You are on page 1of 48

KLIMACTERIUM & MENOPAUSE

OLEH : Dr.H.M.A.ASHARI SpOG (K)

KLIMAKTERIUM & MENOPAUSE


Klimakterium : Fase peralihan dr masa reproduksi Fase Senium (> 35 th - < 65 th) - > 35 th - < 40 th : Klimakterium awal - 40 th - < 65 th : Fase Klimakterium - Menopause :Perdarahan haid yg terakhir (dpt diketahui hanya secara retrospectif) - Perimenopause : 2 th sblm & ssdh menopause - Ooporopause : Akhir dr ovarium berfungsi (saat menopause) - Adrenopause : Akhir dr gld Adrenal berfungsi - Fase Senium : 65 th bersamaan dg adrenopause

Stages of Reproductive Aging Workshop (STRAW)


Stages: -5 -4 Reproductive Early Peak Late -3 -2 -1

Stages of normal reproductive aging in women


0 +1

+2

Terminology:

Menopausal transition Early Late*

Postmenopause Early*
Late

Perimenopause Duration of Stage: a 1 yr b 4 yrs

variable

variable

until demise

Menstrual Cycles: variable to regular regular

variable cycle length (>7 days different from normal)

intervals of amenorrhea (>42 days)

none

Endocrine:

Normal FSH

FSH

FSH

FSH

*Stages most likely to be characterized by vasomotor symptoms


(Deer Valley, Utah, Juli 2001)

Pramenopause : - Masa sekitar U 40 th, s h tdk teratur sdkt /banyak kdg disertai keluhan : nyeri, ggn vasomotor, Sindrome Pra Haid wlo : . . . ? - FSH & E /N, hiperstimulasi Ovarium
Perimenopause : - Masa perubahan antara pra & pasca menopause - S h tdk teratur kbnykan > 38 hr, sdkt < 18 hr - - 40 % anovulatorik, kel vasomotorik, SPH, - Kadar FSH, LH,E bervariasi (N, ,), nampak bhw kel klimakterium muncul jg wlo kadar h

Menopause : - fol yg mengalami atresia me, sp tdk tersedia lg fol yg cukup - Produksi E ber<<, haid tdk terjd lg M se - Kadar FSH (> 35 mIU/ml), E2 (< 30 pg/ml), wnt gemuk E , tdk m.si slm 12 bln
Pasca menopause : - Masa stlh Mse (stlh 12 bln tdk haid) sp Senium - Kadar FSH & LH (> 35 mIU/ml), E2 (< 30 pg/ml) End.um atropi shg tdk haid - Berbagai macam kel akbt E tlh dialami

GEJALA-GEJALA MASA KLIMAKTERIUM


1. 2.

3. 4.

gejala vasomotor (primer): hot flushes, vertigo, hiperhidrosis porestesia gejala konstitusional (sekunder): mudah tersinggung, migraine, gelisah, berdebar-debar, nyeri otot, pinggang gejala psikiatrik & neurotic: depresi, somaticlelah, insomnia, anxietas lain-lain: ggn pola M, veginitis, antropikans, dispareuni, fluor albus, pruritus vulva, ggn libido

Menopause Prekok (POF) : - Mse yg terjd pd U < 40 th, baik kel, profil hormonal FSH, LH & E2 = Mse alami - 75 % kel vasomotorik, 50 % Osteoporosis - Banyak psbb nya (radiasi, khemoterapi, peny autoimmun : myastenia gravis, SLE, ITP, Glomerulonephritis, Artritis Rheumatoid & peny Crohn), obat2 yg bekerja sentral (o diet) dpt me kdr Prl shg menekan FSH & LH tdk terjd folikulogenesis E tdk m.si
Senium : - Wnt telah memasuki U pascamenopause > 65 th

Diagnose : - Usia 40 65 th, pola haid (pramenopause, perimenopause, menopause, pascame.se, dg kel :

