You are on page 1of 6

Manfaat Suntik Vitamin C Kabarnya dengan suntik vitamin C, selain dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan mempercepat proses

penyembuhan, juga akan membuat kulit tampak lebih cantik dan awet muda. Hal ini berkaitan dengan cara kerjanya, antara lain menghambat kerja enzim tirosinase yang berperan dalam pembentukan pigmen. Jika kulit sering terpapar sinar matahari, enzim ini akan cepat terangsang untuk membentuk pigmen. Bila proses pigmentasi itu dihambat, otomatis kulit jadi bersih dan cerah. Mengapa harus pakai cara suntik segala? Apakah dengan melahap buah sumber vitamin C macam jeruk dan jambu biji masib belum cukup? Jawabannya, suntik vitamin C dianggap lebih efektif mencapai sasaran, karena langsung ke pembuluh darah. Kemungkinan hilang dalam metabolisme pun bisa dikurangi. Jasa asam askorbat ini memang besar bagi tubuh dan kulit. Namun, ia juga mudah hilang dalam proses metabolisme bila dikonsumsi lewat mulut. Itu menjadi salah satu pendorong gagasan dan minat memperoleh asupan vitamin C lewat cara yang lebih praktis. *Banyak kelebihan dari suntik vitamin C ini dibanding konsumsi oral. Secara logis saja bisa diketahui bahwa kelebihannya, dengan disuntikkan penyerapan vitamin C lebih baik karena langsung mengikuti peredaran darah. Sedangkan vitamin C bentuk suplemen harus melewati saluran pencernaan dulu baru bisa diedarkan ke darah. Selain itu, faktor makanan juga mempengaruhi penyerapan di lambung. Dosis penyuntikan tergantung dari tujuan serta kondisi saat itu, biasanya dosis yang diberikan 1-4 gr persuntik. Sebaiknya penyuntikan rutin dilakukan seminggu sekali atau dua kali. Setelah 8-10 kali penyuntikan, biasanya manfaaatnya sudah dapat dirasakan. Kecukupan vitamin C akan membantu pembentukan kolagen atau senyawa berisi asam amino mirip lem pengikat sel. Zat perekat ini menjadi bagian susunan utama jaringan penghubung seperti kulit, tulang, dan ikatan sendi tulang. Kolagen menjaga kekenyalan dan kelenturan kulit dengan bantuan vitamin C. Juga untuk mendukung berlangsungnya proses yang memungkinkan molekul mencapai bentuk terbaiknya (hydroxylation). Tugas vitamin C pula untuk menjaga kolagen dari risiko cepat rusak dan lemah. Jadi, ketika vitamin C diberikan secara memadai pada sel kulit, ada kesempatan baik untuk mengurangi kerutan dan meningkatkan kehalusan permukaan kulit. Efek Samping suntik Vitamin C Disarankan bila ingin mengkonsumsi vit c dosis cukup tinggi, untuk berkonsultasi dengan dokter. Karena menyangkut efek samping yang dapat di derita. Sejauh ini vitamin C aman untuk dikonsumsi. Tapi konon vitamin C sebaiknya jangan diberikan pada penderita gagal ginjal dan batu ginjal, sebab akan memacu pembentukan batu ginjal. Vitamin C juga bisa mengganggu penyerapan mineral yang diperlukan tubuh seperti tembaga. Vitamin C merupakan senyawa yang mempermudah penyerapan zat besi. Sebaiknya jangan diberikan pada penderita yang mempunyai kelebihan zat besi. Misalnya pasien hematokromatosis (pewarnaan jaringan dengan pigmen darah). Pengidap maag juga harus hati-hati, karena vitamin C yang bersifat asam maka sebaiknya konsumsi vitamin C dianjurkan untuk makan terlebih dahulu untuk menghindari rasa perih di daerah lambung. Banyak manfaat yang dapat diambil bila mengkonsumsi vitamin C, tapi yang harus perlu diingat bahwa mengkonsumsi vitamin C bukan merupakan terapi utama tetapi merupakan terapi

penunjang. Harus berhati-hati mengkonsumsi vitamin C bila mempunyai riwayat penyakit maag dan batu ginjal karena dapat memperberat penyakit ini. Yang akan ditanyakan terlebih dahulu oleh dokter sebelum melakukan penyuntikan Vitamin C, mereka akan menanyakan apakah pasien mempunyai penyakit maagh turunan atau gangguan ginjal. Sebetulnya yang paling berbahaya adalah apabila ada penolakan dari tubuh sewaktu dilakukan penyuntikan, maka dapat menyebabkan kematian seketika. Selain dr. Maria, dr. Titi pun menyatakan hal serupa (baca artikel : Hati-Hati Suntik Vitamin C!). Jadi berpikirlah 2 kali jika ingin tampil cantik, pilihlah produk yang alami dan bukan sesuatu yang dapat diciptakan secara instan. >>>>>>>>>>>>>>>.

