You are on page 1of 19

1 Pendahuluan Magneto-optik pertama kali dipelajari oleh Michael Faraday pada tahun 1845 yang menunjukkan bahwa ketika

cahaya terpolarisasi melewati sepotong kaca yang diletakkan dalam medan magnet, bidang polarisasi cahaya yang diteruskan berputar. Efek ini dikenal dengan efek faraday. Fenomena yang berhubungan ditemukan oleh John Kerr pada 1877, jika efek Faraday teramati pada transmisi, magneto-optik efek kerr teramati pada pemantulan. John Kerr merefleksikan cahaya dari kutub yang dihaluskan sebuah elektromagnet dan diperoleh bidang polarisasinya berputar. Kedua efek tersebut berhubungan dengan interaksi spin-orbit, dan perlakuan rigorous kedua efek melibatkan atau lebih tepatnya memerlukan teori perturbasi. Meski demikian, prinsip umumnya dapat dipahami secara sederhana sebagai berikut. Polarisasi cahaya sirkular tangan-kanan dan tangan kiri menyebabkan muatan dalam material berputar pada arah berlawanan, dan oleh karenanya setiap polarisasi memberikan kontribusi pada perubahan arah momentum anguler pada arah yang berlawanan. Medan magnet menyebabkan polarisasi spin mengarah pada arah medan magnet dan interaksi spin-orbit kemudian menyebabkan adanya kontribusi energi untuk dua polarisasi sirkular memiliki besar yang sama tapi dengan tanda yang berbeda. Hal ini menyebabkan polarisasi-polarisasi tangan kanan dan tangan kiri memiliki indeks bias yang berbeda di dalam material. Jika bidang cahaya terpolarisasi jath pada material magnetik, hal ini dapat dianggap sebagai penjumlahan pancaran terpolarisasi melingkat sesuai aturan tangan kanan dan tangan kiri yang merambat di dalam material dengan kecepatan-kecepatan yang berbeda. Ketika mereka diteruskan kembali, dua berkasd ini tergabung tapi perbedaan fasa diantara mereka menyebabkan berkas yang dipancarkan kembali memiliki bidang polarisasi yang terputar. Dalam medium isotropik, tensor dielektriknya adalah
1 = QZ iQ y iQZ 1 iQx iQy iQx ..........................................................(1) 1

Dimana Q = (Qx , Qy , Qz ) dikenal sebagai vektor Voigt yang searah dengan medan magnetnya dan besarnya tergantung jenis materialnya. Nilai-nilai off diagonal dari matriks tensor dielektrik di atas yang memberikan kontribusi pada efek-efek magnetooptik. Tensor tersebut membawa pada mode-mode yang terpolarisai normal secara , dengan k adalah arah melingkar dengan konstantan dielektrik = 1 Q.k

perambatan cahaya. Mode-mode sirkular berjalan dengan kecepatan-kecepatan yang berbeda dan melemah secara berbeda. Gelombang-gelombang yang ditransmisikan kembali menggabung menghasilkan sumbu polarisasi yang terputar dan juga elliptik (perbedaan pelemahan menyebabkan polarisasi cahaya yang diteruskan kembali menjadi sedikit elliptik) Informasi tentang sifat-sifat fisika dan kimia suatu bahan dapat diperoleh dengan berbagai metode yang berbeda. Metode yang sangat ampuh adalah dengan menyelidiki interaksi radiasi elektromagnetik dengan material.

