You are on page 1of 2

Lelaki Dewasa yang Menginspirasi

Berbicara sosok ayah memang takkan pernah ada habisnya. Ayah adalah orang yang paling berjasa dalam kehidupan saya, setelah Ibu tentunya. Kasih sayangnya tak dapat diragukan lagi. Beliau sangat menyayangiku dan saya pun sangat mengayanginya. Telah 20 tahun aku di besarkan oleh tangan kekarnya. Ia berperawakan biasa seperti lazimnya ayah. Tampan wajahnya, kulitnya putih bersih, ada sedikit janggut didagunya tapi sering ia cabuti dengan pinset kesayangannya. Itu yang selalu kuingat. Fotonya terpampang di kamar kost ku. Siapa tahu ketika aku kangen, tinggal kupandangi saja wajah beliau. Ah,,pokoknya aku sangat bersyukur diberikan anugerah lelaki dewasa yang memiliki integritas dan tanggung jawab tinggi terhadap keluarga. Ya, ia adalah sosok ayah. Maafkan bila terkadang saya melawan mu ayah. Maafkan bila nada bicara ini terlampau tinggi daripada nada bicaramu. Maafkan dan maafkan aku. Karena saya takut menyesal suatu saat nanti ketika salahku termaafkan dan terjadi kemungkinan terburuk dalam hidup ini. Ayahku itu orangnya sangat bertanggung jawab. Hal ini terlihat dari loyalitasnya dalam memimpin sebuah sekolah setingkat SLTP di kampung saya. Entah sudah berapa tahun ia mengabdi disana. Pernah suatu saat ia berkata, Jang, (panggilan anak laki laki, sunda ) bekerja itu sungguh-sungguh jangan fokus hanya pada materi, itu hanya bonus dari kerja keras kita. Ini menunjukkan sebuah rasa tanggung jawab terhadap sebuah pekerjaan. Patut untuk ditiru oleh saya selaku anaknya. Selain sifat tanggung jawabnya yang tinggi ia pun penyayang kepada keluarga. Pada isterinya, yakni Ibu saya, pada saya, pada adik dan kakak saya. Kasih sayang dan kelembutannya sangat saya rasakan ketika saya sedang sakit. Beliau dengan telaten merawat saya yang terbaring lemah kala itu. Benar- benar ketulusannya mampu saya deteksi dengan emosi di hati ini. Ia terkadang suka membuatkan air gula merah hangat. Ah, rindu saat- saat itu.

Tatkala saya meminta doa dari beliau untuk kesuksesan segala urusan saya ia selalu memberikan tanggapan yang positif. Jawabannya menentramkan, dan menunjukan sebuah cinta yang besar terhadap saya sebagai anak lelakinya. Untuk masalah pendidikan beliau sangat perhatian sekali. Ia memberikan hak penuh kepada saya untuk menentukan arah masa depan saya. Saya ingin sekali kuliah di jurusan Ilmu Komputer UI, dan beliau pun memberikan dukungan penuh. Hal itu menjadi spirit tersendiri bagi saya. Namun kenyataannya saya tidak diterima disana. Akhirnya saya kuliah di UNSOED dengan tujuan mengisi kekosongan selam setahun. Harapannya tahun depannya saya bisa lolos di Jurusan dan Universitas impian saya. *** Impian hanya tinggal impian, saya tidak berjodoh lagi dengan UI. Hadirlah sosok ayah menenangkan saya bahwa ini adalah yang terbaik bagi saya. Beberapa hari selanjutnya saya mengikuti Ujian Masuk UPI dan dinyatakan masuk di jurusan Ilmu Pendidikan Agama Islam. Ketika saya putuskan untuk mengambilnya beliau berpesan Biaya masuk UPI tidak murah, jangan main- main seperti tahun kemarin. Ini pasti yang terbaik. Komputer mah bisa dipelajari di kursusan atau otodidak. Sedih, terharu mendengar pesan dari nya. Sejak saat itu saya mulai menata diri, menata hati untuk bisa menerima kenyataan. Ayah saya percaya kalau saya bisa sukses di jurusan ini. Dan, saya tidak boleh mengecewakan beliau. Pokoknya, ayah sangat menginspirasi kehidupan saya. Semoga beliau diberikan kesehatan, kesabaran dalam mencari biaya untuk saya kuliah, dan dipanjangkan umurnya. Terima kasih atas pengorbanan dan perjuanganmu selama ini ayah. Amien Ayah, Aku sayang engkau.

You might also like