Sekilas Tentang Vitamin C


Beberapa survei konsumen banyak menyatakan bahwa dibanding beberapa jenis vitamin lain, vitamin C merupakan vitamin yang paling banyak dikonsumsi orang. Kepopuleran vitamin ini mungkin didorong oleh segudang manfaat yang bisa didapat dari konsumsinya, yang memang lebih umum untuk keadaan sehari-hari. Vitamin C merupakan antioksidan utama dari semua jenis vitamin dalam melawan radikal bebas, dan berperan besar juga dalam meningkatkan sistem imun dalam pertahanan tubuh terhadap penyakit, disamping banyak lagi pengaturan fungsi tubuh dan penyerapan zat-zat gizi tertentu. Pada kulit sendiri, terkait dengan masalah kosmetis, vitamin C dengan daya antioksidannya dianggap berperan dalam proses peremajaan kulit serta pencegahan penuaan dini akibat serangan radikal bebas dan paparan sinar matahari yang bisa menimbulkan gangguan-gangguan kulit tersebut. Secara alami, vitamin C banyak bisa didapat dari buah-buahan seperti jeruk, jambu biji, anggur, apel, pisang, papaya dan sebagainya, sedangkan dari jenis sayuran seperti tomat, brokoli, bayam, paprika dan sebagainya. Kenyataan yang didapat dari banyak riset bahwa asupan secara alami sehari-hari seringkali tak mencukupi kebutuhan optimal dari standar kecukupan gizi karena pengaturan diet yang tidak sesuai (secara beragam orang dewasa dianjurkan mengkonsumsi vitamin C sedikitnya 75 mg-500 mg/hari secara ideal dan lebih besar bagi wanita hamil atau menyusui ) membuat banyak ahli menganjurkan tambahan konsumsinya dalam bentuk suplemen. Namun jumlah asupan berlebihan juga tidak dianjurkan, dan nilai optimalitas konsumsinya tadi sebenarnya lebih didasarkan pada individu tertentu dengan melihat banyak faktor termasuk berat ringannya aktifitas, lingkungan bersih atau penuh polusi, usia dan banyak lagi.

Vitamin C dan Kesehatan Kulit


Penggunaannya untuk kesehatan kulit sendiri sebenarnya didasarkan pada proses penuaan yang salah satunya dipicu oleh radikal bebas dimana keganasannya turut dipengaruhi oleh faktor usia, penyakit, gizi buruk, polusi dan sinar ultraviolet. Akibatnya banyak terjadi kerusakan kulit yang membuat kulit tampak kusam dan berkerut serta pemunculan flek-flek hitam. Oleh akibat ini, vitamin C bekerja dalam meningkatkan kekebalan tubuh serta mempercepat proses penyembuhan, sekaligus juga terhadap jaringan kulit sehingga kulit bisa tampil lebih awet. Penemuan belakangan produk-produk vitamin C dalam bentuk ester dinilai sebagian ahli lebih efektif terhadap tujuan ini, meski cara kerja umumnya

tetap sama yaitu dengan menghambat kerja enzim tirosinase yang berperan dalam pembentukan pigmen. Beberapa pemicu termasuk yang tersering, sinar matahari akan membuat enzim ini dipicu merangsang pembentukan pigmen sehingga bila proses tersebut dihambat kulit akan terlihat lebih bersih, bersinar dan cerah meski sebenarnya tak secara permanen bertambah putih.

Suntikan Lebih Efektif?