- Primer vasomotor : Hot Flushes (dada,leher, kpl), hiperhidrosis, ber debar2, skt kpl , rasa < nyaman, 20 X /hr bila muncul di mlm hr ggn tidur, cepat lelah , mudah tersinggung - 70 % Hot Flushes dialami 1th stlh m.se, 25 % stlh 5th - Pd wnt M.se Prekok 70-90 % Hot flushes - Makin diperberat bila ada stress, alkohol, kopi, makan & minum panas, allergi, hipothyroid - Obat2 : insulin, niasin, nifedipin, nitrigliserin, kalsitonin, antiestrogen

Psikologik : rasa takut, gelisah, mdh tersinggung, lekas marah, sulit berkonsentrasi, perubahan perilaku, depresi & ggn libido Urogenital : dyspareuni, dry vagina, leucorhe, infeksi, contac bleeding, ISK, kraurosis vulva & vagina Pd pasca menopause : prolapsus uteri & vagina, dysurie, inkontinensia urine, kulit kering & menipis, gatal2, keriput, kuku rapuh & kuning, myalgia nyeri tl, mata kering (kerato konjunctivitis sicca) sulit dg kontac lens

Oral discomfort : mulut kering, rasa terbakar, stomatitis, ggn pengecapan (disgeusia)
Osteoporosis , demensia, gigi rapuh, rambut menipis, tumbuh kumis, cholesterol, HDL, LDL, jantung coroner, stroke, ca colon

Pemeriksaan Laboratorium : - Px Lab tdk mutlak, dr usia & kel dx sdh (+) - Tdk m.si > 6 bln FSH & LH , sdg E2 sdh - Lab baru di px bila kel yg muncul bkn akbt E

Pd pra & peri menopause : - FSH, LH & E2 : sering msh N / ttpi sdh ada kel vasomotor, perlu px T3, T4 & TSH ok baik - Hiper/hipotiroid dpt mesbb kel mirip klimakterium, bila hslnya smua N, disbb fluktuasi E2 didlm darah
-

Wnt pasca m.se / Me.se prekok lab : FSH & E2

- Tx TSH 1 bln dulu kel hlg / blm, bila hlg & muncul lg masuk perim.se, bila hlg & tdk muncul lg blm masuk m.se

Wnt dg psikofarmaka, oral.diet

- kdr Prl, bila > 50 ng/ml ? Mikro/makroadenoma hipofisis MRI / CT scan

Konseling Menopause : - Pemberian TSH hanya utk menghlgkan keluhan, mencegah dampak akbat ke<<an E, lm Tx (5-10 th /slm hdp), demi pe kualitas hdp - Risiko TSH : me risiko ca mamae, withdrawl, nafsu makan me shg BB ber(+) - Px Mammografi / USG mamae sblm Tx TSH, hanya dg hsl N yg bisa mdpt TSH - Rwyt obat sdg diminum : o diabetik, KB hormonal, o hipertensi, perokok o k me risiko tromboemboli & peny cardiovasculer - Px VS : T, BB, TB, palpasi mamae, gld thyroid - Pap smear, USG ? Tumor gen interna - Kimia darah ? : Hep.tis, DM, Ginjal

Kontraindikasi Pemberian TSH / HRT : 1. Ca mamae / rwyat ca mamae 2. Ca End.um kec sdh histerektomi 3. Perdrhan pervag yg blm diket psbbnya 4. Cirrosis hepatis, porfiria 5. Tromboemboli, tromboplebitis aktif 6. Hiperlipidemi herediter 7. Meningioma (t u utk progesteron)

Tdk berpengaruh namun waspada : - Hipertensi, migren, varises, - DM, Obesitas, Hepatoma & - Batu empedu, mioma uterus, - Tumor jinak mamae & ovarium, - End.sis, herpes gestasional, ca ovarium, - Epilepsi, anemia sel sabit, asma brochiale, - Osteosclerosis, tetani, multiple sclerosis, lupus eritematosus (LE)

