You are on page 1of 22

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Istilah keandalan jaringan distribusi menggambarkan keamanan jaringan distribusi, penghindaran dari gangguan - gangguan yang menyebabkan sebagian besar pemadaman jaringan distribusi khususnya pada jaringan tegangan menengah 20 kV, yaitu akibat alam (petir, angin, hujan, binatang) dan sebagian lagi adalah kerusakan peralatan. Keandalan adalah penampilan unjuk kerja suatu peralatan atau sistem sesuai dengan fungsinya dalam periode waktu dan kondisi operasi tertentu. Terdapat empat faktor yang dalam keandalan tersebut, yaitu: probabilitas, unjuk kerja sesuai dengan fungsinya, periode waktu dan kondisi operasi. Pada suatu gardu induk arrester dan fuse cut out sangatlah diperlukan. Arrester digunakan untuk melindungi peralatan dari gangguan petir yang dapat mengakibatkan kerusakan pada peralatan tegangan tinggi, peralatan kontrol, telekomunikasi dan peralatan lainnya. Sedangkan Fuse cut out berfungsi untuk mendeteksi adanya gangguan dalam rangkaian dan memutus arus lebih pada harga rating pemutusnya. Sehingga dapat mengamankan jaringan transmisi dari kerusakan. Untuk mendapatkan unjuk kerja yang baik pada arrester dan fuse cut out, maka diperlukan pemeliharaan yang rutin, baik, dan sesuai prosedur.

1.2 Tujuan Penulisan


a. b. Untuk dapat mengetahui pemeliharaan dan perbaikan Arrester Untuk dapat mengetahui pemeliharaan dan perbaikan Fuse Cut out

1.3 Batasan Masalah


a. b. Pembahasan tentang pemeliharaan arrester Pembahasan tentang pemeliharaan Fuse Cut Out

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PEMELIHARAAN PERALATAN LISTRIK 2.1.1 Pengertian Dan Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa peralatan dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang menyebabkan kerusakan. Tujuan pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah untuk menjamin kontinyuitas penyaluran tenaga listrik dan menjamin keandalan, antara lain : a. Untuk meningkatkan reliability, availability dan effiency. b. Untuk memperpanjang umur peralatan. c. Mengurangi resiko terjadinya kegagalan atau kerusakan peralatan d. Meningkatkan Safety peralatan. e. Mengurangi lama waktu padam akibat sering gangguan. Faktor yang paling dominan dalam pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah pada sistem isolasi. Isolasi disini meliputi isolasi keras (padat) dan isolasi minyak (cair). Suatu peralatan akan sangat mahal bila isolasinya sangat bagus, dari demikian isolasi merupakan bagian yang terpenting dan sangat menentukan umur dari peralatan. Untuk itu kita harus memperhatikan / memelihara sistem isolasi sebaik mungkin, baik terhadap isolasinya maupun penyebab kerusakan isolasi. Dalam pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi kita membedakan antara pemeriksaan / monitoring (melihat, mencatat, meraba serta mendengar) dalam keadaan operasi dan memelihara (kalibrasi / pengujian, koreksi / resetting serta memperbaiki / membersihkan ) dalam keadaan padam

2.1.2. Jenis-jenis Pemeliharaan. Jenisjenis pemeliharaan peralatan adalah sebagai berikut : Predictive Maintenance (Conditional Maintenance) adalah

