You are on page 1of 7

Spirometri D8

Nama Ketua kelompok Anggota kelompok Yoda Desika Kolim Maria Donata Keli Jessyca Augustia Nanda Tri Yulisa Putri Rumdan Novia Chrystina Kevin Jodjana Rienaldi Hendrikus Hendra Suseno Bintang David C. Florindo C. Gomes NIM 102011014 102011198 102011291 102011076 102011346 102011055 102011238 102011381 102010394 102007006 Tanda Tangan

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 Email : yodadesika@yahoo.com

Tujuan Percobaan 1. Untuk mengetahui dan memahami cara kerja spirometer. 2. Untuk mengetahui berapa kapasitas dan volume paru pada manusia. 3. Untuk mengetahui cara menghitung kapasitas dan volume paru pada manusia.

I.

Persiapan

1. Isi bejana biru dengan air sampai tanda garis pengisian. Gunakan pegangan tangan di samping bejana untuk membawa bejana. 1

2. Tekan sungkup putih perlahan-lahan ke bawah untuk meyakinkan penempatannya di dasar bejana biru. 3. Masukkan pipa mulut yang disposable ke ujung pipa plastik yang fleksibel. Selalu gunakan pipa mulut disposable yang baru setiap pergantian OP. 4. Tempatkan garis penunjuk pada garis 0 yang terdekat dengan ujung lengan skala, dengan mengatur cakram penunjuk yang harus berada di sebelah kanan garis penunjuk. 5. Bila mengukur volume inspirasi letakkan cakram penunjuk di sebelah kiri garis penunjuk di garis 0 yang terdekat dengan pangkal lengan skala.

II.

Cara Pengukuran

1. Pakai penjepit hidung 2. Pengukuran TV (Volume Tidal) OP melakukan inspirasi biasa di luar, kemudian ekspirasi biasa di spirometer. 3. Nafas biasa 4. Pengukuran TV+ERV OP melakukan inspirasi biasa di luar, kemudian ekspirasi maksimum di spirometer. 5. Nafas biasa 6. Pengukuran VC OP melakukan inspirasi maksimum di luar, kemudian ekspirasi maksimum di spirometer.

Hasil Percobaan Orang Percobaan Umur Jenis Kelamin Tinggi Badan Berat Badan : Rienaldi : 19 Tahun : Laki-laki : 170cm : 72 kg

1. Spirometer Biasa Volume Tidal TV + ERV Kapasitas Vital : 500ml : 1700ml : 4200ml

2. Spirometer Elektronik

Pembahasan Spirometer adalah alat yang mengukur volume udara yang dihirup dan dihembuskan. Alat ini terdiri dari sebuah drum/tong terbalik berisi udara yang mengapung dalam wadah berisi air dan drum ini diseimbangkan oleh suatu beban.1,2 Di dalam drum ini terdapat campuran gas pernapasan, biasanya udara atau oksigen; suatu pipa menghubungkan mulut dengan ruang gas ini.2 Sewaktu subyek menghirup dan menghembuskan udara dari drum melalui sebuah selang penghubung, drum bergerak naik dan turun dan gerakan ini direkam sebagai suatu spirogram, yang dikalibrasikan terhadap besar perubahan volume. Pena merekam inspirasi sebagai defleksi ke atas dan ekspirasi sebagai defleksi ke bawah.1 Spirometer menggunakan prinsip salah satu hukum dalam fisika yaitu hukum Archimedes. Hal ini tercermin pada saat spirometer ditiup, ketika itu tabung yang berisi udara akan naik turun karena adanya gaya dorong ke atas akibat adanya tekanan dari udara yang masuk ke spirometer. Spirometer juga menggunakan hukum newton yang diterapkan dalam sebuah katrol . Katrol ini dihubungkan kepada sebuah bandul yang dapat bergerak naik turun. Bandul ini kemudian dihubungkan lagi dengan alat pencatat yang bergerak diatas silinder berputar.3 Jenis spirometer sendiri ada yang sederhana yang berupa drum yang diisi air serta drum lain yang mengambang di atas air, juga spirometer digital yang lebih canggih yang hasilnya dicatat dan dikeluarkan langsung dari spirometer. Dari segi ketelitian pencatatan spirometer digital memiliki keakuratan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan spirometer sederhana.4