Prinsip Pemberian HRT / TSH : 1. Uterus (+) E + P sbg propilaksis ca end.um 2. Uterus (-) hanya E & kontinyu 3. Wnt perimenopause & msh & ttap ingin haid, TSH secara squensial : E hr 1 - ke26 & P hr ke 13 26, 2-3 hr stlh o hbs akan terjd m.si, kmdn antara hr 1- 5 haid mulai TSH yg baru 4. Wnt pasca m.se yg msh ingn haid,TSH secara squensial tdk terjd haid jg, mk kontinyu saja 5. E & P yg alamiah saja, mulai dg dosis rendah 6. Wnt dg ggn libido E + Androgen (yg berkomponen androgen)

Estrogen Alamiah yg dianjurkan sbg TSH / HRT - Estrogen Equin Konjugasi 0,3 0,625 mg - 17 -estradiol 1 2 mg - Estradiol Valerat 1 2 mg - Estropipate 0,625 1,25 mg Progestogen alamiah yg dianjurkan : P squensial kontinyu - Progesteron 300 mg 100 mg - Siproteron Asetat 1 mg 1 mg - MPA 10 mg 2,5 mg - Didrogesteron 10 mg 10 mg - Klormadinon Asetat(KMA) 1-2mg 1-2 mg - Nomogestrel Asetat 5 mg 2,5 mg

Jenis Progestogen turunan Testosteron : (Noretisteron & Noretisteron Asetat)

Kdg msh dipakai pd TSH, namun banyak silang pendpt o k pengaruhnya thd mamae & metabolisme lipid Jenis progestogen turunan testosteron baru Dienogest hanya sdkt (-)nya thd mamae & mtblsme lipid

Cara Pemberian TSH / HRT Oral ; Transdermal ; Spray Hidung ; Implan ; per Vaginam ; Sublingual ; IM

Oral : plg dianjurkan : - Kadar didlm darah tahan lama - E diberikan stlh makan (perut tdk kosong) - Makanan memicu aktivitas empedu, shg terjd excresi E2 konjugasi ke kedlm empedu - dr empedu E2 konjugasi masuk ke usus dihidrolisis kembali ke serum - (+) Oral : E dpt memicu sintesa HDL di hati & somatomedin utk resorbsi ca di usus - (-) Oral : membebani hati, pd pemberian jangka panjang memicu f. Pembekuan darah di hati, - E.S. : ggn gastrointestinal

Transdermal : berupa Plester (koyok) & Jel - Plester : 50&100 mcg E.diol (E2), dikulit /mggu - Wnt uterus (+) hrs di+ P, kec bila plester (E+P) - Bokong atas, kering bersih tdk ada luka - Jel : di perut, paha atas, tangan & bahu

Tdk perlu dimtblsme di hati & usus, tdk membbani & tdk ada ggn gastrointestinal - Cocok utk psn dg Hepatitis, empedu, hipertensi & DM
-

- Tdk boleh di mamae, mulut, selaput lendir - Digunakan setiap hr t4 boleh di ganti2 & hrs bersih kering & tdk ada luka, dioles saja tunggu 2 menit baru memakai baju, kmdn tangan harus dicuci

Spray Hidung : - Dosis : 300 mcg (2 X spray)/hr, 1 ka & 1 ki - Sebaiknya pd wkt yg = setiap hr, bila 2 3 siklus kelhn blm hlg, dosis dinaikan 450 mcg 600 mcg, secara siklik /kontinyu - Wnt uterus (+) hrs dikombinasi dg P (10-14)hr - Saat spray psn jngn bernafas & jngn membersihkan hidung lbh dulu Implan : - Kurang diminati o k insisi dikulit, bila muncul E.S. Hrs cepat diangkat - Wnt uterus (+) dpt terjd perdrhan banyak

Per Vaginam : - Dpt berupa cincin vagina, krem yg mengandung E2, E3, yg cepat diresorbsi shg kadar E2 diserum efek sistemik (+) - Sdg bila krem dg E3 krn sifatnya lemah, tdk berefek sistemik jg tdk perlu dikombinasi dg P, Sublingual : akan mdptkan kadar serum yg o k resorbsi yg baik dr slput lendir Intramusculer : - Depoestrogen t u wnt uterus (-) bila msh (+) dpt terjd perdrhan banyak