pemeliharaan yang dilakukan dengan cara memprediksi kondisi suatu peralatan listrik, apakah dan kapan kemungkinannya peralatan listrik tersebut menuju kegagalan. Dengan memprediksi kondisi tersebut dapat diketahui gejala kerusakan secara dini. Cara yang biasa dipakai adalah memonitor kondisi secara online baik pada saat peralatan beroperasi atau tidak beroperasi. Untuk ini diperlukan peralatan dan personil khusus untuk analisa. Pemeliharaan ini disebut juga pemeliharaan berdasarkan kondisi (Condition Base Maintenance ). Preventive Maintenance (Time Base Maintenance) adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan secara tiba- tiba dan untuk mempertahankan unjuk kerja peralatan yang optimum sesuai umur teknisnya. Kegiatan ini dilaksanakan secara berkala dengan berpedoman kepada : Instruction Manual dari pabrik, standar-standar yang ada ( IEC, CIGRE, dll ) dan pengalaman operasi di lapangan. Pemeliharaan ini disebut juga dengan pemeliharaan berdasarkan waktu ( Time Base Maintenance ). Corrective Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan berencana pada waktu-waktu tertentu ketika peralatan listrik mengalami kelainan atau untuk kerja rendah pada saat menjalankan fungsinya dengan tujuan untuk mengembalikan pada kondisi semula disertai perbaikan dan penyempurnaan instalasi. Pemeliharaan ini disebut juga Curative Maintenance, yang bisa berupa Trouble Shooting atau penggantian part/bagian yang rusak atau kurang berfungsi yang dilaksanakan dengan terencana. Pelaksanaan pemeliharaan peralatan dapat dibagi 2 macam : 1. Pemeliharaan yang berupa monitoring dan dilakukan oleh petugas operator atau petugas patroli bagi Gardu Induk yang tidak dijaga (GITO Gardu Induk Tanpa Operator). 2. Pemeliharaan yang berupa pembersihan dan pengukuran yang dilakukan oleh petugas pemeliharaan.

2.1.3 Jadwal Pemeliharaan Distribusi Pemeliharaan pada jaringan distribusi memerlukan program yang disusun dengan baik dan periodik melalui jadwal tertentu. Hal ini merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan mutu, daya guna dan keandalan tenaga listrik. Adapun jadwal tersebut kelompok, yaitu : Pemeliharaan Triwulan Pemeliharaan Semesteran Pemeliharaan Tahunan Pemeliharaan Tiga Tahun Pemeliharaan perlu mendapat prioritas lebih tinggi, sehingga dengan hal ini diharapkan daya guna dan keandalan sistem dapat diperoleh secara optional. Pada prakteknya pemeliharaan tahunan dapat dilaksanakan dalam keadaan : 1. Pemeliharaan tahunan keadaan bertegangan. menurut siklusnya yang dikelompokkan dalam empat

Pekerjaan yang perlu dilakukan untuk pemeliharaan tahunan dalam keadaan bertegangan, visual dengan maksud adalah mengadakan pemeliharaan secara untuk tersebut menemukan gangguan yang pada

dikhawatirkan. Gangguan

menyebabkan kerusakan

sistem operasi. Pemeliharaan semacam ini pada pelaksanaannya menggunakan chek list untuk memudahkan para petugas memeriksa dan mendata hal - hal yang perlu diperhatikan. 2. Pemeliharaan tahunan keadaan bebas bertegangan. Pekerjaan yang meliputi: Pemeriksaan Pembersihan Pengetesan Penggantian material bantu (fuse link, HRC fuse )

Adapun bagian - bagian sistem yang perlu dilakukan pemeliharaan peralatan jaringan distribusi secara periodik, diantaranya adalah : 1. Trafo Distribusi 2. Pemisah (PMS) 3. PMT 4. Pemeliharaan Alat Pengaman 5. Pemeliharaan Alat pelindung 6. Pemeliharaan Saklar Tiang 2. 2. SISTEM PENTANAHAN JARINGAN DISTRIBUSI 2.2.1 Pengertian dan Tujuan Sistem Pentahanan Jaringan Distribusi Sistem pentanahan pada jaringan distribusi digunakan sebagai pengaman langsung terhadap peralatan dan manusia bila terjadinya gangguan tanah atau kebocoran arus akibat kegagalan isolasi dan tegangan lebih pada peralatan jaringan distribusi. Petir dapat menghasilkan arus gangguan dan juga tegangan lebih dimana gangguan tersebut dapat dialirkan ke tanah dengan menggunakan sistem pentanahan. Sistem pentanahan adalah suatu tindakan pengamanan dalam jaringan distribusi yang langsung rangkaiannya ditanahkan dengan cara mentanahkan badan peralatan instalasi yang diamankan, sehingga bila terjadi kegagalan isolasi, terhambatlah atau bertahannya tegangan sistem karena terputusnya arus oleh alatalat pengaman tersebut. Agar sistem pentanahan dapat bekerja secara efektif, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1.

