You are on page 1of 6

PEMBUATAN Mn-ZEOLIT UNTUK PENYERAPAN LIMBAH RADIOAKTIF

Sr-90 DAN LIMBAH Fe

Husen Zamroni, Thamzil Las


Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif

ABSTRAK
PEMBUATAN Mn-ZEOLIT UNTUK PENYERAPAN LlMBAH RADIOAKTIF Sr-90 DAN
LlMBAH Fe. Telah dilakukan pembuatan Mn-Zeolit untuk pengolahan limbah Sr-90 dan limbah
Fe++. Pad a penelitian ini pengolahan limbah radioaktif cair Sr-90 dan limbah Fe++ ini dilakukan
dengan teknik Batch yaitu dengan memasukkan limbah Sr-90 dan limbah Fe++ ke dalam botol
polyetilen yang masing-masing botol telah berisi Mn-Zeolite .Pengolahan ini dilakukan untuk
penentuan kapasitas tukar kation(KTK) dan Koefisien distribusi (Kd). Hasil penelitian yang
dilakukan diperoleh kondisi optimum penyerapan Sr-90 oleh Mn-Zeolite pada pH 6 dengan nilai
Kd = 7159 ml/g dan KTK 1,92 meq/g.Nila.i KTK dari Mn-Zeolit terhadap Fe++ sebesar 1,29
meq/g dan nilai Kd sebesar 1687 ml/g.

ABSTRACT
PREPARA TION Mn-ZEOLfT FOR SORPTION OF Sr-90 RADIOACTIVE WASTE AND
Fe CONTAINING WASTE. Mn-Zeolit have been prepared for treatment of radioactive waste
containing Sr-90 and Fe. The experiment was contacted the sorbent with the wasteby batch
methode, using the polyethylene bottles. This experiment were also used for determination
Cation Exchange Capacity (CEC) and Distribution Coeficient (Kd). The results was shown that
the maximum sorption of Sr-90 was obtained on pH 6 with Kd = 7159 ml/gram and CEC 1,88
meq/g. The CEC of Fe++ was obtained to be 1,29 meq/g with Kd = 1687 ml/g

PENDAHULUAN
Zeolit adalah mineral dengan struktur kristal alumino silikat yang
berbentuk rangka (framework) tiga dimensi, mempunyai rongga dan saluran,
serta mengandung ion Na, K, Mg, Ca dan Fe serta molekul air. Semenjak tahun
1984 tersebut, zeolit telah diklasifikasi sebagai suatu jenis mineral tersendiri,
yang sebelumnya sering dimasukkan jenis batuan lempung (clay materials)
atau jenis mineral silikat. Walaupun batuan lempung merupakan mineral
alumino silikat tetapi mempunyai struktur lapisan (layer) dan sifat pertukaran
ionnya terutama disebabkan gugusan hidroksil dimana ion H dapat digantikan
dengan ion lain. Pertukaran ion pada zeolit disebabkan substitusi "isomorf " AI
pada tertrahedra Si dan semua atom AI pada zeolit adalah dalam bentuk
tetrahedra, bukan dalam bentuk oktahedra seperti pada batuan lempung.
Pada saat ini teknologi pengolahan bahan galian zeolit masih sederhana
sehingga sebagian besar zeolit diproduksi untuk bidang pertanian yaitu untuk
campuran pupuk tanaman[5]. Oi luar negeri dengan mempelajari struktur kristal
sangkar serta empat sifat utama zeolit yaitu sebagai sorben, ion-exchange,
molecular sieving dan katalis maka pemanfaatan zeolit telah berkembang
sedemikian rupa mulai dari penyediaan bahan baku industri sampai pada sistim
pembuangan limbah industri.
Zeolit yang terdapat secara alami kiranya dapat dimodifikasi untuk
ditingkatkan kualitasnya menjadi mineral industri, sehingga ketergantungan
industri nasional pada material impor dapat dikurangi. Makalah ini akan

HasiJ PeneJitian Tahun 2000


membahas potensi zeolit modifikasi seperti Mn-Zeolit yang banyak digunakan
untuk penyerapan Fe++ pada penyaringan air. Penggunaan M.n-Zeolit untuk
penyaringan air sangat banyak digunakan baik untuk industri maupun rumah
tangga.
Kandungan Fe++ dalam a:r yang digunakan untuk industri haru&, di
control dengan baik. Misalkan penggunaan air untuk industri semikonduktor
tidak boleh mengandung 0,005% ion besi. Sedangkan untuk industri tekstil dan
kertas diperbolehkan 0,3%. Fe++ dalam air biasanya dalam bentuk ion atau
chelate. Fe++ dihilangkan dengan ion exchange atau oksidasi Fe++ dalam
bentuk ferri hidroksida yang akan mengendap. Oksidasi dapat dilakukan
dengan udara, oksidasi dengan C12, KMnO4 atau dengan filtrasi yang
dilewatkan melalui material ion exchanger yang mengandung manganese.
Natural Zeolit yang mengandung manganese dapat digunakan untuk
mengekstrak ion besi dari air.

