Professional Documents
Culture Documents
Toksikologi Pestisida
Toksikologi Pestisida
sebagainya yang diusahakan manusia untuk kesejahteraan hidupnya. Pest berarti hama, sedangkan cide berarti membunuh. Dalam praktek, pestisida digunakan bersama-sama dengan bahan lain misalnya dicampur minyak untuk melarutkannya, air pengencer, tepung untuk mempermudah dalam pengenceran atau penyebaran dan penyemprotannya, bubuk yang dicampur sebagai pengencer (dalam formulasi dust), atraktan (misalnya bahan feromon) untuk pengumpan, bahan yang bersifat sinergis untuk penambah daya racun, dsb.
Formulasi Pestisida
pada umumnya adalah dalam bentuk: 1. Untuk Penyemprotan (sprays) dan pencelupan (dipping) 1.1. Emulsifiable / emulsible concentrates (EC) 1.2. Water miscible liquids (S) 1.2a. Water soluble concentrates (WSC) 1.2b. Soluble concentrates (SC) 1.3. Wettable powder (WP) 1.4. Flowable suspension (F) 1.5. Water soluble powders (SP) 1.6. Ultra Low Volume Concentrates (ULV) 2. Dalam bentuk Dusts (D)
2. Organofosfat (OF)
3. Karbamat (KB)
Asal Contoh
Kec. : Cicendo, Kota : Bandung Kec. : Pacet, Kab. : Cianjur Kec. : Pacet, Kab. : Cianjur
8
9
Bayam
Sawi hijau
0,00166
Tidak terdeteksi dengan Batas Penetapan (BP) 0,001
Komoditas
Pir sandong
Asal Contoh
Kelurahan Mulyaraya, Kec. Kawaluyaan, Kota Bandung Kel. Cicendo, Cicendo, Bandung Kec. Kota
Pir yali
0,00195
3 4 5 6
Apel merah Jeruk murkot Semangka Strawberi Desa Cibodas, Kamp. Cibeuying, Kec. Lembang
0,00312 Tidak terdeteksi dengan Batas Penetapan (BP) 0,001 0,01537 0,15419
Manggis
Mengandung kadar gula = 5,40 %, serat kasar = 45 %, air = 78,26 %, pati = 0,24 %,
1
2 3 4 5 6 7 8
Residu Deltamterin
Kadar Air Kadar Lemak Kadar kalori Kadar Protein Kadar Karbohidrat Kadar Gula Pereduksi Kadar Serat
mg/kg
% % Kkal % % % %
1
-
Tidak terdeteksi
11,7 1,01 210,7872 0,0395 50,3848 13,9958 1,914
9
10 11 12 13 14 15
Kadar Abu
Kadar besi (Fe) Kadar Kalium (K) Kadar Kalsium (Ca) Kadar Magnesium (Mg) Kadar Seng (Zn) Kadar Timbal (Pb)
%
mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg
1,11
9,38 241,53 32,06 31,54 13,04 0
1 2 3 4 5 6 7 8
Residu Imidakloprid Kadar Air Kadar Lemak Kadar Protein Kadar Karbohidrat Kadar Gula Pereduksi Kadar Serat Kadar Abu
mg/kg % % % % % % %
9
10 11 12
mg/kg
mg/kg mg/kg mg/kg
0,78
2,47 166,33 0,00
13
14
mg/kg
mg/kg mg/kg
15,79
5,08 0
PENJERAPAN
Kontak luar dg sel organ atau jasad hewan atu tanaman
PENYERAtPAN
Penerobosan dalam melelui pembatasan kulit, daun, akar, renik, perut, sel, dll
80.000x 85.000x
500x
265x
Disamping timbulnya gerakan-gerakan otot-otot tertentu, tanda dan gejala lain dari keracunan pestisida organofosfat adalah pupil atau celah iris mata menyempit sehingga penglihatan menjadi kabur, mata berair, mulut berbusa atau mengeluarkan banyak air liur, sakit kepala, rasa pusing, berkeringat banyak, detak jantung yang cepat, mual, muntah-muntah, kejang pada perut, mencret, sukar bernafas, otot-otot tidak dapat digerakkan atau lumpuh dan pingsan.