Tugas terstruktur matakuliah Divais Fotonik Bakti

2 Interaksi antara radiasi elektromagnetik (cahaya) dengan material magnetik dapat membawa kita kepada efek-efek yang sangat menarik. Ketika cahaya terpolarisasi dipantulkan dari permukaan material magnetik, polarisasi dari berkas cahaya dapat berubah bergantung magnetisasi dari bahan yang lebih dikenal dengan magneto-optical Kerr effect. Magneto-optical Kerr spectroscopy merupakan teknik sangat ampuh untuk memperoleh informasi struktur elektron senyawa magnetik. Secara umum, spektrum Kerr mengandung lebih banyak informasi dibandingkan spektrum yang diperoleh dengan spektroskopi optik biasanya. Tapi memerlukan representasi yang lebih rumit. Studi magnet-magnet logam lebih baik menggunakan efek Kerr daripada efek Faraday karena logam menyerap cahaya jadi tidak bisa dipelajari dengan transmisi, mungkin bisa untuk sampel yang sangat tipis sekali. Efek Kerr juga beguna untuk lapisan tipis-lapisan tipis magnetik dan permukaan-permukaan, dalam kasus ini, teknik yang digunakan dikenal dengan SMOKE (Surface Magneto-Optic Kerr Effect). Teknik tersebut dapat digunakan selama penumbuhan lapisan tipis dalam chamber ultra-high vacuum (UHV) dengan melewatkan berkas laser melalui jendela chamber sedemikian sehingga berkas laser tersebut dapat mengenai sampel, memantul dan diteruskan keluar chamber melalui satu jendela yang lain dari chamber. Perubahan polarisasi cahaya dapat diamati menggunakan polarizer yang dibentangkan melintang. Efek Kerr dapat dilakukan untuk berbagai macam geometri, dalam Polar Kerr Effect arah magnetisasi M tegak lurus dengan bidang lapisan tipis. Untuk M pada arah bidang lapisan tipis, maka dapat diukur Longitudinal Kerr Effect Untuk M pada arah bidang hamburan cahaya atau transverse Kerr Effect jika M tegak lurus dengan bidang datang cahaya. Disebabkan karena dapat dilakukan selama penumbuhan film, SMOKE sangat berguna untuk studi sifat magnetik permukaan, sifat magnetik lapisan tipis-lapisan tipis sebagai fungsi dari ketebalan lapisan tipis dan pengamatan keanisotropikan permukaan (sebagai contoh untuk mengetahui pada ketebalan lapisan tipis berapa magnetisasi berubah dari in-plane ke out-plane).

M
(a)

M
(b) (c)

Gambar 1. (a) Polar Kerr Effect; (b) Longitudinal Kerr Effect; (c) Transverse Kerr Effect

Efek-efek magneto-optik sangat berguna juga dalam perekaman data secara magnetik, hal ini dilakukan sejak orang dapat melakukan scanning berkas laser terpolarisasi yang melintang disk dengan sangat cepat dan mengukur informasi magnetik yang dikodekan pada disk dengan memanfaatkan perubahan-perubahan polarisasi cahaya terpantul.

Tugas terstruktur matakuliah Divais Fotonik Bakti

3 Meskipun magneto-optik dapat digunakan untuk membaca informasi yang terkandung dalam disk, proses kebalikannya yaitu penulisan data dapat juga dilakukan dengan menggunakan suatu laser yang lain untuk memanaskan secara lokal daerah yang sangat kecil dari disk di atas Tc dan memberikan medan magnet pada disk; hanya daerah yang terpanasi berubah informasi dari daerah selain ini dari disk tetap tidak berubah. Laser kemudian bergerak ke daerah yang lain untuk menuliskan bit berikutnya. Untuk aplikasi ini dibutuhkan efek Kerr yang besar untuk meminimalkan sinyal terhadap noise. Sejak awal abad 21, mass storage data dengan disk sangat-sangat penting sekali. Sesuatu yang sangat fundamental untuk dipahami adalah mekanisme yang membawa pada magneto-optical Kerr effect Magneto-optical Kerr effect diamati pada material yang memiliki pemantulan yang berbeda untuk cahaya terpolarisasi sirkular menurut tangan kiri dan tangan kanan. Dalam hal untuk memperlakukan sifat-sifat polarisasi material, deskripsi cahaya terpolarisasi yan sesuai sangat diperlukan. Gelombang cahaya adalah elektromagntik dalam keadaan alaminya dan memerlukan empat vektor medan dasar untuk mendeskripsikannya secara lengkap. Kekuatan medan listrik E , rapat pergeseran listrik D , kekuatan medan magnet H dan rapat flux magnet B . Dari empat vektor tersebut, kekuatan medan listrik E dipilih untuk mendefinsikan keadaan polarisasi gelombang cahaya. Pilihan ini didasarkan pada kenyataan bahwa ketika cahaya berinteraksi dengan material, pengaruh gaya pada elektron yang ditimbulkan oleh medan listrik pada gelombang cahaya sangat besar bila dibandingkan dengan yang diberikan oleh medan magnet dari gelombang cahaya. Secara umum, jika polarisasi E dapat ditentukan, polarisasi dari ketiga vektor medan D , H dan B sisanya dapat ditemukan. Hal ini disebabkan E , D , H dan B saling berhubungan menurut persamaan medan Maxwell. Perhatian akan difokuskan pada polarisasi cahaya seperti yang didefinisikan oleh kelakuan vektor listrik E (r , t ) yang teramati pada titik tertentu yang tetap dalam ruang r dan t .