Pengawasan slm TSH / HRT : - 1 bln pemakaian spy kontrol : V.S : T & BB, bila smua ada pe, akbt TSH, bila terjd sp berat stop, bila ringan sdg, dpt dikombinasi dg antihipertensi - Klhan Vasomotorik akan hlg sth 1 bln Tx, sdg yg lain akan hlg stlh 6 bln Tx, - Bila 1 bln klhan vasomotorik blm hlg, adakah sdg minum obat2 yg dpt mengganggu mtblsme E y i : Tetrasiklin, Amoxillin, Klorampenikol, TBC, - Psn sdg diare (tdk terjd resorbsi) - Dosis E yg rendah shg perlu dinaikan, wlo ttap waspada dg : nyeri mamae, skt kpla, perdrhan vag, fluor albus & pe BB - E.S : = tsb diatas, bila tdk ada kontrol 3 bln lagi

Penanganan Efek Samping : @. Nyeri Mamae : akbat dr E / P(jarang) - Dosis E dikan, bila msh ttap dosis P dikan, & bila msh ttap jg, TSH dihentikan utk mengatasi kmkn terjd O.sis diber calsium & vit D3, sdg utk dyspareuni diberi krem / jelly (E2 /E3) vagina @. Pe BB : sbtlnya TSH tdk msbbkan BB - Dg adanya P me(+) nafsu makan (ngemil) - E msbb rehidrasi kulit shg tdk keriput lg, dampak (+) yg diinginkan, wlo smntara ttpi bila BB ttap naik, dosis P di kan atau O R teratur & tdk makan lg stlh pk 17.00

Fluor Albus & Sakit Kepala : - Akbat dosis E yg , atau dosis E tetap ttpi dosis P dinaikan
Perdarahan Per Vaginam : - Plg srg shg psn tdk mau lg dg TSH - Pemberian secara squensial terjd withdrwl (70-90 %) msh N, kdg 8-10 hr obat blm habis tlh terjd perdrhan akbt dr P shg dg me P perdrhan dpt mundur - Bila hipermenore & menoragie, akbt E yg dan P yg shg Tx dosis E di kan & dosis P di kan bila msh blm teratasi D & C bila hsl PA : Hiperplasi gld sistica / adenomatosa, TSH lanjut ttpi secara kontinyu dg dosis P di kan slm 6 bln, kmdm D & C lg, bila membaik , TSH lanjut, D&C lg bila terjd perdrhan lg

@Bila hsl PA hiperplasi Atipik, TSH stop o k dpt berlanjut mjd ca End.um Stiap pemberian secara squensial akan terjd withdrawl, bila tdk terjd kmkn E terlalu shg tdk bisa utk mencegah Os.sis, jantung coroner, & klhan klimakterium, mk dosis E perlu dikan Kadar E2 dianggap cukup utk Tx & pencegahan : 70-100 pg/ml atau 150 pmol/l

Pd 6 bln per1 srg terjd spotting (40%), smkn tinggi E2 didlm serum smkn nampak Ca end.um tdk hanya yg hiperplasi, yg tlh atropipun dpt terjd shg perlu dilkkan biopsi atau USG

Pasien2 yg tdk senang /tdk ingin dg adanya bercak /perdrhan dpt diberikan TSH dg TIBOLON yg memp sifat

Estrogenik , Progestogenik & Androgenik dan dpt bersifat STEAR


(Selectiv Tissue Estrogenik Activator Receptor)

Tibolon :
- Memiliki efek : estrogenik, progestogenik & androgenik shg tlh mengandung 3 komponen hormon. - Sdkt dijumpai perdrhan, - Efektif mnghlgkan klhan : vasomotorik, psikologik, uroginologik, & dpt mencegah terjdnya Osteoporosis & # tulang

