You are on page 1of 6

4.1.

Bagian Listrik Jika tejadi kerusakan pada salah satu bagian dari alat-alat listrik, maka urutan-urutan di bawah ini perlu di coba untuk medapatkan bagian yang russak dan bagaimana memperbaikinya. Untuk melakukan pemeriksaan ini kita harus melepas tutup muka (decorative front grill) dan control panel. Sebelumnya wiring diagram dari RAC harus dipelajari sampai mengerti, karena tiap-tiap pabrik membuat hubungan listrik dengan nama-nama yang kadang-kadang sedikit berbeda, walaupun pada prinsipnya adalah sama. Pada pemeriksaan alat-alat listrik, untuk mengetahui adanya hubungan listrik dari alat-alat tersebut, kita dapat memakai Avometer. 1. Aliran Listrik Sebelum mencari kerusakan yang lain pada RAC, periksalah dengan Voltmeter apakah ada aliran listrik pada stop kontak. Jika tidak ada mungkin sekering / overloadnya putus atau ada kabel-kabel yang putus atau lepas hubungannya. 2. Tegangan yang tidak sesuai Persyaratan yang umum pada RAC, tegangan kerja tidak di benarkan 10% diatas atau dibawah daripada Volt yang tertera pada plat unit. Tegangan harus diukur pada saat bekerja (cool position) karena tegangan mungkin masih memenuhi syarat sebelum RAC dijalankan. Penurunan tegangan bisa disebabkan oleh beban yang berlebihan yang disebabkan oleh alat-alat lain didalam rumah atau kabel yang terlalu panjang dan terlalu kecil diameternya. 3. Hubungan kabel-kabel Semua kabel-kabel harus diperiksa, apakah hubungannya sesuai dengan wiring diagram, juga ujung kabel apakah sambungannya dengan klam kabel masih baik dan hubungan antara klem kabel dan terminal cukup kuat, jika ada kabel-kabel yang hamper putus atau klem kabel yang kurang kuat memegangnya, semua ini dapat menimbulkan penurunan tegangan, menimbulkan panas, bahkan memutuskan arus listrik, maka harus segera diperbaiki. Setiap sambungan dengan tegangan sebaiknya di solder. 4. Selector Switch Periksalah hubungan-hubungan dari selector switch dari line ke fan motor da kompresor unit, apakah tidak ada yang terputus hubungannya. Pengetasan dapat dilakukan dengan Ohmmeter dimana system dalam keadaan tidak bertegangan. Jika ada hubungan yang terputus, maka selector switch harus diganti. 5. Fan Motor Daun kipas yang sedang berputar sangat berbahaya, maka pengetasan fan motor dilakukan pada saat system tak bertegangan. Putarlah daun kipas dengan tangan untuk memastikan porosnya tidak macet dan daun kipas tidak menyentuh rumahnya (body kipas). Dorong kedua ujung poros motor secara bergantian keatas, kebawah, kekiri atau kekanan untuk mengetahui kedudukan poros apakah masih baik kelonggarannya atau tidak aus. Bila kelonggarannya besar atau aus, maka motor harus diperbaiki atau ditukar yang baru. Kemudian pengetesan dilakukan pada kondisi bertegangan dan selector switch pada posisi fan, jika fan tidak bergerak, maka cek ujung, maka cek ujung-ujung kabel dari fan motor dengan ohmmeter (arus harus dimatikan), untuk mengetahui apakah lilitannya yang putus didalam atau lilitan kontak dengan body. Bila hal ini terjadi maka gantilah fan motor atau perbaiki lilitan-lilitan yang putus. Jika fan motor masih tidak dapat berputar, sedangkan hubungan kabel-kabelnya baik, maka sekarang fan run kapasitor harus diperiksa. Pemeriksaan yang paling mudah ialah dengan mencobakan motor dengan run kapasitor yang baru, jika fan berjalan maka kapasitornya diganti dengan yang baru. 6. Pengatur Suhu (Thermostat) Pengetesan dilakukan dimana system pada cool position, tombol dari pengatur suhu diputar ke kanan, jika kompresor tidak jalan, matikan arus dan periksalah hubungan kontak-kontak dari pengaturan suhu dengan ohmmeter.

