You are on page 1of 18

Cara-cara Pemberian Obat Melalui Telinga, Vagina dan Anus

Kelompok II

Pemberian Obat Melalui Telinga


Cara memberikan obat pada telinga dengan tetes telinga atau salep. Obat tetes telinga ini pada umumnya diberikan pada gangguan infeksi telinga khususnya pada telinga tengah (otitis media), dapat berupa obat antibiotik.

Alat dan Bahan: 1. Obat dalam tempatnya. 2. Penetes. 3. Spekulum telinga. 4. Pinset anatomi dalam tempatnya. 5. Korentang dalam tempatnya. 6. Plester. 7. Kain kasa. 8. Kertas tisu. 9. Balutan.

Prosedur Kerja: 1. Cuci tangan. 2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. 3. Atur posisi pasien dengan kepala miring ke kanan atau ke kiri sesuai dengan daerah yang akan diobati, usahakan agar lubang telinga pasien ke atas. 4. Luruskan lubang telinga dengan menarik daun telinga ke atas/ke belakang (pada orang dewasa), ke bawah pada anak. 5. Apabila obat berupa tetes, maka teteskan obat pada dinding mencegah terhalang oleh gelembung udara dengan jumlah dengan dosis. 6. Apabila berupa salep maka ambil kapas lidi dan oleskan masukkan atau oleskan pada liang telinga. 7. Pertahankan posisi kepala kurang lebih 2-3 menit. 8. Tutup telinga dengan pembalut dan plester kalau perlu. 9. uci tangan. 10. Catat jumlah, tanggal, dan dosis pemberian.

Pemberian Obat Melalui Vagina


Pada pemberian obat secara vaginal, pasien harus minimal selama 1 jam tidur terlentang untuk menghindari obat itu mengalir keluar. Contoh pemberian obat pada penanganan pasien seperti adanya benda asing di dalam vagina dan pemberian prostaglandin untuk induksi persalinan.

Contoh obat supositoria vagina : a. Flagil Supositoria b. Vagistin Supositoria c. Albotil Supositoria d. Mistatin Supositoria e. Tri Costatis Supositoria f. Neoginoksa Supositoria TUJUAN a. Untuk mendapatkan efek terapi obat b. Mengobati saluran vagina atau serviks, seperti Mengurangi peradangan Mengobati infeksi pada vagina Menghilangkan nyeri, rasa terbakar, dan ketidaknyamanan

ALAT / BAHAN a. Obat dalam tempatnya b. Sarung tangan c. Kain kasa d. Kertas tisu e. Kapas suplimat dalam tempatnya f. Pengalas g. Korentang dalam tempatnya h. Bantalan perineum (bila perlu)

PROSEDUR KERJA a. Cuci tangan b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan c. Gunakan sarung tangan d. Siapkan suplai e. Periksa identifikasi klien dan menanyakan nama klien f. Infeksi kondisi genetalia eksterna dan saluran vagina g. Kaji kemampuan klien menggunakan aplikator atau supositoria dan mengambil posisi saat obat dimasukkan h. Alur suplai di sisi tempat tidur i. Tutup gorden atau pintu kamar j. Bantu klien berbaring dalam posisi dorsal recumben k. Jaga abdomen dan ekstremitas bawah tetap tertutup

l. Pastikan orifisium vagina disinari dengan baik oleh lampu kamar/lampu leher angsa (gcoseneck)

m. Masukkan supositoria dengan tangan terbungkus sarung tangan (lihat gambar) n. Beri krim/sabun sesuai dengan petunjuk pada kemasan obat (lihat gambar) o. Lepas sarung tangan dengan menarik bagian dalam sarung tangan keluar dan buang ke dalam wadah yang tepat, cuci tangan p. Instruksikan klien untuk tetap berbaring terlentang selama sekurang-kurangnya 10 menit q. Apabila aplkator digunakan, cuci dengan sabun dan air hangat, bilas dan simpan untuk penggunaan selanjutnya r. Tawarkan klien pembalut perineum ketika ia mulai bergerak s. Inspeksi kondisi saluran vagina dan genetalia eksterna di antara pemberian obat t. Catat nama obat, dosis, cara pemberian dan waktu pemberian obat pada catatan obat.

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN a. Pemberian bentuk, rute dosis waktu yang tepat b. Simpankanlah obat supostoria padat pada tempatnya c. Minimalkan rasa malu klien d. Kurangi dan cegah penularan infeksi e. Jaga kenyamanan klien f. Pertahankan hygiene perineum g. Jaga privasi kerja h. Hindarkan tindakan yang dapat menyebabkan pasien merasa sakit i. Perhatikan teknik septik dan aseptik j. Pemberian obat harus dalam posisi rekumben k. Menginformasikan kepada pasien tentang apa yang terjadi

Pemberian Obat Aelalui anus


Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus atau rektum, dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik. Tindakan pengobatan ini disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat, menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang air besar.

Tujuan Pemberian
a. Untuk memperoleh efek obat lokal maupun sistemik b. Untuk melunakkan feses sehingga mudah untuk dikeluarkan. Contoh obat supositoria : a. Kaltrofen supositoria b. Profeid supositoria c. Ketoprofen supositoria d. Dulcolax supositoria e. Profiretrik supositoria f. Stesolid supositoria g. Boraginol supositoria h. Tromos supositoria i. Propis supositoria j. Dumin supositoria

Prosedur Pemberian Obat Suppositoria 1. Persiapan Alat a. Obat sesuai yang diperlukan (krim, jelly, foam, supositoria) b. Aplikator untuk krim vagina c. Pelumas untuk supositoria d. Sarung tangan sekali pakai e. Pembalut f. Handuk bersih g. Gorden / sampiran

2. Persiapan Pasien dan Lingkungan

a. Menjelaskan kepada pasien tujuan tindakan

yang akan dilakukan. b. Memebritahukan prosedur tindakan yang akan dilakukan. c. Menutup jendela, korden, dan memasang sampiran atau sketsel bila perlu. d. Menganjurkan orang yang tidak berkepentingan untuk keluar ruangan.

3. Pelaksanaan

a. Periksa kembali order pengobatan mengenai jenis pengobatan waktu, jumlah dan dosis obat. b. Siapkan klien c. Kenakan sarung tangan d. Buka supositoria dari kemasannya dan beri pelumas pada ujung bulatan dengan jeli e. Minta klien untuk menarik nafas dalam melalui mulut dan untuk merelaksasikan sfingterani. Mendorong supositoria melalui spinter yang kontriksi menyebabkan timbulnya nyeri

f.

Regangkan bokong klien dengan tangan dominan, dengan jari telunjuk yang tersarungi, masukan supusitoria ke dalam anus melalui sfingterani dan mengenai dinding rektal 10 cm pada orang dewasa dan 5 cm pada bayi dan anak-anak. g. Tarik jari anda dan bersihkan areal anal klien dcngan tisu. h. Anjurkan klien untuk tetap berbaring terlentang atau miring selama 5 menit untuk mencegah keluarnya suppositoria

i. Jika suppositoria mengandung laktosit

atau pelunak fases, letakan tombol pemanggil dalam jangkauan klien agar klien dapat mencari bantuan untuk mengambil pispot atau ke kamar mandi j. Buang sarung tangan pada tempatnya dengan benar k. Cuci tangan l. Kaji respon klien m. Dokumentasikan seluruh tindakan.

The End...

You might also like