27

Tibolon menunjukkan efek hormonal yang berakibat : Menekan gejala vasomotor Memapankan kembali kadar endorfin normal Menekan hipersekresi gonadotrofin Mencegah kekeroposan tulang pasca menopause Efek tibolon pada sumbu hipotalamus-hipofisis relatif kuat dengan tidak ada efek lain pada sistim hormonal lainnya.
28

Dosis pemberian tibolon :

1. Dosis tepat : 2,5 mg/hari 2. Dosis : 5 mg/hari menginduksi perdarahan vaginal pada beberapa pasien 1,25 mg/hari tidak cukup efektif menanggulangi gejala vasomotor 2,5 mg/hari pada wanita normal menghambat ovulasi dan pada pasca menopause menekan secara penuh kadar FSH dan LH
29

Tibolon (Org OD 14) diabsorpsi dengan cepat, nilai puncak dicapai setelah kurang lebih 1,5 4 jam. Absorpsi luas dapat disimpulkan dari penemuan bahwa ekskresi dalam urin setelah pemakaian oral baik dosis tunggal maupun dalam kadar tetap adalah sama dengan pemberian secara intra vena.

Eksresi materi radioaktif menunjukkan pola yang dikenal baik untuk steroid yang serupa, dengan feses sebagai jalur ekskresi, pada dosis tunggal kira-kira 50 % pada wanita (45% pada pria).
Bila dibawah kadar tetap nilai pada wanita 60% pada pria 65%, untuk ekskresi pada kadar dibawah kadar tetap nilainya kurang lebih 30%
30

Di dlm tubuh, tibolone dipecah menjadi 3 metabolit yg masing2 mempunyai aktifitas pd jar.selektif

- 2 metabolit aktif pd : tulang, otak, vagina tdk berefek pd payudara & endometrium
- 1 metabolit berpengaruh lokal di endometrium menyerupai progesteron bagi endometrium Waktu paruh Org OD 14 kurang lebih 45 jam, yang serupa dengan yang ditemukan pada steroid lainnya. Tidak ada sirkulasi enterohepatik. Org OD 14 secara luas dimetabolisme di hati dan usus.
31

Estrogen

32

Terapi Kombinasi Kontinyu :

Estrogen : pemberian estrogen saja dapat membawa risiko overstimulasi endometrium, dapat dikurangi dengan pemberian progesteron dengan interval regular. Dosis pemberian : 0,625 mg (estrogen konjugasi/CEE) Progesteron : untuk mengobati keluhan vasomotor dengan dosis tinggi, tetapi atrofi vaginal tidak terkoreksi dengan cukup. Dosis pemberian : 5 mg (MPA) Androgen : dapat memperbaiki suasana hati dan perasaan sehat bila pemakaian efektif namun dapat berakibat virilisasi
33

3 bln stlh pemberian TSH : - Apakah ada masalah t u stlh dosis E + P disesuaikan, px V.S. T, N, R & BB - Bila masalah jg msh blm teratasi, psn ingin menghentikan, tx dihentikan - Psn bisa diberi utk mencegah Os.sis :
- Bifosfonat + calsium ; Vit D3 + calsium - Dry vagina bisa diberi krem E3 vagina - Bila perdrhan (+) D & C / USG, ketebalan End.um > 5 mm dianjurkan D & C

6 bln stlh pemberian TSH : - Pap smear, V.S. T N R & BB, evaluasi hsl Tx

12 bln stlh pemberian Tx : - Mlkkan mammografi & USG mamae /1 th se X bagi yg memp F R, sdg yg tdk 2 th se X - Adanya FAM bkn mrpkan K I : TSH, lbh baik diambil > dulu Px hormonal sbg evaluasi Tx : - FSH, LH & E sebenarnya dpt dilihat dr keluhan psn, klo klhan hilang dosis sdh sesuai, bila msh tetap dosis < adequat perlu di(+), spt pd Tx DM - Bila dosis sdh dinaikan namun klhan msh ttap ada ? Ada ggn resorbsi hormon di hati / usus perlu Px h