7. Kompresor Overload Motor Protector Overload adalah suatu alat pengaman yang ditempatkan pada kontak terminal dari kompresor dan disambung seri dari kabel line. Pada pemakaian arus yang besar atau suhu motor yang tinggi, overload dapat terbuka. Setelah rumah kompresor menjadi dingin, kontak dapat menutup kembali. Pengetesan dapat dilakukan dengan mengecek hubungan terminal 1-3 (untuk tiga terminal) atau 1-2 (untuk dua terminal). Jika pada pengukuran tersebut tidak ada hubungan maka overload dalam keadaan terbuka dan harus diganti dengan overload yang baru. 8. Run Capacitor Semua RAC memakai run capacitor untuk membantu start dari motor dan memperbaiki power factor. Pengetesan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Gambar A : Jika lampu tidak menyala, kapasitor putus hubungannya. Gambar B : Hubungkan salah satu kabel dengan rumah kapasitor yang tidak ada cet-nya. Jika lampu menyala kapasitor kontak dengan badan. Gambar C : Tukar lampu dengan sekering 10 ampere, jika sekering putus kapasitor kontak di dalam. Selain itu pemeriksaan kapasitor dapat dilakukan dengan ohmmeter (ohmmeter pada posisi R x 1), lalu kedua terminal kapasitor diukur. Jika jarum bergerak, run capacitor kontak di dalam. Kontak ohmmeter pada posisi R x 1000, lalu terminal run capacitor diukur lagi. *Jika jarum tidak bergerak, kapasitor putus hubungannya. Jika jarum bergerak lalu pelan-pelan kembali ke kiri kapasitor masih baik. Pada kedudukan yang sama, ukurlah rumah kapasitor yang tidak ada catnya dengan salah satu dari kedua terminal kapasitor bergantian, bila jarum bergerak, capacitor kontak dengan badan. Mengenai rate kapasitor terhadap kapasitas motor kompresor bisa dilihat dilampiran. 9. Start Capacitor Jika kapasitor putus hubungannya di dalam, maka arus tidak dapat mengalir ke lilitan pembantu dari motor, menyebabkan kompresor tidak dapat jalan. Jika start kapasitor kekuatannya berkurang sehingga compressor baru berjalan pada waktu yang lama, hal ini dapat memutuskan sekering. Pengetasan yang termudah adalah dengan menukar start kapacitor yang baru, yang mempunyai kapasitasnya yang sama atau sedikit lebih besar. Jika kompresor dapat berjalan berarti start kapasitor yang lama sudah rusak. Jika tidak mempunyai persediaan start kapasitor yang baru atau yang masih baik, maka

start kapasitor yang lama dapat dicoba dengan sepotong kabel yang ada isolasinya dan hubungankan kedua terminal dari kapasitor untuk membuang muatan start kapasitor. Start kapasitor dapat diperiksa dengan Voltmeter dan ampere meter sebagai berikut: Hubungkan start kapasitor dengan line, start kapasitor dari 115 VAC dicoba pada tegangan 110 V dan jangan pada 220 V, tetapi start kaasitor dari 220 VAC atau yang lebh tinggi dapat dicoba pada 110 V. Start kapasitor tidak boleh dihubungkan dengan aliran listrik dalam waktu yang lama (maks 3 detik), asal cukup waktu untuk membaca jarum penunjuk pada amperemeter. MFD = Amp/Volt x 2650 Start dapat juga diperiksa dengan ohm meter dengan menekan tombol pada kedudukan Kilo ohm (R x 1000), ukurlah kedua terminal dari kapasitor dan perhatikan perubahan jarum penunjuk pada meter. Start kapasitor yang baik akan menunjukan tahanan paling rendah 100 k ohm dan mengambil waktu beberapa detik untuk mencapai tahanan tersebut. Pada tombol kedudukan R x 1 jarum harus tidak bergerak, jika jarum bergerak kapasitor kontak di dalam (terjadi Short). 10. Starting Relay Starting relay berfungsi sebagai switch yang bekerja otomatis, berdasarkan magnit yang dibantukan untuk menghubungkan dan memutuskan hubungan listrik dari start kapasitor atau lilitan pembantu (setelah motor mencapai putaran penuh). Kompresor hermatik memakai 2 macam relay yaitu: 1. Current type relay 2. Potensial type relay. Sebagai pegangan dalam pengetesan dapat diamati cirri dari kedua potensial tersebut. Untuk current type relay kontak selalu dalam keadaan terbuka (normaly open) bila tidak diberikan arus dan untuk potensial type relay kontak selalu dalam keadaan tertutup (normaly close) seperti yang terlihat dari gambar berikut ini.