Tanda dan gejala keracunan senyawa dipirindil selalu terlambat diketahui atau disadari karena gejala baru timbul setelah beberapa lama, 24-72 jam setelah keracunan baru terlihat gejala yang ringan seperti sakit perut, mual, muntah, dan diare karena ada iritasi pada saluran pencernaan, 48-72 jam baru timbul gejala-gejala kerusakan ginjal seperti albunuria, proteinnura, haematuria dan peningkatan kretanin lever, 72 jam-24 hari, tanda-tanda kerusakan pada paru-paru.
e. Pestisida Golongan Arsen ( Score 250 EC ) Keracunan pestisida Arsen pada umumnya melalui mulut walaupun bisa juga diserap melalui kulit dan saluran pencernaan. Tanda dan gejala keracunan akut pestisida golongan Arsen adalah nyeri pada perut, muntah, dan diare, sedang keracunan sub akut akan timbul gejala seperti sakit kepala, pusing dan banyak keluar ludah.
f. Pestisida Golongan Antikoagulan ( Klerat ) Pestisida golongan koagulan bekerja menghambat pembekuan darah dan merusak jaringan-jaringan pembuluh darah. Hal ini mengakibatkan terjadinya pendarahan, terutama di bagian dalam tubuh. Tanda dan gejala keracunan yang ditimbulkan oleh pestisida antikoagulan meliputi rasa nyeri pada punggung, lambung, dan usus, muntahmuntah, pendarahan pada hidung dan gusi, timbul bintik-bintik merah pada kulit, terdapat darah dalam air seni dan tinja, timbul lebam pada bagian sekitar lutut, sikut, dan pantat serta kerusakan ginjal.
Toksikologi Pestisida
Organoklorin
Senyawa-senyawa OK (organokhlorin, chlorinated hydrocarbons) sebagian besar menyebabkan kerusakan pada komponen-komponen selubung sel syaraf (Schwann cells) sehingga fungsi syaraf terganggu. Peracunan dapat menyebabkan kematian atau pulih kembali. Kepulihan bukan disebabkan karena senyawa OK telah keluar dari tubuh tetapi karena disimpan dalam lemak tubuh. Semua insektisida OK sukar terurai oleh faktor-faktor lingkungan dan bersifat persisten, Mereka cenderung menempel pada lemak dan partikel tanah sehingga dalam tubuh jasad hidup dapat terjadi akumulasi, demikian pula di dalam tanah. Akibat peracunan biasanya terasa setelah waktu yang lama, terutama bila dose kematian (lethal dose) telah tercapai. Hal inilah yang menyebabkan sehingga penggunaan OK pada saat ini semakin berkurang dan dibatasi. Efek lain adalah biomagnifikasi, yaitu peningkatan peracunan lingkungan yang terjadi karena efek biomagnifikasi (peningkatan biologis) yaitu peningkatan daya racun suatu zat terjadi dalam tubuh jasad hidup, karena reaksi hayati tertentu
Tabel : Efek muskarinik, nikotinik dan saraf pusat pada toksisitas organofosfat.
Efek Gejala
1. Muskarinik
Salivasi, lacrimasi, urinasi dan diaree (SLUD) Kejang perut Nausea dan vomitus Bradicardia Miosis Berkeringat
2. nikotinik
Pegal-pegal, lemah Tremor Paralysis Dyspnea Tachicardia Bingung, gelisah, insomnia, neurosis Sakit kepalaEmosi tidak stabil Bicara terbata-bata Kelemahan umumConvuls Depresi respiras dan gangguan jantungKoma
Semua senyawa OF (organofosfat, organophospates) dan KB (karbamat, carbamates) bersifat perintang ChE (ensim choline esterase), ensim yang berperan dalam penerusan rangsangan syaraf. Peracunan dapat terjadi karena gangguan dalam fungsi susunan syaraf yang akan menyebabkan kematian atau dapat pulih kembali. Umur residu dari OF dan KB ini tidak berlangsung lama sehingga peracunan kronis terhadap lingkungan cenderung tidak terjadi karena faktor-faktor lingkungan mudah menguraikan senyawa-senyawa OF dan KB menjadi komponen yang tidak beracun. Walaupun demikian senyawa ini merupakan racun akut sehingga dalam penggunaannya faktor-faktor keamanan sangat perlu diperhatikan. Karena bahaya yang ditimbulkannya dalam lingkungan hidup tidak berlangsung lama, sebagian besar insektisida dan sebagian fungisida yang digunakan saat ini adalah dari golongan OF dan KB.
LD50 (mg/Kg)
146 12 100 56 27 1375 36 10 3 274 2,5 1
980-3.404 -
Pengobatan
Pengobatan keracunan pestisida ini harus cepat dilakukan terutama untuk toksisitas organophosphat. Bila dilakukan terlambat dalam beberapa menit akan dapat menyebabkan kematian. Diagnosis keracunan dilakukan berdasarkan terjadinya gejala penyakit dan sejarah kejadiannya yang saling berhubungan. Pada keracunan yang berat , pseudokholinesterase dan aktifits erytrocyt kholinesterase harus diukur dan bila kandungannya jauh dibawah normal, kercaunan mesti terjadi dan gejala segera timbul. Pengobatan dengan pemberian atrophin sulfat dosis 1-2 mg i.v. dan biasanya diberikan setiap jam dari 25-50 mg. Atrophin akan memblok efek muskarinik dan beberapa pusat reseptor muskarinik. Pralidoxim (2-PAM) adalah obat spesifik untuk antidotum keracunan organofosfat. Obat tersebut dijual secara komersiil dan tersedia sebagai garam chlorin.