Membuat jalur impedansi rendah ketanah untuk pengamanan personil dan peralatan menggunakan rangkaian yang efektif.

2.

Dapat melawan dan menyebarkan gangguan berulang dan arus akibat surja hubung (surge current)

3.

Menggunakan bahan tahan terhadap korosi terhadap berbagai kondisi

kimiawi tanah. Untuk meyakinkan kontiniutas penampilan sepanjang umur peralatan yang dilindungi. 4. Menggunakan sistem mekanik yang kuat namun mudah dalam pelayanannya. Secara umum tujuan dari sistem pentanahan dan grounding pengaman adalah sebagai berikut : 1. Mencegah terjadinya perbedaan potensial antara bagian tertentu dari instalasi secara aman. 2. Mengalirkan arus gangguan ke tanah sehingga aman bagi manusia dan peralatan. 3. Mencegah timbul bahaya sentuh tidak langsung yang

menyebabkan tegangan kejut. Sistem pentanahan dapat dibagi dua : 1. Pentanahan sistem ( pentanahan netral ) 2. Pentanahan umum ( pentanahan peralatan )

2.3. ARRESTER 2.3.1 Pengertian Arrester Arrester petir atau disingkat arrester adalah suatu alat pelindung bagi peralatan system tenaga listrik terhadap surya petir. Alat pelindung terhadap gangguan surya ini berfungsi melindungi peralatan system tenaga listrik dengan cara membatasi surja tegangan lebih yang datang dan mengalirkannya ke tanah. Berhubungan dengan fungsinya itu maka ia harus dapat menahan tegangan system 50 Hz untuk waktu yang terbatas dan harus dapat melewatkan surja arus ke tanah tanpa mengalami kerusakan. Ia berlaku sebagai jalan pintas sekitar isolasi. Arrester membentuk jalan yang mudah untuk dilalui oleh kilat atau petir, sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan. Selain melindungi perlatan dari tegangan lebih yang diakibatkan oleh tegangan lebih external, arrester juga melindungi peralatan yang diakibatkan oleh tegangan lebih internal seperti surja hubung, selain itu arrester juga merupakan

kunci dalam koordinasi isolasi suatu system tenagan listrik. Bila surja dating ke gardu induk arrester bekerja melepaskan muatan listrik serta mengurangi tegangan abnormal yang akan mengenai peralatan dalam gardu induk. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh arrester adalah sebagai berikut : 1. Tegangan percikan (sparkover voltage) dan tegangan pelepasannya (discharge voltage), yaitu tegangan pada terminalnya pada waktu pelepasan, harus cukup rendah, sehingga dapat mengamankan isolasi peralatan. Tegangan percikan disebut juga tegangan gagal sela (gap breakdown voltage) sedangkan tegangan pelepasan disebut juga tegangan sisa (residual voltage) atau jatuh tegangan (voltage drop). Jatuh tegangan pada arrester = I x R Dimana I = Arus maksimal (A) R = Tahanan arrester (Ohm) 2. Arrester harus mampu memutuskan arus dinamik dan dapat berkeja terus seperti semula. Batas dari tegangan system dimana arus susualn ini masih mungkin, disebut tegangan dasar (rated voltage) dari arrester.

2. 3.2

Macam - Macam Arrester Arrester prinsipnya terdiri dari dua jenis yaitu : 1. Arrester jenis ekspulsi (expulsion type) atau tabung pelindung (protector tube) Arrester katup (valve type)

2.