Lepaskan steker dari stop kontak dan kabel-kabel pada start dan run kapasitor di lepas hubungannya, juga kabel-kabel yang menghubungkan terminal S dari kompresor dan S dari relay. Jadi kompresor seperti dicoba langsung dengan lilitan Dari relay disambung seri dengan terminal R dari kompresor. Periksalah Hubungan kontak kontak pada terminal L1 dan S dari relay dengan ohm meter. Jika relay itu baik dalam keadaan normal harus tidak ada hubungannya. Dengan ohm meter tetap pada terminal L1 dan S dari relay, sekarang steker di pasang pada stop kontak dan selector switch pada kedudukan cool, terminal L1 dan S dari relay harus menunjukan tertutup atau kontak-kontaknya berhubungan. Jika pada percobaan tersebut terminal L1 dan S tidak ada hubungan maka relay sudah rusak, tukar dengan yang baru. Jika pada percobaan ini kompresor jalan, putarlah selector switch ke off dan kemudian kembali ke cool lagi, maksudnya untuk mencegah kompresor jalan. Lepaskan steker dari stop kontak dan kabel-kabel yang menghubungkan run kapasitor dilepas dari hubungan. Ukurlah terminal 1 dan 2 dari relay dengan ohm meter, harus berhubungan. Ohmmeter ditukar dengan volt meter dan juga dihubungkan pada terminal 1 dan 2 dari relay, pasang steker pada stop kontak dan selector switch pada kedudukan cool. Jika relay masih baik, kontak-kontak akan terbuka, jadi pada volt meter jarum bergerak menunjukan suatu angka. Jika jarum pada voltmeter tetap menunjukan O, berarti kontak-kontak tetap berhubungan, jadi relay sudah rusak. Jika kompresor jalan pada percobaan ini, selector switch diputar pada off dan kemudian kembali ke cool lagi. Kompresor tidak boleh jalan lebih dari 1 dan 2 detik pada pemerikasaan ini. Kembalikan kabel-kabel yang dilepas dan run kapasitor pada kedudukan semula dan biarkan volt meter tetap pada terminal 1 dan 2 dari relay. Putarlah selector switch pada kedudukan cool dan perhatikan jarum pada Volt meter. Jika kontak-kontak pada relay terbuka, maka jarum pada voltmeter akan menunjukan suatu angka jika jarum pada volt meter tidak bergerak, relay rusak (tukar dengan yang baru).

Potensial relay karena lilitannya terdiri dari kawat-kawat yang sangat halus, maka ujung-ujungnya sering pututs karena oksidasi, panas, getaran, dsb. Untuk memeriksa kerusakan ini, relay tersebut harus dilepas hubungan-hubungan kabelnya dari RAC. Ambil ohm meter putar pada skala kilo ohm (R x 1000). Kita harus memakai skala tersebut karena tahanan dari relay antara 1000-15000 ohm, tergantung dari koil grupnya. Kita ukur terminal No. 5 dan No. 2 dari relay, harus berhubungan dan mempunyai tahanan. 4.2. Bagian- Bagian Bahan Pendingin Merupakan bagian-bagian dari RAC yang mengandung bahan pendingin, atau bagian-bagian yang dialiri bahan pendingin, yaitu: kompresor, kondensor, saringan, pipa kapiler, evaporator dan bahan pendingin itu sendiri. 1. Kompresor unit Gangguan-ganguan dari kompresor unit dapat disebabkan oleh motor listrik atau dari kompresornya sendiri. Untuk memeriksa gangguan pada motor listrik, tutup kotak terminal dari kompresor dibuka dan semua kabel-kabel pada terminal dilepas, dengan ohm meter atau lampu tes, kita periksa aoakah tiap-tiap terminal masih berhubungan dan masih mempunyai tahanan yang sesuai dengan lilitan motornya. Setelah itu periksa lagi apakah ada terminal yang berhubungan dengan rumah kompresor yang tidak ada catnya, jika terminal ada hubungan dengan rumah ditukar. Apabila ketiga terminal semuanya baik, ada hubungan dan tahanannya sesuai dengan lilitan motor dan tidak ada hubungan dengan rumah kompresor, maka terminal-terminal C, S dan R dapat dicari dan kompresor di coba langsung dengan memakai Run kapasitor yang masih baik, jika masih perlu dibantu dengan Star Capacitor. Pakailah ampere meter pada kedudukan skala 50 A, lalu kompresor dijalankan, apabila: 1. Motor tidak jalan dan amperenya tinggi sekali, sampai lebih dari 10 X FLA, atau melebihi LRA dari motor, maka motor sudah terbakar. 2. Motor tidak jalan, tetapi amperenya 1-2X lebih tinggi dari FLA, kompresor macet. Dalam hal ini kompresor harus masih diperiksa lebih lanjut. 3. Motor jalan tetapi amperenya tinggi sampai 1 sampai 2X FLA, motor ampere terbakar. 4. Motor jalan, amperenya baik, tetapi bersuara keras, ada pegas yang lepas atau patah, atau ada pipa yang beradu di dalam rumah kompresor. 5. Motor jalan, amperenya baik, tetapi tekanan tidak memenuhi syarat, kutup-kutup dari kompresor rusak. 6. Motor jalan, amperenya baik, kekuatan tekanan dan hisap di coba masih memenuhi syarat, kompresor ini masih baik dan dapat dipakai. Kompresor waktu dicoba sebelum dipasang, ampere dan tekanannya baik, masih memenuhi syarat, tetapi setelah dipasang pada RAC dan diisi bahan pendingin, dapat terjadi gangguan-gangguan sebagai berikut: 1. Setelah diisi bahan pendingin amperenya naik. 2. Setelah berhenti tidak dapat start kembali, walaupun telah menunggu lebih dari 5 menit dan dibantu dengan start kapasitor. 3. Setelah bebannya penuh, timbul suara keras dari pena torak, tangkai torak metal-metal yang longgar, atau ada pipa-pipa yang beradu. 4. Motornya mati hidup terus karena terlalu panas atau tidak kuat jalan. Semuanya ini adalah tan\da-tanda dari kompresor unit yang sudah kurang baik, maka harus diperbaiki atau ditukar baru. Kompresor unit yang macet waktu dicoba hanya dengan Run Capacitor masih mungkin untuk dicoba lagi dengan memakai Run Start kapacitor. Apabila masih tidak dapat jalan juga, dapat dicoba lagi dengan memakai start kapasitor dengan MFD yang lebih besar. Selanjutnya apabila masih macet kompresor dapat dicoba lagi dengan menaikkan tegangannya, 110 V dicoba dengan 220 V dan 220 dicoba dengan 380 V. Menjalankan kompresor dengan manikin teganganya hanya dapat dilakukan dalam waktu yang sangat singkat, baik kompresor itu dapat jalan atau tetap macet, karena maksudnya hanya untuk mengerakkan rotor saja. Jika motor dapat jalan pada percobaan tersebut, selanjutnya motor dicoba lagi dengan tegangan

