You are on page 1of 35

Stroke dan Afasia

Identitas Pasien
Nama : Tn. G U Usia : 66 tahun Alamat : Desa Tukung Ritan RT.06, Tabang No. Rekam Medik : KO 002512 Tanggal masuk : 1 November 2012

Anamnesa
Keluhan Utama : Tidak dapat berbicara dan lemah separuh badan sebelah kiri Keluhan Tambahan : Nyeri kepala Riwayat Perjalanan Penyakit sekarang : Pasien datang ke rumah sakit karena tidak dapat diajak berbicara sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien dapat mengerti apa yang dikatakan oleh orang lain namun tidak dapat berbicara sama sekali. Bila ditanya hanya dapat mengangguk saja dan mengikuti perintah. Tidak terdapat kesulitan menelan dan muntah 1x. Pasien juga mengalami kelemahan pada separuh badan sebelah kiri secara tibatiba bersamaan dengan keluhan tidak dapat berbicara. Selain itu pasien juga mengeluh nyeri kepala. Satu hari sebelum masuk rumah sakit pasien sempat dibawa ke PKM Ritan karena tidak sadarkan diri.

Anamnesa
Riwayat Penyakit Sebelumnya : Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini. Riwayat stroke sebelumnya disangkal, riwayat tekanan darah tinggi (+) namun tidak terkontrol, riwayat kencing manis disangkal. Riwayat kebiasaan Pasien merokok sejak masih muda namun sudah berhenti.

Pemeriksaan fisik
Status Generalisata Kesadaran : E4V1M6 TD : 210/130 mmHg Nadi : 88 x/menit Frek. Pernapasan : 19 x/menit Suhu : 36,2 oC Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/Pupil bulat isokor, 3mm/3mm, RCL +/+ Leher : KGB tidak teraba membesar Thoraks Pulmo : BND vesikuler, Rh -/-, Wh -/Cor : S1S2 reguler, gallop (-), murmur (-) Abdomen : BU (+), supel, NT (-) Ekstremitas: Akral hangat, edem -/- , CR < 2

Pemeriksaan fisik
Status Neurologis Rangsang meningen Kaku kuduk : (-) Brudzisnki I : (-) Brudzinski II : (-)/(-) Kerniq : 135o/ 135o Laseque : 70o/ 70o

Nervus Kranialis N. I : penciuman tidak dilakukan N.II : visus kasar sulit dinilai, reflex cahaya +/+ funduskopi : tidak dilakukkan N.III, IV, VI : Pupil bulat, isokor, diameter 3 mm/3 mm, Ptosis (-),strabismus (-) N.V : Sulit dinilai N.VII : Sulkus Nasolabialis kanan mendatar, kerut dahi (+), menutup mata (+), N VIII : Fungsi pendengaran tidak dilakukan N IX, X : Arcus faring tidak diperiksa, N XI : Angkat bahu +/- dan bisa melihat kiri dan kanan N XII : kedudukan lidah sulit dinilai

Motorik 555 222 555 222 Sensoris : sensibilitas normal Fungsi Otonom Miksi dan defekasi terkontrol Sekresi keringat (+) Reflek Reflek fisiologis : bisep ++/++ Trisep ++/++ KPR ++/++ APR ++/++ Reflek patologis : hofman tromer -/babinski -/+

Laboratorium ( 1 November 2012)


Pemeriksaan Hb Leukosit HT Hasil 15.6 17.100 46

Diagnosa Afasia e.c Stroke Hemoragik Hipertensi Emergency


Th/ IVFD : Asering 16 tpm Ranitidin 50 mg/ 12 jam Incelin 1 gr / 12 jam Kalnex 3x1 Manitol 125 cc / 8 jam Nicardipin 0,05 g/ kgBB/ jam Atrovstatin 1x20 mg

Trombosit
GDS Ureum

216.000
147 27

Creatinin
Na K Cl

1.0
146 3.7 109

03/11/2012 S : Lemah separuh badan kiri, afasia + O: TD : 180/90 E3V1M6 CA -/-, SI -/Thx : DBN Abd : DBN Ekst : Akral hangat Motorik 444 /111 444/111 R. Patologis Babinski : -/+ A: Afasia ec Stroke Hemoragik P: IVFD : Asering 16 tpm Incelin 1 gr/ 12 jam Kalnex 3x1 Ranitidin 50 mg/ 12 jam Captopril 3 x 25 mg Manitol 125 cc/ 12 jam Atrovstatin 1x20 mg Amlodipin 1x5mg

