You are on page 1of 6

Sejarah kedatangan Islam Di Jepang

Pada tahun 1890,Terjadi sebuah peristiwa yang mempertemukan jepang dan islam peristiwa ini di kenal sebagai peristiwa kapal ertogrul sebuah kapal turki karam di perairan jepang dari 600 penumpang hanya 69 orang yang selamat pemerintah maupun rakyat jepang bersama-sama berusaha menolong para penumpang yang selamat dan mengadakan upacara penghormatan bagi arwah penumpang yg meninggal dunia mereka yang selamat akhirnya dapat kembali ke negara mereka berkat sumbangan yg di kumpulkan dari seluruh rakyat jepang peristiwa ini menjadi pencetus di kirim nya utusan pemerintah turki ke jepang pada tahun 1891 hubungan yang sangat baik dari turki ini juga membawa kemenangan bagi Jepang dalam peperangan dengan Rusia yang dimulai pada tahun 1904 (seribu sembilan ratus empat). Dikatakan, pada saat armada kapal kekaisaran Rusia melintasi laut Baltik, Turki memberitahukan hal tersebut kepada Jepang, dan karena itu, Jepang meraih kemenangannya. Setelah peristiwa tersebut, yaitu sekitar tahun 1900-an, untuk pertama kalinya warga muslim Jepang pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah Haji. Sejak saat itu, Islam mulai dikenal secara luas. Hubungan baik antara Turki dan Jepang ini tampaknya berlanjut hingga sekarang dan orang Turki merupkan salah satu dari ethis asing yang cukup dijumpai di negara tersebut. Kemudian tahun 1955, beberapa ulama dari Pakistan datang ke Jepang dan berdakwah di sejumlah kota besar, membuat agama Islam mulai dikenal lebih luas di Jepang Mesjid di Jepang Di negara jepang saat ini terdapat ratusan buah mesjid dengan jumlah terbanyak terletak di daerah Tokyo Mesjid tertua di Jepang adalah mesjid Kobe yang didirikan tahun 1928 oleh pedagang dari India, sedangkan mesjid tertua di Tokyo adalah Masjid Jamii yang dibangun tahun 1938 didirikan oleh orang Turki dengan mendapat sokongan penuh pemerintahnya. Mesjid terbaru sekarang adalah Mesjid Gifu, propinsi Aichi, yang terkenal dengan industri otomotifnya. "Proyek pembangunan masjid ini menelan biaya sebesar 129 juta yen atau setara 1,1 juta dolar AS Jumlah penganut Islam di Jepang Menurut Michael Penn, "Islam in Japan: Adversity and Diversity," Harvard Asia Quarterly, Vol. 10, No. 1, Winter 2006. menyebutkan bahwa : sebagian besar umat Islam di Jepang (90%) adalah pendatang, sedangkan penduduk asli Jepang sendiri yang memeluk Islam diperkirakan tidak lebih dari 10%. Jadi kalau perkiraan ini benar maka jumlah pemeluk Islam yang berasal dari penduduk asli adalah sekitar 7.000-20.000 orang.

Tokoh, Mualaf dan Organisasi Islam di Jepang Orang Jepang pertama yang memeluk Islam adalah : Torajiro Yamada (tanpa catatan tahun), Mitsutaro Takaoka tahun 1909 kemudian Bunpachiro Ariga (1946), Hilal Yamada Torajiro (1957), Nurullah Tanaka Ippei (1934) dan masih banyak lagi Orang Jepang muslim yang naik haji pertama kali adalah Haji Kataro Yamaoka. organisasi muslim pertama adalah Japan Muslim Association berdiri di tahun 1953 bawah pimpinan Sadiq Imaizumi dengan jumlah anggota sebanyak 65 orang. Masa keemasan Islam di Jepang Dimulai dari Setelah perang dunia kedua saat itu banyak tentara memeluk Islam dan kemudian mendirikan organisasi agama serta menyebarkannya agama barunya itu ke masyarakat luas. Kemudian pada setelah terjadinya krisis minyak tahun 1973, karena perhatian Jepang mulai beralih ke negara negara penghasil minyak yang sebagian besar adalah negara arab.berbedaan perkembangan Islam di Jepang juga menunjukkan kenaikan setelah peristiwa 11 September 2001, serta setelah perang teluk. yang berakhir dengan dikuasainya Irak oleh pasukan Amerika. saat inilah perkembangan Islam mencapai puncaknya karena tiap hari mesjid tidak pernah sepi dari kunjungan orang Jepang yaitu sekitar 50 orang perhari yang ingin berpindah memeluk agama Islam Masa suram Islam di Jepang Perkembangan Islam di Jepang juga pernah menjadi sorotan karena beberapa kasus seperti pembunuhan Hitoshi Igarashi tanggal 11July 1991 yang sangat menghebohkan. Kasus lainnya yang juga menjadi sorotan adalah terbunuhnya Kazuya Ito, seorang tenaga sukarelawan proyek irigasi di Afganistan tahun 2008. Pembunuhnya yang mengatasnamakan kelompok Islam tersebut menculik tenaga sosial tersebut sehabis bekerja. Namun sebetulnya jauh sebelum itu kecurigaan orang Jepang terhadap kegiatan agama sudah cukup besar seperti perang dan kekerasan atas nama agama di sejumlah negara Arab, Philipina ataupun Indonesia serta kasus yang sangat terkenal penghancuran situs bersejarah di lembah Bamyan, membuat perkembangan agama Islam di negara tersebut sangat tidak menguntungkan. Kemudian kasus lainya yang paling terkenal adalah adalah peristiwa serangan 11 September 2001 yang menyebabkan 24 orang Jepang tewas. Kasus ini cukup unik sekaligus juga memicu banyak orang Jepang yang memeluk Islam,namun sebagaian kecil lagi memberikan agrumen yang sebaliknya,salah seorang pelaku 11 Septermber pernah bermukim di negara tersebut. Beberapa laporan inteligen beberapa kali melaporkan bahwa Jepang merupakan salah satu target serangan mereka dan bulan Mey 2004, 4 orang yang anggota atau simpatisan Al Qaida telah