1.

Arrester jenis ekspulsi atau tabung pelindung Pada prinsipnya terdiri dari sela percik yang berada dalam tabung serat

dan sele percik yang berada di luar di udara atau disebut juga sela seri. Bila ada tegangan surja yang tinggi sampai pada jepitan arrester kedua sela percik, yang diluar dan yang berada di dalam tabung serat, tembus seketika dan membentuk jalan penghantar dalam bentuk busur api. Jadi arrester menjadi konduktor dengan impedansi rendah dan melakukan surja arus dan arus daya system bersama sama. Panas yang timbul karena mengalirnya arus petir menguapkan sedikit bahan tabung serat, sehingga gas yang ditimbulkannya menyembur pada api dan mematikannya pada waktu arus susulan melewati titik nolnya. Arus susulan dalam arrester jenis ini dapat mencapai harga yang lebih tinggi sekali tetapi lamanya tidak lebih dari 1 (satu) atau 2 (dua) gelombang, dan biasanya kurang dari setengah gelombang. Jadi tidak menimbulkan gangguan. Arrester jenis ekspulsi ini mempunyai karakteristik volt waktu yang lebih baik dari sela batang dan dapat memutuskan arus susulan. Tetapi tegangan percik impulsnya lebih tinggi dari arrester jenis katup. Tambahan lagi kemampuan untuk memutuskan arus susulan tergantung dari tingkat arus hubung singkat dari system pada titik dimana arrester itu dipasang. Dengan demikian perlindungan dengan arrester jenis ini dipandang tidak memadai untuk perlindungan transformator daya, kecuali untuk system distribusi. Arrester jenis ini banyak juga digunakan pada saluran transmisi untuk membatasi besar surja yang memasuki gardu induk. Dalam penggunaan yang terakhir ini arrester jenis ini sering disebut sebagai tabung pelindung. 2. Arrester jenis katup Arrester jenis katup ini terdiri dari sela percik terbagi atau sela seri yang terhubung dengan elemen tahanan yang mempunyai karakteristik tidak linier.

Tegangan frekuensi dasar tidak dapat menimbulkan tembus pada sela seri. Apabila sela seri tembus pada saat tibanya suatu surja yang cukup tinggi, alat tersebut menjadi penghantar. Sela seri itu tidak bias memutuskan arus susulan. Dalam hal ini dibantu oleh tahanan tak linier yang mempunyai karakteristik tahanan kecil untuk arus besar dan tahanan besar untuk arus susulan dari frekuensi dasar terlihat pada karakteristik volt ampere. Arrester jenis katup ini dibagi menjadi dalam empat jenis yaitu : 1. Arrester katup jenis gardu (station) 2. Arrester katup jenis saluran (intermediate) 3. Arrester katup jenis gardu untuk mesin mesin 4. Arrester katup jenis distribusi untuk mesin mesin (distribution) 2.1. Arrester katup jenis gardu Arrester jenis gardu ini adalah jenis yang paling efisien dan juga paling mahal. Perkataan gardu disini berhubungan dengan pemakaiannya secara umum pada gardu induksi besar. Umumnya dipakai untuk melindungi alat alat yang mahal pada rangkaian rangkaian mulai dari 2400 volt sampai 287 kV dan tlebih tinggi. 2.2. Arrester katup jenis saluran Arrester katup jenis saluran ini lebih murah dari arrester jenis gardu. Kata saluran disini bukanlah berarti untuk saluran transmisi. Seperti arrester jenis gardu, arrester jenis saluran ini dipakai untuk melindungi transformator dan pemutus daya serta dipakai pada system tegangan 15 kV sampai 69 kV. 2.3. Arrester katup jenis gardu untuk mesin mesin Arrester jenis gardu ini khusus untuk melindungi mesin mesin berputar. Pemakaiannya untuk tegangan 2,4 kV sampai 15 kV.