Pilihan penggunaan vitamin C lewat jarum suntik yang sebenarnya sudah dikenal sejak tahun 40an ini namun bertujuan terbatas bagi penyembuhan pascabedah, berprinsip sama seperti terapi lainnya dimana dibandingkan dengan konsumsi cara oral, dimana cara injeksi akan lebih efektif dalam distribusinya karena zat-zat tersebut langsung masuk ke dalam peredaran darah sekaligus mengurangi kemungkinan kadar vitamin terutama asam askorbat yang mudah larut dalam air ini hilang selama proses metabolisme dalam cara oral, kemudian juga pertimbangan atas sifat suplemen vitamin C oral yang bisa mengakibatkan iritasi lambung. Sekarang juga sudah dikenal vitamin C yang langsung dioleskan ke kulit dalam bentuk serum yang memiliki molekul berukuran sangat mikro, yang bagi sebagian ahli lebih dianjurkan ketimbang cara lain. Dari segi keberhasilan dan khasiatnya sendiri masih juga ada pro dan kontra tentang perbedaan cara oral dan injeksi tadi. Salah satu faktor yang menjadi pertimbangan dari penggunaan cara suntikan adalah resiko dan keamanannya. Meski tergolong relative aman, proses penyuntikan vitamin C tetap harus dimonitoring oleh ahlinya, karena seperti obat-obat injeksi lainnya, terlebih yang diberikan secara intravena (langsung ke pembuluh darah) memiliki faktor resiko shock lebih besar bagi pasien yang kebetulan hipersensitif terhadap zat aslinya. Penelusuran lebih lanjut untuk faktor keamanan ini juga bisa dilakukan melalui proses screening, pemeriksaan medis yang detil dan wawancara terarah dengan pasien karena beberapa keadaan lain termasuk adanya gangguan fungsi ginjal dan sistem metabolisme juga tak dianjurkan untuk mendapat suntikan vitamin C.

perlukah suntik vitamin c ?

PERLUKAH SUNTIKAN (INJEKSI) VITAMIN C?


Wanita seakan tidak pernah lepas dengan perawatan tubuh mulai dari perawatan ujung rambut hingga ujung kaki khususnya remaja menuju dewasa seperti kita, berbagai produk kecantikan sangat digandrungi oleh kawula muda, yang tak pernah puas akan dirinya, dan selalu ingun tambah cantik. Salah satu yang sedang trend saat ini yaitu suntik vitamin c .

Kalau dibilang baru, sebenarnya tidak juga, namun penggunaan vitamin C melalui suntikan memang tambah populer sekarang ini. Walau masih ada berbagai pro dan kontra dari beberapa kalangan peneliti, penggunaan yang tidak termasuk ilegalitas praktek dokter membuat penggunanya bertambah banyak. Hasilnya sendiri masih tergolong beragam, namun hampir setiap kali kita menemukan banyak pengakuan rata-rata kulit yang bertambah halus atau cerah dari para penggunanya, dan faktor ini juga yang menambah ketertarikan konsumen, apalagi mengingat harga yang masih tergolong cukup terjangkau, walaupun suntikan tersebut harus diulang secara berkala. Di sela ketidakjelasan banyak teori yang disampaikan melalui berbagai media, mungkin ada gunanya untuk meninjau terlebih dahulu aspekaspek yang ada dibalik penggunaan vitamin C secara suntikan ini, terutama yang berhubungan erat dengan resiko kesehatan. Buat kamuu yang berniat melakukan suntik vitamin C ada baiknya kamu mengetahui ttg Manfaat Suntik Vitamin C dan efek yang ada sesudah suntik vitamin c itu. agar mendapatkan hasil dan efek yang optimal serta menjaga dari hal-hal yang bersifat akan merugikan diri kita sendiri. Berikut Faktanya.

Sekilas Tentang Vitamin C


Beberapa survei konsumen banyak menyatakan bahwa dibanding beberapa jenis vitamin lain, vitamin C merupakan vitamin yang paling banyak dikonsumsi orang. Kepopuleran vitamin ini mungkin didorong oleh segudang manfaat yang bisa didapat dari konsumsinya, yang memang lebih umum untuk keadaan sehari-hari. Vitamin C merupakan antioksidan utama dari semua jenis vitamin dalam melawan radikal bebas, dan berperan besar juga dalam meningkatkan sistem imun dalam pertahanan tubuh terhadap penyakit, disamping banyak lagi pengaturan fungsi tubuh dan penyerapan zat-zat gizi tertentu. Pada kulit sendiri, terkait dengan masalah kosmetis, vitamin C dengan daya antioksidannya dianggap berperan dalam proses peremajaan kulit serta pencegahan penuaan dini akibat serangan radikal bebas

