Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Sejak dulu, kesehatan menjadi kebutuhan dan harapan masyarakat maupun individu. Hal ini tersurat dalam mitos Yunani (Asclepius dan Higeria), yang telah melakukan kegiatan kuratif, promotif dan rehabilitatif. Pembangunan kesehatan merupakan investasi sumber daya manusia. Manusia sebagai subyek dan obyek pembangunan kesehatan. Guna mewujudkan pembangunan tersebut, diperlukan adanya unit-unit pelayanan kesehatan, diantaranya adalah Rumah Sakit (RS) dan Puskesmas (PKM).
Keinginan/harapan masyarakat terhapap pelayanan kesehatan, semakin bervarisi dan komplek. Ilmu dan teknologi kedokteran/kesehatan berkembang pesat. Keadaan ini, tidak jarang menimbulkan ketidak-serasian antara harapan masyarakat dengan kegiatan pelayanan yang diberikan oleh pihak RS dan PKM. Disamping kendala-kendala yang dihadapi oleh RS dan PKM sebagai suatu organisasi dan masyarakat sebagai konsumen pelayanan. Administrasi sebagai suatu alat yang digunakan untuk meminimalisasi kesenjangan, yang terjadi antara harapan masyarakat dan kegiatan pelayanan.
Manajemen versus Administrasi Para pakar silang pendapat, tentang pengertian manajemen dan administrasi :
1. Manajemen berbeda dengan administrasi 2. Manajemen sama dengan administrasi 3. Manajemen merupakan komponen dari administrasi
Adm RS dan PKM 2009 Semester Genap Pendidikan Dokter / PSKM
Kegiatan/Fungsi Administrasi
Melaksanakan pekerjaan administrasi sama artinya dengan melaksanakan semua fungsi administrasi, mulai fungsi perencanaan, pengorganisasian sampai dengan pengawasan/evaluasi (POAC).
Data / Informasi
Pengawasan/Evaluasi (Controlling/Evaluating)
Perencanaan (Planning)
Penggerakan/Pelaksanaan (Actuating/Implementating)
Pengorganisasian (Organizing)
I. Perencanaan
Menyusun / menetapkan perencanaan akan menjadi lebih efektif, apabila diperhatian (Siabidiba):
1. 2. 3. 4. 5.
Siapa yang akan mengerjakannya Apa yang akan dikerjakan Bilamana (Kapan) akan dikerjakan Dimana akan dikerjakan, dan Bagaimana mengerjakan
Semakin tinggi jabatan orang yang menyusun perencanaan, akan semakin memberikan dampak pada organisasi, dan umumnya lebih bersifat menyeluruh dan strategis
Hambatan-hambatan Menetapkan Perencanaan 1. Takut gagal. Kegagalan dianggap sebagai ancaman terhadap harga diri, rasa aman dan ketakutan untuk kehilangan pekerjaan. 2. Kurangnya pengetahuan organisasi yang sedang dijabat. Seorang manajer baru, pada umumnya menghindari menentukan / menyusun perencanaan 3. Kurangnya eksternal. informasi tentang perkembangan untuk
lingkungan
4. Kurang percaya diri. Seorang manajer yang kurang percaya pada dirinya dan atau organisasinya, akan ragu-ragu untuk menentukan suatu rencana yang penuh dengan tantangan.
5. Penolakan terhadap adanya perubahan
II. Pengorganisasian
Proses pengorganisasian, merupakan proses multi langkah :
1. Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi, (misalnya rumah sakit bertujuan untuk merawat pasien).
2. Membagi beban kerja kedalam aktifitas-aktifitas, yang secara logis dapat dilakukan oleh seseorang / kelompok (pembagian dilakukan berdasarkan kualifikasi seseorang / kelompok) 3. Mengkombinasikan pekerjaan anggota organisasi dengan cara yang logis dan efisien (mengelompokan pekerja yang tugasnya saling berkaitan) 4. Menetapkan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi dalam satu kesatuan yang harmonis Perincian pekerjaan Pembagian pekerjaan Pemisahan pekerjaan
Koordinasi pekerjaan
Monitoring dan Reorganisasi
5. Memantau efektifitas organisasi dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan dan meningkatkan efektifitas organisasi
Adm RS dan PKM 2009 Semester Genap Pendidikan Dokter / PSKM
II.
III.
10
IV. Membandingkan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisis Penyimpangan. Tahapan kritis dari proses pengawasan, adalah membandingkan antara pelaksanaan kegiatan dengan standar yang telah ditetapkan. Kompleksitas akan terjadi pada waktu melakukan interpretasi adanya penyimpangan. Analisis dilakukan untuk mengetahui (mengidentifikasi) sebab-sebab terjadinya penyimpangan. V. Pengambilan Tindakan Koreksi. Pada waktu melakukan analisis ditemukan adanya penyimpangan, maka perlu segera untuk melakukan koreksi. Koreksi dapat berupa : Merubah standar (standar terlalu tinggi / rendah) Merubah frekuensi pengukuran Merubah teknis analisis dan cara menginterpretasi.
11
Karakteristik Pengawasan Yang Efektif 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Akurat Tepat waktu Obyektif dan menyeluruh Terpusat pada bidang-bidang dimana penyimpangan paling sering terjadi, atau dapat berakibat fatal. Realistis secara ekonomis Realistis secara organisasional Terkoordinasi pada aliran kerja organisasi
8. Fleksibel 9. Bersifat sebagai petunjuk dan operasional 10. Diterima para anggota organisasi
12
13
IV. Evaluasi
Beberapa jenis evaluasi 1. Evaluasi Proses (Process Ev) Merupakan kombinasi dari pengukuran yang diperoleh selama implementasi suatu program, guna melakukan pengontrolan, memastikan atau untuk meningkatkan kualitas penampilan dan penyampaian. Pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa daftar pertanyaan pendek. 2. Evaluasi Dampak (Impact Ev) Evaluasi yang berorientasi pada pengaruh/dampak dari program (pada saat program dijalankan), yang mengarah pada keberhasilan program. Pengukuran kesadaran, pengetahuan, sikap, pengetahuan, dan prilaku akan mempengaruhi data evaluasi.
14
3. Evaluasi Hasil (Outcome Ev) Evaluasi yang berorientasi pada keberhasilan / pencapaian dari suatu program (hasil akhir dari suatu program) 4. Evaluasi Formatif (Formative Ev) Evaluasi yang berorientasi pada perkembangan suatu program (pada saat program dijalankan). Dilaksanakan guna mengetahui perkembangan pelaksanaan suatu program 5. Evaluasi Sumatif (Summative Ev) Evaluasi yang berorientasi keberhasilan atau keuntungan suatu program
Meskipun beberapa istilah tersebut digunakan untuk menggambarkan kegiatan evaluasi, sebagian istilah-istilah tersebut saling tumpang tindih.
15
Berbagai sasaran evaluasi 1. Evaluasi misi organisasi Perubahan lingkungan internal dan eksternal, dapat mempengaruhi kelancaran kegiatan organisasi dalam mengemban misi yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil evaluasi diperkirakan organisasi akan mengalami hambatan, maka organisasi dapat mengambil sikap untuk ; a) mempertahankan misi yang telah ditetapkan secara utuh, b) dilanjutkan dengan modifikasi, atau c) mengganti dengan rumusan baru. 2. Evaluasi tujuan organisasi. Hasil evaluasi dari kegiatan operasional, tujuan strategi organisasi juga sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Tidak tertutup kemungkinan untuk meninjau kembali tujuan yang telah ditetapkan.
16
3. Evaluasi struktur organisasi. Bentuk struktur organisasi dan sistem birokrasi (kejelasan tugas dan wewenang, sumber daya, aturan, dan lain-lain) yang ada didalamnya, juga merupakan faktor yang perlu dievaluasi.
4. Evaluasi pengelolaan SDM. SDM sebagai obyek dan subyek pencapaian misi dan tujuan strategi organisasi yang telah ditetapkan. Evaluasi dari pengelolaan SDM merupakan faktor yang sangat menentukan, dan lebih bersifat menyeluruh (seluruh proses manajemen SDM). 5. Evaluasi berbagai bidang fungsional dan operasional. Ujian akhir untuk mengukur dan melihat tingkat keberhasilan organisasi, adalah dengan melakukan evaluasi pada berbagai bidang fungsional dan operasional organisasi.
