You are on page 1of 12

PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK SEKOLAH

Disusun oleh : Kelompok 1. 2. 3. 4. DANI SUKMANA 105140020 RIZKY ERWINDASARI 105140077 PARIANI 105140064 SRI HARYANI 105140087

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PROGRAM STUDI KEPERAWATAN UNIVERSITAS MITRA LAMPUNG 2011
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Bermain merupakan kebutuhan anak seperti halnya kasih sayang, makanan, perawatan, dan lain-lainnya, karena dapat memberi kesenangan dan pengalaman hidup yang nyata. Bermain juga merupakan unsur penting untuk perkembangan anak baik fisik, emosi, mental, sosial, kreativitas serta intelektual. Oleh karena itu bermain merupakan stimulasi untuk tumbuh kembang anak. Terapi bermain adalah suatu bentuk permainan yang direncanakan untuk membantu anak mengungkapkan perasaannya dalam menghadapi kecemasan dan ketakutan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan baginya. Bermain pada masa pra sekolah adalah kegiatan serius, yang merupakan bagian penting dalam perkembangan tahun-tahun pertama masa kanak-kanak. Hampir sebagian besar dari waktu mereka dihabiskan untuk bermain (Elizabeth B Hurlock, 1999: 121). Dalam bermain di rumah sakit mempunyai fungsi penting yaitu menghilangkan kecemasan, dimana lingkungan rumah sakit membangkitkan ketakutan yang tidak dapat dihindarkan (Sacharin, 1993: 78).

BAB II LANDASAN TEORI 1. Bermain usia anak sekolah Aktivitas : Aktivitas yang dianjurkan untuk perkembangan fisik : Memberikan ruang untuk anak untuk berlari dan melonjat. Ajarkan olah raga dan aktivitas yang sederhana Aktivitas yang dianjurkan untuk perkembangan sosial :

Anjurkan berinteraksi dengan anak-anak tetangga Halangi anak bila ia menjadi destruktif Aktivitas yang dianjurkan untuk perkembangan mental dan kreativitas : Anjurkan usaha yang kreatif dengan bahan mentah Membaca cerita Pantau tontonan tv Mainan : Mainan yang dianjurkan untuk perkembangan fisik : Papan jungkat-jungkit Prosotan dengan tinggi sedang Ayunan yang dapat diatur Mainan yang dianjurkan perkembangan sosial : Rumah mainan yang berukuran anak Papan setrika dan setrikanya Mesin kasir dan mesin tulis mainan Truk, mobil, kereta, pesawat

Mainan yang dianjurkan untuk perkembangan mental dan kreativitas : Buku-buku Puzzle-jigsaw Mewarnai gambar Gunting tumpul, lem, dan kertas tempel Kertas koran, krayon, cat poster, kuas besar Papan tulis dan spidol berwarna Rangkaian konstruksi kayu dan plastik 2. Fungsi bermain Bermain / aktifitas fisik secara umum berfungsi :

a. b. c. d. e. f.

Merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein Merangsang pertumbuhan otot dan tulang Merangsang perkembangan Mempengaruhi pengetahuan anak Menghibur anak-anak Menghilangkan kebosanan

Fungsi bermain sesuai tumbuh kembang anak : a. Perkembangan sensori motorik Memperbaiki keterampilan motorik kasar dan halus serta koordinasi Meningkatkan perkembangan semua indera Mendorong perkembangan pada sifat fisik Memberikan pelampiasan kelebihan energi Memberikan pembelajaran Eksplorasi dan manipulasi bentuk, ukuran, tekstur, warna Pengalaman dengan angka Kesempatan untuk mempraktekkan dan memperluas keterampilan berbahasa Memberikan kesempatan untuk melatih pengalaman masa lalu dalam upaya mengasimilasinya kedalam persepsi hubungan baru Membantu anak untuk memahami dunia dimana mereka hidup dan membedakan antara fantasi dan realita c. Perkembangan sosialisasi dan moral Mengembangkan keterampilan sosial Mendorong interaksi dan perkembangan sikap yang positif terhadap orang lain Menguatkan pola perilaku yang telah disetujui d. Kreativitas sumber-sumber yang beraneka ragam untuk