yang sesuai. Kerusakan-kerusakan pada bagian kompresor sendiri dapat karena: 1. Terminal kompresor ada yang lepas atau patah. 2. Ada pegas lepas atau patah, sehingga waktu kompresor jalan akan bersuara. 3. Torak atau metal sudah aus, sehingga kompresor waktu jalan bersuara, juga pipa-pipa bergetar dan saling beradu dapat menimbulkan suara. 4. Katup-katupnya patah, kotor dan tidak dapat berfungsi kembali, sehingga kekuatan tekanan dan hisap dari kompresor tidak memenuhi syarat lagi. Tanda-tanda dari kompresor yang tekanannya tidak memenuhi syarat adalah Evaporator tidak dingin dan kondensor tidak panas atau panasnya tidak merata, dan pemakaian ampere rendah, setelah kompresor dimatikan segera dapat dijalankan kembali. 2. Kondensor Berguna untuk membuang panas dari bahan pendingin melalui pipa-pipa dan rusuk-rusuk (fin) ke udara, maka kondensor harus bersih agar pertukaran panas tidak terganggu. Pipa-pipa kondensor disusun berbaris dari atas ke bawah, pada RAC biasanya terdiri dari 2 baris pipa-pipa yang dihubungkan secara seri atau parallel. RAC yang sedang jalan kondensornya jika dipegang akan terasa panas yang merata pada semua bagian. Kondensor harus ditukar apabila: 1. Terdapat kebocoran pada pipa-pipa atau sambungan-sambungan 2. Pipa-pipa atau rusuk-rusuknya telah rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi. 3. Buntu atau tersumbat sebagian 3. Evaporator Evaporator dibuat dari pipa-pipa yang disusun seri atau parallel. Pada eavaporator yang disusun parallel, ada kemungkinan salah satu dari pipa-pipa tersebut ada yang buntu dari evaporator, maka penutup bagian atas evaporator dibuka dan dibuarkan udara mengalir keluar tanpa melalui evaporator. Setelah itu kompresor dijalankan pada high cool, dan kita lihat bunga es (frost) yang terjadi pada evaporator yang parallel, apakah bunga e situ merata. Jika salah satu bagian dari pipa evaporator tidak timbul bunga es, maka pipa tersebut buntu sama sekali. Jika ada pipa yang kurang bunga esnya, maka pipa tersebut buntu sebagian. Dalam keadaan suhu bagaimanapun, semua bengkokan pipa dari evaporator harus dingin dan mempunyai suhu yang hamper sama. Jika ada beberapa bagian kengkokan pipa tersebut ada es nya atau kurang dingin, ini adalah tanda dari buntu, bocor atau kurang bahan pendingin. Kita harus ingat bahwa pada suhu luar yang panas, pipa pada akhir evaporator menjadi lebih dingin, karena bahan pendingin yang mengalir telah menguap semuanya pada pertengahan evaporator, sehingga suhu pada akhir evaporator menjadi kurang dingin. Evaporator harus ditukar apabila: 1. Terdapat kebocoran pada pipa atau sambungan-sambungan. 2. Pipa atau rusuk-rusuknya telah rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi. 3. Buntu atau sebagian, karena ada kebocoran atau pipa yang gepeng. 4. Pipa kapiler Dibuat dari pipa tembaga yang sangat kecil lubangnya dan mempunyai tekanan (gesekan) yang besar, hingga bahan pendingin yang keluar dari pipa kapiler tekanannya turun, sedangkan yang belum masuk ke pipa kapiler pada kondensor dan saringan tekanannya naik, maka dengan adanya pendinginan dari udara bahan pendingin gas do kondensor dengan suhu dan tekanan tinggi dapat berubah menjadi cair. Gangguan dari pipa kapiler biasanya disebabkan oleh buntu atau tersumbat, pipa gepeng atau bengkok, ada bendabenda lain didalam pipa dari kotoran atau sisa pengelasan yang tertinggal atau uap air yang membeku dan menyumbatnya. Jika pipa kapiler buntu seluruhnya, maka tidak akan terdengar suara pada ujung masuk evaporator, dan kondensor jika dipengang tidak panas. Jika diperiksa dengan ampere meter, mula-mula start amperenya normal tetapi setelah jalan agak lama amperenya turun dan evaporator tidak terasa dingin.

