You are on page 1of 29

KELAINAN DAN PENYAKIT JARINGAN LUNAK RONGGA MULUT ANAK

Oleh: drg. Edi Karyadi, MM

JARINGAN LUNAK RONGGA MULUT


LIDAH Fissure Tongue Skrotal Tongue Geografic Tongue Median Romboid Glossitis Depapilasi Lidah Black Hairy Tongue DASAR LIDAH: Ranula

Lanjutan.

MUKOSA Hiperpigmentasi.Mukosa Hiperplasi Mukosa (Polip) Mucocele Ulkus Apthosa (Cancer Sores)

GINGIVA
Hiperplasi Polip Iritasi kronis Hipertropi Pembengkakan Lokal/Sist Iritasi Hiperpigmentasi F.Int/Ext Gingivitis *Proses peradangan dlm periodonsium *Radang non spesifik terbatas pada gingiva *Dianggap reversibel *Perubahan dlm susunan bakteri plak selama suatu periode tanpa pembersihan mulut Periodontitis *Proses peradangan pada periodonsium *Serabut antara element gigi dan jaringan sekeliling hilang *Stadium lanjut Tulang Alveolar hilang

GINGIVA NORMAL PADA ANAK


Merah muda, pucat Menyerupai bentuk mahkota gigi desidui pendek dan gemuk Kontak dekat oklusal gigi Papila mengisi ruang interproksimal Warna: -Individuel -Tgt ketebalan jaringan -Tingkat keratinisasi Jaringan kurang padat Lebih lembek Stipling 3th Pertumbuhan rahang 3,5th: -Celah antar gigi -Tdk ada hub dgn gingivitis -Tdk ada makanan tertinggal Sama dengan mukosa (b+l) dlm: warna, ukuran, bentuk, konsistensi, fragilitas kapiler

INFLAMASI GINGIVA -Hiperemia -Warna merah darah (dilatasi kapiler) Pembesaran Gingiva mengkilat spt basah -Indeks PMA (indeks pengukuran gingivitis) Interdental Papilla Marginal Gingiva Attached Gingiva -Meningkat sesuai dengan umur: 3th 5% 6th 50% -Gingivitis: Lokal (kead.makanan, ksht mlt, sisa makn, trauma, nafas mlt, irt bakt) Sistemik (demam ting, hormonal, def vit, obat2an) -Epulis: Pembengkakan pd gingiva (papil gingiva), tak sakit, bentuk bulat, merah muda sampai merah tua kebiru-biruan Karena iritasi

KELENJAR/LIMPONODI *Adanya stimulus/tdk yang akan berpengaruh pada produksi saliva *Gld.Parotis (Par) Keljr Serus *Gld.SubMandibularis (SM) Sbg Serus, Sbg Mukus *Gld.SubLingualis (SL) Mukus *Sekresi Keljr kecil/Aksesoris (mukosa, pipi, bibir, langit-langit, lidah) KELAINANNYA *Pembetukan Batu (SM dan salurannya, Par dan SL jarang) (Ca, Fosfat, Karbonat) Opak -Bengkak -Nyeri tekan -Pengecapan terganggu (ada lelehan) -Mulut kering -Muara duktus merah -Batu teraba

Terapi

Eksisi

Peradangan Kelenjar Ludah

-Virus (Mumps) (Bengkak bilateral, Par > sering, organ lain: Testis/ovarium, pankreas, tiroid) Infeksi Asenderen dari Parotis -Unilateral, Sepsis gigi Parotis Rekuren -Unilateral (pd anak) -Dilatasi duktus Sarkoidosis, Limfoma -Pembengkakan Par, SM -Tak nyeri -Tak ada xerostomia -Tak ada gangg. Pengecapan -Dpt terjadi kelumpuhan fasial Neoplasma Kelenjar Ludah -Difus (ganas) -Pada Par -Nyeri -Pertmbhn cepat (N.Fac & Kel Getah Bn) -Pada SM prognosis jelek

Tumor Kelenjar Ludah Nodular (jinak) Karsinoma Adenokistik (ganas-lambat) (spt Adenoma Pleomorfik T.Par campuran) Adenolimfoma (Par) -Bilateral -Lunak dan berkista (eptl.sal.kel.Ludah) -Prognosis baik Kelenjar Ludah membesar pada sindroma Sjogren

LABIO AND PALATO SCHISIS (Cleft Lip and Cleft Palate)


