reproduksi tingkat SMP maupun SMA dalam mata pelajaran Biologi dan Agama, sehingga memungkinkan terjadi proses pendidikan seks secara sehat. Selain itu peran orang tua juga penting sebagai agen sosialisasi pendidikan seks dalam keluarga. Menurut Aryani (2010), menyatakan bahwa apabila setiap

orang tua, keluarga, dan pemerintah masing-masing memberikan perhatian yang cukup pada remaja dan turut seta mendukung terpeliharanya nilainilai moral, etika, maka akan tercipta suasana sehat bagi kehidupan remaja. 1.2 Rumusan Masalah Dari data di atas peneliti ingin mengetahui Apakah ada Pengaruh Media Massa terhadap sikap seks bebas pada remaja di SMA negeri 1 Tenggarang kabupaten Bondowoso tahun 2013 ?

1.3

Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Ingin mengetahui Pengaruh Media Massa terhadap sikap seks bebas pada remaja di SMA negeri 1 Tenggarang kabupaten Bondowoso tahun 2013. 1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1

Mengidentifikasi media massa yang dominan digunakan oleh siswa untuk mendapatkan informasi tentang seks di SMA negeri 1 Tenggarang kabupaten Bondowoso tahun 2013.

1.3.2.2

Mengidentifikasi sikap seks bebas remaja di SMA negeri 1 Tenggarang kabupaten Bondowoso tahun 2013.

1.3.2.3

Menganalisis pengaruh Media Massa terhadap sikap seks bebas pada remaja di SMA negeri 1 Tenggarang kabupaten Bondowoso tahun 2013.

1.4

Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Mahasiswa Memberikan pengalaman belajar secara nyata dan dapat menambah wawasan serta memahami tentang pengaruh Media Massa terhadap sikap seks bebas pada remaja. 1.4.2 Bagi Pembaca Memberikan tambahan pengtahuan tentang pengaruh Media Massa terhadap sikap seks bebas pada remaja. 1.4.3 Bagi Masyarakat Memberikan tambahan pengtahuan masyarakat tentang pengaruh Media Massa terhadap sikap seks bebas pada remaja dan memberikan motivasi pada masyarakat agar berpartisipasi dalam meningkatkan kesehatan reproduksi remaja.

You might also like