You are on page 1of 56

KONFERENSI HUKUM LAUT KE III

3 0 A P R I L 1 9 8 2 , D I M O N T E G O B A Y , J A M A I C A

Konferensi :
Terbesar

negara Terpanjang : desember 1973 september 1982 Terpenting : hasil yang dicapai dan adanya kemauan bersama untuk berhasil

: dihadiri lebih 160

Menurut konvensi hukum laut 1982, laut dapat dibagi secara horisontal :

laut pedalaman laut teritorial zona tambahan zona ekonomi eksklusif laut lepas (hkm laut klasik hanya membagi wil laut yi : laut teritorial dan laut lepas)

LAUT DIBAGI
DI BAWAH YURISDIKSI NEGARA a. Di bawah kedaulaatan negara - Perairan Pedalaman (internal waters) - perairan kepulauan (archipelagic waters) - laut teritorial(territorial sea) b. Hak hak dan kewenangan khusus - zona tambahan (contigouos zone) - ZEE (exlusif economic zone) 2. DI LUAR YURISDIKSI NEGARA - laut lepas (high sea) - kawasan (international seabed area)
1.

The 8 Seas Regimes in the LOS-1982


Straits used for international navigation Part III (Arts. 34 - 44) Territorial Sea (Arts. 2-32) Internal Waters (Art 8) High Seas Part VII (Arts. 86-120)

Exclusive Economic Zone Part V (Arts 55-75) Contiguous Zone (Art. 33) Continental Shelf Part VI (Arts 76-85) 24 mil

Archipelagic Waters (Art 49)

Baselines (Arts. 5& 7)

12 mil

200 mil

350 mil

Garis yang ditarik pada pantai pada waktu air laut surut.
Garis Pangkal Normal

Garis pangkal yang ditarik pada pantai pada waktu air laut surut dengan mengikuti lekukan-lekukan pantai.
Garis Pangkal Lurus

Garis pangkal yang ditarik dari pantai pada waktu air laut surut tidak mengikuti lekukan pantai tetapi menghubungkan titik-titik atau ujung-ujung terluar dari pantai/straight base line from point to point.
Garis Pangkal Kepulauan

Garis pangkal yang ditarik dengan menghubungkan titik-titik terluar pulau-pulau atau karang kering terluar dari kepulauan suatu negara.

Cara penarikan garis pangkal lurus (straights base line) :


1. Di tempat di mana pantai banyak liku

liku tajam atau laut masuk jauh ke dalam 2. Apabila terdapat deretan pulau pulau yang letaknya tak jauh dari pantai 3. Apabila terdapat deretan pulau pulau yg letaknya tak jauh dari pantai

Pasal 1 ayat 2 UNCLOS :


Kedaulatan negara pantai, selain wilayah daratan

dan perairan pedalamandan dalam hal suatu negara kepulauan, perairan kepulauannya, meliputi jalur laut yang berbatasan dengannya yang disebut laut teritorial Ayat 2 : kedaulatan negara pantai meliputi ruang udara di atasnya dan dasar laut serta tanah di bawahnya, termasuk ruang udara di atasnya dan dasar laut serta tanah di bawahnya, termasuk sumber daya alam yg terkandung di dalamnya, khususnya sumber daya ikan.

Pasal 3 UNCLOS :
Setiap negara diberi hak untuk menetapkan lebar

laut teritorialnya hingga suatu batas yang tidak melebihi 12 mill laut diukur dari garis pangkalnya. Kedaulatan suatu negara pantai atas laut teritorial mutlak dan lengkap Dibatasi oleh kewajiban kewajiban internasional yang timbul dari ketentuan ketentuan hukum kebiasaan internasional dan perjanjian internasional

Perairan Pedalaman
Perairan yang terletak pada sisi darat dari garis pangkal yang digunakan untuk mengukur laut teritorial. Full sovereignty. Indonesia: UU No. 6/1996 ttg Perairan Indonesia.

UU No. 17/1985 tentang Ratifikasi Indonesia atas Konvensi Hukum Laut 1982. pada 31 December 1985.
Pasal 8 LOS 1982 (Perairan pedalaman adl perairan pd sisi darat garis pangkal laut teritorial)

Perairan Kepulauan
Pasal 49 LOS 1982, Perairan kepulauan yaitu perairan yang berada pada sisi dalam garis pangkal untuk mengukur laut teritorial, tanpa memperhatikan kedalaman dan jaraknya pada pantai Indonesia, UU No 6/1996 ttg perairan Indonesia, PP No 36/2002 ttg hak dan kwajiban kapal asing dalam melaks lintas damai di perairan Indonesia. Sovereignty; innocent passage; archipelagic sea lanes passage; transit passage; respect traditional fishing rights

laut pedalaman :
perairan yang ada di sisi

dalam garis pangkal. Terdiri dari : pelabuhan, muara, sungai, terusan, dan teluk.

Laut Teritorial

Lebar laut teritorial adalah sejauh 12 mil laut yang diukur dari garis pangkal (baselines).
Diatur dalam Pasal 2 32 LOS 1982, Indonesia, UU No 6/1996, UU No 17/1985

sovereignty,
innocent passage. Syarat hak lintas damai di laut territorial (right of innocent passage) Melintasi laut tanpa memasuki perairan pedalaman atau singgah di pelabuhan-pelabuhannya Lintasan tersebut harus tidak terputus dan cepat, kecuali dalam keadaan terpaksa (force majeure) atau kesulitan. Lintasan tersebut harus damai.