2.4. Arrester katup jenis distribusi untuk mesin mesin Arrester jenis distribusi ini khusus melindungi mesin mesin berputar seperti diatas dan juga melindungi transformator dengan pendingin udara tanpa minyak. Arrester jenis ini dipakai pada peralatan dengan tegangan 120 volt sampai 750 volt. 2.3.3. Karakteristik Arrester Oleh karena arrester dpakai untuk melindungi peralatan system tenaga listrik maka perlu diketahui karakteristiknya sehingga arrester dapat digunakan dengan baik didalam pemakaiannya. Arrester mempunyai tiga karakteristik dasar yang penting dalam pemakaiannya yaitu : Tegangan rated 50 c/s yang tidak boleh dilampaui. Ia mempunyai karakteristik yang dibatasi oleh tegangan ( voltage limiting) bila dilalui oleh berbagai macam arus petir. Sebagaimana diketahui bahwa arrester adalah suatu peralatan tegangan yang mempunyai tegangan ratingnya. Maka jelaslah bahwa ia tidak boleh

dikenakan tegangan yang melebihi rating ini, maka didalam keadaan normal maupun dalam keadaan abnormal. Oleh karena itu menjalankan fungsinya ia menanggung tegangan system normal dan tegangan lebih transiens c/s. karakteristik pembatasan tegangan impuls dari arrester adalah harga yang dapat ditahan oleh terminal ketika melewatkan arus arus tertentu dan harga ini berubah dengan singkat baik sebelum arus mengalir maupum mulai bekerja. Untuk batas termis ialah kemampuan untuk mengalirkan arus surja dalam waktu yang lama atau terjadi berulang ulang tanpa menaikkan suhunya. Meskipun kemampuan arrester untuk menyalurkan arus sudah mencapai 65000 100.000 ampere, tetapi kemampuannya untuk melewatkan surja hunbung terutama bila saluran menjadi panjang dan berisi tenaga besar yang masih rendah.

10

Maka agar supaya tekanan stress pada isolasi dapat dibuat serendah mungkin, suatu system perlindungan tegangan lebih perlu memenuhi persyaratan sebagai berikut a. Dapat melepas tegangan lebih ketanah tanpa menyebabkan hubung singkat ke tanah (saturated ground fault) b. c. Dapat memutuskan arus susulan Mempunyai tingkat perlindungan (protection level) yang rendah, artinya tegangan percikan sela dan tegangan pelepasannya rendah. Berikut gambar konstruksi arrester

Gb. 1 : Konstruksi Arrester

11

2.4 FUSE CUT OUT 2.4.1. Pengertian Cut Out Cut out adalah pengaman lebur yang ditempatkan pada sisi TM yang gunanya untuk mengamankan jaringan TM dan peralatan kearah GI terhadap hubungan singkat di trafo, atau sisi TM sebelum trafo tetapi sesudah cut out. Untuk menentukan besarnya cut out yang harus dipasang, maka harus diketahui arus nominal trafo pada sisi TM, sedangkan besarnya cut out harus lebih besar dari arus nominal trafo sisi TM Cut out distribusi mempunyai penyangga yang bersifat menyekat dan memegang pelebur, yang dilapisi dengan bahan organik. Pemutusan karena arus lebih, akan terjadi pada pemegang-pemegang oleh aksi ionisasi dari gas yang dihasilkan oleh lapisan bahan organik sewaktu terkena busur panas api yang timbul karena mencairnya sambungan pelebur. Dalam jaringan distribusi ada beberapa tipe cut out pelebur, yaitu : Cut out pelebur tipe plug Cut out pelebur tipe pintu Cut out pelebur tipe terbuka 2.4.2. Sifat-Sifat Pengaman Lebur Cut Out Kekuatan isolasi berada pada tingkatan tenaga Digunakan terutama pada gardu induk dan distribusi Konstruksi mekanis di sesuaikan dengan pemasangan dalam gardu Tegangan kerjanya sesuai dengan di gardu dan tegangan sistem transmisinya