17
Sumberdaya Administrasi
A. Sumberdaya Manusia / Personalia Sumberdaya manusia (SDM), merupakan unsur terpenting dalam organisasi. Tanpa SDM tidak mungkin organisasi dapat dijalankan. Oleh karena itu, pemahaman berbagai prinsip, teknik, dan metode pengelolaan SDM merupakan hal penting dan mutlak untuk diketahui oleh para pengelola suatu organisasi, termasuk pengelolaan pelayanan kesehatan di RS dan PKM. Administrasi/manajemen SDM, merupakan proses yang terdiri dari ; perencanaan, pengadaan/rekrutmen, penempatan, sistem imbalan / penggajian, penilaian prestasi, pengembangan karier, pemberhentian / pensiun, dan audit,
18
Kebijakan Manajemen SDM : Perencanaan SDM Analisa Jabatan Pelatihan & Pengembangan
Ketentuan Hukum
B. Sumberdaya Keuangan Selain SDM, sumberdaya keuangan merupakan unsur yang perlu mendapat perhatian. Tanpa sumberdaya keuangan, organisasi akan mengalami kesulitan untuk mencapai tujuan. Administrasi sumberdaya keuangan, merupakan salah satu sumber konflik, apabila tidak dikelola dengan baik. Bahkan mungkin akan mengakibatkan kebangkrutan/bubarnya sebuah organisasi, atau sebaliknya (semakin berkembang). Perencanaan, pencatatan dan pelaporan, menjadi suatu kegiatan yang mutlak harus diperhatikan, guna menghindari terjadinya kebocoran. Secara garis besar ada 2 (dua) kegiatan yang umumnya dilakukan, yaitu; Akuntansi keuangan dan Akuntansi Manajemen.
20
Akuntansi Keuangan
1. Pemakai Utama 2. Lingkup Informasi 3. Fokus Informasi 4. Rentang Waktu Para manajer puncak dan pihak luar rumah sakit Rumah sakit secara keseluruhan Berorientasi pada masa yang lalu
Akuntansi Manajemen
Para manajer dari berbagai jenjang organisasi Bagian dari rumah sakit Berorientasi pada masa yang akan datang
Kurang fleksibel. Biasanya Fleksibel, bervariasi dari harian, mencakup jangka waktu kuartalan, mingguan, bulanan dan atau tengah tahun, tahunan tahunan Dibatasi oleh prinsip akutansi yang lazim Ilmu ekonomi Laporan berupa ringkasan mengenai perusahaan secara keseluruhan Ketetapan informasi merupakan hal yang penting Tidak ada batasan Ilmu ekonomi dan psikologi sosial Laporan bersifat rinci mengenai bagian dari perusahaan Unsur taksiran dalam informasi adalah besar
21
8. Sifat informasi
Penyusunan Anggaran
Pelaksanaan Anggaran
22
C. Sumberdaya Logistik Umum diketahui, bahwa dalam penyelenggaraan berbagai fungsi administrasi suatu organisasi, membutuhkan berbagai sarana dan prasarana. Semakin beragam tugas dan kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi, semakin beragam pula sarana dan prasarana yang diperlukan. Agar kelangsungan dan keberlanjutan suatu organisasi dapat berjalan secara efisien dan efektif, maka diperlukan adanya ketentuan yang mengatur sumberdaya logistik.
23
Perencanaan Kebutuhan
Pengadaan Logistik
Penyimpanan
Pencatanan Pelaporan
Penggunaan Penghapuasan
Pendidtibusian
24
25
Pendahuluan
Kesepakatan para ahli, menyatakan bahwa tidak ada satupun gaya kepemimpinan yang paling baik. Lebih efektif bila kita menggunakan beberapa gaya kepemimpinan. Pendekatan ini lebih dikenal dengan istilah situational ledership. Pimpinan dapat merubah gaya kepemimpinannya, tergantung pada ; 1) seberapa kompeten karyawan/staf (anggota organisasi) menyelesaikan tugas-tugasnya, 2) seberapa mandiri karyawan melakukan tugasnya sendiri. Gaya kepepimpinan dapat diukur melalui efektifitas keberlangsungan organisasi mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektifitas keberlanjutan organisasi juga sangat ditentukan dari motivasi karyawan dan seberapa besar konflik yang terjadi di internal organisasi.
26
Gaya ini cocok diterapkan pada karyawan baru, kurang memiliki kemampuan/keterampilan tetapi memiliki kemauan. Pemimpin semacam ini sering dicap sebagai kepemimpinan yang otokratik. 2. Consultative/Coaching (Konsultasi/Bimbingan) Menerima konsultasi dan suka memberikan bimbingan Melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan
Gaya ini cocok diterapkan pada karyawan yang telah memiliki kemampuan dan keterampilan tinggi, tetapi tidak memiliki kepercayaan diri (tidak PD)
Adm RS dan PKM 2009 Semester Genap Pendidikan Dokter / PSKM
27
3. Suporting (Dukungan)
Memberikan dukungan kepada karyawan, terutama yang memiliki kemampuan dan keterampilan tinggi, tetapi tidak percaya diri
4. Delegating (Delegasi) Gaya ini cocok diterapkan pada karyawan yang memiliki kemampuan dan keterampilan tinggi, serta memiliki kepercayaan diri dalam melaksanakan tugas-tugasnya
Mengubah-ubah gaya kepemimpinan, disesuaikan dengan perkembangan kemampuan, keterampilan dan kepercayaan diri karyawan, merupakan salah satu keterampilan seorang pimpinan dalam melakukan evaluasi kinerja karyawannya.
28
Leader
Memerlukan teamwork dan kerja sama dengan banyak orang perlu memotivasi banyak orang Alatnya kurang eksplisit Sering bersemangat, dan memberi inspirasi untuk mencapai kinerja Kerap menggunakan imajinasi dan teknik pemecahan kreatifnya untuk menciptakan perubahan
29
30
Intrinsic Reward
Upaya Penampilan Extrinsic Reward Kepuasan
Harapan
Menguatkan kembali
31
Penghargaan harus mempunyai dasar yang logik, rasional dan dapat dipertahankan,
Prestasi Kerja
Adm RS dan PKM 2009 Semester Genap Pendidikan Dokter / PSKM
32
5. Mengendalikan biaya
6. Memenuhi peraturan legal
33
2. Serikat Buruh
3. Produktifitas 4. Kesediaan Membayar
5. Kemampuan Membayar
6. Kebijakan Sistem Upah / Gaji
34
Kebutuhan fisiologis
35
Karakteristik Biologis Persepsi Kepribadian Motivasi Sikap Proses Belajar Kemampuan Pengambilan Keputusan Internal Karyawan Produktifitas
Absensi
Pindah Kerja
Kepuasan
36
1.
Konflik Substantif Konflik yang timbul akibat ketidaksesuaian paham, yang berkaitan dengan, misalnya ; penetapan tujuan, alokasi sumber daya, distribusi imbalan, kebijakan dan prosedur, serta penugasan pekerjaan.
2.
Konflik Emosional Koflik yang timbul akibat perasaan marah, ketidakpercayaan, takut dan sifat menentang, bentrokan kepribadian , dll
Kedua bentuk konflik tersebut, merupakan hal yang tidak dapat dihindari pada kebanyakan organisasi
Adm RS dan PKM 2009 Semester Genap Pendidikan Dokter / PSKM
37
PENYELESAIAN KONFLIK
38
Konflik yang dibayangkan, terjadi apabila antesenden-antesenden yang dianggap sebagai dasar bagi timbulnya perbedaan-perbedaan substantif atau emosional antara individu/kelompok tersebut diketahui. Persepsi tersebut mungkin dirasakan atau tidak, oleh individu/kelompok dalam organisasi Konflik yang dirasakan, Persepsi yang dirasakan atau tidak menimbulkan ketegangan diantara individu/kelompok, hingga muncul keinginan untuk mengurangi perasaan yang kurang menyenangkan tersebut. Adakalanya, individu/kelompok merasakan adanya konflik, tetapi tidak diketahui dengan pasti apa penyebab timbulnya konflik. Konflik yang dinyatakan secara terbuka, dikatakan sebagai konflik yang memanifestaikan diri
Adm RS dan PKM 2009 Semester Genap Pendidikan Dokter / PSKM
39
3. seseorang didorong kearah suatu tujuan tunggal, karena adanya keinginan yang ingin dicapai, tetapi pada saat yang sama didesak untuk menghindari, karena adanya hal-hal yang tidak diinginkan.
4. seseorang mengalami kombinasi multipel dari konflik mendekat-menghindar
Konflik yang dimbul dalam diri seseorang, akan berdampak pada perilakunya
Adm RS dan PKM 2009 Semester Genap Pendidikan Dokter / PSKM
40
Konflik antar individu, Konflik yang terjadi antara seseorang/lebih dengan orang lain. Bersifat substantif dan emosional. Kondisi sering disebabkan karena yang bersangkutan melakukan konfrontasi. Konflik antar kelompok, Konflik antar kelompok sering terjadi dalam organisasi. Kondisi dapat berakibat upaya-upaya koordinasi dan integrasi sulit untuk dilaksanakan. - masing-masing kelompok menekankan pada kebutuhan dan tugas mereka sendiri. - masing-masing kelompok tidak menghiraukan kelompok lain dan komunikasi dengan kelompok lain mengalami distorsi. - masing-masing kelompok membentuk dan mengembangkan sikap yang menunjang terjadinya konflik - dan lain-lain, yang dikonfrontasikan dengan kelompok lain.