10/11/ 2012 S : Lemah separuh badan kiri, afasia + O: TD : 140/100 E3V1M6 CA -/-, SI -/Thx : DBN Abd : DBN Ekst : Akral hangat Motorik 444 /111 444/111 R. Patologis Babinski : -/+ Hasil CT scan Infark luas hemisfer kanan.. A: Afasia ec Stroke Non Hemoragik P: IVFD : Asering 16 tpm Incelin 1 gr/ 12 jam Ranitidin 50 mg/ 12 jam Captopril 3 x 25 mg Manitol 100 cc/ 12 jam Pletaal 2 x 50 mg Aspilet 1 x 1 Atrovstatin 1x20 mg Amlodipin 1x5mg

14/11/ 2012 S : Lemah separuh badan kiri, afasia + O: TD : 140/100 E3V1M6 CA -/-, SI -/Thx : DBN Abd : DBN Ekst : Akral hangat Motorik 444 /222 444/222 R. Patologis Babinski : -/+ A: Afasia ec Stroke Non Hemoragik P: IVFD : Asering 16 tpm Incelin 1 gr/ 12 jam Ranitidin 50 mg/ 12 jam Captopril 3 x 25 mg Manitol 100 cc/ 12 jam Pletaal 2 x 50 mg Aspilet 1 x 1

Stroke
Definisi World Health Organization (WHO) Tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global), dengan gejalagejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih, dapat menyebabkan

Epidemiologi

DI Amerika Serikat dan Indonesia Stroke menempati posisi ke 3 setelah Penyakit Jantung Koroner dan Kanker. Amerika 700.000 orang terkena Stroke / tahun 500.000 orang serangan pertama 200.000 orang stroke berulang Menurut WHO (2001) Stroke 20,5 juta jiwa 5,5 juta jiwa meninggal dunia akibat stroke

Epidemiologi

RSUP Dr. Sardjito Yogya (Lamsudin, 1998) Stroke menduduki peringkat ke 3 setelah PJK dan Kanker: SH 51,58 % SNH 47,37 % SAH 1,05% RISKESDAS, 2007 Prevalensi Stroke 0,8% : - NAD tertinggi 1,66% - Papua terendah 0,38 %

Epidemiologi

Dapat Dimodifikasi hipertensi penyakit jantung diabetes melitus merokok konsumsi alkohol hiperlipidemia Tidak dapat dimodifikasi usia jenis kelamin

ras/suku
genetik.

Klasifikasi
Stroke hemoragik - Perdarahan intra serebral - Perdarahan ekstra serebral (subarakhnoid) Stroke non-hemoragik (stroke iskemik, infark otak, penyumbatan) - Stroke akibat trombosis serebri - Emboli serebri - Hipoperfusi sistemik

Skor Siriraj
A. B. C. DERAJAT KESADARAN Koma : 2 Apatis : 1 Sadar : 0 MUNTAH (+) : 1 (-) : 0 SAKIT KEPALA (+) : 1 (-) : 0 D. 1. 1. 1. TANDA TANDA ATEROMA Angina Pectoris (+) : 1 (-) : 0 Claudicatio Intermitten (+) : 1 (-) : 0 DM (+) : 1 (-) : 0

SSS = (2,5 X KESADARAN) + (2 X MUNTAH ) + (2 X SAKIT KEPALA) + (0,1 X TD. DIASTOLE) (3 X ATEROMA) 12 JIKA HASILNYA : 0 : Lihat hasil CT Scan - 1 : Infark / Ischemik 1 : Hemorrhagic

Skor Gajah Mada

Head CT Scan.

stroke non hemorhargi terlihat haemorhargi terlihat perdarahan

adanya

infark

sedangkan

pada

stroke

Pemeriksaan lumbal pungsi

Diperiksa kimia sitologi, mikrobiologi, virologi . Disamping itu dilihat pula tetesan cairan cerebrospinal saat keluar baik kecepatannya, kejernihannya, warna dan tekanan yang menggambarkan proses terjadi di intra spinal. Pada stroke non hemorargi akan ditemukan tekanan normal dari cairan cerebrospinal jernih. Untuk mengetahui keadaan jantung dimana jantung berperan dalam suplai darah ke otak.