Tugas terstruktur matakuliah Divais Fotonik Bakti

4
Polarisasi elips

Sebuah gelombang cahaya dengan sebuah vektor listrik pada titik tetap dalam ruang yang melalui elips yang sama dalam bentuk pengulangan yang teratur dideskripsikan sebagai polarisasi elips pada titik tersebut. Jika kita tinjau bidang elips polarisasi berimpit dengan bidang kertas, dan arah perambatan gelombang cahaya mengarah keluar bidang kertas ke arah pembaca, orientasi dari elips ini, bentuk dan visualisasinya dapat digambarkan sebagai berikut. y

Et =0

a Azimuth adalah sudut antara sumbu mayor elips dengan arah positif sumbu X yang mendefinisikan orientasi elips pada bidangnya. Eliptisitas e menyatakan perbandingan panjang sumbu minor elips b dengan panjang sumbu mayor a, e = b/a. menyatakan sudut eliptisitas dimana e = tan . Putaran polarisasi elips menentukan pada arah mana elips dideskripsikan. Parameter ini diasumsikan hanya memiliki dua nilai diskrit. Polarisasi tangan kanan jika elips bergerak searah jarum jam ketika melihat pada berkas. Polarisasi tangan kiri jika elips bergerak berlawanan arah jarum jam. Amplitudo (ukuran) sebuah fibrasi eliptik didefinisikan dalam nilai panjang sumbu mayor a dan panjang sumbu minor b, A = (a 2 + b 2 )1/ 2 , yang menyatakan ukuran kekuatan fibrasi eliptik dan kuadratnya sebanding dengan rapat energi gelombang pada titik observasi medan. Fase mutlak menyatakan sudut antara posisi awal vektor listrik pada saat t = 0 dengan sumbu mayor menurut gambar di atas.

Polarisasi linier dan sirkular

Keadaan-keadaan polarisasi linier dan sirkular merupakan kasus-kasus khusus dari keadaan umum polarisasi eliptik dan dibangkitkan ketika eliptisitas e berada pada
Tugas terstruktur matakuliah Divais Fotonik Bakti

5 nilai-nilai khusus +/- 1dan nol. Nilai e = +1 menunjukkan keadaan terpolarisasi sirkular tangan kanan dimana e = -1 menunjukkan keadaan terpolarisasi sirkular tangan kiri. Ketika e = 0 gelombang-gelombang cahaya terpolarisasi linier. Kasuskasus khusus ini digambarkan sebagai berikut.
y y y L

x x

x
(a) (b)

Gambar 2. Kasus-kasus khusus polarisasi (a) linier dan (b) sirkular. L dan R menunjukkan polarisasi kanan dan

Gelombang bidang berjalan Transverse-Electrik (TE)

Vektor elektrik gelombang bidang berjalan transverse-electric terpolarisasi linier bergantung posisi dan waktu menurut persamaan berikut
E (r , t ) = E0 cos t k . r + u .........................................................(2)
u merepresentasikan konstanta vektor satuan dalam arah polarisasi linier, tegak lurus arah perambatan gelombang yang diberikan vektor gelombang k . E0 adalah amplitudo osilasi, tidak bergantung r dan t .

Jika gelombang seperti itu merambat sepanjang arah positif sumbu z dari koordinat cartesian xyz, right-handed, ortogonal dan jika vektor satuan u dan u dipilih sejajar dengan arah positif sumbu x dan y, vektor elektrik menjadi 2 2 . z + x x + E y cos t . z + y y ...(3) E ( z , t ) = Ex cos t Ex dan E y merepresentasikan amplitudo-amplitudo linier, osilasi harmonik komponen-komponen medan elektrik sepanjang sumbu-sumbu x dan y, dan x dan y merepresentasikan fase-fase yang bersesuaian dengan kondisi dari osilasi-osilasi ini. x dan y adalah vektor satuan dalam arah sumbu-sumbu x dan y positif. Untuk meninjau polarisasi gelombang dan modifikasinya oleh divais optik, kita tidak memerlukan ekspresi penuh dari gelombang yang diberikan pada pers.().