Adm RS dan PKM 2009 Semester Genap Pendidikan Dokter / PSKM
41
Konflik-konflik antar pribadi, kerapkali dikomplikasikan oleh emosi-emosi berlebihan, yang mengakibatkan timbulnya perilaku yang tampaknya tidak beralasan sama sekali, irrasional, dan tidak logikal bagi orang yang mengamati sebagai pengamat ekstenal. Sebagian besar konflik timbul, apabila dua pihak atau lebih berupaya untuk mencapai tujuan yang sama sekali bertentangan satu sama lain..Pencapaian tujuan pihak pertama, menyebabkan kegagalan pihak kedua. Frustasi, merupakan salah satu bentuk manifestasi pada seseorang, akibat keinginan yang diharapkan (tujuannya) terhalang/terkendala. Frustasi dapat terlihat dalam bentuk-bentuk perilaku yang irrasional.
42
43
Pendahuluan
Pelayanan kesehatan, merupakan suatu kegiatan yang melibatkan banyak orang (kelompok-kelompok orang), dari berbagai disiplin ilmu (dokter, perawat, dll), yang saling bekerjasama (internal dan eksternal) dalam suatu wadah/organisasi/unit. Masing-masing individu/kelompok memiliki ; keinginan, motivasi, kepentingan, dan tujuan yang berbeda. Kondisi semacam ini dapat menimbulkan konflik individual/kelompok.
Kajian dinamika kelompok, merupakan salah satu alternatif dalam menyelesaikan berbagai masalah yang muncul, dengan harapan kegiatan pelayanan dapat dilaksanakan secara efisien, efektif dan produktif.
44
A. Pengertian Kelompok
1. Pengertian Kelompok Berdasarkan Persepsi a) Setiap individu mempersepsikan dirinya sebagai anggota kelompok yang saling berinteraksi dan saling menerima antar sesama anggota b) Sejumlah orang yang memiliki persepsi kolektif mengenai kesatuan mereka, dan yang memiliki kemampuan untuk bertindak dalam cara yang sama terhadap lingkungan mereka
2. Pengertian Kelompok Berdasarkan Motivasi Seseorang bergabung dalam satu kelompok, dengan keyakinan bahwa kebutuhannya akan dapat terpenuhi.
45
3. Pengertian Kelompok Berdasarkan Tujuan Dua orang atau lebih, dan berada dalam satu kelompok untuk satu tujuan.
4. Pengertian Kelompok Berdasarkan Organisasi Kelompok adalah suatu sistem yang diorganisasikan oleh dua orang atau lebih.
5. Pengertian Kelompok Berdasarkan Interdependensi Berkelompok dikarenakan oleh faktor saling ketergantungan satu dengan lainnya, yang direalisasi dalam persamaan tujuan. 6. Pengertian Kelompok Berdasarkan Interaksi Sejumlah orang yang saling berinteraksi satu dengan lainnya dalam suatu aturan yang saling mempengaruhi pada setiap anggotanya
46
B. Ciri-ciri Kelompok
1. Adanya motif yang sama Anggota anggotanya mempunyai motif yang sama sebagai pengikat, sehingga anggota kelompok tidak bekerja sendiri sendiri. Sesudah kelompok terbentuk, biasanya muncul motif baru guna memperkokoh kehidupan kelompok
2. Adanya sikap In-Group dan Out-Group a) Sikap In-Group ; Kelompok menerima orang luar yang bersedia berkorban bersama dan kesetiakawanannya b) Sikap Out-Group ; Kelompok bersikap menolak orang luar
3. Adanya solidaritas Terdapat solidaritas/kesetiakawanan yang tinggi di dalam kelompok tergantung pada kepercayaan setiap anggota akan kemampuan anggota lain untuk melaksanakan kerja
Adm RS dan PKM 2009 Semester Genap Pendidikan Dokter / PSKM
47
4. Adanya struktur kelompok Struktur kelompok adalah suatu sistem mengenai relasi antara anggota kelompok berdasarkan peranan dan status, serta sumbangan dalam interaksi kelompok untuk mencapai tujuan. Di dalam struktur kelompok di jumpai : - Susunan kedudukan fungsional - Susunan hierarkis 5. Adanya norma kelompok Norma sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku anggota. Pada kelompok formal, norma biasanya sudah tercantum dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART), atau tertulis dalam aturan tertentu.
48
49
Karakter masing-masing individu mulai tampak. Rasa percaya dan konsensus akan meningkat. Memecahkan masalah bersama.
Mulai mendeteksi kekuatan dan kelemahan. Pada fase ini sering terjadi konflik
51
2. Tahap Pancaroba
Mulai memperjelas visi, misi, dan tujuan kelompok Kekompakan dan partisipasi, meningkat Setiap anggota mulai menonjolkan akunya masing-masing, yang kuat mengeksploitir kelemahan anggota lainnya, dan saling mempengaruhi memicu munculnya konflik Karakteristik kepribadian masing-masing anggota mulai tampak Perbedaan persepsi, pola komunikasi, gaya kepemimpinan dan lain-lain aspek kepribadian akan menjadi lebih jelas terlihat pada tahapan ini. Tahapan ini, merupakan tahapan yang paling panjang waktunya, dibandingkan dengan tahapan lainnya.
52
53
4. Tahap Berprestasi
Hubungan kerja antar individu, lebih harmonis Norma kelompok telah disepakati Tujuan kelompok semakin jelas Komunikasi dan interaksi antar anggota semakin terbuka Inovasi semakin berkembang Tercapainya hasil kerjasama dari seluruh anggota menjadi lebih baik (bukan hasil kerja dari masing-masing anggota)
54
Pencapaian efektifitas dan produktivitas suatu kelompok, diperlukan suasana yang solid dan kondusif untuk memungkinkan terjadinya proses kerjasama diantara sesama anggotanya dalam mencapai tujuan kelompok Solidaritas, efektivitas dan produktifitas kelompok dipengaruhi oleh adanya rasa percaya diri, keterbukaan, perwujudan diri, dan saling ketergantungan diantara individu-individu anggota kelompok, namun ke 4 (empat) faktor tersebut merupakan sesuatu yang abstrak dan sulit diobservasi
55
2.
56
57
Pendahuluan Kegiatan analisis masalah dan penentuan penyebab masalah, dilakukan guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menjadi penyebab masalah yang sedang dihadapi.
Kegiatan analisis masalah dan penentuan penyebab masalah, merupakan suatu proses yang dilakukan oleh sekelompok orang (organisasi) dengan mengggunakan metode tertentu (sesuai dengan masalah yang sedang dihadapi dan berkeinginan untuk diselasaikan)
58
Masalah
Masalah adalah kesenjangan antara apa yang ditemukan dengan apa yang seharusnya / diharapkan
Dapat juga dengan menggunakan model : 1. 2. 3. 4. Adanya kesenjangan (Gap = G) Pimpinan / Manajer merasa tidak puas atas masalah (Concern = C) Bertanggungjawab atas masalah yang terjadi (Responsibiliti = R) Permintaan dan keluhan masyarakat (Demand = D)
Masalah = G x C x R x D
59
ANALISIS SITUASI
MENENTUKAN TUJUAN
- LOKAKARYA - SEMINAR
Indikator Keberhasilan
60
Data Primer,
Data Sekunder, adalah yang diperoleh dari pihak lain yang telah memiliki data tersebut.
61
Metode Analisis Masalah dan Penentuan Penyebab Masalah 1. Diagram Tulang Ikan Diagram Tulan ikan (Diagram Sebab Akibat), merupakan suatu cara untuk menganalisis suatu masalah dengan mengklasifikasikan penyebab potensial yang menyebabkan masalah tersebut. Diagram ini juga dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat.
MAN MONEY MATERIAL
ENVIRONMENT
Masalah
METHOD
MACHINE
62
AKIBAT
Masalah Sebab Primer
POLA SEBAB-SEBAB
Sebab Sekunder
1 1 1
Sebab Tersier
2
1
2
3
1
1 2 2
3
2 3 1
2
1 2
63
2. Diagram Pohon Masalah Diagram Pohon Masalah, adalah suatu cara untuk mengambarkan suatu jawaban yang banyak atas suatu masalah, atau merinci masalah pokok menjadi masalah lagi, dan seterusnya. Diagram ini bermanfaat untuk menemukan penyebab utama masalah dan menjelaskan sebab akibat masalah.
Masalah Utama
64
3. Pendekatan Blum Pendekatan Blum, merupakan analisis masalah dengan memperhatikan faktor-faktor lain (4 faktor utama), yaitu ; 1) faktor lingkungan (fisik, biologis dan sosial ekonomi), 2) faktor perilaku, 3) faktor genetik/keturunan/kependudukan, dan 4) faktor pelayanan.
65
Proses yang dipakai dalam melakukan analisis masalah dan penentuan penyebab masalah dengan cara ketiga metode tersebut diatas (Tulang Ikan, Pohon Msalah dan Pendekatam Blum), diidentifikasi melalui diskusi interaktif kelompok, yaitu dengan cara :
1. Focus Group Discussion (FGD) Bentuk diskusi kelompok terstruktur, yang membahas masalah tertentu dan cara penyelesaiannya
66
3. Brainstorming (Curah Pendapat) Suatu teknik yang efektif untuk membantu melakukan identifikasi masalah, menentukan penyebab, dan mencari cara pemecahan masalah. Setiap anggota kelompok diberi kesempatan untuk menyampaikan gagasannya untuk menyelesaikan masalah. Kegiatan ini, sering merangsang kreatifitas dan pendekatan-pendekatan baru, yang kadangkadang beresiko dan mustahil untuk dilaksanakan. Brainstorming dapat digunakan bila tidak memiliki data sekender, tetapi tidak dapat digunakan apabila peserta kelompok jumlahnya relatif besar.