b. Perkembangan Intelektual

Memberikan saluran ekspresif untuk ide dan minat yang kreatif Memungkinkan fantasi dan imajinasi Mengembangkan minat dan bakat e. Kesadaran diri Memudahkan perkembangan identitas diri Mendorong pengaturan perilaku sendiri Memungkinkan pengujian pada kemampuan sendiri (keahlian sendiri) memberikan perbandingan antara kemampuan sendiri dengan kemampuan orang lain Memungkinkan kesempatan untuk belajar bagaimana perilaku sendiri dapat mempengaruhi orang lain f. Nilai Terapeutik Memberikan pelepasan stress dan ketegangan Memungkinkan ekspresi emosi dan pelepasan impuls yang tidak dapat diterima dalam bentuk yang secara sosial dapat diterima Memudahkan komunikasi verbal tidak langsung dan non verbal tentang kebutuhan, rasa takut dan keinginan

BAB III TERAPI KREATIVITAS A. 1. Tujuan umum Setelah diberikan terapi bermain, diharapkan kreativitas anak-anak berkembang baik dan dapat membantu mengurangi tingkat kecemasan atau ketakutan yang dirasakan oleh anak-anak akibat hospitalisasi 2. Tujuan khusus Setelah mengikuti terapi kreatifitas 90% anak-anak diharapkan mampu : 1) 2) 3) Memilih dan menggunting gambar yang telah dipilih Mengoleskan lem pada balik gambar yang telah dipotong Menentukan dan menempel gambar pada tempat yang telah ditentukan. B. Sasaran Tujuan

Sasaran terapi kreativitas ini adalah anak-anak usia sekolah (6-9 thn) yang dirawat di ruang perawatan anak, berjumlah 2 anak dengan kriteria : 1. 2. 3. 4. Tidak bedrest total Tidak kejang Tidak panas/bebas demam Bersedia mengikuti permainan/terapi

C. Tempat Hari/Tgl Pukul

Tempat dan Waktu Pelaksanaan : Ruang perawatan anak, RSUD Abdul Moeloek. : Sabtu, 25 Juni 2011 : 15.00 17.30 WIB

D.

Setting Tempat

Keterangan : = = = = = E. Ceramah Demonstrasi Tanya jawab Jenis Permainan Menggambar dan mewarnai pola sesuai dengan objek yang telah ditentukan 6. Menggunting dan menempel gambar pada tempat yang telah disediakan. Leader Co Leader Anak-anak Fasilitator Observer Metode

Metode yang digunakan adalah : F. 5.

G. 7. terapi kreativitas. 8. 9.

Teknis Permainan Leader membuka dan menutup kegiatan Co Leader dibantu oleh fasilitator memberi pengarahan dan mempraktekkan cara bermain di depan anak-anak. Cara bermain : Gambar dan peralatan menempel dibagikan kepada masing-masing anak. Lalu anak dibimbing untuk menggunting gambar dan menempelkannya pada gambar yang telah disediakan. Jika gambar telah terbentuk kembali anak disuruh mengacungkan jari tanda selesai Peserta yang dinyatakan menang adalah peserta yang telah menyelesaikan lebih dulu dari peserta lainnya, dengan hasil yang baik dan benar.

H. 10.

Struktur Organisasi Leader : Rizky Erwindasari Bertanggung jawab terhadap terlaksananya membuka dan menutup kegiatan ini. terapi kreativitas, yaitu

11. 12.

Co Leader : Dani Sukmana Menjelaskan pelaksanaan dan mendemonstrasikan terapi kreativitas. Fasilitator : Sri Haryani Mempersiapkan alat dan tempat permainan serta mendampingi setiap peserta dalam mengikuti terapi kreativitas.

13.

Observer : Paryani Mengamati, mencatat jalannya terapi kreativitas. PENUTUP

Bermain merupakan aktivitas yang dilakukan tanpa paksaan, tidak dapat dilepaskan dari kehidupan anak dan merupakan salah satu sarana untuk stimulasi tumbuh kembang anak agar dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal. Hasil akhir dari terapi kreativitas (bermain) yang dilakukan di ruang perawatan

anak (R. Kemuning) ini diharapkan dapat meningkatkan daya kreativitas anak, menurunkan kecemasan, dan anak mampu beradaptasi lebih efektif terhadap stres karena hospitalisasi, selain itu juga dapat menghilangkan kebosanan dan memberikan kegembiraan pada anak, dengan demikian proses asuhan keperawatan dapat terlaksana dengan baik.