Tugas terstruktur matakuliah Divais Fotonik Bakti

6 Dengan beberapa langkah sederhana deskripsi yang sesuai untuk gelombang cahaya dapat disusun. Pertama-tama dituliskan vektor elektrik dalam bentuk 2x1 vektor kolom sebagai berikut. 2 Ex cos t . z + x .......................................................(4) E ( z, t ) = 2 . z + y E y cos t Karena komponen-komponen medan pada semua titik dalam ruang untuk medan monokromatik diketahui berosilasi secara sinusoidal dengan waktu pada frekuensi yang sama, sehingga
E( z) = e
i 2 z

Ex ei x ..............................................................................(5) i y E e y

Kebergantungan pada waktu dapat dituliskan ulang


it E ( z , t ) = Re E ( z )e ............................................................................(6)

Langkah terakhir untuk mendeskripsikan secara matematis gelombang bidang TE menghilangkan informasi spasial gelombang dengan meninjau medan pada satu bidang yang tegak lurus, sebagai contoh bidang z = 0 dari sistem koordinat xyz. Jika z = 0 kita substitusikan pada pers.(), kita peroleh Ex ei x E (0) = ........................................................................................(7) i y E e y Vektor E (0) merupakan representasi yang diharapkan dari gelombang berjalan TE tunggal. Vektor pers.() disebut dengan vektor Jones untuk gelombang. Vektor Jones mengandung informasi yang lengkap tentang amplitudo-amplitudo dan fasefase komponen-komponen medan, hal ini dikarenakan polarisasi dari gelombang. Dari vektor Jones E (0) ini kita dapat menyusun ulang semua gelombang yang bergantung pada ruang dan waktu.
i ( t 2 z ) E ( z , t ) = Re E (0)e .....................................................................(8)

Untuk pembahasan berikutnya, kita tuliskan vektor Jones dengan notasi yang sederhana

Tugas terstruktur matakuliah Divais Fotonik Bakti

7 Ex E = .................................................................................................(9) Ey Dimana Ex = Ex ei x dan E y = E y e y . Intensitas I sebuah gelombang dapat diungkapkan sebagai penjumlahan kuadrat amplitudo-amplitudo osilasi-osilasi komponen sepanjang dua arah yang ortogonal. I = Ex + E y = Ex* Ex + E y* E y ..............................................................(10)
2 2 i

Vektor Jones untuk beberapa keadaan polarisasi

Jika komponen-komponen Ex dan E y vektor Jones mengasumsikan semua nilai-nilai yang mungkin sebagai dua bilangan kompleks yang saling tidak bergantung, semua keadaan polarisasi yang mungkin untuk semua nilai yang mungkin dari intensitas dan fase diperoleh. Tinjau gelombang ternormalisasi ( I = 1), kita dapat melihat pada vektor Jones keadaan-keadaan polarisasi yang umum. Sebagai contoh, vektor-vektor Jones

x = 0

dan

y = ..............................................................(11) 1

Merepresentasikan gelombang terpolarisasi linier dengan vektor-vektor elektrik menimbulkan osilasi harmonik sederhana sepanjang sumbu-sumbu x dan y. Dengan satuan amplitudo dan fase nol ( = 0 )Vektor-vektor Jones x dan y membentuk sebuah pasangan ortogonal. Untuk sebarang gelombang cahaya terpolarisasi linier, vektor elektrik berosilasi sepanjang arah x yang umum pada muka gelombang, miring terhadap sumbu x dengan sudut azimut . Untuk gelombang seperti itu, vektor Jones diberikan oleh cos x = ..........................................................................................(12) sin Satu pasangan gelombang-gelombang ortogonal yang ditinjau adalah gelombang-gelombang terpolarisasi sirkular menurut aturan tangan kiri dan kanan vektor jones dinyatakan sebagai berikut.

1 =

1 1 dan 2 i

r =

1 1 .......................................................(13) 2 i

Osilasi-osilasi linier sepanjang sumbu x dan y dimana 1 dan r disusun, memiiliki amplitudo yang sama. Dalam kasus keadaan sirkular-kiri komponen y

Tugas terstruktur matakuliah Divais Fotonik Bakti

bergeser dari komponen x dengan sudut fase

, dimana untuk keadaan sirkular-

kanan komponen y bergeser dari komponen x dengan sudut fase untuk beberapa keadaan polarisasi diberikan sebagai berikut. y y y