67
Merupakan cara guna menentukan urutan prioritas masalah, dengan memperhatikan Urgency (mendesak), Seriousness (keseriusan), dan Growth (perkembangan) masalahnya. Setiap masalah, dinilai berdasarkan ketiga kriteria tersebut, dengan menggunakan sistem skoring.
Daftar Masalah Nama
Unit/Bagian
Masalah
Urgency
Seriousness
Growth
Total Skor
A B
Adm RS dan PKM 2009 Semester Genap Pendidikan Dokter / PSKM
68
2. Metode MCUA (Multi Criteria Utility Assessment) Merupakan suatu teknik yang digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dari beberapa alternatif (masalah atau pemecahan masalah). Kriteria adalah batasan yang digunakan untuk menyaring altenatif masalah sesuai kebutuhan.
Masalah No
1 2
Kriteria
Besarnya Masalah Kemampuan Sumberdaya
Bobot
Masalah 1 S BS
Masalah 2 S BS
Masalah 3 S BS
Jumlah BS Rangking
69
3. Metode CARL Merupakan suatu cara untuk menentukan prioritas masalah jika data yang tersedia adalah data kualitatif. Dilakukan dengan menentukan skor atas kriteria tertentu, yaitu Capability (kemampuan), Accessibility (kemudahan untuk dicapai), Readiness (kesiapan), dan Leverage (pengaruh / daya ungkit). Semakin besar skor, maka semakin besar masalahnya (prioritas masalahnya lebih tinggi).
No 1 2 dst Hasil = C x A x R x L Masalah Skor C A R L Hasil *) Rangking
70
3. Metode HANLON Merupakan suatu cara untuk menentukan prioritas masalah dengan menggunakan 4 kelompok kriteria, yaitu ; magnitude (besarnya masalah), emergency (kegawatan masalah), causability (kemudahan penanggulangan masalah dan faktor yang menentukan dapat tidaknya program dilaksanakan (faktor PEARL). PEARL, yaitu faktor yang menggunakan kriteria ; P = Approproateness (kesesuaian), E = Economic feasibility (murah secara ekonomi), A = Accepability (dapat diterima), R = Resources (ketersedian sumberdaya), L = Legality (legalitas) Dari setiap kelompok kriteria diperoleh nilai / skoring dengan skala tertentu, yang kemudian hasilnya dimasukkan kedalam formula untuk memperoleh hasil akhir. Semakin tinggi nilainya, maka semakin penting (prioritas) masalah tersebut.
71
Faktor..
Faktor..
Faktor..
Masalah
1. 2.
Nilai Faktor
Nilai Faktor
Nilai Faktor
Total Nilai
Rata-rata
72
Kelompok kriteria III : Kemudahan Masalah Penaggulangan (causability) Sama dengan kelompok kriterian I, besarnya faktor masalah ditetapkan dalam bentuk nilai skoring 1 sampai dengan 5. Nilai 1 mempunyai arti sulit dipecahkan, sedangkan nilai 5 berarti mudah dipecahkan. Semua nilai faktor masalah dijumlahkan dibagi jumlah faktor, sehingga dihasilkan nilai rata-rata
Sangat sulit dipecahkan 1
2 3 4 5
Nilai rata-rata yang diperoleh akan digunakan untuk menghitung NDP (Nilai Prioritas Dasar)
73
Kelompok kriteria IV : PEARL Faktor Kelompok kriteria IV, terdiri dari beberapa faktor yang saling menentukan dapat tidaknya suatu program dilaksanakan, antara lain : P = Approproateness (kesesuaian), E = Economic feasibility (murah secara ekonomi), A = Accepability (dapat diterima), R = Resources (ketersedian sumberdaya), L = Legality (legalitas) Lakukan pengujian setiap masalah dengan Faktor PERL. Jawaban atas kriteria diatas hanya ada 2, yaitu ; ya dengan nilai 1 dan tidak nilainya 0
Masalah
PxExAxRxL
1. 2. 3.
. . . dst
74
Nilai yang telah dihasilkan, dari kelompok kriteria I, II, III, dan IV, dimasukkan dalam formula sebagai berikut : NDP (Nilai Prioritas Dasar) NPT (Nilai Prioritas Total) = (I + II) x III = {(I + II) x III} x IV
Masalah 1. 2. 3. . . . dst
NDP
PEARL IV
NPT
Rangking
75
Chec k
Do
Continuous Improvement
Act
Problems
P lans
Evaluation
Risks
Analisis SWOT
Actions
Options
Decisions
76
77
Pendahuluan :
Pengertian planning (perencanaan) telah mengalami perkembangan. Pada perkembagannya perencanaan kemudian dikaitkan dengan upaya merumuskan keinginan dan cita-cita manusia atau sekelompok masunia, adanya suatu rangkaian yang terus menerus secara bersinambungan, rasional dan sistematis. Rencana adalah produk suatu kegiatan planning (perencanaan) yang akan dijadikan pedoman dan arahan untuk mencapai keinginan atau cita-cita yang telah digariskan terlebih dahulu. Oleh karena itu planning (perencanaan) akan tergantung kepada sudut pandangan kepentingan dan masalah yang bersangkutan. Proses perencanaan tidak mempunyai awal dan akhir yang definitif. Proses perencanaan akan berlangsung terus menerus menuju ke upaya penyelesaian masalah selanjutnya, sesuai dengan perkembangan permasalahan yang baru. Plan is not an ultimate product.
78
Karakteristik Perencanaan
TIPE PERENCANAAN WAKTU PERENCANAAN PENDEKATAN thd PERENCANAAN
PERENCANA
Perencanaan Strategi Misi Organisasi yang ada Organisasi strategi Kebijakan umum
Long-term
Top Manajer
Short-term
79
Pada organisasi , rencana disusun berdasarkan hirarki yang paralel dengan struktur yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Pada setiap tingkat, perencanaan mempunyai 2 fungsi, yaitu 1) memberikan sasaran yang harus dicapai oleh tingkat yang lebih rendah, dan 2) memberikan sasaran yang harus dicapai oleh tingkat berikutnya.
1. Rencana strategis, dirancang untuk mencapai tujuan yang lebih luas. 2. Rencana operasional, merupakan rincian tentang bagaimana rencana strategis dapat dilaksanakan.
80
Tahap Diagnosa
Visi, Misi, Tujuam Kajian Lingkungan Eksternal Isu-isu Utama Kajian Lingkungan Internal
Tahap Perencanaan
Tahap Pelaksanaan
81
Dalam merumuskan suatu strategi, perlu diperhatikan beberapa faktor (unsur) yang sifatnya kritikal : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Strategi, berarti menentukan misi pokok suatu organisasi (menetapkan / menentukan keputusan dasar) Mengembangkan profil. Profil yang dimaksud adalah gambaran kondisi internal dan kemampuan sumber daya yang dimiliki. Mengenal lingkungan eksternal yang akan berinteraksi dengan organisasi. Menganalisis kekuatan dan kelemahan yang ada dan melekat pada organisasi. Mengidentifikasikan beberapa alternatif kegiatan yang akan dilakukan guna pencapaian tujuan organisasi Memilih alternatif yang paling tepat
82
7.
Menentukan sasaran jangka panjang, yang pada umumnya bersifat ; a) idealistik, b) jangkauan waktunya jauh ke masa depan, c) hanya bisa dinyatakan dalam bentuk kualitatif, dan d) masih abstrak. Oleh karenanya, diperlukan adanya sasaran antara yang mempunyai ciri : sasaran yang ingin dicapai dalam bentuk spesifik diperkirakan dapat dicapai dinyatakan secara kuantitatif, dan bersifat konkrit
8. 9.
Memperhatikan operasionalisasi dari keputusan dasar yang dikaitkan dengan anggaran, sarana prasarana dan waktu. Menyediakan dan menyiapkan SDM yang memenuhi persyaratan (kualifikasi, perilaku dan syarat-syarat lain).
83
10. 11.
Menyiapkan dan menyeleksi teknologi yang akan digunakan Menyusun struktur organisasi (memanfaatkan bentuk organisasi yang sudah ada, atau menciptakan bentuk organisasi baru)
12.
13. 14.
Menciptakan bentuk dan suasana pengawasan, yang mampu untuk mengembangkan daya inovasi, kreatifitas dan diskresi
Menciptakan sistem penilaian keberhasilan / tidak keberhasilan berdasarkan kriteria yang rasional dan obyektif. Menciptakan suatu sistem umpan balik, yang mampu untuk mengakomodasi keperluan organisasi.
84
85
b.