TSH yg diberikan, namun sayang yg dpt di Px hanya 17 -estradiol saja sdg :


- EEK, E3, mikronized estrogen blm /tdk dpt terdeteksi alat lab saat ini / memerlukan SPECIAL KIT msg2 - Drh diambil 2-5 jam stlh pemberian oral bila didptkan E 200 pg/ml & klhan msh terjd ggn & metblsme E, sdg bila didptkan E < 50 klhan msh dosis msh rendah

Hubungan TSH dg ca mamae : - Ca mamae mrpkan alasan tdk mau /tdk mlnjutkan pemakaian TSH - Di negara maju kematian terbanyak wnt > 50 th disbbkan peny jantung koroner, bkn ca mamae - Di USA kmtian akbat peny JK 10 X > ca mamae (1 dr 2 wnt pasca m.se meninggal o k JK, sdg 1 dr 25 wnt meninggal o k ca mamae)

Dlm 50 th terakhir ini kejadian ca mamae me, Apakah akbat dr pemberian TSH ? Msh mjd silang pendpt, dr bbrp penelitian tdk didptkan perbedaan yg bermakna, Bhkan ditemukan pe kejdian ca mamae pd TSH jangka panjang Wnt yg menggunakan TSH justru mempunyai

- RR (risiko relatif > rendah thd kmtian akbat ca mamae)

Wnt yg Tx TSH dg ca mamae justru ca nya berbatas tegas, sdkt agresif & blm bermetastase, bhkan prognosanya > baik Pd penelitian prospektif 420.000 wnt pasca m.se yg mdpt TSH tdk didptkan pe mortalitas Tlh dicoba Tx TSH pd wnt (+) ca mamae dg berbatas tegas, blm bermetastase masa tumor mengecil, jrng bermetastase ke sal lymphe

TX TSH jangka pendek (< 5 th) tdk me risiko terkena ca mamae, sdg (> 5 th) msh ber beda2 pdpt, slh 1 peneliti (uji klinik tersamar ganada) pd wnt yg mdpt TSH slm 10 th tdk didptkan ca mamae (0 %), sdg yg tdk dg TSH didptkan (4,7 %) ca mamae (P<0,01)

Dr 327 psn Tx TSH slm 22 th (0 %) ca mamae, sdg wnt yg tdk mdpt TSH didptkan ca mamae 11,5 % (P<0,01 %)
Di Finlandia dg 5572 psn tdk pernah menggunakan TSH RR terkena ca mamae 1,0 (95 % CI),
Pd 757 psn pernah Tx TSH slm 8,2 th RR 0,47 1,9 (95 % CI) Pd 988 psn sdg Tx TSH RR 0,27 1,2 (95 % CI)

Factor Risiko ca mamae : - Terjadinya pe ca mamae erat hub dg FR - Dahulu rwyat kel dg ca mamae memp FR thd keturunanya, skr banyak terjd silang pdpt & rwyt ca mamae bkn KI utk TSH, o k pd Tx TSH pd wnt dg rwyt camamae tdk mekan kejdian ca mamae secara bermakna, bhkan didptkan penurunan angka kmtian secara keseluruhan - Bila dlm keluarga tlh memp gen BRCA1 & BRCA2, mk Tx TSH tdk dibenarkan - Th 1999,penelitian dg psn Hiperplasia Atipik, diberikan Tx TSH RR terkena ca mamae 1,3-6,3, sdg psn yg tdk dg TSH RR nya 1,0-6,3

Risiko ca mamae pd wnt dg Tx E-TSH atau TSH dg riwayat dlm keluarga Riwayat penggunaan RR - 5 th 1.04 - > 5 th 0.89 Sedang menggunakan RR - 5 th 1.34 (0.98-1.82) - > 5 th 1.17 (0.90-1.51) Sdg psn dg FAM mdpt Tx TSH RR nya 0,72-3,4 Sdg yg tdk di Tx TSH RR nya 0,53-4,0