. Vektor Jones

x cos sin x

1 0

1 1 2 i

y x

x
sin cos y y

x
1 1 2 i

0 1

x x

0.76 + j 0.24 0.44 j 0.42 0.44 + j 0.42 0.76 + j 0.24

Gambar . beberapa vektor Jones untuk beberapa keadaan polarisasi

Sebarang vektor Jones dapat disusun sebagai superposisi linier vektor-vektor Jones ortonormal x dan y , Ex , y = Ex x + E y y ...................................................................................(14) Pada kasus-kasus tertentu, seperti Kerr effect, lebih cocok digunakan vektorvektor Jones ortonormal 1 dan r pada pers.() sebagai basis yang berkenaan dengan polarisasi sirkular menuru aturan tangan kanan dan kiri. Pada kasus ini, kita bisa menuliskan ulang pers.() sebagai berikut Ex , y = E11 + Er r ....................................................................................(15)

Tugas terstruktur matakuliah Divais Fotonik Bakti

9 Dengan menggunakan ungkapan untuk vektor basis 1 dan r dari pers.() dapat kita tuliskan
Ex 1 1 1 E1 E = .......................................................................(16) 2 i i Er y

Atau Ex , y = FE1,r ;F = 1 1 1 ............................................................(17) 2 i i

Dengan E1,r adalah Vektor-vektor Jones untuk gelombang ketika polarisasipolarisasi sirkular tangan kanan dan kiri digunakan sebagai keadaan-keadaan basis. F merepresentasikan transformasi dari keadaan-keadaan basis sirkular ke linier. Pers.() merepresentasikan tansformasi vektor Jones disebabkan berubahnya basis dari polarisasi- polarisasi sirkular yang memenuhi aturan tangan kiri dan kanan menjadi polarisasi- polarisasi cartesian x dan y.
Vektor- Vektor Jones Dan Cartesian Dari Keadaan Polarisasi Eliptik Yang Diberikan

Vektor Jones Cartesian dari fibrasi eliptik dengan satuan amplitudo (A=1), azimut nol ( = 0 ), sudut eliptisitas dan mengacu pada sistem koordinat ( x, y ) yang berhimpit dengan sumbu-sumbu mayor dan minor, dinyatakan cos E x, y = .....................................................................................(18) i sin Mengalikan pers.() dengn Aei merubah amplitudo fibrasi dari satu ke A dan menggeser posisi awal vektor elektrik pada t = 0, perkalian pers.() berikutnya dengan matriks rotasi maju R( ) menghasilkn vektor Jones cos Exy = Aei R( ) ....................................................................(19) i sin Dengan R( ) = 1 cos 2 sin sin .............................................................(20) cos

Yang menggambarkan sebuah fibrasi eliptik amplitudo A , fase , azimut dan sudut eliptisitas (gambar berikut). Fibrasi eliptik yang sama dapat dinyatakan dengan sebuah vektor Jones sirkular: i E1 Aei ( cos sin ) e .......................................................(21) E = i 2 + cos sin e ( ) r

Tugas terstruktur matakuliah Divais Fotonik Bakti

10
y, y

y, y

=0

t=0 x, x

Et =0

x, x

y x

Et =0

Gambar 4. dua langkah prosedur sintesis vektor Jones dari sebarang keadaan polarisasi

Sangat menguntungkan untuk menekan amplitudo dan fase mutlak serta mengenalkan variabel polarisasi E i ( ) E = x , = x e x y .....................................(22) Ey Ey Pers.(17) menyatakan pada kenyataannya ketika vektor medan listrik terpecah menjadi dua komponen sepanjang dua arah acuan pada muka gelombang, polarisasi

Tugas terstruktur matakuliah Divais Fotonik Bakti

11 elips ditentukan secara lengkap dengan amplitudo relatif dan fase relatif satu komponen osilasi dengan memperhatikan komponen ortogonal yang lain. Jika polarisasi sirkular tangan kanan dan kiri dipilih sebagai keadaan-keadaan basis, variabel polarisasi menjadi

Er E1

Er E1

ei ( r 1 ) ......................................(23)

Hubungan antara variabel polarisasi kompleks sirkular dan azimut serta sudut eliptisitas elips polarisasi yang bersangkutan dapat diperoleh (dari pers.() dan pers.()) sebagai berikut

1 + tan 2i e .......................................................(24) = tan( + )e2i = 4 1 tan


Azimut dan sudut eliptisitas berhubungan dengan sebagai berikut

= (1/ 2 ) arg ( ) ...............................................................................(25)


tan =

1 ........................................................................................(26) +1