Tujuan organisasi, merupakan pernyataan tentang keadaan yang tidak dimiliki saat ini (sekarang), dan ingin dicapai dimasa mendatang. Tujuan umum, sering disebut sebagai tujuan stratejik, yang secara operasional tidak dapat berfungsi sebelum dijabarkan dalam tujuan-tujuan khusus yang lebih terperinci sesuai dengan jenjang struktur organisasi, sehingga membentuk hirarki tujuan.
Beberapa fungsi dari tujuan : 1). Sebagai pedoman bagi kegiatan. Yang dimaksud disini bahwa, tujuan berfungsi memberikan arah dan pemusatan kegiatan organisasi apa yang harus dilakukan Sebagai sumber legitimasi. Pengakuan dan legitimasi ini akan meningkatkan kemampuan organisasi untuk mendapatkan sumber daya dan dukungan.
2).
86
3).
Sebagai standar pelaksanaan. Tujuan yang telah ditetapkan dengan jelas, dapat dimanfaatkan sebagai standar langsung dalam melakukan penilaian (prestasi) / derajat kesuksesan apa yang telah dicapai oleh organisasi. Sebagai sumber motivasi. Hal ini sering dimanfaatkan oleh organisasi-organisasi yang menawarkan bonus kepada karyawannya, apabila tujuan organisasi dapat dicapai. Sebagai dasar rasional pengorganisasian. Tujuan organisasi merupakan dasar perancangan struktur organisasi. Tujuan dan struktur berinteraksi dalam kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan, pola penggunaan sumber daya, pola komunikasi, pengawasan dan lain-lain.
4).
5).
87
2. Analisis Lingkungan Internal dan Ekternal Pimpinan harus menyadari bahwa organisasinya harus berinteraksi dengan lingkungannya. Lingkungan meliputi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi, dan tidak jarang menimbukan kesulitan dan atau kegagalan.
a. Lingkungan internal Hal ini berkaitan dengan sumber daya yang dimiliki organisasi (kekuatan dan kelemahan organisasi), termasuk peraturan dan kebijakan yang berlaku. b. Lingkungan eksternal dekat. Adalah faktor-faktor yang berpengaruh pada kegiatan operasional, misalnya ; konsumen, kompetitor, pemasok, dan lain-lain. c. Lingkungan eksternal jauh Adalah faktor-faktor dan atau kondisi yang lebih luas, misalnya ; ekonomi, politik, sosial budaya, pendidikan, dan lain-lain
88
Pendekatan fungsi :
Posisi Pasar Keuangan dan akuntansi Kegiatan operasional dan faktor-faktor teknis Sumber daya manusia Struktur organisasi dan manajemen
89
Lingkungan Eksternal Dekat Penyandang dana Pesaing Pemasok Konsumen/Pelanggan dan lain-lain
90
Analisis SWOT
DAPAT DIKETAHUI
- Problem areanya - Isu-isu perencanaan utama
91
3. Penetapan Sasaran
a. Penetapan sasaran jangka panjang. Sasaran jangka panjang, harus dirumuskan dengan jelas, mudah dipahami, dan sudah mempunyai makna operasional. b. Penetapan sasaran jangka pendek. Sasaran jangka pendek sudah harus dinyatakan dalam bentuk yang lebih kongkrit. Salah satu cara kongkritisasi ialah dengan melakukan periodisasi, misalnya dengan menentukan sasaran tahunan. c. Penetapan strategi operasional Umumnya organisasi memiliki Departemen (Bagian), yang bertanggungjawab untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan fungsional. Penetapan strategi operasional dibuat berdasarkan fungsi dari masingmasing Departemen (Bagian)
92
93
3. Kecenderungan organisasi dan pasar. Proyeksi perkembangan organisasi, sedapat (berbasis) pada permintaan pasar.
mungkin
didasari
4. Pemanfaatan sumber daya organisasi Organisasi dapat mengevaluasi utilitas (pemanfaatan) fasilitas dan atau sumber daya yang dimiliki (misalnya : BOR rumah sakit saat ini hanya 50%). 5. Kebijakan supra-struktur Organisasi diperintahkan untuk meningkatkan mutu pelayanan, melalui peningkayan kemampuan dan keterampilan SDM, pengembangan fasilitas dan manajemen. 6. Analisis data Organisasi dapat menetapkan sasaran jangka pangjangnya melalui analisis data dan informasi yang dimiliki.
94
Strategi Operasional
Strategi di bidang operasional penting untuk dirumuskan dan ditetapkan secara tapat, karena strategi tersebut harus mampu menuntun seluruh staf / tenaga operasional dalam melakukan kegiatan dan tugas yang menjadi tanggungjawabnya. Ada tiga komponen penting yang perlu diperhatikan dalam merumuskan dan menetapkan strategi manajemen operasional. 1. Penetapan sarana dan prasarana (fasilitas) kerja. 2. Penetapan alokasi dana yang diperlukan, Alokasi dana yang dimaksud, lebih menitik-beratkan pada tata cara pengadaan dan pemeliharaan fasilitas kerja. 3. Penetapan kualifikasi dan kuantifikasi SDM
95
96
2. Sasaran yang terintegrasi dan terkoordinasi Para praktisi manajemen mengatakan, bahwa salah satu instrumen terbaik yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja organisasi ialah pendekatan kesisteman. Inti pendekatan kesisteman terletak pada pandangan, bahwa suatu organisasi tentunya memiliki pembagian tugas sebagai konseweknsi berbagai faktor, misalnya akibat tuntutan ilmu dan teknologi, kegiatan yang bersifat spesialistik, aneka ragam keinginan, produk yang dihasilkan, dan faktor-faktor lain. Pendekatan kesisteman juga menunjukkan, bahwa sasaran diimplemtasikan secara terintegrasi dan terkoordinasi, baik pada tingkat pemikiran maupun pada tahap operasionalisasinya
97
Evaluasi Strategi
Kegiatan strategi dijalankan dengan pola pentahapan dan kurun waktu tertentu. Kondisi ini memungkinkan organisasi untuk melakukan evaluasi dari hasil setiap tahapan. Hasil dari evaluasi bermanfaat untuk melakukan koreksi dan tindakan yang bersifat proaktif. Hasil evaluasi kegiatan strategi, dapat ; a) melebihi target, b) sama dengan target, c) lebih rendah dari target, yang diharapkan oleh organisasi. Apabila dari evaluasi ditemukan bahwa, hasilnya lebih rendah dari target, maka dapat dilakukan pengkajian ulang yang berkaitan dengan beberapa faktor, diantaranya adalah ; 1) ketetapan sasaran yang ingin dicapai, 2) ketersediaan (kualitas dan kuantitas) sumber daya, 3) pengetahuan / keterampilan dari para pengelola dan pelaksana, 4) motivasi dan dedikasi SDM, 5) mekanisme koordinasi dan interaksi intra organisasi (koordinasi antar bagian / bidang).
98
99
3. Evaluasi dari struktur organisasi. Bentuk struktur organisasi dan sistem birokrasi (kejelasan tugas dan wewenang, sumber daya, aturan, dan lain-lain) yang ada didalamnya, juga merupakan faktor yang perlu dievaluasi. 4. Evaluasi dari pengelolaan SDM. SDM sebagai obyek dan subyek pencapaian misi dan tujuan strategi organisasi yang telah ditetapkan. Evaluasi dari pengelolaan SDM merupakan faktor yang sangat menentukan, dan lebih bersifat menyeluruh (seluruh proses manajemen SDM). 5. Evaluasi dari berbagai bidang fungsional dan operasional. Ujian akhir untuk mengukur dan melihat tingkat keberhasilan organisasi, adalah dengan melakukan evaluasi pada berbagai bidang fungsional dan operasional organisasi.
100
101
PENDAHULUAN Pada awalnya rumah sakit merupakan unit pelayanan kesehatan yang berorientasi pada kegiatan yang bersifat sosial, religi dan medis kuratif, yang dilakukan oleh pihak swasta (misionaris) tanpa mempertimbangkan dan memperhitungkan aspek ekonomis. Tuntutan dari para pemilik (rumah sakit pemerintah / swasta), pengelolaan, dan konsumen, menyebabkan rumah sakit mengalami perubahan orientasi. Disamping karena perkembangan dan tekanan politik, ekonomi, sosial, teknologi, dan lain-lain.
102
Perkembangan rumah sakit Pada masa awal perkembangan rumah sakit di Indonesia (masa VOC sampai dengan abad ke XIX), dana operasional bersumber dari subsidi pemerintah dan pasien. Pasien sudah mendapat pelayanan sesuai dengan tarip yang telah disesuaikan.
Pada abad ke XX, dengan adanya Dinas Kesehatan Sipil, pertumbuhan perumah-sakitan di Indonesia semakin banyak dan dikendalikan oleh Pemerintah Pusat. Diikuti dengan berdirinya rumahsakit-rumahsakit swasta dengan membawa misi agama.
Pada tahun 1930, secara resmi dilaporkan bahwa rumah sakit di Indonesia berjumlah 659 rumah sakit umum, dan 75 rumah sakit khusus.
