You are on page 1of 6

Pelaksanaan Ujian Nasional Tingkat SMA Tahun 2013 Penuh Masalah

Submitted by Eko Budi S on 15 April, 2013 - 01:59

Foto Ujian Nasional

Kediri-IM. Tidak seperti tahun sebelumnya, pelaksanaan Ujian Nasional tingkat SMA tahun 2013 penuh masalah, di antaranya adalah masalah pencetakan dan pendistribusian naskah soal ujian. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh meminta maaf atas penundaan ujian nasional tingkat SMA/SMK di 11 provinsi. Ia mengatakan, penundaan itu disebabkan persoalan teknis di percetakan sehingga pengiriman naskah soal ujian pun terlambat. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mengumumkan penundaan jadwal ujian nasional (UN) 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia pada jenjang SMA/MA/SMALB/SMK dan Paket C di 11 provinsi. "Kami dari Kemendikbud mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala persoalan teknis yang membuat pelaksanaan ujian nasional di 11 provinsi diundur dari Senin (15/4/2013) menjadi Kamis (18/4/2013)," kata Mendikbud M Nuh dalam jumpa pers di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Ahad 14/04/2013. Provinsi yang mengalami pergeseran jadwal UN tersebut adalah Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Jumlah siswa di 11 provinsi tersebut sebanyak 1,1 juta di 3.601 SMA/MA dan 1.508 SMK.Sedangkan 22 provinsi yang lain sudah siap dan tetap dilaksanakan sesuai jadwal, yaitu mulai Senin 15/04/2013.

Terkait masalah percetakan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh juga mengemukakan bahwa mencetak materi UN kali ini, Kemdikbud menunjuk 6 percetakan. Dari keenam percetakan itu, lima di antaranya sudah siap, sedangkan satu percetakan, yaitu PT Ghalia Printing Indonesia yang tugasnya menyebarkan soal ke Indonesia tengah sedang berusaha sekuat tenaga. Selain keterlambatan pencetakan dan pengiriman, terjadi pula kekacauan pendistribusian naskah ujian nasional sehingga di suatu daerah ada kekurangan naskah ujian pada mata ujian tertentu dan kelebihan pada mata ujian yang lain seperti halnya yang terjadi di kota Kediri jawa Timur. Naskah Ujian Nasional tingkat SMA tahun2013 di Kota Kediri, Jawa Timur, diketahui terdapat kekuarangan soal Matematika sebanyak sembilan sampul, soal Geografi sebanyak satu sampul, serta soal Ekonomi satu sampul. Selain adanya kekurangan, juga terdapat kelebihan soal pada mata ujian Bahasa Indonesia sebanyak delapan sampul serta soal Bahasa Inggris sebanyak 41 buah keping cakram. Hal tersebut terungkap usai pemilahan yang dilakukan oleh petugas dari Dinas Pendidikan maupun sekolah penyelenggara ujian di Mapolres setempat. Atas kekurangan itu, Dinas Pendidikan Kota Kediri telah menindaklanjuti dengan permintaan soal pengganti kepada Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur di Surabaya. "Kekurangannya sudah kami laporkan dan Senin kami ambil," kata Noto, Kepala Bidang Pendidikan Menengah Umum Dinas Pendidikan Kota Kediri, Ahad 14/04/2013. Pelaksanaan Ujian Nasional atau UN di Kota Kediri tahun 2013 ini akan diikuti oleh sebanyak 4.635 siswa dari tingkat SMA dan 4.971 siswa dari jenjang SMK. Jumlah tersebut berasal dari 20 lembaga SMA, 5 MA, serta 24 SMK serta peserta paket C. Sebelumnya telah diberitakan bahwa naskah Ujian nasional di Mapolres Kediri Kota dengan pengamanan sangat ketat yaitu dijaga personil polisi dan gudang penyimpanan dokumen juga dikunci rangkap tiga dengan masing-masing pembawa kunci dari Dinas Pendidikan, Pemantau Independen, serta Pihak Kepolisian. Atas segala permasalahan yang terjadi ini, Ridwan, pengamat pendidikan di Surabaya mengatakan bahwa hendaknya kejadian ini dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta tidak lepas tangan atas kejadian ini. ya hendaknya jadi bahan evaluasi serta jangan lepas tangan. Memang yang melakukan wanprestasi adalah pihak percetakan, tetapi sebagai penanggung jawab pelaksanaan Ujian nasional kali ini ya tetap harus bertanggung jawab seperti yang dilakukan oleh Danjen Kopasus beberapa waktu lalu. (EB

New Jelajahi Kompas.com Bersama Teman-Teman Facebook Anda Learn more <a href='http://ads6.kompasads.com/new/www/delivery/ck.php?n=a6600487&amp;cb=INSERT_R ANDOM_NUMBER_HERE' target='_blank'><img

src='http://ads6.kompasads.com/new/www/delivery/avw.php?zoneid=1885&amp;cb=INSERT_ RANDOM_NUMBER_HERE&amp;n=a6600487' border='0' alt='' /></a> Kembali ke Index Topik Pilihan Ada Hasil Investigasi UN yang Belum Diungkap ke Publik Penulis : Riana Afifah | Selasa, 14 Mei 2013 | 16:46 WIB Dibaca: 180 Komentar: 0 |

Share:

Kompas/Bahana Patria Gupta Siswa tunanetra mengikuti ujian Bahasa Indonesia pada hari pertama ujian nasional di SDLB YPAB, Surabaya, Jawa Timur, Senin (6/5). UN SD di Surabaya diikuti 42.318 siswa, sedangkan siswa madrasah ibtidaiyah (MI) peserta UN 3.952 siswa. UN berlangsung lancar. TERKAIT:

Rekomendasi Tim Investigasi Termasuk Pemberhentian Pejabat Mendikbud Sudah Laporkan Hasil Investigasi UN ke Presiden Hasil Investigasi: 4 Alasan Tertundanya UN 2013 Kabalitbang Kemdikbud: Saya Memilih Mundur

JAKARTA, KOMPAS.com - Belum seluruh hasil investigasi Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diungkap ke publik. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,

Mohammad Nuh, mengatakan hasil investigasi tidak dibeberkan seluruhnya, terutama soal sanksi, karena kementerian berorientasi pada pelaksanaan. Sanksi yang harusnya sudah direkomendasikan tidak bisa diterapkan segera karena saat ini pihak kementerian sedang fokus merampungkan pelaksanaan UN. "Pelaksanaan kita prioritaskan. Sampai dengan pengumuman. Bukan ujiannya saja, itu satu paket pelaksanaan UN," kata Nuh di Gedung A Kemdikbud, Jakarta, Selasa (14/5/2013). Ia mengakui bahwa tanggung jawab terhadap kejadian kisruh UN ini tidak hanya ada pada Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) saja tapi juga ada pada Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik). Namun terlalu beresiko jika Puspendik harus diberhentikan saat ini. "Bentuk-bentuk sanksi atau apapun tidak boleh menggangu rangkaian pelaksanaan UN itu. Iya memang, Puspendik harus diberhentikan misalkan. Terus begitu saya berhentikan, siapa yang akan mengambil alih UN?" ujar Nuh. Menurutnya, berbagai rekomendasi tersebut harus disesuaikan dengan situasi lapangan. Apabila dipaksakan untuk melaksanakan seutuhnya, maka ada kemungkinan pengumuman UN akan mundur dan ini tentu saja akan merembet pada hal lainnya seperti hasil SNMPTN 2013. "Rentetan masuk PTN akan kacau. Orang yang akan keluar negeri juga akan terkena imbasnya. Yang mau kerja juga akan terkena. Pasti heboh," jelas Nuh. "Itu alasananya belum bisa diterangkan secara utuh. Urusan sanksi harus saya sesuaikan? Kasiahan kalau anak-anak lagi yang kena," tandasnya.

Hasil Investigasi: 4 Alasan Tertundanya UN 2013 Penulis : Riana Afifah | Senin, 13 Mei 2013 | 17:21 WIB Dibaca: 3911 Komentar: 5 |

Share:

Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha Sejumlah siswa kelas XII SMA Taman Siswa, Kemayoran, Jakarta Pusat, tengah belajar bersama untuk menghadapi Ujian Nasional (UN), Selasa (9/4/2013). Menjelang UN yang akan berlangsung Senin mendatang, mereka mengaku memperbanyak belajar tambahan. TERKAIT:

Mendikbud: Mudah-mudahan Ini Jalan Terbaik untuk UN Hasil Investigasi Diumumkan Hari Ini Hasil Investigasi Baru Diumumkan Usai UN Rampung Buka Hasil Investigasi Kisruh UN secara Utuh

JAKARTA, KOMPAS.com Hasil investigasi Inspektorat Jenderal (Itjen) terkait dengan kacaunya penyelenggaraan ujian nasional (UN) 2013 akhirnya dibuka kepada publik oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh. Hasil investigasi menunjukkan empat alasan penundaan UN untuk 11 provinsi Indonesia Tengah pada UN jenjang SMA/SMK/MA. Nuh mengakui bahwa alasan pertamanya ialah terkait dengan daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) yang baru keluar tanggal 13 Maret. Sementara kontrak dilaksanakan pada tanggal 15 Maret, padahal sebenarnya anggaran tersebut sudah disetujui DPR RI pada 21 Desember 2011. "Mandeknya di Kementerian Keuangan. Sudah disurati tak ada jawaban sampai akhirnya dibawa

ke ratas (rapat terbatas) dengan Presiden 28 Februari. Akhirnya, turun 13 Maret," jelas Nuh. "Padahal, kalau dilihat dari tender UN, Februari sudah masuk masa sanggah sehingga kalau DIPA-nya sudah ada, kontrak sudah dilakukan akhir Februari," imbuhnya. Alasan kedua adalah kelemahan manajerial di Kemdikbud yang berkaitan dengan penyampaian master naskah UN dari Pusat Penilaian Pendidikan yang diserahkan tidak secara keseluruhan pada percetakan yang akan menggandakan naskah tersebut. "Penyampaian master naskah UN dari puspendik tidak diserahkan kepada percetakan secara menyeluruh. Jadi, diberikannya bertahap, yaitu pada tanggal 15 Maret, 18 Maret, dan 23 Maret," ungkap Nuh. "Itjen sudah kasih early warning tentang hal kritis, tapi tidak direspons dengan baik," imbuhnya. Selanjutnya, alasan ketiga adalah kelemahan di percetakan dan kesiapan dalam mencetak soal hingga mendistribusikannya ke daerah-daerah tujuan sesuai paket yang dimenangkan oleh masing-masing percetakan. "Ada persoalan teknis sendiri pada saat persiapan cetak, dari masalah packing hingga kesulitan menggabungkan antaran naskah dan LJUN," tuturnya. Sementara itu, alasan terakhir terkait sisi pengawasan. Alasan terakhir ini diperjelas Nuh usai menyampaikan hasil investigasi tertundanya UN kepada Presiden secara lisan, Senin sore. Keempat alasan ini, lanjutnya, memberi kontribusi keterlambatan distribusi naskah soal dan lembar jawaban UN.

You might also like