You are on page 1of 31

ANEMIA DEFISIENSI BESI

KELOMPOK I

PENDAHULUAN
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya besi yang diperlukan untuk sintesis hemoglobin. Anemia defisiensi besi merupakan penyakit darah yang paling sering pada bayi dan anak

EPIDEMIOLOGI
Prevalens anemia defisiensi besi tinggi pada bayi, anak usia sekolah, dan anak praremaja Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan di Indonesia prevalens anemia defisiensi besi pada anak balita sekitar 25%-35%

ETIOLOGI
Kebutuhan yang meningkat secara fisiologis
Pertumbuhan Menstruasi

Kurangnya besi yang diserap


Masukan besi dari makanan yang tidak adekuat Malabsorbsi besi

ETIOLOGI
Perdarahan Transfusi fetomaternal Hemoglobinuria Iatrogenic blood loss Idiopathic pulmonary hemosiderosis

PATOFISIOLOGI
TAHAP PERTAMA Tahap iron depletion atau storage iron defisiensi Ditandai dengan berkurangnya cadangan besi atau tidak adanya cadangan besi yang ditunjukkan oleh hemosiderin sumsum tulang menghilang.

PATOFISIOLOGI
TAHAP KEDUA Tahap iron deficient erythropoetin didapatkan keadaan dimana suplai besi yang tidak cukup untuk menunjang eritropoisis

PATOFISIOLOGI
TAHAP KETIGA Tahap ini disebut iron deficiency anemia. Keadaan ini terjadi saat besi yang menuju eritroid sumsum tulang tidak cukup sehingga menyebabkan penurunan kadar Hb

PATOFISIOLOGI
Hemoglobin Tahap I Tahap II Tahap III

Cadangan besi (mg) Fe serum (ug/dl) TIBC Saturasi transferin Feritin Serum Sideroblas FEP MCV

GEJALA KLINIK
Gejala umum yang terjadi adalah pucat Pada defisensi ringan sampai sedang (Hb 6-10 g/dl) terjadi mekanisme kompensasi yang efektif seperti kenaikan 2,3-difosfogliserat dan pergeseran kurva disosiasi oksigen sehingga gejala anemia hanya ringan

GEJALA KLINIK
Bila kadar Hb turun <5g/dl akan mulai tampak gejala iritabel dan anoreksia yang mencolok. Dan bila berlanjut dapat terjadi takikardia, dilatasi jantung, dan murmur sistolik

GEJALA KLINIK
Limpa teraba membesar pada 10-15% penderita Defisiensi besi dapat mempengaruhi fungsi neurologis dan intelektual

Pemeriksaan Penunjang
Memeriksa kadar Hb dan PCV merupakan hal yang penting untuk memutuskan pemeriksaan lebih lanjut Nilai MCV, MCH, MCHC menurun sejajar dengan penurunan Hb Pada morfologi darah tepi ditemukan keadaan hipokromik, mikrositik, anisositosis, dan poikilositosis.

Pemeriksaan Penunjang
Leukosit biasanya normal, namun jika berlangsung lama dapat terjadi granulositopenia Trombositosis hanya terjadi pada penderita perdarahan masif sedangkan trombositopenia dihubungkan dengan anemia yang sangat berat

Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan status besi didapatkan kadar Fe serum menurun dan TIBC meningkat. Untuk mengetahui kecukupan besi ke eritroid sumsum tulang dapat diketahui dengan memeriksa kadar Free Erythrocyte Protoporphyrin (FEP)

Pemeriksaan Penunjang
Penurunan cadangan besi dalam tubuh dapat diketahui dengan memeriksa kadar feritin serum yang turun < 10-12 kg/l

Diagnosis
Kriteria diagnosis ADB menurut WHO
Kadar Hb kurang dari normal usi Konsentrasi Hb eritrosit rata rata < 31% Kadar Fe serum < 50ug/dl Saturasi transferin <15%

Terapi
Pemberian preparat besi
Pemberian peroral Untuk mendapatkan respon pengobatan dosis besi yang dipakai 4-6 mg besi/kgBB/hari. Preparat besi ini harus diberikan terus selama 2 bulan setelah anemia teratasi

Terapi
Tabel Respon Terapi dari pemberian preparat besi
Waktu setelah pemberian besi 12-24 jam 36-48 jam Respon Penggantian enzim besi intraselular; keluhan subyektif berkurang, nafsu makan bertambah Respon awal dari sumsum tulang; hiperplasia eritroid

48-72 jam 4-30 hari


1-3 bulan

Retikulositosis, puncaknya pada hari ke 5-7 Kadar Hb meningkat


Penambahan cadangan besi

Terapi
Pemberian parenteral Pemberian besi secara IM menimbulkan rasa sakit dan mahal. Dapat menyebabkan limpadenopati regional dan reaksi alergi Preparatnya adalah dekstran besi, larutan ini mengandung 50 mg besi/ml

Terapi
Transfusi darah Transfusi darah hanya diberikan pada keadaan anemia yang sangat berat atau yang disertai infeksi yang dapat mengganggu respon terapi

ANEMIA DEFISIENSI VITAMIN B12


KELOMPOK I

PENDAHULUAN
Anemia defisiensi vitamin B12 dapat berupa anemia megaloblastik Anemia megaloblastik yaitu anemia makrositik yang ditandai dengan peningkatan ukuran sel darah merah yang disebabkan oleh abnormalitas hematopoisis

EPIDEMIOLOGI
Hampir seluruh kasus anemia megaloblastik pada anak (95%) disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 dan asam folat

ETIOLOGI
Asupan vitamin B12 yang kurang Karena diet kurang mengandung vitamin B12, selain itu defisiensi vitamin B12 pada ASI menyebabkan defisiensi vitamin B12 pada bayi Gangguan absorbsi vitamin B12 Tidak adanya atau defek reseptor untuk Faktor Intrinsik (FI) vitamin B12 atau pada resesksi ileum terminal

PENDAHULUAN
Gangguan transport vitamin B12 Penurunan transkobalamin yang berfungsi sebagai transporter menyebabkan penurunan kadar vitamin B12

PATOFISIOLOGI
Jalur metabolisme vitamin B12 dalam sintesis DNA DIET Methyltetrahydrofolate Vitamin B12 Methionine CH3
Homocysteine Tetrahydrofolate Serine Dihydrofalate Methyl B12

GEJALA KLINIK
Gejala klinik sering timbul perlahan lahan berupa pucat, mudah leleh dan anoreksia Pada anemia megalobalstik ringan karena defisiensi vitamin B12 disamping gejala tidak spesifik seperti lemah, lelah, gagal tumbuh atau iritabel juga ditemukan gejala pucat , glositis, muntah, diare, dan ikterus

GEJALA KLINIK
Kadang timbul gejala neurologis seperti
parestesia defisit sensori Hipotonia Kejang Keterlambatan perkembangan Regresi perkembangan Perubahan neuropsikiatrik

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Penurunan kadar vitamin B12 <100pg/ml dengan kadar besi dan asam folat normal Kadar LDH meningkat Peningkatan bilirubin 2-3 mg/dl Peningkatan ekskresi asam metilmalonik Pada tes Schilling akan menunjukan absorbsi kobalamin yang rendah dan menjadi normal setelah pemberian faktor intrinsik

TERAPI
Respon hematologis telah terjadi pada pemberian vitamin B12 dosis rendah sebanyak 1 mg parenteral pada hari ke 2- 4 Jika terjadi perbaikan neurologis maka diberikan vitamin B12 IM minimal selama 2 minggu Dilanjutkan terapi pemeliharaan dengan injeksi 1 mg/bulan

You might also like