TAT A KERJA
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah zeolit alam yang
berasal dari Bayah jawa Barat. Zeolit yang digunakan dibersihkan dari kotoran
dan batuan batuan lain kemudian dikeringkan diudara. Zeolit alam dihaluskan
dan diayak untuk mendapatkan ukuran partikel zeolit antara 35-50 mesh. Zeolit
dimurnikan dengan cara di ref/uk dengan air demin selama 24 jam untuk
mendapatkan zeolit bersih dari pengotor.
Zeolit murni yang sudah diperoleh sebanyak 50 gram kemudian
direndam dengan larutan KMnO4 konsentrasi 0,1 M selama 24 jam. Zeolit yang
sudah direndam larutan KMnO4 kemudian di cuci dengan air demin sampai
bersih dari larutan KMnO4. Zeolit yang sudah bersih merupakan material Mn
Zeolit. Mn Zeolit yang telah di buat dipanaskan sampai 100°C sampai kering.
Mn Zeolit yang sudah diaktivasi sebanyak 0,1 gram dikontakkan dengan limbah
Sr-90 aktivitas 2,7 x 1 0-2 ~ci/ml dan Fe++ konsentrasi 21 ppm dalam potol
polietilen volume 25 ml dalam berbagai yariasi waktu. Beningan kemudian
dipisahkan dan dianalisis menggunakan Liquid Scintillation Chromatography
(LSC) atau Atomic Absorsi Spectrometer (MS).

METODE PENELITIAN
Cairan yang telah di kontakkan dengan Mn-Zeolit di analisis
menggunakan LSC atau MS. Perhitungan Faktor dekontaminasi (FD) dan
efisiensi pemisahan (,,) dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini :

FD=~ dan 11=


~~ x100%
Ct Co

Keterangan :
FD = Faktor dekorltaminasi
11 = Efisiensi pemisahan
Co = Aktivitas limbah awal
Cj = Aktivitas beningan

Hasl/ Penel/t/an Tshun 2000 103


Sedangkan untuk penentuan Kapasitas Tukar Kation (KTK) dan
Koefisien Distribusi (Kd) dihitung dengan menggunakan rumus :

KTK= xN

Kd = Co-Ct V
--c;t-xW
Keterangan :
Kd = Distribution Coefisient
KTK = Kapasitas Tukar Kation
W = Berat (gram)
V = Volume (ml)
N = Normalitas
Co = Aktivitas limbah awal
Ct = Aktivitas beningan

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengaruh rendaman KMnO4 dalam Zeolit menyebabkan kenaikan
kandungan Mn dalam Zeolit. Kandungan Mn dalam zeolit (clinoptilolit) sebelum
kontak dengan KMnO4 sebanyak 0,07% sedangkan sesudah korltak dengan
KMnO4 menyebabkan kenaikan kandungan Mn dalam zeolit naik menjadi
0,65%. Proses yang terjadi disamping pertukaran ion juga terjadi proses
oksidasi. Peningkatan jumlah Mn dalam zeolit menyebabkan kemampuan
oksidasi zeolit terhadap ion Fe ++ meningkat. Proses terjadinya reaksi oksidasi
Fe ++oleh Mn Zeolit adalah sebagai berikut :

Fe ++ + 02 -io
FeOx
Fe ++ + Mn++ + O2
-+ FeOxJ. + MnO2J.

Fe(HCO3)2 + KMnO4 ~ Fe(OH)3 + MnO2


Mn(HCO3)2 + KMnO4 ~ MnO2

Hasil Penelitian Tahun 2000


104
:rabel 2. Kenaikan i~mla~I~?n~.adaZe~lit B~~a.~.--
-~W/W MoI/10°S- Mo~~~
72,81 1,2117 Ml
1,00

~9
GaO
MgOI

MnO2-

1,94
Konsentrasi awal Fe ++sebesar 21 ppm
Oari proses diatas diperoleh nilai KTK dari Mn-Zeolit terhadap Fe ++ seb,esar
1,29 meq/gram dan nilai Kd sebesar 1687.