12

Pengaman lebur tenaga mempunyai rating tegangan, arus beban dan rating arus pemutus yang lebih tinggi daripada cut out pelebur di sisi busi. Ada dua jenis pengaman lebur tenaga, yaitu : Tipe ekspulsi, pemutusan arus lebih lewat arus diionisasi dari gas, seperti pada cut out pelebur distribusi. Tipe pembatas arus, pemutusan arus lebih terjadi pada waktu busur api yang timbul karena melelehnya elemen lebur dikalahkan oleh pembatas mekanis dan aksi pendinginan dari pengisian pasir disekitar elemen lebur. 2.4.3. Rating Pengaman Lebur Pengaman lebur mempunyai rating arus, rating tegangan dan rating pemutus, didalam pemakaiannya hal tersebut perlu sekali diperhatikan. Rating arus Adalah besarnya arus searah atau arus bolak-balik maksimum dalam Ampere pada rating frekuensi yang mengalir tanpa menimbulkan kenaikan suhu yang melampaui batas. Rating tegangan Adalah tegangan searah atau bolak-balik yang mana pengaman lebur direncanakan untuk beroperasi. Rating pemutus Adalah arus hubung singkat maksimum yang ditunjuk pada tegangan rated yang dapat memutus pelebur dengan aman. 2.4.5 Karakteristik Pengaman Lebur Pelebur atau fuse mempunyai dua karakteristik (kurva karakteristik terlampir), yaitu: Karakteristik pengaman, yaitu hubungan antara arus hubung singkat simetri atau asimetri dengan arus pemutusan pelebur (arus cut out)

13

Karakteristik pencairan (melting) dan pemutusan (clearing), yaitu hubungan antara arus gangguan dengan waktu mulai mencair dan pemutusan fuse. Untuk ini ada dua kurva yaitu maksimum clearing time dan minimum melting time

Berikut gambar konstruksi Fuse Cut Out

Gb. 2 : Konstruksi Fuse Cut Out

14

BAB III PEMBAHASAN

3.1 PEMELIHARAAN ARRESTER Lightning arrester adalah suatu alat yang digunakan untuk melindungi peralatan listrik terhadap sambaran petir. Dipasang pada atau dekat peralatan yang dihubungkan dari fasa konduktor ke tanah. Lightning arrester membentuk jalan yang mudah dilalui petir atau surja, sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan. Jalan pintas tersebut harus sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu aliran daya sistem 50 Hz. Pada kerja normal, lightning arrester berfungsi sebagai isolator dan bila terkena sambaran petir akan berlaku sebagai konduktor yang mengalirkan petir ke bumi. Setelah petir hilang, lightning arrester harus cepat kembali menjadi isolator, sehingga pemutus tenaga (PMT) tidak sempat membuka. Pada kondisi normal (tidak terkena petir), arus bocor lightning arrester tidak boleh melebihi 2 mA. Apabila melebihi angka tersebut berarti kemungkinan besar lightning arrester mengalami kerusakan. Pemeliharaan arrester adalah suatu kegiatan yang sangat penting, karena pemeliharaan terbaik akan memperpanjang umur peralatan dan akan menjamin berfungsinya peralatan dengan baik. Untuk mendapatkan operasi yang optimal diperlukan pemeliharaan yang baik terhadap peralatan. Untuk pemeliharaan arrester terdiri dari: a. b. c. Pemeliharaan Harian Pemeliharaan Tahunan Pemeliharaan 10 Tahunan

15

a. Pemeliharaan harian Pemeliharaan harian dilaksanakan dalam kondisi operasi.


Tabel 1 Pemeliharaan harian arrester

No.

Peralatan / komponen yang diperiksa Discharge counter

Cara Pelaksanaan

1.