tertangkap di negara tersebut Jadi bisa dibayangkan sejak kejadian tersebut, aktivitas keagamaan menjadi semakin diawasi. Kendala Umat Islam di Jepang Saat Ini Banyak kalangan berpendapat bahwa kesulitan terbesar umat Islam di Jepang adalah kurangnya tempat ibadah.Kebanyakan mesjid yang ada sangat jauh dari tempat tinggal atau tempat mereka bekerja.Sedangkan kendala lain seperti makanan halal misalnya sama sekali tidak dianggap masalah serius karena makanan jenis ini relatif mudah ditemukan khususnya lewat toko online.Sedangkan untuk kasus diskriminatif yang dialami oleh penduduk asli yang beralih menjadi muslim (sepertinya) hampir tidak ada. Sekali lagi agama adalah masalah personal bagi orang Jepang dan negara ataupun masyarakat sama sekali tidak akan ikut campur di dalamnya

Sejarah Awal Perkembangan Islam di Cina


Para ahli sejarah sepakat bahwa Islam masuk ke Tiongkok (Cina) pada awal abad pertama Hijriyah (abad ke-7 M), tepatnya pada tahun 618 M, yakni pada masa pemerintahan Dinasti Tang (618-907 M). Pendapat ini menyatakan pula bahwa Islam masuk ke Cina dibawa oleh sahabat yang bernama Saad bin Abi Waqqas dengan rombongannya yang berjumlah 15 orang. Islam masuk ke Cina melalui dua jalur utama, jalur darat disebut dengan Jalur Sutera dan jalur laut melalui pelayaran yang disebut dengan Jalur Lada. Sejarawan Kwantung mencatat kedatangan muslim pertama di Cina terjadi pada permulaan pemerintahan dinasti Tang. Dalam catatan mereka disebutkan banyaknya orang asing dari kerajaan Annam, Kamboja, Madinah dan beberapa negara lainnya datang ke Canton. Orangorang asing ini menyembah langit dan tidak menyembah patung, berhala, maupun gambargambar di tempat peribadatan mereka. Kerajaan Madinah terletak di dekat India dan di kerajaan ini lahir agama orang-orang asing ini yang berbeda dengan asal-usul agama Budha. Mereka tidak makan daging babi dan tidak pula minum arak. Kini para pemeluk agama ini disebut Hui-Hui. Kedatangan Islam ke Cina tercatat dalam kitab sejarah Chiu Thang Shu yang menyebutkan bahwa Cina pernah menerima kunjungan diplomatik dari orang-orang Ta Shih (Arab) yang diutus oleh Tan mi mo ni (Amirul Mukminin), yakni Khalifah Utsman bin Affan. Utsman menugaskan Sa'ad bin Abi Waqqas untuk membawa ajaran Illahi ke daratan Cina. Utusan khalifah itu diterima secara terbuka oleh Kaisar Yung Wei dari Dinasti Tang. Kaisar lalu memerintahkan pembangunan Masjid Huaisheng atau masjid Memorial di Canton, masjid pertama di daratan Cina. Pada masa Dinasti Tang, Cina tengah mencapai masa keemasan dan menjadi kosmopolitan budaya, sehingga dengan mudah ajaran Islam tersebar dan dikenal masyarakat Tiongkok. Orang Cina mengenal Islam dengan sebutan Yisilan Jiao yang berarti 'agama yang murni' dan menyebut Makkah sebagai tempat kelahiran Buddha Ma-hia-wu (Nabi Muhammad SAW). Pada awalnya, pemeluk agama Islam terbanyak di Cina adalah para saudagar dari Arab dan Persia. Orang Cina yang pertama kali memeluk Islam adalah suku Hui Chi. Sejak saat itu, pemeluk Islam di Cina kian bertambah banyak. Ketika Dinasti Song berkuasa, umat Muslim telah menguasai industri ekspor dan impor. Bahkan, pada periode itu jabatan direktur jenderal pelayaran secara konsisten dijabat orang Muslim