Bbrp FR utk terkena ca mamae : - 1. Wnt menars dini, Menopause terlambat, riwayat kel ga (+) - 2. Nullipara, P1 terlambat, Mastopatia jinak atipik - 3. Mamae besar, terpapar RO lama, Obesitas, Rwyt op ca. ginekologi - Wanita dg FAM baik mdpt Tx TSH maupun tdk memp risiko utk terkena ca mamae , bila ingin menggunakan TSH dg pengawasan ketat, & yg plg aman wnt dg FR camamae Tx : Raloxifen atau Tamoxifen

Diagnose ca mamae - Mammografi /1-2 th dpt mendeteksi

- Mam.fi pascam.se dg TSH /th mortalitas ca mamae sp 35 % & klo /2 th sp 25 % - Apakah didptkan pe densitas mam.fi / tdk - Bila didptkan waspada ca mamae > besar - Pe d.m.fi sp 60-75 %, RR nya 4-6 X dibanding yg tdk ada peningkatan densitas - Tx E saja didptkan pedensitas mam.fi 10-25 % - Tx E+P (NorEtisTeron Asetat,NETA) didptkan pe d.m.fi 25-50 % - Wnt yg mdpt Tibolon terjd pe d.m.fi 2-6 %

TSH pd wnt dg FR ca mamae / (+) ca mamae - Wnt dg FR /(+) ca mamae dpt diberi Tx : SERM (Selective Estrogen Receptor Modulator)

- Memp sifat estrogenik pd jar tertentu, pd bbrp jar lain (end.um & mamae) bersifat antiestrogenik (Tamoxifen & Raloxifen) - Namun Tamoxifen sifat estrogeniknya > kuat dp antiestrogeniknya shg risiko utk menjd ca me - Tamoxifen me densitas mineral tl & me kadar LDL-C serum & kadar lipoprotein (a) shg dpt me risiko # tl & peny jantung coroner (kmtian sp 50 %)

- Sdg Raloxifen sifat antiestrogennya > kuat End.um atrofi - Raloxifen memp efek mencegah Os.sis pd wnt pascam.se - 10 rb wnt mdpt Raloxifen slm 3 th didptkan pe os.clast 2,3 % - 8 rb wnt Os.sis didptkan pe # tl blkang 40-50 % - Raloxifen me kadar LDL & serum lipoprotein (a), & tdk berefek thd HDL & trigliserid bermanfaat mencegah peny car.vas.ler - Tamoxifen & Raloxifen tdk menghlgkan keluhan vasomotor, urogenital bahkan mlh me risiko Tromboemboli

Fitoestrogin sbg alternatif TSH - Mengingat pemakaian TSH banyak kendala : -Risiko ca end.um, mamae, Tx jangka panjang, E.S. Relatif mahal , mk perlu difikirkan ttang alami, murah, brsal dr tanaman, efektif, dpt ditrima oleh wnt pascam.se y i : FITOESTROGEN

Struktur Fitoestrogen sbgn besar bkn steroid, sdg E umumnya steroid, terdiri dr : -ISOFLAVON : - Genistein, Daidzein, Glycetein : - Banyak didlm Legumes (tumbuhan polong, kedelei -Coumestan : - Coumesterol didlm
beserta produk olahannya)

-Lignan : - Matairesinol, Secoisolariciresinol, Enterolactone,


Enterediol : - DIDLM BUAH2AN,SAYURAN, BIJI2AN (SEREAL)

- RED CLOVER & TAUGE (ALFA SPROUTS)

Sp saat ini penelitian ttg efek fitoestrogen thd wanita pascamenopause msh sdkt

Di Asia kejdian keluhan : - Vasomotor, ca mamae, prostat, Os.sis & peny jantung coroner > rendah >< di Amerika - O k makanan Asia banyak Fitoestrogennya
- Kedelei 10-50 gr /hr Asia, sdg Amerika 1-3 gr /hr

You might also like