Gambar 1. Volume Paru dalam Milimeter5

Volume dan kapasitas paru dapat diukur dengan spirometer. Perubahan dalam volume pernapasan pada berbagai keadaan pernapasan dapat terlihat pada pencatatan spirogram.2 1. Volume Alun Napas/Tidal Volume Merupakan volume udara yang keluar masuk paru pada pernapasan tenang atau dengan kata lain, volume tidal adalah volume udara yang diinspirasikan dan diekspirasikan di setiap pernapasan dan jumlahnya kira-kira 500ml pada kondisi istirahat.2 2. Volume Cadangan Inspirasi (Inspiratory Reserve Volume/IRV) Merupakan volume udara tambahan yang dapat secara maksimal dihirup di atas volume alun napas istirahat. IRV dicapai oleh kontraksi maksimal diafragma, otot interkostal eksternal, dan otot inspirasi tambahan. Dengan kata lain, volume cadangan inspirasi adalah volume udara maksimal yang dapat masuk ke paru sesudah inspirasi biasa atau tenang. Nilai rerata = 3000ml.1 3. Volume Cadangan Ekspirasi (Expiratory Reserve Volume/ERV) Merupakan volume udara tambahan yang dapat secara aktif dikeluarkan dengan mengontraksikan secara maksimal otot-otot ekspirasi melebihi udara yang secara normal dihembuskan secara pasif pada akhir volume alun napas istirahat, dengan kata lain volume cadangan ekspirasi adalah jumlah udara maksimal yang dapat dikeluarkan dari paru sesudah ekspirasi biasa atau tenang pada saat alun napas tenang/volume tidal. Nilai rerata = 1000ml.1 4. Volume Residu (Residual Volume/RV) Merupakan volume udara minimal yang tertinggal di paru bahkan setelah ekspirasi maksimal. Nilai rerata = 1200ml. Volume residual tidak dapat diukur secara langsung dengan spirometer, karena volume udara ini tidak keluar masuk paru. Namun, volume ini dapat ditentukan secara tidak langsung melalui teknik pengenceran gas yang melibatkan inspirasi sejumlah tertentu gas penjejak tak berbahaya misalnya helium. Volume residu terdiri dari volume kolapas dan volume minimal. Volume kolaps adalah udara yang masih dapat dikeluarkan dari paru sesudah ekspirasi maksimal bila paru kolaps, sedangkan volume minimal adalah udara yang masih tinggal di dalam paru sesudah paru kolaps.1 5. Kapasitas Inspirasi (Inspiratory Capacity/IC) Merupakan volume udara maksimal yang dapat dihirup pada akhir ekspirasi tenang normal (IC = IRV + TV). Nilai rerata = 3500ml.1 6. Kapasitas Residu Fungsional (Functional Residual Capacity/FRC) Merupakan volume udara di paru pada akhir ekspirasi pasif normal (FRC = ERV + RV). Nilai rerata = 2200ml.1 5

7. Kapasitas Vital (Vital Capacity/VC) Merupakan volume udara maksimal yang dapat dikeluarkan dalam satu kali bernapas setelah inspirasi maksimal. Subyek pertama-tama melakukan inspirasi maksimal lalu ekspirasi maksimal (VC = IRV + TV + ERV). Kapasitas vital mencerminkan perubahan volume maksimal yang dapat terjadi pada paru. Hal ini jarang digunakan, karena kontraksi otot maksimal yang terlibat melelahkan, tetapi berguna untuk memastikan kapasitas fungsional paru. Nilai rerata = 4500ml.1 8. Kapasitas Paru Total (Total Lung Capacity/TLC) Merupakan volume udara maksimal yang dapat ditampung oleh paru (TLC = VC + RV). Nilai rerata = 5700ml.1 Pada percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data TV, TV+ERV, dan VC. Datadata ini bisa digunakan untuk menghitung IRV, ERV, dan juga IC sesuai dengan rumus yang ada. Berikut perhitungannya : Hasil data dari spirometer sederhana : TV TV + ERV VC = 500ml = 1700ml = 4200ml

VC

= IRV+TV+ERV = 4200ml 1700ml = 2500ml

4200ml= IRV+ 1700 IRV

IC IC

= TV+IRV = 500ml +2500ml = 3000ml

VC

= IRV+TV+ERV

4200ml= 2500ml + 500ml + ERV ERV = 4200ml (2500ml + 500ml) = 1200ml

Data yang didapatkan dari spirometer sederhana berbeda dengan spirometer digital. Hal ini dapat disebabkan karena faktor subyektif maupun objyektif. Faktor subyektif yaitu dimana OP melakukan inspirasi dan ekspirasi dengan kekuatan yang mungkin sedikit berbeda pada saat dilakukan di spirometer sederhana dan di spirometer digital sehingga hasil yang didapatkan berbeda. Faktor obyektif yaitu mungkin saja terjadi kesalahan pada alat, misalnya

pada spirometer sederhana dimana beban penyeimbangnya bergeser. Pada dasarnya, keakuratan data lebih baik jika menggunakan spirometer digital. Volume dan kapasitas paru setiap orang berbeda tergantung umur, jenis kelamin, berat badan, dan tinggi badan. Semakin berumur, volume dan kapasitas paru biasanya akan berkurang. Pada laki-laki, volume dan kapasitas parunya lebih besar dibandingkan dengan wanita. Selain itu, orang yang lebih kurus mempunyai volume dan kapasitas paru yang lebih besar dibandingkan dengan orang gemuk.

Kesimpulan Volume dan kapasitas paru seseorang dapat diukur dengan menggunakan suatu alat yang disebut spirometer.

Daftar Pustaka 1. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed 6. Jakarta: EGC; 2011.h.517. 2. Guyton. Fisiologi manusia. Ed 6. Jakarta: EGC; 2008.h.346. 3. Davey P. At a glance medicine. Jakarta: Erlangga; 2002.h.84. 4. Gabriel JF. Fisika kedokteran. Jakarta: EGC; 2004. h.63-4. 5. Shier D, Butler J, Lewis R. Holes human anatomy and physiology. New York: McGrew Hill; 2004.h.321.

You might also like