You are on page 1of 7

Cara Pemberian Obat Subkutan Keuntungan Diperlukan latihan sederhana Absorbsi cepat obat larut dalam air Mencegah

kerusakan sekitar saluran cerna. Kerugian Rasa sakit dan kerusakan kulit Tidak dapat dipakai jika volume obat besar Bioavibilitas berfariasi, sesuai lokasi.

Injeksi subkutan - Pendahuluan


digg injeksi subkutan merupakan salah satu metode pemberian obat dalamtubuh manusia. Sampai dengan 2 ml larutan Obat bisa langsung disuntikkan di bawah kulit. Dengan cara ini, obat dapat berlaku dalam waktu 20 menit. Metode ini dilakukan dengan menggunakan sejumlah kecil cairan obat ke pasien yang tidak dapat mengambil obat-obatan oral, atau jika obat ini sensitif dan dapat dengan mudah dihancurkan oleh sekresi usus. Tidak semua obat cair dapat diberikan melalui subkutan. Ada obat yang dapat membahayakan jaringan permukaan kulit. Dalam hal ini, injeksiintramuskular atau intravena dilakukan. Ketika pemberian obat apapun, penyedia medis harus ingat untuk mengelola obat yang tepat ke orang yang tepat, dengan dosis yang tepat, melalui rute yang tepat dan situs pada waktu yang sempurna. Ketika pemberianinjeksi subkutan, jarum kecil dan tipis digunakan dan dimasukkan tepat di bawah kulit, dan kemudian obat ini disuntikkan perlahan-lahan. Obat ini kemudian akan bergerak langsung ke pembuluh Darah kecil pergi ke aliran darah. Obat biasanya disuntikkan di kaki, perut bagian atas ataulengan atas. Individu dapat memiliki reaksi yang berbeda untuk obat-obatan diberikan secara subkutan. Itulah sebabnya tim Kesehatan harus memantau reaksi pasien s terutama ketika obat diperkenalkan untuk pertama kalinya. Setiap reaksi yang merugikan harus segera dilaporkan kepada staf medis. Jika pasien memerlukan suntikan sering, obat harus disuntikkan di lokasi yang berbeda setiap kali. Jika injeksi subkutan dilakukan dengan benar, tidak akan ada komplikasi yang dapat membahayakan kesehatan baik pasien dan penyedia layanan. Source: http://WEB-INF.prmob.net/views/ltr/article.jspx
inShar e

B. Pemberian Obat Via Jaringan SubKutan 1. Pengertian Merupakan cara memberikan obat melalui suntikan di bawah kulit yang dapat dilakukan pada daerah lengan bagian atas sebelah luar atau sepertiga bagian dairi bahu, paha sebelah luar, daerah dada dan sekitar umbilicus (abdomen). . 2. Tujuan Pemberian obat melalui jaringan sub kutan ini pada umumnya dilakukan dengan program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah. Pemberian insulin terdapat 2 tipe larutan yaitu jernih dan keruh karena adanya penambahan protein sehingga memperlambat absorbs obat atau juga termasuk tipe lambat. 3. Hal-hal yang perlu diperhatikan - Tempat injeksi - Jenis spuit dan jarum suntik yang akan digunakan - Infeksi nyang mungkin terjadi selama injeksi - Kondisi atau penyakit klien - Apakah pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat - Obat yang akan diberikan harus benar - Dosisb yang akan diberikan harus benar - Cara atau rute pemberian yang benar - Waktu yang tepat dan benar 4. Indikasi dan kontra indikasi - Indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama, karena tidak memungkinkan diberikan obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saras besar di bawahnya, obat dosis kecil yang larut dalam air. - Kontra indikasi : obat yang merangsang, obat dalam dosis besar dan tidak larut dalam air atau minyak. 5. Alat dan bahan Daftar buku obat/catatan dan jadual pemberian obat Obat dalam tempatnya Spuit insulin Kapas alcohol dalam tempatnya Cairan pelarut Bak injeksi Bengkok perlak dan alasnya 6. Prosedur kerja 1. Cuci tangan

2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan 3. Bebaskan daerah yang akan disuntik atau bebaskan suntikan dari pakaian. Apabila menggunakan pakaian, maka buka pakaian dan di keataskan. 4. Ambil obat dalam tempatnya sesuai dosis yang akan diberikan. Setelah itu tempatkan pada bak injeksi. 5. Desinfeksi dengan kapas alcohol. 6. Regangkan dengan tangan kiri (daerah yang akan dilakukan suntikan subkutan). 7. Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap ke atas dengan sudut 45 derajat dari permukaan kulit. 8. Lakukan aspirasi, bila tidak ada darah, suntikkan secara perlahan-lahan hingga habis. 9. Tarik spuit dan tahan dengan kapas alcohol dan spuit yang telah dipakai masukkan ke dalam bengkok. 10. Catat hasil pemberian, tanggal, waktu pemberian, dan jenis serta dosis obat. 11. Cuci tangan. Daerah Penyuntikan : o Otot Bokong (musculus gluteus maximus) kanan & kiri ; yang tepat adalah 1/3 bagian dari Spina Iliaca Anterior Superior ke tulang ekor (os coxygeus) o Otot paha bagian luar (muskulus quadriceps femoris) o Otot pangkal lengan (muskulus deltoideus)