Adm RS dan PKM 2009 Semester Genap Pendidikan Dokter / PSKM
103
Rumah sakit secara harfiah berarti rumah bagi orang sakit, yang merupakan terminologi warisan dari Kolonial Belanda. Sampai saat ini terminologi tersebut masih berlaku. Namun demikian kedudukan rumah sakit sebagai unit pelayanan kesehatan, tetap masih belum jelas. Ketidak mampuan pemerintah menyediakan dana operasional, perubahan ekonomi dan komersialisme pelayanan kesehatan, membuat para pengelola swasta melihat peluang bisnis, yang mengakibatkan adanya perubahan pola pandang pengelolaan perumah-sakitan.
104
Pada dekade terakhir ini, kebijakan pendirian rumah sakit swasta mendapat kemudahan. Rumahsakit-rumahsakit swasta bermunculan dengan berbagai fasilitas yang memberikan kenyamanan bagi konsumennya (pasien dan keluarga) dengan tarif yang sangat variatif. Disamping lokasi yang mudah dijangkau, tidak seperti beberapa rumah sakit pemerintah. Persaingan pelayanan, pesatnya perkembangan IPTEK kedokteran, ketidak mampuan pemerintah untuk menyediakan dana dan tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan, mengakibatkan semakin meningkat dan mahalnya biaya pelayanan kesehatan.
105
Peran rumah sakit dalam konsep Health for all Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu sistem pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, bahwa rumah sakit bukanlah unit yang terpisahkan dari unit pelayanan primer untuk keluarga, masyarakat, dan sistem rujukan (pertama, kedua dan selanjutnya). Pengelolaan rumah sakit, diarahkan sebagai suatu organisasi pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) yang berbasis pada masyarakat : - Masyarakat yang berada dalam suatu wilayah tertentu. - Sebagian / sekelompok dari masyarakat yang berada dalam suatu wilayah tertentu. - Segmen penduduk tertentu.
106
Rumah sakit sebagai pusat rujukan dalam suatu sistem pelayanan kesehatan, dimana terjadi arus keluar masuknya pasien, bahan laboratorium, laporan, dan lain-lain, maka dapat dikatakan bahwa rumah sakit tidak dapat berdiri sendiri dalam menjalankan pelayanan. Dari uraian tersebut, maka rumah sakit yang berbasis pada masyarakat mempunyai ciri sebagai berikut : - Memberikan pelayanan kepada masyarakat / sekelompok masyarakat tertentu, yang berada di wilayah kerjanya. - Bekerja sama secara dinamis (horizontal dan vertikal) dengan unit-unit kesehatan lain, misalnya ; institusi pendidikan, instansi administrasi (Dinas Kesehatan), dan instansi-instansi sektoral lainnya.
107
Rumah sakit sebagai organisasi menampung banyak profesi, diantaranya adalah ; dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, apoteker, perawat, bidan, ahli gizi, teknisi, administrasi, dan banyak lagi.
Rumah sakit juga dikatakan sebagai suatu organisasi yang memiliki banyak kegiatan pelayanan, sebagai hotel, restoran, loundry, bengkel, dan lain-lain.
108
Berdasarkan, kelengkapan tenaga dokter dan fungsinya, rumah sakit diklasifikasikan menjadi :
Klas Rumah Sakit
Rumah Sakit Klas C Rumah Sakit Klas B
Sama dengan Klas B, dengan beberapa Sub Spesialistik, dan digunakan untuk kegiatan pendidikan dokter (Umum dan Sp)
Sama dengan Klas B Pendidikan, dengan Sub Spesialistik yang lebih luas. Di indonesia hanya ada 3
109
110
Suatu organisasi yang baik, tentunya akan mengikuti beberapa prinsip guna mengurangi hambatan dan kesulitan yang mungkin terjadi. Demikian juga halnya pada rumah sakit sebagai suatu organisasi. Ada beberapa prinsip dasar yang pelu untuk diketahui oleh suatu organisasi, yaitu : Azas perumusan tujuan Azas pembagian kerja Azas pendelegasian wewenang dan tanggung jawab Azas koordinasi Azas efisiensi dan efektifitas (pengawasan)
111
Ciri-ciri khusus pengorganisasian rumah sakit : 1. Pelayanan bersifat individual Pelayanan yang diberikan kepada penderita tidak mungkin distandarkan, meskipun jenis penyakitnya sama. Pelayanan diberikan sesuai dengan hasil pemeriksaan dan keputusan dokter yang diberi tanggung jawab. 2. Otonomi tenaga medis Setiap dokter mempunyai wewenang dan otonomi sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-masing dalam memberikan pelayanan.
112
3. Diversifikasi tenaga yang luas Di rumah sakit terdapat diversifikasi dan asosiasi pekerjaan yang sangat menonjol, yang dilakukan oleh berbagai kategori tenaga dengan latar belakang pendidikan yang berbeda. Namun dari sekian banyak kategori tenaga tersebut, mereka saling tergantung dan berhubungan erat dalam melakukan pelayanan.
4. Suasana ketidak pastian Penderita dan keluarganya, pada umumnya disertai dengan perasaan khawatir akan keadaan kesehatan dan kelangsungan hidupnya. Demikian juga halnya pada seluruh tenaga yang bekerja di rumah sakit, memiliki perasaan ketidak pastian terhadap kesembuhan penderita yang menjadi tanggung-jawabnya
113
Pelayanan Dasar
Rawat Jalan Rawat Darurat Rawat Inap Tata Usaha Rekam Medik Kerumah Tanggaan Kepegawaian Keuangan & Akuntansi
Bagian Administrasi
Pelayanan Penunjang
Kamar Operasi Laboratorium Radiologi Farmasi Instalasi Gizi Rehabilitasi Medik Kamar Jenazah Loundry Cleaning Servis Pengelolaan Limbah Keamanan
Servis
114
115
116
Angka Kematian Persalinan Yaitu rasio antara jumlah pasien obsetri yang meninggal dan jumlah pasien obsertri yang keluar (hidup/meninggal, dalam suatu periode. Angka Kematian Persalinan : 12
Adm RS dan PKM 2009 Semester Genap Pendidikan Dokter / PSKM
117
Angka Kematian Bayi (Infant Death Rate = IDR) Yaitu rasio antara jumlah bayi yang meninggal (berumur 1 tahun) dan jumlah pasien yang keluar (hidup/meninggal, dalam suatu periode. Angka Kematian Persalinan : 1520 Angka Kematian Neonatus (Neonatal Death Rate = NDR) Yaitu rasio antara jumlah neonatus (berumur 28 hari) yang meninggal dan jumlah pasien yang keluar (hidup/meninggal, dalam suatu periode. Angka Konsultasi Yaitu rasio antara jumlah pasien yang keluar (hidup/meninggal) yang dikonsultasikan dan jumlah pasien yang keluar (hidup/meninggal), dalam suatu periode. Angka Konsultasi : 1520 %
Adm RS dan PKM 2009 Semester Genap Pendidikan Dokter / PSKM
118
Angka Infeksi Luka Operasi Yaitu rasio antara jumlah kasus luka operasi bersih yang mendapat infeksi di rumah sakit dan jumlah pasien yang keluar pasca operasi, dalam suatu periode. Angka Infeksi Luka Operasi : 12 % Angka Bedah Kaisar Yaitu rasio antara jumlah bedah kaisar dan jumlah persalinan, dalam suatu periode. Angka Bedah Kaisar : 35 %
119
Bed Ocupancy Rate (BOR) Yaitu prosentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tingkat pemanfaatan dari tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter dari BOR ini idealnya antara 60-85% BOR sebesar < 60%, rumah sakit mengalami kerugian BOR sebesar = 60%, rumah sakit mengalami break event point BOR sebsaer > 70%, rumah sakit akan mendapatkan profit
Jumlah hari rawat dalam suatu periode X 100 Jumlah hari rawat maksimal dalam periode yang sama
Bor =
120
Turn Over Interval (TOI) Yaitu rata-rata hari, tempat tidur yang tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini juga memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong hanya dalam waktu 1-3 hari.
TOI = {A (H/365)} X 365/D
A = Jumlah tempat tidur H = Jumlah hari rawat selama setahun D = jumlah pasien yang keluar (hidup/meninggal) selama setahun
121
Bed Turn Over (BTO) Yaitu frekuensi pemakaian tempat tidur, berapa kali dalam satu satuan waktu tertentu (biasanya 1 tahun) tempat tidur rumah sakit dipakai. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi pemakaian tempat tidur. Idealnya, 1 tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali per tahun.
BTO =
122
Length of Stay (LOS) Yaitu rata-rata lama rawatan seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu yang dijadikan tracer (yang perlu pengamatan lebih lanjut). Secara umum LOS yang ideal antara 6-9 hari.
LOS = Jumlah hari rawat pasien keluar (hidup/meninggal) dalam suatu periode Jumlah pasien keluar (hidup/meninggal) dalam periode yang sama
123
Net Death Rate Yaitu angka kematian 48 jam setelah dirawat per 1000 penderita keluar. Indikator ini dapat memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. Nilai NDR yang dianggap masih dapat ditolerir adalah kurang dari 25 per 1000 penderita keluar.