Elektrokardiografi (EKG)

Angiografi cerebral membantu secara spesifik perdarahan atau obstruksi oklusi atau ruptur.

dalam mencari penyebab stroke seperti arteri, memperlihatkan secara tepat letak

Magnetik Menunjukkan darah yang mengalami infark, haemorhargi, Malformasi Arterior Vena Resonansi Imagine (MAV). Pemeriksaan ini lebih canggih dibanding CT Scan. (MRI) Ultrasonografi dopler Mengidentifikasi (Harsono,1996). penyakit Malformasi Arterior Vena .

Penatalaksanaan
Secara Umum : - Stabilisasi jalan napas & pernapasan - Stabilisasi hemodinamik - Pemeriksaan Fisik Umum - Pengendalian TIK - Kejang - Suhu Tubuh - Pemeriksaan penunjang

Stroke Non Hemoragik rtPA (IV) ; 0,9 mg/kgbb, max 90 mg


- 10 % diberiksan secara bolus, sisanya infus dalam 60 mnt.

Stroke Hemoragik Vit K 10 mg (IV) Pengendalian TIK


Manitol 0,25 g/kgBB

Operatif

Definisi Afasia adalah suatu gangguan berbahasa yang diakibatkan oleh kerusakan otak. Afasia tidak termasuk gangguan perkembangan bahasa (disebut juga disfasia), gangguan bicara motorik murni, ataupun gangguan berbahasa sekunder akibat gangguan pikiran primer, misalnya skizofrenia.

Afasia paling sering disebabkan oleh stroke, cedera kepala, tumor otak, atau penyakit degeneratif. Kerusakan bagian otak yang mengatur kemampuan berbahasa (Beroca dan Wernick)

Handedness dan Hubungannya dengan Dominasi Kemampuan Berbahasa Hemisfer kategorikal berperan dalam proses urutan dan analisis (bahasa). Hemisfer representasional berfungsi dalam visuospasial Dominasi hemisfer berkaitan dengan penggunaan tangan sisi dominan.
Dominasi Hemisfer kiri Hemisfer kanan Tangan kanan 96% 4% Tangan kiri 70 % 27 %

Tes untuk menentukan hemisfer yang dominan Wada test injeksi natrium amital pada salah satu arteri karotis interna Dichotic listening Kecenderungan menggunakan mata, tangan atau kaki Merangsang korteks serebral

Berdasarkan manifestasi klinik


Afasia tidak lancar
Sulit memulai bicara Panjang kalimat sedikit (5 kata atau kurang per kalimat) Gramatika bahasa berkurang dan tidak kompleks Artikulasi terganggu Irama bicara terganggu Pemahaman baik, sulit memahami kalimat kompleks Pengulanan (repetisi) buruk Kemampuan menyebut nama benda buruk

Afasia lancar
Keluaran bicara yang lancar Panjang kalimat normal Artikulasi dan irama bicara baik Terdapat parafasia Kemampuan memahami pendengaran dan membaca buruk Repetisis terganggu Menulis lancar tapi tidak ada arti

Berdasarkan lesi anatomik


Sindrom afasia peri-silvian Afasia Broca (motorik, ekspresif) Lesi pada area Broca atau area 44 dan 45 Broadmann Afasia Wernicke (sensorik, reseptif) Lesi pada area Wernicke atau area 41 dan 42 Broadmann Afasia konduksi Lesi di area fasciculus arcuatus Sindrom afasia daerah perbatasan (borderzone) Afasia transkortikal motorik Afasia transkortikal sensorik Afasia transkortikal campuran

Penatalaksanaan
Atasi penyebab utama Stroke, tumor Terapi wicara :

Terapi kognitif linguistik Program stimulus Stimulation-Fascilitation Therapy Terapi kelompok (group therapy) PACE (Promoting Aphasic's Communicative Effectiveness)

You might also like