Cleft Palate (with/without cleft lip) *Congenital *Variation Small: -Lip Big -Uvula Bifida -Palatum Mole Incidence: 1 out of 600, to out of 800 live births *Cleft lip & palate: 45-50% *Cleft palate: 25-30% *Cleft lip: 25%
Children with clefting conditions will require extensive interdisciplinary medical care throughout early live, involving plastic surgery, maxillofacial or craniofacial surgery, dentistry (paediatric dental, orthodontic and oral surgery care, etc), ear nose and throat surgery, audiology, speech therapy, psychology and in some cases ophthalmology and neurosergury

NORMALY LIP AND PALATE


Stomadeum (week IV) (pusat perkembangan pembentukan wajah/ lekukan ekstodermal)

-Mandibular -Maxillary -Frontal -Lateral Nasal -Medial Nasal


Nose (nasolacrimal groove) -Nose -Midle upper lip -Midle of Max -Palatal Primer

Swelling

-Never cleft (m.orbicularis oris, filtrum line cupids bow)

Inter Maxilla Segment


-Lip and Filtrum -Maxilla (4 gigi Incisivus) -Palatal Primer F.Incisivum
(sebelah anterior)

Shelves (penonjolan dr maxilla)

Palatal Shelves
(horizontal)

Palatal sekunder

CACAD BAWAAN CLEFT LIP & PALATE


FORAMENT INCISIVUM (Sebagai Petunjuk) KELAINAN CELAH DEPAN *Terjadi karena gagalnya mesoderm ke dalam alur-alur pemisah dan merusak jaringan di dalam alur antara tonjol hidung medial dan tonjol maxilla *Kelainannya: -Celah Bibir Lateral (macam-macam tingkatannya, kelainan hampir tak banyak pada bibir hidung) -Celah Rahang Atas -Celah antara Langit-langit Primer dan Sekunder (terjadi jika processus nasalis medialis bag.bawah process.globularis tidak dapat bersatu LABIOSCHISIS)

LABIOSCHISIS
LABIOGNATOSCHISIS (sampai pd Proces.maxillaris)

Proces.Nasalis Lateralis -Celah Unilateral -Celah Bilateral

PALATOSCHISIS (proces.palatinus medialis tak bersatu) KELAINAN CELAH BELAKANG Terjadi karena gagalnya palatal shelves bersatu (setelah pembentukan bibir atas selesai) Celah Langit-langit Sekunder dan Uvula

ETYOLOGI
F.Keturunan (Genetik) F.Lingkungan *Diet Nutrisi *Obat (thalidomide) *Radiasi *Polusi F.Toksik *Obat, Polusi, Sengaja dikonsumsi F.Infeksi Virus /I.Parasit (Rubella) (Toxoplasmosis) F.Hormonal DM F.Mekanis Tekanan

PEMERIKSAAN
KLASIFIKASI 1. Organ yang terlibat: -Bibir
-Gusi -Langit-langit 2. Berdasarkan letak: -Celah Bibir sampai hidung Unilateral -Celah Bibir dan Alveolus Unilateral -Celah Bibir dan Alveolus Bilateral -Celah Langit-langit -Celah Bibir dan Langit-langit Unilateral -Celah Bibir dan Langit-langit Bilateral 3. Lengkap/ tak lengkap pembentukannya ICD (International Classification of Disease) mencakup: -Celah Organ -Lengkap/tdknya Celah dengan CODE -Unilateral/ Bilateral

Q 35 Q 35.0 Q 35.1 Q 35.2 Q 35.3 Q 35.4 Q 35.5 Q 35.6 Q 35.7 Q 35.8 Q 35.9 Q 36 Q 36.0 Q 36.1 Q 36.2

:Cleft palate :Cleft hard palate, bilateral :Cleft hard palate, unilateral :Cleft soft palate, bilateral :Cleft soft palate, unilateral :Hard and soft palate, bilateral :Hard and soft palate, unilateral :Palate medial :Uvula :Palate unspesificed bilateral :Palate unspesificed unilateral :Cleft lip :Cleft lip bilateral :Cleft lip medial :Cleft lip unilateral

Q 37 Q 37.0 Q 37.1 Q 37.2 Q 37.3 Q 37.4 Q 37.5 Q 37.8 Q 37.9 Q 38.0

:Cleft palate with cleft lip :Cleft hard palate with cleft lip bilateral :Cleft hard palate with cleft lip unilateral :Cleft soft palate with cleft lip bilateral :Cleft soft palate with cleft lip unilateral :Cleft hard and soft palate with cleft lip bilateral :Cleft hard and soft palate with cleft lip unilateral :Unspesificed cleft palate with cleft lip bilateral :Unspesificed cleft palate with cleft lip unilateral :Congenital malformation of lip, not else where classified