saphutra.wordpress.com/2012/08/31/laporan-pendahuluan-pemberian-obat/

Pemberian subkutan (hipodemik) dari obat-obat meliputi injeksi melalui lapisan kulit kedalam jaringan longgardibawah kulit. Injeksi subkutan biasanya diberikan pada lengan depan, pangkal lengan, paha atau nates. Jika pasien akanmenerima suntikan yang berulang-ulang, paling baik tempat penyuntikan bergantiganti untuk mengurangi perangsanganpada jaringan (Ansel, 1989).Hanya pada infeksi oleh bakteri invasif perlu diberikan suatu obat kemoterapeutik yang bersifat memprenetasi baikke dalam jaringan, seperti amoksisilin dan tetrasiklin, sulfa-usus dan furazolidon. Obat-obat ini sebaiknya jangan diberikanlebih dari 710 hari, kecuali bila setelah sembuh diarenya, pasien masih tetap mengeluarkan bakteri dalam tinja (Tjay,2002).Kelompok obat yang sering kali digunakan pada diare adalah:1.Kemoterapeutik untuk terapi kausal, yakni memberantas bakteri penyebab diare, sepertiantibiotika, sulfonamida, kinolon,dan funazolidon.2. Obstipansia untuk terapi simtomatis, yang dapat menghentikan diare dengan beberapa cara, yakni:a. Zat-zat penekan peristaltik sehingga memberikan lebih banyak waktu untuk resorpsi air dan elektrolit oleh mukosausus: candu dan alkaloidnya, derivat-derivat petidin (difenoksilat dan loperamida), dan antikolinergik (atropin,ekstra belladonna).b. Adstringensia, yang menciutkan selaput lendir usus, misalnya asam semak (tanin) dan tannalbumin, garam-garambismut, dan aluminium.c. Adsorbensia, misalnya carbo adsorbens yang pada permukaannya dapat menyerap (adsorpsi) zat-zat beracun(toksin) yang dihasilkan oleh bakteri atau yang adakalanya berasal dari makanan (udang, ikan).3. Spasmolitika,yakni zat-zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot yang sering kali mengakibatkan nyeri perutpada diare, antara lain papaverin dan oksifenonium (Tjay, 2002).Lini pertama pengobatan diare akut, seperti pada gastroenteritis, ialah mencegah atau mengatasi pengeluaranberlebihan cairan dan

elektrolit, terutama penting bagi pasien bayi dan usia lanjut. Dehidrasi adalah suatu keadaan dimanatubuh kekurangan cairan yang dapat berakibat kematian, utamanya pada anak/bayi bila tidak segera diatasi. Oralit tidakmenghentikan diare tetapi mengganti cairan tubuh yang hilang bersama tinja. Dengan menggantikan cairan tubuh tersebut,terjadinya dehidrasi dapat dihindarkan. Oralit tersedia dalam bentuik serbuk untuk dilarutkan dan dalam bentuk larutan,diminum perlahan-lahan (Anonim, 2000).Terapi diare harus disesuaikan dengan penyebabnya. Diare perjalanan dan diare musim panas akut merupakanpenyakit yang sembuh sendiri (self limiting disease) dan tidak memerlukan penanganan dengan obat-obat khusus.Penanganan terapeutik yang terpenting adalah penggantian cairan dan elektrolit secukupnya. Pada kehilangan cairan danelektrolit dalam jumlah besar, perlu diberi substitusi secara parenteral (Mutschler, 1991).Kelompok obat yang sering kali digunakan pada diare adalah:1. Kemoterapeutika, untuk terapi kasual, yakni memberantas bakteri penyebab diare, sepertiantibiotika, sulfonamida,kinolon, dan furazolidon.2. Obstipansia, untuk terapi smomatis, yang dapat menghentikan diare dengan beberapa caya, yakni:1. Zat-zat penekan peristaltik, sehingga memberikan lebih banyak waktu untuk resorpsi air dan elektrolit oleh mukosa usus.2. Adstringensia, yang menciutkan selaput lendir usus, misalnya asam samak (tanin) dan tannalbumin, garam-garam bismut,dan aluminium.3. Adsorbensia, misalnya carbo absorbens yang pada permukaannya dapat muenyerap (adsorpsi) zat toksin yang dihasilkanoleh bakteri atau makanan.4. Smasmolitika, yakni zatzat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot yang sering kali mengakibatkan nyeri perut padadiare, antara lain papaverin dan oksifenonium (Tjay, 2002).Diare akut dapat dibedakan berdasarkan penyebab terjadinya seperti diare akibat virus (Virus melekat pada sel-selmukosa usus, yang menjadi rusak sehingga kapasitas resorpsi menurun dan sekresi air dan elektrolit memegang peranan),diare bakterial (Bakteri yang berasal dari

makanan yang terinfeksi menjadi invasif dan menyerbu ke dalam mukosakemudian memperbanyak diri dan membentuk toksintoksin yang diresopsi ke dalam darah dan menimbulkan gejala hebat),diare parasiter (disebabkan oleh parasit seperti Entamoeba histolytica, Giardia Llambia, Cryptosporidium, dan Cyclospora ),diare akibat enterotoksin (akibat kuman-kuman yang membentuk enterotoksin. Toksin melekat pada sel-sel mukosa danmerusaknya, diare ini bersifat selfmiting yaitu akan sembuh sendiri tanpa pengobatan setelah sel mukosa yang rusak digantidengan yang baru) (Tjay, 2002)
id.scribd.com/doc/72037618/Pemberian-subkutan

B. Suntikan Subkutan (SK) Hanya boleh dilakukan untuk obat yang yang tidak menyebbabkan iritasi jaringan. Absorpsi biasanya terjadi secara lambat dan konstan sehingga efeknya bertahan lama. Obat dalam bentuk suspensi diserap lebih lambat daripada dalam bentuk larutan. Pencampuran obat dengan vasokonstriktor juga akan

memperlambat absorpsi obat tersebut. Obat yang dalam bentuk padat ditanamkan dibawah kulit dapat diabsorpsi selama beberapa minggu atau beberapa bulan.

www.dokterumum.net/farmakologi/pemberian-obat-secara-suntikan.html

You might also like