Penjalaran Cahaya Terpolarisasi melalui Polarizing Optical Systems

Pada alat ukur efek Kerr sebuah berkas cahaya terpolarisasi dirambatkan melalui alat-alat optik berlapis yang setiap darinya menghasilkan perubahan yang spesifik terhadap keadaan polarisasi. Polarizing Optical Systems bisa terdiri dari polarizer, retarders, rotators dan reflektors. y x
z

x
z

(T) s
Eo Ei dan

Ei

Gambar 5. berkas datang dan yang diteruskan dari sistem optik s adalah gelombang bidang dengan vektor-vektor jones

Eo mengacu pada sistem koordinat Cartesian (x,y,z) untuk input


dan

( x, y, z ) untuk output, Eo = (T) Ei


ik J

dimana (T)

Interaksi antara gelombang datang dengan sistem optik direpresentasikan sebagai berikut.
Eox T11 T12 Eix E = oy T21 T22 Eiy

d l h

Atau

Eo = TEi ....................................(27)

Tugas terstruktur matakuliah Divais Fotonik Bakti

12 Matriks 2 x 2 pada pers.() dikenal dengan matriks Jones sistem optik (atau devais) dan elemen-elemnnya secara umum adalah kompleks. Sebagai contoh matriks Jones dari sebuah retarder linier dapat dituliskan 1 0 T = e i1 .................................................................................(28) i 0 e Dimana

2 d

( no ne ) ..................................................................................(29)

Besaran ( no ne ) secara umum disebut birefringence medium.

Adalah retardasi relatif (y mengacu pada x) dan 1 adalah retardasi dari satu sumbu.

Karena akan meninjau efek Kerr, sangat berguna untuk meninjau kasus pemantulan langsung dari antarmuka dua media, melintang dimana perubahan indeks bias dari satu medium ke medium lainnya diasumsikan sangat tajam (gambar 6). Vektor-vektor pppelektrik datang dan terpantul Ei dan Er terurai sepanjang arah p (sejajar bidang datang) dan s (tegak lurus dengan bidang datang). s p s s p

Ei

Er

Gambir 7. pantulan langsung cahaya oleh permukaan S, p dan s tegak lurus dengan arah perambatan dan sejajar dan tegak lurus dengan arah gelombang datang

Pengaruh dari pantulan diberikan oleh


Er = REi ..............................................................................................(30)

Dengan matriks Jones R adalah


i pp 0 Rpp 0 Rpp e ...................................................(31) = R= i ss R e 0 0 Rss ss

Deskripsi polarisasi cahaya dengan matriks dan vektor Jones digunakan untuk menghitung efek Kerr dari besaran-besaran terukur pada alat ukur efek Kerr.

Tugas terstruktur matakuliah Divais Fotonik Bakti

13
Asal Mula Efek Kerr

Ketika cahaya terpolarisasi linier dipantulkan dari suatu permukaan material magnetik, cahaya yang dipantulkan secara umum terpolarisasi eliptik. Dalam kasus efek Kerr polar vektor propagasi cahaya tegak lurus permukaan. (gambar...)

Sudut datang Sudut rotasi

Cahaya terpolarisasi secara eliptik sebagai akibat perbedaan koefisien refleksi cahaya terpolarisasi sirkular menurut aturan tangan-kanan dan kiri. Variabel polarisasi polarisasi elips didefinisikan untuk cahaya terpantul adalah

Gambar cahaya terpolarisasi linier terpantul dari permukaan magnetik terpolarisasi eliptik

E + R+ = = tan ei .......................................................................(32) E R

Dimana E + = R + adalah amplitudo pantulan untuk cahaya terpolarisasi sirkular kanan, E = R untuk cahaya terplarisasi sirkular kiri. Persamaan ini digunakan untuk menghitung rotasi Kerr k dan sudut eliptisitas k . Sekarang kita punya
+ + R + ( N 1) / ( N + 1) 1 + tan k 2ik = e = = ...................................(33) R ( N 1) / ( N + 1) 1 tan k

Dimana N + adala indeks bias kompleks untuk cahaya terpolarisasi sirkular tangan kanan. Indeks bias dihubungkan ke konstanta dielektrik oleh
N + / = + / ..........................................................................(34)

Jika kita merubah vektor-vektor basis dari polarisasi sirkular tangan-kanan dan kiri menjadi polarisasi Cartersian x dan y, tensor dielektrik untuk kristal dengan simetri kubik akan berbentuk
xx xy 0 = xy xx 0 ..............................................................................(35) 0 0 xx

Dan kita peroleh ( N + ) = xx + i xy dan ( N ) = xx i xy .