PERAWATAN
GOAL : proses penelanan berjalan baik Fase Oral (Reflek Lidah) Fase Faringeal (Reflek Rongga Hidung) Fase Esofageal (Reflek Esofagus)

Proses Kontinyu

Gangguan Makan/Minum

OBTURATOR

Neonatal.O Deciduos.O Feeding.O Persiapan Operasi

Menghilangkan Gangguan

Celah Langit

Celah Bibir Triple Ten

EPULIS
Epulis didefinisikan sebagai suatu dungkul atau benjolan yang tidak normal pada gingiva, biasanya melibatkan papila interdental, berbatas jelas, bertangkai sempit sampai lebar. Pertumbuhannya mirip tumor tapi tidak memenuhi syaratsyarat sebagai beberapa literatur menyebutnya sebagai pseudotumor. Secara histopatologi epulis merupakan suatu hiperplasi jaringan ikat gingival yang tumbuh di daerah interdental tapi bukan merupakan suatu neoplasia yang ganas Epulis dapat muncul sebagai akibat dari beberapa sebab antara lain yang terbanyak adalah iritasi mekanik dan trauma. Sebab lain yang juga merupakan etiologi terbentuknya epulis adalah iritasi infeksi bakteri yang kronis, gangguan pertumbuhan dan gangguan keseimbangan hormonal yang disertai oleh dukungan faktor lokal seperti oral hygiene yang jelek.

MACAM EPULIS
Epulis Fibromatosa Epulis Fissuratum Epulis Granulomatosa Epulis Gravidarum Epulis Gigantoseluler Epulis Kongenital Epulis Pyogenicum

Epulis Fibromatosa
Epulis ini sering disebut sebagai fibroid epulis. Secara statistik jenis epulis inilah yang paling sering dijumpai. Adapun dasar terjadinya adalah suatu reaksi hiperplasi dari jaringan ikat fibrous oleh karena rangsangan atau iritasi kronis seperti karang gigi. Sisi tajam dari sisa akar, Corona dentis (oleh karena proses karies), Tumpatan yang jelek (overhanging fillings), ujung klamer denture mengenai gingival. Secara klinis epulis fibromatosa menunjukkan suatu gambaran dungkul seperti gunung atau berbentuk pedunculated (bertangkai) dan berbatas jelas. Dengan warna sedikit agak pucat dari jaringan sekitar atau berwarna merah muda. Permukaan halus dengan konsistensi kenyal dan padat dengan ukuran yang bervariasi (diameter antara 1,0 2,5 cm). Biasanya pasien tidak mengeluh sakit hanya terganggu oleh adanya dungkul tersebut. Pada umumnya foto rotgen tidak dibutuhkan, pembuatan foto rotgen diperlukan bilamana dipandang perlu untuk evaluasi ekstraksi gigi oleh karena lesi ini akan kambuh bila seluruh jaringan patologis tidak terambil. Gambaran histopatologi menunjukkan adanya suatu proliferasi jaringan ikat fibrous dibawah epitel bertatah yang menebal, sedikit terdapat infiltrasi sel radang dan kemungkinan terdapat keratosis.

Epulis Fissuratum
Kadang kadang disebut sebagai inflamation fibrous hyperplasia denture injury tumor, denture granuloma, merupakan suatu reaksi hyperplasia pada gingiva yang berlangsung lokal akibat iritasi kronis dari tepi atau sayap gigi tiruan yang kurang tepat atau tidak stabil letaknya Secara klinis tampak sebagai suatu dungkul pada gingiva sepanjang tepi protesa, dapat disertai ulser pada dasar lipatan, permukaan halus bercelah-celah dengan konsistensi yang kenyal. Lokasi tergantung pada letak iritasi kroniknya dengan lipatan jaringan yang berlebihan tanpa disertai tanda-tanda radang. Umumnya tidak sakit kecuali disertai infeksi sekunder. Gambaran histopatologi beserta terapinya seperti pada epulis fibromatosa yang telah dijelaskan sebelumnya, demikian pula dengan prognosisnya.

Epulis Granulomatosa
Epulis ini terjadi dari suatu reaksi jaringan yang granulomatik karena iritasi kronik akibat sisa akar, tepi karies, tumpatan yang overhanging, atau klamer yang tajam. Frekwensi secara statistik epulis ini jarang sekali ditemukan. Gambaran klinisnya merupakan suatu dungkul bertangkai dengan warna kemerahan dan mudah berdarah dengan permukaan yang granuler, konsistensi lunak disertai nyeri tekan dan kadang-kadang dapat diseratai suatu ulserasi. Lokasi terbanyak digingiva tetapi dapat juga terjadi diseluruh rongga mulut, misalnya bibir bawah, lidah dan palatum Pada pemeriksaan histologi menunjukkan dungkul dilapisi epitel bertatah yang dibawahnya terdiri dari jaringan granulasi dengan proliferasi kapiler dan jaringan ikat muda serta sebukan sel radang kronik. Eliminasi faktor penyebab dan excici dapat memberikan prognosa yang baik untuk perwatan epulis jenis ini.