Pengaruh kemampuan serapan zeolit terhadap Sr-90


Proses pertukaran ion oleh Zeolit terhadap Sr-90 terjadi sebagai berikut

Sr++ + 2H-Z ~ SrZz + 2 H+

Pad a proses ini tidak terjadi oksidasi oleh Mn-zeolit yang terjadi hanya
pertukaran ion. Pada Tabel 4 menunjukkan kapasitas tukar Mn- zeolit terhadap
Sr-90 tidak mengalami kenaikan oleh pengaruh jumlah Mn dalam Zeolit.

HasiJ PeneJitian Tahun 2000 105

~J3597
I~
60000

'U"
~0;
OJ
.0
E 40000
(/)
'5
c:
Q)
"0;

~
~ 20000

1 2 3 4 5 6 7 8 9
pH

Gambar 1. Grafik hubungan antara pH dengan Koefisien distribusi

100

90
cO:'
f!:!.
c:
IV
Co
IV
Qj
~ 80
~
"Uj
c:
Q)
'Uj
I;:
w 70

60

Gambar 2. Grafik hubungan antara pH dengan Efisiensi Penyerapan

Pada pH 8 mengalami penurunan harga Kd, FD dan 11,kemudian pada


pH 12 mencapai optimum, harga KTK dari l,B diperoleh 1,88 pada pH optimum
(pH 6).

Hasil Penelitian Tahun 2000 106


KESiMPULAN DAN SARAN
Oari kegiatan penelitian dan pengembangan yang tel.ah dilakukan
diberbagai litbang untuk itu beberapa kesimpulan dan saran dapat disampalkan
sebagai berikut:
1. Mengingat sebagaian besar zeolit Indonesia masih berkualitas rendah
sebagai mineral galian, maka perlu penelitian yang terpadu untuk
meningkatkan kualitas zeolit menjadi mineral industri.
2. Penggunaan zeolit dalam bidang industri dan lingkungan memerlukan
pemahaman struktur zeolit, mekanisme difusi ion, termodinamika dan
kinetika reaksi pertukakaran ion.
3. Pengetahuan zeolit telah dapat mempertemukan berbagai bidang ilmu
pengetahuan, mineralogi, geologi, kristalografi, kimia, pertanian dan
lingkungan. Seyogianya suatu organiasi profesi keahlian zeolit dapat dibina
sebagai fungsi kontrol kualitas serta standarisasi zeolit dimasa mendatang.

DAFTARPUSTAKA
1. MUMPTON, F.A and SAND, L.B., in "Natural Zeolite, occurence,
properties and uses", (Eds Sand, L.B and Mumpton, F.A.), Pergamon
Press, London, (1979).
2. BRECK, D.W., "Zeolite Molecular Sieves", John Willey Interscience, New
York, (1974) ,
3. DYER, A, "Introduction to Zeolite Molecular Sieves", John Willey and
Sons, Chichester, (1988)
4. TSITSISHVILI, G.V., et. al., "Natural Zeolites", Ellis Harwood, New York,
(1992)
5. LAS. T, " Use of Natural Zeolite for Nuclear Waste Treatment", PhD
Thesis, Dept. Applied Chemistry, University of Salford, England (1989)
,6. TOWNSEND. R, P., "Ion exchange in zeolites basic principles",
Chemistry and Industry, Vol 2,246 (April 1984).
7. DYER., A., "Chemistry and Industry", Vol 2, 241, (1984)
8. LAS T, YATIM S, BUDIMAN P, "Potensi Zeolit Untuk Pengolahan
Limbah Industri" UNAND Limau Manis Padang (1996)
9. BLANCHARD, G. et al., Water Res., Vol 18, 1501, (1985)
10. VOILLEQUE, P.G., in "The Three Mile Island Accident", ACS Series 293,
Washington D.C, 45, (1986)
11. LAS T., " Use of zeolite for radioactive Waste treatmen and Disposal",
on One Day Seminar on Mineral Property and Utilization of Natural
Zeolite JSPS-BPPT, Jakarta, (19 Februari1996)
12. LAS T" et.al, "Imcbilisation of 137CS on Cement-Zeolite Composites
",IAEA TECDOC-947, 153-163, IAEA, Viena, 1997
13. KARGE, H.G" et al., "Zeolite as Catalists, Sorbents and Detergen
Builders Applications and Innovation ", Elsevier Science Publishers,
Amsterdam, (1989)

Hasil Penelitian Tahun 2000


107

You might also like