Professional Documents
Culture Documents
A 1010211145
gangguan
mukokutan yang paling sering pada rongga mulut OLP (Oral Lichen Planus) adalah penyakit autoimun mediasi sel T namun penyebabnya tidak diketahui secara pasti pada kebanyakan kasus.
Peningkatan
produksi sitokin TH1 merupakan kunci dan penanda awal terjadinya LP, yang diinduksi secara genetik, dan adanya polimorfisme genetik dari sitokin tsb Lalu terjadi peningkatan interferon-gamma (IFN-) dan TNF- baik pada lesi di mulut atau di kulit
Sel
T yang teraktivasi kemudian akan tertarik dan bermigrasi melalui epitelium mulut Sel T kemudian akan berikatan pada keratinosit dan IFN-, dan regulasi berkelanjutan dari p53, matriks metalloproteinase 1 (MMP1) dan MMP3 memicu proses kematian sel (apoptosis), yang akan menghancurkan sel basal epitelial.
LP
dapat diasosiasikan dengan banyak penyakit sistemik seperti infeksi virus Hepatitis C (HCV)
OLP dapat muncul sebagai lesi kecil, putih, panjang seperti tali dan bertambah banyak (Gb 1 dan 2), papula (Gb 3) ataupun plak, dan dapat memicu penyakit keratotik seperti leukoplakia. Lesi atrofik (Gb 4) dan erosi (Gb 5) adlh bentuk yang paling sering menimbulkan rasa sakit. Sekitar 10% dari pasien dengan OLP memiliki lesi yang hanya terbatas pada gingiva (Gambar 6)
Kulit
Sekitar 15% dari pasien OLP memiliki lesi kutaneus. Lesi ini khususnya terlihat pada permukaan fleksor dari siku dan berupa eritrematous, bagian atas rata, pruritik, papula poligonal yang memiliki jalinan garis nyata (Wickhams striae) pada permukaannya, dan berkembang dalam jangka waktu beberapa bulan hingga terlihat sebagai OLP. (Gambar 7)
Tambahan Kulit (Appendage) LP pada kulit kepala dapat menyebabkan alopecia dengan luka parut, lichen planopilaris. LP juga dapat terjadi pada kuku, sehingga menghasilkan kuku yang lebih tipis dan kasar dan belahan pada ujung distal dari kuku.
Mukosa ekstraoral Lesi genital yang disebut sebagai sindrom vulvovaginal-gingival berkembang pada 20% dari wanita dengan OLP dan ditandai dengan rasa terbakar, sakit, tidak nyaman dan dispareunia. Lesi ini dapat menjadi ganas.
Kortikosteroid
Topikal triamcinolone, dexamethasone, triamcinolone dan clobetasol dapat digunakan sebagai obat kumur untuk pasien dengan keterlibatan oral yang difus/ menyebar atau pada kondisi dimana sulit untuk mengaplikasikan medikasi pada bagian tertentu di dalam mulut.