Gross Death Rate Yaitu angka kematian umum per 1000 penderita keluar. Nilai GDR seyogyanya tidak lebih dari 45 per 1000 penderita keluar.
124
Rata-rata Kunjungan Poliklinik per hari Indikator ini dipakai untuk menilai tingkat pemanfaatan poliklinik di rumah sakit. Angka rata-rata ini apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk di wilayahnya akan memberikan gambaran cakupan pelayanan dari suatu rumah sakit. Kegiatan Instalasi Rawat Darurat Angka kematian di Instalasi Rawat Darurat, dibandingkan dengan seluruh pasien yang dilayani di di Instalasi Rawat Darurat
125
Kegiatan Instalasi Farmasi Jumlah resep yang dilayani dibandingkan dengan jumlah pasien (rawat jalan, rawat inap dan rawat darurat)
Kegiatan Instalasi Gizi Jumlah porsi makanan yang dikeluarkan oleh Instalasi gizi, dibandingkan dengan jumlah pasien dan petugas jaga
Adm RS dan PKM 2009 Semester Genap Pendidikan Dokter / PSKM
126
Non Toxic
127
128
129
Pendahuluan
Puskesmas (PKM), adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Unit Pelaksana Teknis PKM sebagai ujung tombak pembangunan dan pelayanan kesehatan Pembangunan Kesehatan PKM bertugas untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan masyarakat secara optimal Pertanggungjawaban Penyelenggaraan PKM bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan sesuai kemampuannya Wilayah Kerja Wilayah kerja PKM adalah satu Kecamatan
130
Keberhasilan program ini, bisa diukur dengan menggunakan Indek Potensi Tatanan Sehat (IPTS). Ada 3 tatanan yang bisa diukur, yaitu: Tatanan sekolah (SD, SMP, SMU/SMK, Madrasah) Tatanan tempat kerja (Kantor, Pabrik, Tempat Peternakan, Perkebunan/Pertanian, dll) Tatanan tempat-tempat umum (Pasar, tempat ibadah, rumah makan, tempat hiburan, dll)
131
Keberhasilan program ini, bisa diukur dengan menggunakan beberapa indikator, yaitu: Tumbuh kembang UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) Tumbuh dan berkembangnya LSM yang bergerak dibidang Kesehatan Tumbuh dan berkembangnya BPKM (Badan Perduli Kesehatan Masyarakat) atau BPP (Badan Penyantun Puskesmas)
132
Pelayanan kesehatan sangat diperlukan oleh sebagian besar masyarakat, serta mempunyai nilai stategis guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh PKM bersifat holistik, komprehensif, terpadu dan berkesinambungan.
a. Upaya pelayanan kesehatan wajib, yang harus dilaksanakan di PKM yaitu: Upaya Promosi Kesehatan (Promkes) Upaya Kesehatan Lingkungan Upaya Kesehatan Ibu dan Anak, dan KB Upaya Kesehatan Gizi Masyarakat Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular Upaya Pengobatan
133
b.
Upaya pelayanan kesehatan pengembangan yaitu: Upaya pelayanan pengembangan, adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan yang ditemukan di masyarakat dan kemampuan PKM. Upaya pengembangan dapat dipilih dari beberapa upaya tersebut dibawah ini yaitu:
Upaya Kesehatan Sekolah Upaya Kesehatan Olah Raga Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat Upaya Kesehatan Kerja Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut Upaya Kesehatan Jiwa Upaya Kesehatan Mata Upaya Kesehatan Usia Lanjut Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
Upaya laboratorium medis, laborqatorium kesehatan masyarakat dan upaya penacatatan pelaporan tidak termasuk pilihan, karena ketiga upaya tersebut perupakan pelayanan penunjang.
Adm RS dan PKM 2009 Semester Genap Pendidikan Dokter / PSKM
134
Kegiatan
Promosi hidup bersih dan sehat Bimbingan teknik penyehatan lingkungan Ante natal care (ANC)
Indikator
Perbaikan perilaku hidup sehat Perbaikan lingkungan K4 (Pemeriksaan Kehamilan yang ke 4), Persalinan oleh tenaga kes Cakupan MTBS, Cakupan Imunisasi Cakupan KB Cakupan Penemuan Kasus Kesembuhan Cakupan Pelayanan Jumlah Kasus Jumlah pemeriksaan Cakupan vit A/Fe/ Capsul Yodium % Gizi Kurang/Buruk % Keluarga sadar Gizi
135
Gizi
136
Bupati/Walikota
Unit Fungsional Pustu / BDD Keterangan : : garis Lini : garis koordinasi fungsional : garis konsultasi
Adm RS dan PKM 2009 Semester Genap Pendidikan Dokter / PSKM
137
138
Manajemen Puskesmas
Terselenggarakannya berbagai upaya kesehatan perorangan dan masyarakat sesuai dengan azas penyelenggaraan, PKM perlu ditunjang oleh manajemen yang baik. Manajemen PKM adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran yang efisien dan efektif. Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh PKM dalam bentuk fungsi-fungsi manajemen. Ada tiga fungsi manajemen PKM yang di kenal dan digunakan selama ini, yaitu : P1 (Perencanaan), P2 ( Pelaksanaan dan Pengendalian), dan P3 (Pengawasan dan Penilaian). Semua Fungsi manajemen tersebut, harus dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan.
139
Perencanaan (P1)
Perencanaan adalah penyusunan rencana tahunan PKM untuk mengatasi masalah kesehatan diwilayah kerjanya. Rencana tahunan dibedakan atas 2 (dua) macam, yaitu ; 1) rencana tahunan upaya kesehatan wajib, dan 2) rencana tahunan upaya kesehatan pengembangan. A. Langkah-langkah perencanaan upaya kesehatan wajib :
1. Menyusun usaha kegiatan PKM menyusun usaha kegiatan dengan memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku (nasional/daerah), sesuai dengan masalah dari hasil kajian data dan informasi yang tersedia di PKM.
Contoh Gantt Chart Usulan Kegiatan (RUK)
No
Upaya PKM
Kegiatan
Tujuan
Sasaran
Target
Waktu
Volume Kegiatan
140
2. Mengajukan usulan kegiatan Langkah kedua adalah mengajukan usulan kegiatan ke Dinas Kab/Kota untuk mendapatkan persetujuan pembiayaan 3. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan PKM menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui oleh Dinas Kab/Kota
141
B. Langkah-langkah perencanaan upaya kesehatan pengembangan : 1. Identifikasi upaya kesehatan pengembangan Identifikasi ini dilakukan berdasarkan ada tidaknya masalah kesehatan yang terkait dengan upaya kesehatan pengembangan tersebut. Indentifikasi dilakukan bersama masyarakat melalui penggumpulan data secara langsung (survei) 2. Menyusun usulan kegiatan Usulan kegiatan ditetapkan secara rinci, yang berisikan ; tujuan, sasaran, besaran kegiatan (volume), waktu lokasi, serta perkiraan kebutuhan biaya 3. Mengajukan usulan kegiatan PKM mengajukan usulan kegiatan ke Dinas Kab/Kota 4. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan Setelah mendapat persetujuan dari Dinas Kab/Kota, PMK menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara terpadu dengan penyusunan rencana pelaksananan upaya kesehatan wajib.
Adm RS dan PKM 2009 Semester Genap Pendidikan Dokter / PSKM
142
143
144
2. Penyelenggaraan Para penanggungjawab dan pelaksana yang telah ditentukan, ditugaskan menyelenggarakan kegiatan PKM sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Agar rencana tersebut dapat dilaksanakan, perlu dilakukan : a. mengkaji ulang rencana yang telah ditetapkan, terutama yang menyangkut ; jadwal pelaksanaan, target pencapaian, lokasi, dan rincian tugas para penanggungjawab / pelaksana b. menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk setiap petugas. Beban kegiatan PKM harus terbagi habis dan merata kepada seluruh petugas c. Menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan , dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Adm RS dan PKM 2009
Azas penyelenggaraan PKM Berbagai standar dan pedoman pelayanan PKM Kendali mutu Kendali biaya
Semester Genap Pendidikan Dokter / PSKM
145
3. Pengendalian Penyelenggaraan kegiatan harus diikuti dengan kegiatan pengendalian yang dilakukan secara berkala. Kegiatan pengendalian menyangkut halhal sebagai berikut : a. melakukan telaahan penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang telah dicapai. Kegiatan ini dibedakan atas dua hal, yaitu :
1) telaahan internal, yakni telaahan bulanan terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang telah dicapai, dibandingkan dengan rencana dan standar pelayanan
Telaahan bulanan ini dilakukan dalam Lokakarya Mini Bulanan Puskesmas 2) telaahan eksternal, yakni telaahan triwulan terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang telah dicapai. Telaahan bulanan ini dilakukan dalam Lokakarya Mini Tribulanan Puskesmas
b. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan pencapaian kinerja PKM, masalah dan hambatan yang ditemukan dari hasil telaahan bulanan dan tribulanan.