Memeriksa discharge counter dan mencatat bila ada kenaikan

2.

Rumah isolator

Memeriksa rumah isolator secara visual (ada tidaknya keretakan)

3.

Miliammeter

Memeriksa penunjukkan miliammeter

16

b. Pemeliharaan Tahunan Pemeliharaan tahunan dilaksanakan dalam keadaan tidak operasi, dan sebaiknya dilakukan menjelang musim hujan.

Tabel 2 Pemeliharaan tahunan arrester

No.

Peralatan / komponen yang diperiksa Rumah isolator

Cara Pelaksanaan Membersihkan rumah isolator dan memeriksa apakah ada keretakan Mengukur tahanan antara elektroda dengan elektroda apakah masih memenuhi persyaratan Mengukur tahanan pentanahan arrester apakah masih memenuhi persyaratan

1.

2.

Tahanan antara elektroda dengan elektroda

3.

Tahanan pentanahan

4.

Miliammeter

Melakukan pengujian fungsional

5.

Discharge counter

Melakukan pengujian fungsional

c. Pemeliharaan 10 Tahunan

Pemeliharaan ini dilaksanakan dengan mengirim arrester ke laboratorium untuk ditest kembali.

17

3.1 MODIFIKASI ARRESTER Modifikasi sistem merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan melakukan penambahan, perbaikan atau penggantian komponen pada jaringan distribusi. ada beberapa komponen yang telah terbukti sukses selama beberapa tahun untuk menambah keandalan distribusi, salah satunya adalah aresster. Lighting Arrester pada sistem distribusi umumnya digunakan untuk melindungi peralatan dari gangguan karena sambaran petir. Arrester juga digunakan melindungi saluran distribusi dari percikan listrik (flashover). Sehingga penggunaan arrester bisa untuk mengurangi gangguan temporer dan akan menambah kualitas listrik. Namun yang menjadi masalah adalah besarnya biaya pengadaan karena pemasangan arrester baru efektif bila dipasang pada tiap fasa per pole.

Gb.3 Bagian bagian dari arrester

18

3. 3 PEMELIHARAAN FUSE CUT OUT Fuse cut out (sekring) adalah suatu alat pengaman yang melindungi jaringan terhadap arus beban lebih (over load current) yang mengalir melebihi dari batas maksimum, yang disebabkan karena hubung singkat (short circuit) atau beban lebih (over load). Konstruksi dari fuse cut out ini jauh lebih sederhana bila dibandingkan dengan pemutus beban (circuit breaker) yang terdapat di Gardu Induk (sub-station). Akan tetapi fuse cut out ini mempunyai kemampuan yang sama dengan pemutus beban tadi. Fuse cut out ini hanya dapat memutuskan satu saluran kawat jaringan di dalam satu alat. Apabila diperlukan pemutus saluran tiga fasa maka dibutuhkan fuse cut out sebanyak tiga buah. Penggunaan fuse cut out ini merupakan bagian yang terlemah di dalam jaringan distribusi. Sebab fuse cut out boleh dikatakan hanya berupa sehelai kawat yang memiliki penampang disesuaikan dengan besarnya arus maksimum yang diperkenankan mengalir di dalam kawat tersebut. Pemilihan kawat yang digunakan pada fuse cut out ini didasarkan pada faktor lumer yang rendah dan harus memiliki daya hantar (conductivity) yang tinggi. Faktor lumer ini ditentukan oleh temperatur bahan tersebut. Biasanya bahan-bahan yang digunakan untuk fuse cut out ini adalah kawat perak, kawat tembaga, kawat seng, kawat timbel atau kawat paduan dari bahan- bahan tersebut. Mengingat kawat perak memiliki konduktivitas 60,6 mho/cm lebih tinggi dari kawat tembaga, dan memiliki

perak ini dipasangkan di dalam tabung porselin yang diisi dengan pasir putih sebagai pemadam busur api, dan menghubungkan kawat tersebut pada kawat fasa, sehingga arus mengalir melaluinya. Jenis fuse cut out ini untuk jaringan distribusi digunakan dengan saklar pemisah. Pada ujung atas dihubungkan dengan kontak-kontak yang berupa pisau yang dapat dilepaskan. Sedangkan pada ujung bawah dihubungkan dengan sebuah engsel. Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini.