2 2

Tugas terstruktur matakuliah Divais Fotonik Bakti

14 Pers.() valid hingga nilai-nilai linier dalam magnetisasi (atau medan magnet). Nilai-nilai kuadratik atau yang lebih tinggi menyebabkan perbedaan antara zz dan xx = yy . Kombinasi pers.() dan () hubungan antara efek Kerr dan elemen-elemen tensor dielektrik diperoleh untuk nilai k dan k yang kecil

k + i k =

xy xx (1 xx )

.......................................................................(36)

Konstanta dielektrik dihubungkan dengan konduktifitas oleh

ij ( ) = ij +

4 i

ij ( ) .....................................................................(37)

Bagian off-diagonal xy (dan xy ) adalah efek Kerr magneto-optik awal, dan memilki kontribusi dari transisi elektronik interband dan intraband . sangat dari yang menguntungkan membahas bagian absorptif off-diagonal xy ( ) dapat berhubungan dengan bagian dispersi oleh hubungan Kramer-Kronig. xy dituliskan sebagai penjumlahan kontribusi-kontribusi terpisah dari keadaan-keadaan elektron spin-up dan spin-down ( ) = xy ( ) + xy ( ) ..............................................................(38) xy Kontribusi dari keadaan-keadaan spin-up diberikan oleh ( ) = xy

e2 4h m 2V

} (

..(39)

Dimana adalah operator momentum termasuk kontribusi spin-orbit dan volume sampel V. ungkapan untuk keadaan-keadaan spin-down adalah identik dengan keadaan-keadaan spin-up digantikan dengan keadaan-keadaan spin-down. (a) +
(3) l=1 (6) (3)

l=0

(1) (1)

(b) - +
spin

ml 0

(c) - + +-

- +

1ml 0 -1 1 0 -1

J= 3/2

J= 1/2

Gambar Transisi optik dari sebuah keadaan l = 1 ke l = 0. (a) kasus non-magnetik, pada energi transisi, transisitransisi + dan adalah mungkin: tanpa efek Kerr; (b) kasus magnetik tanpa melibatkan kopling spin-orbit : tidak ada efek Kerr; (c) kasus magnetik dengan melibatkan kopling spin-orbit: transisi-transisi + dan terjadi pada energi-energi yang berbeda menghasilkan efek Kerr

Tugas terstruktur matakuliah Divais Fotonik Bakti

15 Elemen-elemen matriks dipol adalah tidak nol hanya untuk transisi-transisi dengan ml = 1 . Spin-orbit coupling menaikkan degenerasi bilangan kuantum orbital ml yang sangat diperlukan untuk memperoleh efek Kerr. Contoh dari transisi aktif Kerr diberikan pada gambar di atas. Kita tinjau sebuah transisi optik dari sebuah keadaan l = 1 ke l = 0 . Untuk cahaya terpolarisasi menurut aturan tangan kanan aturan seleksi adalah ml = 1 , sedangkan untuk cahaya terpolarisasi menurut aturan tangan kiri ml = 1 . Dalam ferromagnet, disebabkan oleh gaya-gaya kuat, degenerasi bilangan kuantum ml dinaikkan (gambar diatas b). Jika kita masukkan interaksi spin-orbit (c), perbedaan absorpsi teramati untuk cahaya terpolarisasi menurut aturan tangan-kanan dan kiri yang dihasilkan dalam efek Kerr. Interpretasi sebuah spektrum Kerr akan secara umum didasarkan pada diskusi bagian absorpsi elemen-elemen off-diagonal xy ( ) atau xy ( ) . Rotasi Kerr dan sudut eliptisitas juga akan bergantung pada elemen-elemen diagonal tensor dielektrik (pers.5) yang dapat memainkan peranan penting dalam kasus-kasus tertentu.
Perhitungan efek Kerr

Perubahan polarisasi berkas cahaya yang melewati alat ukur efek Kerr dinyatakan oleh vektor-vektor dan matriks-matriks Jones. Lintasan optik dari berkas cahaya secara skematik ditunjukkan pada gambar di bawah ini
Analyzer Detektor Samp Photoelastic modulator Polarizer

Gambar lintasan optic berkas cahaya

Ungkapan polarisasi berkas cahaya adalah


E f = A F 1 S F M R(450 ) Ei ...............................................(40)

Dimana 1 Ei = ................................................................................................(41) 0 Adalah berkas cahaya setelah melalui polarizer, 1 1 R ( 450 ) = 1 ....................................................................(42) 2 1 1