Topikal Lainnya Agen imunosupresan dan imunomodulator yang lebih poten seperti inhibitor calcineurin (ciclosporin, tacrolimus atau pimecrolimus) atau retinoid (tretinoin) dapat membantu Obat Sistemik Prednisolone 40-80 mg tiap hari biasanya cukup untuk mendapat respon perbaikan; (5-7 hari) kemudian dihentikan, atau dosisnya dapat dikurangi 5-10 mg/ hari secara gradual selama 2-4 minggu
Agen
Bedah Graft jaringan lunak dapat diberikan pada OLP erosif laser karbon dioksida digunakan pada lesi multisentrik atau area yang sulit dijangkau, dan laser eksimer 308 nm dengan dosis rendah
adalah
kondisi yang terjadi ketika sel-sel kekebalan tubuh dari organ transplantasi bereaksi terhadap jaringan pasien yang menerima transplantasi, terutama transplantasi sumsum tulang
Kemungkinan GVHD adalah: Sangat rendah ketika seseorang menerima sumsum tulang atau sel-sel dari kembar identik Sekitar 30 - 40% ketika donor dan penerima terkait Sekitar 60 - 80% ketika donor dan penerima tidak berhubungan
GVHD akut biasanya terjadi dalam 3 bulan pertama setelah transplantasi. Gejala akut umum termasuk: Rasa sakit atau kram perut, mual, muntah, dan diare Mata kering atau teriritasi Jaundice(warna kuning pada kulit atau mata Ruam kulit, gatal, kemerahan pada daerah kulit
Kronis GVHD biasanya dimulai lebih dari 3 bulan setelah transplantasi, dan dapat bertahan seumur hidup. Gejala kronis mungkin termasuk: Mulut kering, bercak putih di dalam mulut, dan kepekaan terhadap makanan pedas Kelelahan, kelemahan otot Ruam kulit dan penebalan kulit Sesak napas Vaginal dryness penurunan berat badan
This boy developed stage III skin involvement with acute graft versus host disease (GVHD)
Same boy as in previous image progressed to grade IV graft versus host disease (GVHD).
desquamating skin lesions in a patient after allogeneic bone marrow transplantation for myelodysplasia acute GVHD
Oral mucosal changes in a patient with chronic graft versus host disease (GVHD)
Setelah
transplantasi, host biasanya meminum obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh. Hal ini membantu mengurangi kemungkinan (atau keparahan) GVHD. Antithymocyte globulin (ATG)
profilaksis
primer Kriteria standar untuk profilaksis adalah siklosporin selama 6 bulan Primary therapy Untuk pengobatan kulit GVHD dari stadium I atau II, observasi atau percobaan kortikosteroid topikal (misalnya, triamcinolone 0,1%)
gangguan
A), classic symblepharon (B) and corneal opacification (C); (D): tense blisters and erosions of the hard and soft palate of the oral cavity; (E): extensive anogenital involvement with ulceration and secondary scarring; (F): tense cutaneous blisters with cicatrisation; (G): milia formation associated with secondary scarring.
Merupakan
dilakukan penekanan minimal akan terjadi pembentukan lepuh dan pengelupasan kulit. terjadinya pembentukan lepuh/ pengelupasan kulit adalah Nikolskys sign
C:\Users\Deni\Downloads\Video\Nikolsky
Salah
satu penyakit dengan dasar reaksi auto imun. Etiologi sebenarnya belum diketahui
diskoid yang tidak berbahaya dan terbatas pada kulit,jarang mengenai organ lain, tidak mempunyai pengaruh timbal balik dengan kehamilan Bentuk tersebar luas (sistemik) yang selain mengenai kulit juga mengenai organ lain dalam tubuh; berbahaya dan mempunyai pengaruh timbal balik dengan kehamilan.
adalah
penyakit autoimun vesiculobullous subepidermal yang mungkin idiopatik ataupun drug induce
Corticosteroids
(prednisone or
prednisolone) Tetracycline antibiotics Erythromycin Sulfapyridine Colchicine Mycophenolate mofetil Intravenous immunoglobulins
penyakit
mukokutan radang akut vesiculobullous dengan lesi kulit yang khas dan merupakan tipe IV reaksi hipersensitivitas yang berhubungan dengan infeksi tertentu, obat-obatan, dan berbagai pemicu lain
Raised atypical targets and arcuate lesions. Hemorrhagic crusts on the lips.
Untuk
semua bentuk eritema multiforme (EM), pengobatan yang paling penting adalah biasanya simptomatik, termasuk antihistamin oral, analgesik, perawatan kulit lokal, dan obat kumur (misalnya, obat kumur dengan warm saline atau larutan diphenhydramine, xylocaine, dan Kaopectate)
Sykes
M. Transplantation immunology. In Goldman L, Schafer AI, eds. Cecil Medicine. 24th ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier; 2011:chap 48. http://emedicine.medscape.com/ http://www.dermis.net/dermisroot/en http://www.dermnetnz.org/immune/lineariga.html