Pipa kapiler yang buntu sebagian memang susah untuk dipastikan, tetapi dengan memperhatikan waktu yang diperlukan untuk membuat tekanan menjadi sama (equalizer time) setelah motor dimatikan, tidak dapat menduga adanya buntu di dalam system. Pada RAC yang normal akan dapat start kembali dalam waktu 3 menit setelah motor dimatikan, tetapi pada pipa kapiler yang buntu sebagian atau seluruhnya, akan diperlukan waktu yang lebih lama baru motor dapat start kembali. Pipa kapiler harus diganti apabila: 1. Buntu atau buntu sebagian 2. Gepeng atau terjadi bengkokan yang tajam 3. Patah atau berlubang 5. Saringan (Strainer / Filter Drier) Strainer berguna untuk menyaring kotoran-kotoran yang ikut mengalir bersama refrigerant agar tidak masuk ke dalam pipa kapiler atau katup ekspansi. Gangguan pada saringan hanya disebabkan oleh tersumbat sebagian atau seluruhnya atau saringan didalamnya telah rusak. Tanda-tanda saringan tersumbat sebagian atau seluruhnya akan sama dengan tersumbat pada pipa kapiler. Pada saringan yang tersumbat sebagian akan terjadi perbedaan panas, bagian dekat pipa kapiler. Pada saringan yang tersumbat sama sekali, pada bagian luarnya dapat berkeringat atau terjadi es dan menyebabkan tekanan yang lebih tinggi pada sisi tekanan tinggi. Pada motor yang telah terbakar saringannya harus ditukar baru sebelum system diisi kembali. Untuk filter drier zat pengeringnya disebut silica gel atau zeolit (penyerap). 4.3. Bahan Pendingin Bahan Pendingin (Refrigerant / Freon) yang banyak dipakai untuk RAC sekarang ini yaitu R22, R12 dan R134a. Gangguan-gangguan pada RAC ada 2 macam: 1. Terlalu banyak bahan pendingin (Overcharge) Dapat diketahui dengan tanda-tanda sbb: a. Tekanan pada liquid line tinggi b. Tekanan pada suction line tinggi c. Ampere naik / tinggi d. Pada saluran suction terjadi es, hingga bahan pendingin cair dapat masuk kedalam kompresor. e. Kompresor bersuara lebih keras. f. Pendinginan kurang baik 2. Kurang isi bahan pendingin (Undercharge) Dapat diketahui dari tanda-tanda berikut: a. Tekanan liquid line normal atau rendah b. Tekanan suction line rendah c. Amperenya rendah d. Pada bagian pipa masuk dari evaporator terjadi bunga es e. Kompresor jalan terus-menrus, pemakaian watt banyak f. Pendinginan kurang baik.

You might also like