Epulis Gravidarum
Sesuai dengan namanya epulis ini terjadi akibat gangguan keseimbangan hormonal khususnya pada masa kehamilan yang didukung oleh adanya faktor lokal seperti kebersihan mulut yang jelek, iritasi kronik atau suatu keadaan defisiensi vitamin dan nutrisi yang tidak memadai. Gambaran klinisnya merupakan suatu dungkul yang bertangkai dengan warna merah gelap atau kebiruan. Dengan kosistensi lunak, Compressible, mudah berdarah dan kadang-kadang dapat besar sekali. Lokasinya biasanya digingiva dan dapat membesar pada waktu gravid dan mengecil pada waktu post partum ( melahirkan ) Pada gambaran histopatologis terdapat jaringan granulasi dengan vascularisasi yang mencolok. Terdapat sedikit lymphgocyt dan neutrophyls dan kebanyakan sel-sel yang besar adalah jenisendothelial. Secara histopatologi epulis gravidarum adalah identik dengan pyogenic granuloma

Epulis Gigantoseluler
Sampai saat ini asal lesi masih merupakan perdebatan namun trauma dianggap sebagai penyebab utama terjadinya lesi ini. Ukuran diameter lesi ini bervariasi antara 0,5- 1,5 cm dapat terjadi pada gingival maupun prosessus alveolaris disektar gigi molar, bertangaki, berwarna merah tua, muncul seolah-olah dari dalam ligament periodontal atau mukoperiosteum, permukaan bergranuler dan mudah sekali berdarah . Epulis ini lebih banyak dijumpai pada perempuan daripada laki-laki biasanya pada usia sekitar 30 tahun. Gambaran histopatologis menunjukkan suatu masa berkapsul, terdapat stoma pada jaringan ikat yang memiliki sel datia, terdapat prolifersi kapiler, focus-fokus perdarahan dan infiltrasi sel-sel radang. Gambaran radiologis biasanya membantu menegakkan diagnosa dengan menunjukkan gambaran yang khas berupa resorbsi tulang di sekitar lesi.

Epulis Kongenital
Sesuai dengan namanya epulis ini sudah ada sejak lahir terutama banyak dijumpai pada daerah maxilla, berasal dari sisa-sisa epitel pada saat pertumbuhan janin. Gambaran klinisnya berupa dungkul yang ada sejak lahir dan kadang-kadang bertangkai pada daerah crest atau ridge alveolar dengan ukuran yang bervariasi dengan warna normal, konsistensi kenyal dan tidak sakit. Gambaran histopatologinya mirip dengan granular cell myoblastoma, memperlihatkan sel yang besar dengan sitoplasma eosinofilik tapi tanpa pseudoepitheliomatous.

Epulis Pyogenicum
Epulis jenis ini merupakan reaksi jaringan terhadap infeksi non spesifik, diduga yang disebabkan oleh staphylococcus dan streptococcus yang dapat memproduksi koloni mirip jamur. Masuknya kuman mengakibatkan terjadinya iritasi yang ringan dan terus menerus sehingga ditanggapi oleh tubuh dengan suatu proliferasi jaringan ikat. Epulis ini dapat terjadi dimana saja didalam mulut dengan bentukan suatu dungkul yang bertangkai, berlobul-lobul, halus dan sering terjadi ulserasi, mudah berdarah secara spontan akibat trauma yang ringan dan kadang-kadang diikuti oleh timbulnya eksudat yang purulen sehingga disebut pyogenicum. Kosistensi lesi lunak dan biasanya penderita mengeluh sakit bila tersentuh atau tertekan dan pertumbuhannya mendadak, cepat, tapi sampai batas tertentu saja kemudian statis. Gambaran histopatologis menyerupai epulis granulomatosa, hanya berbeda dalam lokasinya, prolifersi kapiler dan fibroblast lebih nyata disertai infiltrasi sel PMN dan sel radang kronik, tetapi banyak sedikitnya tergantung pada ada tidaknya ulcer yang menyertainya. Rencana perawatnnya adalah menghilangkan infeksi disertai excici bertahap agar tidak menutupi kapiler, lesi ini sering kambuhan sebab tidak berkapsul.

You might also like