You are on page 1of 3

Menyebutkan komponen matriks ekstraseluler Menjelaskan struktur dan fungsi adheren junction Menjelaskan struktur dan fungsi gap

junction Menjelaskan struktur dan fungsi tight junction

Matriks Ekstraseluler (ECM) Sel Hewan berfungsi dalam Penyanggaan, Perekatan, Pergerakan, dan Pengaturan

Walaupun sel hewan tidak memiliki dinding yang sejenis dengan dinding sel tumbuhan, sel hewan memiliki matriks ekstraseluler (extracellular matrix, ECM) yang kuat. Bahan penyusun utama ECM ini ialah glikoprotein yang disekresi oleh sel tersebut. (Ingat bahwa glikoprotein merupakan protein yang berikatan dengan karbohidrat dengan ikatan kovalen, biasanya merupakan rantai gula yang pendek). Glikoprotein yang paling melimpah dalam ECM sebagian besar sel hewan ialah kolagen, yang membentuk serat kuatdi bagian luar sel. Sebenarnya, kolagen ini menyumbang kira-kira separuh dari keseluruhan protein pada tubuh manusia. Serat kolagen ini tertanam dalam jalinan tenunan yang terbuat dari peptidoglikan, yang merupakan glikoprotein kelas lain. Molekul proteoglikan sangat kaya akan karbohidrat hingga 95% dan proteoglikan ini dapat membentuk kompleks besar. Beberapa sel terikat pada ECM oleh jenis glikoprotein lain, yang paling umum adalah fibronektin. Fibronektin ini terikat pada protein reseptor yang disebut integrin yang terdapat di dalam membrane plasma. Integrin membentangi membrane dan melekatkan sisi sitoplasmiknya ke mikrofilamen sitoskeleton. Dengan demikian, integrin berada dalam posisi untuk menghantarkan perubahanperubahan yang terjadi dalam ECM ke sitoskeleton, dan sebaliknya untuk mengintegrasikan perubahan-perubahan yang terjadi di luar dan di dalam selnya. Penelitian terbaru pada fibronektin dan integrin mengungkapkan peran matriks ekstraseluler dalam mempengaruhi kehidupan sel. ECM berkomunikasi

dengan sel melalui integrin, dan dapat mengatur perilaku sel. Misalnya, sebagian sel dalam embrio yang sedang berkembang berpindah melalui jalur spesifik dengan mencocokkan orientasi mikrofilamennya dengan butiran serat dalam matriks ekstraselulernya. Para peneliti juga mempelajari bahwa matriks ekstraseluler di sekeliling sel dapat mempengaruhi aktivitas gen dalam nukleusnya. Informasi tentang ECM mungkin dapat mencapai nukeus melalui suatu kombinasi antara jalur mekanis dan kimiawi. Pensinyalan mekanis melibatkan fibronektin, integrin, dan sitoskeleton. Perubahan pada sitoskeleton selanjutnya dapat memicu jalur pensinyalan kimiawi di dalam sel tersebut. Dengan cara ini, matriks ekstraseluler jaringan tertentu dapat membantu mengkoordinasikan perilaku semua sel di dalam jaringan ini. Hubungan langsung di antara sel-sel juga berfungsi dalam koordinasi ini, seperti yang akan kita bahas berikut ini.

Junction Interaseluler Membenatu Mengintegrasikan S-el-Sel ke dalam Tingkatan Struktur dan Fungsi yang Lebih Tinggi Sel-sel hewan atau tumbuhan dalam jumlah besardi organisasi menjadi jaringan, organ, dan system organ. Sel yang bersebelahan sering melekat, berinteraksi, dan berkomunikasi melalui tambalan khusus yang berupa kontak fisik langsung. Sepertinya dinding sel mati tumbuhan akan mengisolasi sel-sel dari yang lainnya. Sebenarnya, seperti yang telah disebutkan sebelum ini, dinding itu mempunyai lubang-lubang berupa saluran yang disebut plasmodesmata (bahasa Yunani, desmos berarti mengikat). Sitoplasma lewat melintasi plasmodesmata dan menghubungkan kandungan hidup sel yang bersebelahan. Ini akan menyatukan sebagian besar bagian tumbuhan itu menjadi satu rangkaian hidup. Membrane plasma sel yang bersebelahan bersambungan melalui plasmodesmata; membrane melapisi saluran itu. Air dan zat terlarut yang berukuran kecil dapat lewat secara leluasa dari sel- ke sel, dan percobaan terbaru menunjukkan bahwa, dalam keadaan tertentu, molekul protein khusus dan RNA dapat juga melakukan hal seperti itu. Makromolekul yang akan diangkut agaknya mencapai plasmodesmata dengan cara bergerak di sepanjang serabut sitoskeleton.

Pada hewan, terdapat tiga jenis utama junction interaseluler: junction ketat, junction desmosome, dan junction celah. Sel Merupakan Satuan Hidup yang Lebih Besar daripada Penjumlahan BagianBagiannya Dari pandangan luas kita tentang pengorganisasian keseluruhan ruangan sel hingga pemeriksaan dari dekat terhadap setiap arsitektur organel, penjelajahan sel ini telah memberikan banyak kesempatan untuk mengkorelasikan struktur dan fungsi. Tetapi sekalipun kita membedah sel tersebut, ingatlah bahwa tidak satupun dari organel-organel itu bekerja sendiri. Sel besar tersebut ialah makrofaga. Makrofaga ini membantu tubuh melawan infeksi dengan memakan bakteri (sel kuning yang lebih kecil). Makrofaga ini merambat di sepanjang permukaan dan meraih bakteri dengan pseudopodia tipis (filopodia). Filamen aktin berinteraksi dnegan elemen lain sitoskeleton dalam pergerakan ini. Setelah makrofaga menelan bakteri tersebut, bakteri itu dihancurkan ole lisosom. System endomembrane yang rumit, yang melibatkan RE dan Aparatus Golgi, menghasilkan Lisosom. Enzim pencernaan Lisosom dan protein Sitoskeleton semuanya dibuat di ribosom. Dan sintesis protein ini deprogram oleh pesan gen yang dikirim dari DNA di dalam nucleus. Semua proses ini membutuhkan energy, yang disediakan oleh mitokondria dalam bentuk ATP. Fungsi seluler muncul dari keteraturan seluler. Sel merupakan suatu astuan hidup yang lebih besar daripada penjumlahan bagian-bagiannya.

You might also like