Tugas terstruktur matakuliah Divais Fotonik Bakti

16 Adalah matriks rotasi. ei M = 0 0 , = ( / 2 ) sin (t ) , = 50 KHz ................................(43) 1

Ungkapan photoelastic modulator,


F 1 =

1 1 i 2 1 i

dan

F=

1 1 1 ..................................(44) 2 i i

Adalah matriks transformasi,


R+ S= 0 0 .....................................................................................(45) R

Mengungkapkan refleksi cahaya terpolarisasi sirkular tangan-kanan dan kiri. Analyzer adalah sebagai berikut 1 0 A= .........................................................................................(46) 0 0 Vektor Jones E f medan listrik cahaya jatuh pada detektor dihitung sebagai berikut
+ i i 1 R ( e + i ) + R ( e i ) Ef = ...................................................(47) 8 0

Intensitas berkas cahaya pada detektor adalah


I = E* f .E f ............................................................................................(48)

Jika kita memasukkan koefisien-refleksi


R + r + ei r + i( + ) = = i = e ..............................................................(49) R r r e
+

Dan sudut elipsometri dan adalah tan =


r+ , = + ...................................................................(50) r

Intensitas berkas cahaya adalah


I= 1 2 r ) {1 + tan 2 [1 + sin ] 2 tan sin cos sin } .............(51) ( 4

Tugas terstruktur matakuliah Divais Fotonik Bakti

17 Fungsi-fungsi kosinus dan sinus dapat diekspansikan dalam fungsi Bessel sebagai berikut sin = sin sin (t ) 2
= 2 J 2 k +1 sin ( 2k + 1) t 2 k =0 cos = cos sin (t ) 2 = J 0 + 2 J 2 k cos [ 2kt ] 2 2 k =1

..............................................(52)

Dimana J m ( A) adalah fungsi Bessel orde ke-m dan argumen A . Intensitas dapat dituliskan sebagai
I = I 0 + I sin (t ) + I 2 cos (t ) + ...
2 1 + tan 2 tan sin .J 0 + 2 2 1 = ( r ) . 2 J1 + 2 tan 2 .J1 sin ( t ) + ......................(53) 4 2 2 4 tan sin .J cos 2 t ( ) 2

Perbandingan amplitudo komponen-komponen frekuensi yang berbeda digunakan untuk menghitung efek Kerr
2 ( tan 2 1) J1 ( / 2 ) I = ..............................................(54) I 0 1 + tan 2 2 tan sin .J 0 ( / 2 ) 4 tan sin .J 2 ( / 2 ) I 2 .............................................(55) = I 0 1 + tan 2 2 tan sin .J 0 ( / 2 )

Cahaya terpolarisasi linier terpantul dari suatu permukaan diungkapkan oleh variabel polarisasi
E + R+ = = = tan ei ......................................................................(56) E R

Rotasi Kerr dan sudut eliptisitas dikaitkan dengan oleh

k = (1/ 2 ) arg ( ) ............................................................................(57)

Tugas terstruktur matakuliah Divais Fotonik Bakti

18

tan k =

1 ....................................................................................(58) +1

Perhitungan Efek Kerr Dari Sinyal-Sinyal Terukur

Perbandingan

I I dan 2 ditentukan untuk dua arah medan magnet I0 I0 F I ..................................................(59) I0 F I W = 2 2 ...............................................(60) I0 Q =

F + I , I0 F +I W = 2 2 , I0 Q =

dimana F dan F2 adalah nilai-nilai offset untuk komponen-komponen 50 KHz dan 100 KHz.
I 1 = Q Q ..............................................................................(61) I 2 2 I 2 1 = W W .............................................................................(62) I0 2

( (

Untuk sudut-sudut kecil kita punya sin


2

1 dan tan 1 dan

I tan 1 = 2 J1 .....................................................................(63) 2 I0 2 tan + 1 I 2 = I0

4 tan sin .J 2 2 ...............................................................(64) 2 tan + 1

Dari pers.(20) dan (21) tan dan dihitung. Dengan menggunakan pers.(16) rotasi Kerr dan sudut eliptisitas diberikan oleh

k = (1/ 2 )
tan k = tan 1 ...............................................................................(65) tan + 1

Tugas terstruktur matakuliah Divais Fotonik Bakti

19

Tugas terstruktur matakuliah Divais Fotonik Bakti

You might also like