19

Gb. 4 Pengaman Fuse Cut Out Kalau arus beban lebih melampaui batas yang diperkenankan, maka kawat perak di dalam tabung porselin akan putus dan arus yang membahayakan dapat dihentikan. Pada waktu kawat putus terjadi busur api, yang segera dipadamkan oleh pasir yang berada di dalam tabung porselin. Karena udara yang berada di dalam porselin itu kecil maka kemungkinan timbulnya ledakan akan berkurang karena diredam oleh pasir putih. Panas yang ditimbulkan sebagian besar akan diserap oleh pasir putih tersebut. Apabila kawat perak menjadi lumer karena tenaga arus yang melebihi maksimum, maka waktu itu kawat akan hancur. Karena adanya gaya hentakan, maka tabung porselin akan terlempar keluar dari kontaknya. Dengan terlepasnya tabung porselin ini yang berfungsi sebagai saklar pemisah, maka terhidarlah peralatan jaringan distribusi dari gangguan arus beban lebih atau arus hubung singkat. Umur dari fuse cut out initergantung pada arus yangmelaluinya. Bila arus yang melalui fuse cut out tersebut melebihi batas maksimum, maka umur fuse cut out lebih pendek. Oleh karena itu pemasangan fuse cut out pada jaringan distribusi hendaknya yang memiliki kemampuan lebih besar dari kualitas tegangan jaringan, lebih kurang tiga sampai lima kali arus nominal yang diperkenankan. Fuse cut out ini biasanya ditempatkan sebagai pengaman tansformator distribusi, dan pengaman pada cabang- cabang saluran feeder yang menuju ke jaringan distribusi sekunder. Pemeliharaan fuse cut out hanya sebatas pengecekan kondisi fuse tersebut serta melakukan pembersihan terhadap debu dan kotoran lainnya yang melekat pada fuse tersebut. Sedangkan untuk perbaikan fuse cut out sangat jrang dilakukan dikareanakn apabila telah terjadi kerusakan pada fuse maka akan segera dilakukan penggantian.

20

BAB IV PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Sistem jaringan distribusi memerlukan pemeliharaan dan perawatan yang berkala. Dengan tujuan system jaringan distribusi bisa optimal dalam

menghantarkan tegangan dan peralatan yang terdapat pada sistem jaringan dapat berumur panjang. Pemeliharaan sistem jaringan distribusi dibuat jadwal yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan supaya pemeliharaan dapat berjalan secara sistematis. Untuk mendapatkan operasi yang optimal pada kerja arrester maka diperlukan pemeliharaan yang baik dan berkala sesuai prosedur , mengingat fungsinya sebagai proteksi terhadap gangguan surja petir. Begitu juga dengan fuse cut out apabila ingin mendapatkan operasi yang optimal terhadap alat ini maka diperlukan pemeliharaan yang baik dan berkala sesuai prosedur , mengingat fungsinya sebagai pengaman dari arus beban lebih dan hubung singkat (short circuit ).

4.2 SARAN

Bagi para pembaca, silahkan untuk melengkapi materi yang berada didalam makalah ini. Karena materi yang berada didalam makalah ini sangatlah sedikit. Dikarenakan waktu yang digunakan untuk membuat makalah ini sangat terbatas.

21

DAFTAR PUSTAKA
dunia-listrik.blogspot.com/2009/05/lightning-arrester.htm www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/upload/L2F606022_MKP.pdf bluemild.wordpress.com/.../fungsi-peralatan-jaringan-distribusi-peng...

22

You might also like