dan paparan sinar matahari yang bisa menimbulkan gangguan-gangguan kulit tersebut. Secara alami, vitamin C banyak bisa didapat dari buah-buahan seperti jeruk, jambu biji, anggur, apel, pisang, papaya dan sebagainya, sedangkan dari jenis sayuran seperti tomat, brokoli, bayam, paprika dan sebagainya. Kenyataan yang didapat dari banyak riset bahwa asupan secara alami sehari-hari seringkali tak mencukupi kebutuhan optimal dari standar kecukupan gizi karena pengaturan diet yang tidak sesuai (secara beragam orang dewasa dianjurkan mengkonsumsi vitamin C sedikitnya 75 mg-500 mg/hari secara ideal dan lebih besar bagi wanita hamil atau menyusui ) membuat banyak ahli menganjurkan tambahan konsumsinya dalam bentuk suplemen. Namun jumlah asupan berlebihan juga tidak dianjurkan, dan nilai optimalitas konsumsinya tadi sebenarnya lebih didasarkan pada individu tertentu dengan melihat banyak faktor termasuk berat ringannya aktifitas, lingkungan bersih atau penuh polusi, usia dan banyak lagi.

Vitamin C dan Kesehatan Kulit


Penggunaannya untuk kesehatan kulit sendiri sebenarnya didasarkan pada proses penuaan yang salah satunya dipicu oleh radikal bebas dimana keganasannya turut dipengaruhi oleh faktor usia, penyakit, gizi buruk, polusi dan sinar ultraviolet. Akibatnya banyak terjadi kerusakan kulit yang membuat kulit tampak kusam dan berkerut serta pemunculan flek-flek hitam. Oleh akibat ini, vitamin C bekerja dalam meningkatkan kekebalan tubuh serta mempercepat proses penyembuhan, sekaligus juga terhadap jaringan kulit sehingga kulit bisa tampil lebih awet. Penemuan belakangan produk-produk vitamin C dalam bentuk ester dinilai sebagian ahli lebih efektif terhadap tujuan ini, meski cara kerja umumnya tetap sama yaitu dengan menghambat kerja enzim tirosinase yang berperan dalam pembentukan pigmen. Beberapa pemicu termasuk yang tersering, sinar matahari akan membuat enzim ini dipicu merangsang pembentukan pigmen sehingga bila proses tersebut dihambat kulit akan terlihat lebih bersih, bersinar dan cerah meski sebenarnya tak secara permanen bertambah putih.

Suntikan Lebih Efektif?


Pilihan penggunaan vitamin C lewat jarum suntik yang sebenarnya sudah dikenal sejak tahun 40an ini namun bertujuan terbatas bagi penyembuhan pascabedah, berprinsip sama seperti terapi lainnya dimana dibandingkan dengan konsumsi cara oral, dimana cara injeksi akan lebih efektif dalam distribusinya karena zat-zat tersebut langsung masuk ke dalam peredaran darah sekaligus mengurangi kemungkinan kadar vitamin terutama asam askorbat yang mudah larut dalam air ini hilang selama proses metabolisme dalam cara oral, kemudian juga pertimbangan atas sifat suplemen vitamin C oral yang bisa mengakibatkan iritasi lambung. Sekarang juga sudah dikenal vitamin C yang langsung dioleskan ke kulit dalam bentuk serum yang memiliki molekul berukuran sangat mikro, yang bagi sebagian ahli lebih dianjurkan ketimbang cara lain. Dari segi keberhasilan dan khasiatnya sendiri masih juga ada pro dan kontra tentang perbedaan cara oral dan injeksi tadi. Salah satu faktor yang menjadi pertimbangan dari penggunaan cara suntikan adalah resiko dan keamanannya. Meski tergolong relative aman, proses penyuntikan vitamin C tetap harus dimonitoring oleh ahlinya, karena seperti obat-obat injeksi lainnya, terlebih yang diberikan secara intravena (langsung ke pembuluh darah) memiliki faktor resiko shock lebih besar bagi pasien yang kebetulan hipersensitif terhadap zat aslinya. Penelusuran lebih lanjut untuk faktor keamanan ini juga bisa dilakukan melalui proses screening, pemeriksaan medis yang

detil dan wawancara terarah dengan pasien karena beberapa keadaan lain termasuk adanya gangguan fungsi ginjal dan sistem metabolisme juga tak dianjurkan untuk mendapat suntikan vitamin C.

You might also like