Adm RS dan PKM 2009 Semester Genap Pendidikan Dokter / PSKM
146
4. Penilaian Kegiatan ini dilakukan pada akhir tahun anggaran. Kegiatan ini mencakup hal-hal sebagai berikut : a. Melakukan penilaian terhadap penyelenggaraan dan hasil yang dicapai, dibandingkan dengan rencana tahunan dan standar pelayanan PKM. b. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan pencapaian, masalah dan hambatan yang ditemukan untuk rencana tahun mendatang
147
2. Tahapan
a. Lokakarya Mini Pertama
1) Masukan
Penggalangan tim dalam bentuk dinamika kelompok tentang peran tanggung jawab staf dan wewenang PKM Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru Informasi tentang tatacara penyusunan POA PKM
2) Proses Inventarisasi kegiatan PKM Analisis beban kerja tiap petugas Pembagian tugas baru Penyusuanan POA PKM tahunan 3) Keluaran
Adm RS dan PKM 2009
148
b. Lokakarya Mini Bulanan 1) Masukan Laporan hasil kegiatan bulan lalu Informasi tentang hasil rapat Dinas Kab/Kota Informasi tentang hasil rapat tingkat Kecamatan Informasi tentang hasil kebijakan, program dan konsep baru
2) Proses Analiasa hambatan dan masalah Analisa sebab masalah, khususnya untuk mutu, dikaitkan dengan kepatuhan terhadap standar pelayanan Merumuskan alternatif pemecahan masalah 3) Keluaran Rencana kerja bulan yang baru (untuk kegiatan mendatang)
149
2. Tahapan
a. Lokakarya Mini Tribulanan Pertama 1) Masukan Penggalangan tim dalam bentuk dinamika kelompok Informasi tentang program lintas sektor Informasi tentang program kesehatan Informasi tentang kebijakan, program dankonsep baru
2) Proses Inventarisasi peran bantu masing-masing sektor Analisis masalah peran bantu masing-masing sektor Pembagian peran bantu masing-masing sektor 3) Keluaran
Adm RS dan PKM 2009
150
b. Lokakarya Mini Tribulanan Rutin 1) Masukan Laporan kegiatan pelaksanaan program kesehatan dan dukungan sktor terkait Inventarisasi masalah / hambatan dari masing-masing sektor dalam pelaksanaan program kesehatan Pemberian informasi baru
2) Proses Analiasa hambatan dan masalah pelaksanaan program kesehatan Analisa hambatan dan masalah dukungan dari masing-masing sektor Merumuskan cara penyelesaian masalah 3) Keluaran Rencana kerja tribulanan yang baru Kesepakanan bersama (untuk hal-hal yang dipandang perlu)
151
152
153
Seminar pada Nov 1967, mengacu pada Konsep Bandung & Proyek Bekasi, disepakati PUSKESMAS sebagai unit pelayanan kesehatan yang melaksanakan kegiatan preventif dan kuratif secara terpadu
154
Sebagai pusat pelayanan kesehatan pertama di wilayah kerjanya, Puskesmas (PKM) merupakan sarana pelayanan kesehatan pemerintah yang wajib mmenyelenggarakan pelayanan kesehatan secara bermutu, terjangkau, adil, dan merata. Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan adalah pelayanan kesehatan dasar yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat.
Upaya pelayanan yang diselenggarakan meliputi : 1. Upaya pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan promotif dan preventif, dengan pendekatan kelompok masyarakat, bersama masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerja PKM.
2. Upaya pelayanan medik dasar, yang lebih mengutamakan pelayanan kuratif dan rehabilitatif dengan pendekatan individu dan keluarga pada umumnya melalui upaya rawat jalan dan rujukan.
Pada kondisi tertentu dan bila memungkinkan dipertimbangkan PKM memberikan pelyanan rawat inap.
Adm RS dan PKM 2009 Semester Genap Pendidikan Dokter / PSKM
dapat
155
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Idealnya pelayanan kesehatan masyarakat meliputi seluruh program kesehatan yang bersifat promotif preventif pada upaya pelayanan kesehatan wajib (6 upaya pelayanan), yaitu :
1. Promosi kesehatan, mengembangkan berbagai program perbaikan perilaku, dengan memberdayakan masyarakat. Promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara (penyuluhan, majalah, pemutaran kaset, dll) 2. Kesehatan lingkungan, mengembangkan berbagai program perbaikan lingkungan setempat agar lebih kondusif untuk kesehatan, termasuk penyelenggaraan klinik sanitasi. 3. Kesehatan Ibu dan Anak, dikembangkan melalui klinik KIA/KB di dalam PKM, maupun diluar PKM misalnya dalam bentuk Posyandu. 4. Perbaikan Gizi, dikembangkan melalui Klinik Gizi, Posyandu, kewaspadaan pangan dan gizi, kampanye keluarga sadar gizi, dll. sistem
5. Pemberantasan penyakit menular, dikembangkan melalui berbagai kegiatan surveilans, promotif, dan preventif.
156
Pelayanan Medik Dasar Pengobatan merupakan wujud dari pelayanan medik dasar di PKM, bentuknya dapat berupa ; pengobatan umum, pengobatan gigi, rehabilitasi medik, dll. Kegiatan pelayanan medik dasar bisa juga dilaksanakan melalui Puskesmas Pembantu (Pustu), atau Puskesmas Keliling (Pusling). Pelayanan medik dasar yang selama ini ada masih dapat dikembangkan dengan berbagai cara, diantaranya : Pengembangan mutu, kepuasan pasien melalui profesionalisme provider maupun
Pengembangan jam buka, disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Pengembangan PKM sebagai Rumah Bersalin Dikembangkan sebagai Unit Pelayanan Rawat Inap, dll
157
suatu sistem kegiatan pelimpahan tanggungjawab tibal balik kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal dalam arti dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang lebih berkemampuan, atau secara horizontal dalam arti antar unit-unit yang setingkat kemampuannya. Sesuai dengan upaya kesehatan yang dilaksanakan oleh PKM, maka ada dua macam rujukan yang dikenal, yakni : 1. Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan (medik) 2. Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat
158
Operasional
Adm RS dan PKM 2009 Semester Genap Pendidikan Dokter / PSKM
159
3 4
160
Propinsi
Propinsi
Kabupaten
Kecamatan
Kelurahan
Puskesmas Pembantu
Posyandu
Desa Siaga
Posyandu
MASYARAKAT
Adm RS dan PKM 2009 Semester Genap Pendidikan Dokter / PSKM
161
Jalur Rujukan Rujukan Pelayanan Medik Antara Masyarakat dan PKM Antara Pustu/Bidan di desa dengan PKM Intern petugas PKM / PKM Rawat Inap Antar PKM atau PKM dengan Rumah Sakit, atau fasilitas pelayanan lainnya Rujukan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Dari PKM ke Dinas Kesehatan Kab/Kota Dari PKM ke Instansi lain yang lebih kompeten baik intrasektoral maupun lintas sektoral Bila rujukan di tingkat Kab/Kota masih belum mampu menggulangi, bisa diteruskan ke Propinsi / Pusat
162
Karakteristik Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) strata pertama
( disalin dari buku Standar Kompetensi Dokter edisi 2008 )
1. Pelayanan yang komprehensip dengan pendekatan holistik a. Preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif b. Memandang manusia sebagai manusia seutuhnya 2. Pelayanan yang continue a. Mempunyai rekam medik yang diisi dengan cermat b. Menjalin kerjasama dengan profesi dan instansi lain untuk kepentingan pasien, agar proses konsultasi dan rujukan berjalan lancar 3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan a. Mendiagnosis dan mengobati penyakit sedini mungkin b. Mengkonsultasikan atau menrujuk pasien pada waktunya c. Mencegah kecacatan
Adm RS dan PKM 2009 Semester Genap Pendidikan Dokter / PSKM
163
4. Pelayanan yang koodinatif dan kolaboratif a. Kerjasama profesional dengan semua pengandil agar dicapai pelayanan bermutu dan kesembuhan optimal b. Memanfaatkan potensi pasien dan keluarganya seoptimal mungkin untuk penyembuhan 5. Penaganan personal pasien sebagai bagian integral dari keluarga 6. Pelayanan yang mempertimbangkan faktor kelurga, lingkungan kerja, dan lingkungan tempat tinggal. a. Selalu mempertimbangkan pengaruh keluarga, komunitas, masyarakat dan lingkungannya yang dapat mempernagaruhi penyakitnya b. Memanfaatkan keluarga, masyarakat dan lingkungannya untuk membantu penyembuhan penyakitnya
164
7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum 8. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu 9. Pelayanan yang dapat diaudit dan dipertanggungjawabkan yang merupakan perwujudan dari adanya : a. Rekam medis yang lengkap dan akurat, yang dapat dibaca orang lain b. Standar Pelayanan Medis c. Penggunaan evidence-based medicine untuk pengambilan keputusan d. Kesadaran akan keterbatansan kemampuan dan kewenangan e. Kesadaran untuk mengikuti perkembangan ilmu melalui belajar sepanjang hayat dan pengembangan profesi berkelanjutan
165