Gamal Abdul Nasir


Gamal Abdul Nasir

Presiden Republik Arab Bersatu Masa jabatan 22 Februari 1958 28 September 1970 Kantor didirikan Didahului oleh Anwar Sadat Digantikan oleh Presiden Mesir ke-2 Masa jabatan 23 Juni 1956 28 September 1970 Muhammad Naguib Didahului oleh Anwar Sadat Digantikan oleh Perdana Menteri Mesir Masa jabatan 19 Juni 1967 28 September 1970 Muhammad Sedki Sulayman Didahului oleh Mahmoud Fawzi Digantikan oleh Masa jabatan 18 April 1954 29 September 1962 Muhammad Naguib Didahului oleh Ali Sabri Digantikan oleh Masa jabatan 25 Februari 1954 8 Maret 1954

Muhammad Naguib Didahului oleh Muhammad Naguib Digantikan oleh Sekretaris Jenderal Gerakan Non-Blok Masa jabatan 5 Oktober 1964 8 September 1970 Josip Broz Tito Didahului oleh Kenneth Kaunda Digantikan oleh Ketua Organisasi Kesatuan Afrika Masa jabatan 17 Juli 1964 21 Oktober 1965 Haile Selassie I Didahului oleh Kwame Nkrumah Digantikan oleh Informasi pribadi Gamal Abdul Nasir Hussein 15 Januari 1918 Lahir Iskandariyah, Kesultanan Mesir 28 September 1970 (umur 52) Meninggal Kairo, Mesir Mesir Kebangsaan Arab Sosialis Uni Partai politik Tahia Kazem Suami/istri Hoda Abdul Nasir Mona Abdul Nasir Khalid Abdul Nasir Anak (mendiang) Abdul Hamid Abdul Nasir Abdul Hakim Abdul Nasir Instruktur Militer Pekerjaan Islam Sunni Agama Tanda tangan Dinas militer Pengabdian bagi Dinas/cabang Masa dinas Mesir Tentara Mesir 19381952

Pangkat Kolonel Perang Arab-Israel pada tahun Pertempuran/perang 1948 Gamal Abdul Nasser (bahasa Arab: ; lahir 15 Januari 1918 meninggal 8 September 1970 pada umur 52 tahun)) merupakan presiden kedua Mesir, dan mungkin merupakan salah seorang negarawan Arab yang paling terkemuka dalam sejarah. Gamal Abdul Nasser dilahirkan di Iskandariah (Alexandria) dan aktif dalam gerakan Mesir menentang penjajahan dan kekuasaan asing ketika di Akademi Militer. Gamal Abdul Nasser berpangkat Mayor ketika terlibat dalam Perang Kemerdekaan Israel pada tahun 1948. Selama beberapa bulan pada akhir perperangan, Gamal Abdel Nasser dan pasukannya terperangkap dalam kawasan yang dikenal sebagai "Poket Faluja". Ketika perdamaian tercapai, Gamal Abdel Nasir kembali ke Mesir. Pada tahun 1952, Gamal Abdel Nasser memimpin Angkatan Bersenjata Mesir dalam kudeta yang menggulingkan Raja Farouk I. Pada awal 1954, Gamal Abdul Nasser menangkap dan menahan presiden Mesir ketika itu, jendral Muhammad Naguib, dan pada 25 Februari 1954 Gamal Abdul Nasser menjadi Kepala Negara Mesir. Dua tahun kemudian, Gamal Abdul Nasser menjadi calon tunggal dalam pemilu presiden dan dilantik menjadi presiden Mesir kedua. Pada masa pemerintahannya, Gamal Abdul Nasser membangkitkan Nasionalisme Arab dan Pan Arabisme, menasionalisasi terusan Suez yang mengakibatkan krisis Suez yang membuat Mesir berhadapan dengan Perancis, Inggris dan Israel yang memilii kepentingan terhadap terusan itu. Krisis ini berakhir dengan keputusan dunia Internasional yang menguntungkan Mesir serta terusan Suez resmi berada dalam kedaulatan Mesir. Kemudian mengadakan proyek infrastruktur besar-besaran diantaranya adalah proyek Bendungan Aswan dengan bantuan pemerintah Uni Soviet. Setelah kalah dalam Perang Enam Hari dengan Israel pada tahun 1967, Gamal Abdul Nasser ingin menarik diri dari dunia politik tetapi rakyat Mesir menolaknya. Gamal Abdul Nasser sekali lagi memimpin Mesir dalam Peperangan 1969-1970 (War of Atrition). Gamal Abdul Nasser meninggal akibat penyakit jantung dua minggu setelah peperangan usai pada 28 September 1970. Gamal Abdul Nasir digantikan oleh Anwar Sadat sebagai presiden Mesir.

You might also like