EVALUASI TERAPI KREATIVITAS


A. EVALUASI STRUKTUR 1. Jenis Permainan Jenis permainan yang dilakukan dalam terapi bermain/kreativitas ini adalah menggunting gambar, menempelkan gambar pada tempat yang telah disediakan. 2. Sasaran Sasaran kegiatan terapi bermian/kreativitas ini adalah pasien yang dirawat di ruang Perawatan Anak RSUD Hi. Abdul Moeloek Bandar Lampung dengan klasifikasi usia anak sekolah (6 9 tahun).

3. Waktu dan tempat Pelaksanaan kegiatan terapi bermain/kreativitas pada : Hari/tanggal Pukul Tempat 4. Metode Metode yang digunakan dalam kegiatan terapi bermain/kreativitas ini adalah : Ceramah Demosntrasi : Sabtu, 25 Juni 2011 : 15.00 s/d 17.30 WIB. : Ruang Perawatan Anak : RSUDAM Bandar Lampung.

5. Teknis Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan terapi bermain/kreativitas dapat berjalan dengan baik dan lancar atas kerjasama antara : leader, co leader, fasilitator, observer. Tugas leader dilaksanakan oleh Rizky Erwindasari, yaitu membuka dan menutup acara terapi bermain/kreativitas. Tugas Co. leader dilaksanakan oleh Dani Sukmana, yaitu menjelaskan proses pelaksanaan dan mendemonstrasikan kegiatan terapi bermain/kreativitas. Tugas fasilitator dilaksanakan oleh Sri Haryani yaitu : mempersiapkan alat, tempat kegiatan terapi bermain/kreativitas dan mendampingi peserta/anak dalam mengikuti kegiatan terapi bermain/kreativitas. Tugas observer dilaksanakan oleh Pariani, yaitu : melakukan evaluasi terhadap kegiatan terapi bermain/kreativitas mulai dari persiapan sampai dengan pelaksanaan kegiatan terapi bermain/kreativitas dengan cara mengamati, dan mencatat serta mengomentari proses pelaksanaan kegiatan terapi bermain/kreativitas. B. EVALUASI PROSES Evaluasi proses pelaksanaan kegiatan terapi bermain/kreativitas meliputi :

1. Evaluasi peserta Peserta yang mengikuti kegiatan terapi/kreativitas berjumlah 2 orang dengan klasifikasi usia anak sekolah (6-9 tahun). 2. Evaluasi tempat dan waktu Tempat yang digunakan untuk kegiatan terapi/kreativitas ini adalah Ruang Perawatan Anak. Tempat disiapkan sedemikian rupa, tempat duduk diatas tikar dan posisi duduk melingkar. Sedangkan waktu pelaksanaan sesuai dengan rencana sebelumnya, yaitu : pukul 15.00 s/d 17.30 WIB. Dimana para peserta yang mengikuti kegiatan terapi bermain/kreativitas di berikan kesempatan dua tahap, yaitu ; tahap pertama 15 menit dan tahap kedua 15 menit untuk menggunting gambar yang dipilih dan menempalkan pada tempat yang telah disediakan. 3. Evaluasi alat Alat yang digunakan untuk kegiatan terapi/kreativitas ; menggambar sesuai objek, menggunting gambar, menempelkan gambar pada tempat yang telah disediakan sesuai dengan rencana sebelumnya, seperti : krayon, gunting, lem, buku gambar.

C. EVALUASI HASIL Pada umumnya para peserta dapat mengikuti kegiatan terapi bermain/kreativitas dengan baik. Dari hasil pengamatan bahwa semua peserta dapat menyelesaikan tugas mereka sesuai dengan waktu yang ditentukan. Ada kendala yang dihadapi para peserta adalah ketika mereka menggunting gambar masih ketergantungan dengan pendamping (ibunya). Disamping itu gunting yang digunakan rata-rata tajam, bukan gunting tumpul. Saran : Sebaiknya gunting yang digunakan untuk menggunting gambar adalah gunting tumpul untuk menghindari cidera pada peserta. Usia peserta seharusnya usia anak pra sekolah (4 6 tahun)

You might also like