Konsep laut teritorial muncul karena kebutuhan untuk menumpas pembajakan dan untuk mempromosikan pelayaran dan perdagangan antar negara.
Prinsip ini mengijinkan negara untuk memperluas yurisdiksinya melebihi batas wilayah pantainya untuk alasan keamanan. Secara konseptual, laut teritorial merupakan perluasan dari wilayah teritorial darat.

Adanya hak lintas damai telah meningkatkan perdagangan, hubungan dan komunikasi antar negara. Walaupun negara pantai dapat menikmati hak yurisdiksinya atas laut teritorial, tetapi kapal negara asing juga dapat berlayar melalui wilayah teritorial negara pantai selama pelayaran dengan syarat-syarat tertentu. Hak lintas damai, kemudian eksis sebagai pembatasan dan pengecualian kedaulatan absolut negara pantai atas laut teritorialnya.

Zona Tambahan

Zona tambahan tidak boleh melebihi dari 24 mil laut garis pangkal dari mana lebar laut teritorial diukur.
Pasal 33 LOS 1982, UU No 6/1996 . Mengadakan pengawasan
Bea cukai, Pajak, Imigrasi,

Kesehatan

Pengawasan ini dapat dilengkapi dengan tindakan-tindakan pemberantasan dan negara pantai dapat menghukum para pelanggar peraturan perundang-undangan tersebut.
Zona Tambahan merupakan zona transisi antara laut lepas dengan laut teritorial. Zona ini berfungsi untuk mengurangi kontras antara laut wilayah yang rezimnya tunduk seluruhnya pada kedaulatan negara pantai dan laut lepas dimana terdapat rezim kebebasan.

Selat :

yg

digunakan untuk navigasi internasional, adanya lintas transit (transit passage)

Negara-negara kepulauan :
Kepulauan : kelompok pulau termasuk

bagian pulau, perairan yang menghubungkannya dan bangunan alamiah lainnya yang saling erat berhubungan sehingga pulau-pulau dan bangunan alamiah lainnya itu membentuk satu kesatuan geografi, ekonomi dan politik secara intrinsik atau berdasarkan sejarah telah dipandang demikian

Lanjutan :

Penarikan

garis dasar : straight archipelagic baseline Negara kepulauan dapat menetapkan alur pelayaran

Zona ekonomi eksklusif

Tidak

boleh melebih 200 mil Hak berdaulat (souveregn rights) atas eksplorasi dan eksploitasi, pelestariandan pengelolaan sumber daya alam hayati dan nabati di dasar laut, tanah di bawahnya dll

Zona Ekonomi Eksklusif


Pasal 55-75 LOS 1982, UU No 6/1996, UU No 17/1985, UU No/1983 ttg ZEE Indonesia
ZEE adalah suatu daerah di luar laut teritorial yang lebarnya tidak boleh melebihi 200 mil diukur dari garis pangkal yang digunakan untuk mengukur laut teritorial (Ps 55 & 57)

Hak berdaulat (sovereign rights) Eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan SDA
Pendirian dan penggunaan pulau-pulau buatan, riset ilmiah dan perlindungan lingkungan laut freedom of the sea. Menghormati kebebasan pelayaran dan penerbangan internasional, pemasangan kabel atau pipa bawah laut menurut prinsip hukum internasional yang berlaku Memberikan kesempatan pada negara tidak berpantai atau negara yang secara geografis tidak beruntung untuk turut serta memanfaatkan surplus dari jumlah tangkapan ikan yang diperbolehkan.

Landas Kontinen

Yaitu dasar laut dan tanah di bawahnya yang merupakan kelajutan daratan wilayahnya sampai jarak 200 mil laut dari garis dasar dan dalam hal tertentu dapat sampai 350 mil, tergantung jarak tepian kontinennya (continental margin) Hak berdaulat atas eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam di landas kontinen

Landas Kontinen
Landas kontinen adl daerah dasar laut dan tanah dibawahnya yang berada di luar laut teritorial yang merupakan kelanjutan alamiah dari daratan sampai ke batas terluar tepian kontinen atau sampai jarak 200 mil laut diukur dari garis pangkal yang digunakan untuk mengukur laut teritorial apabila sisi terluar tepian kontinen tidak mencapai jarak tersebut. Titik-titik untuk penarikan garis tidak boleh terletak lebih dari 350 mil laut dari garis pangkal untuk mengukur laut teritorial atau tidak boleh terletak lebih dari 100 mil laut dari kedalaman 2500 meter isobath (Pasal 76).

sovereign rights, artificial islands, installations and structures, freedom of the sea.
Pasal 76-85 LOS 1982, UU No 6/1996, UU No 17/1985 UU No 1/1973 ttg landas kontinen Ind definisi landas kontinen dalam Ps 1 harus diformulasikan

Laut Bebas
Terbuka

untuk semua negara Pengelolaan dan pelestarian sumber daya hayati di laut bebas merupakan upaya bersama semua negara Kewajiban dalam pencarian dan penyelamatan

Laut Lepas Pasal 86-120 LOS 1982 The General principle freedom of the sea Semua negara baik negara pantai atau yang tidak berpantai mempunyai hak untuk menikmati kekebasan di laut lepas, pelayaran, penerbangan di atasnya, penangkapan ikan, melakukan riset ilmiah, meletakkan kabel dan pipa di bawah laut. Common heritage of mankind

Selat yang untuk pelayaran Int


Pasal 34-44 LOS 1982 Arti selat yang digunakan untuk pelayaran internasional tidak mempengaruhi status hukum dari perairan. Status dari perairan tersebut dapat laut teritorial, ZEE atau laut bebas atau pelaksanaan kedaulatan atau yurisdiksi atas perairan tersebut yang berada disisi selat innocent passage; transit passage). Contoh: Selat Malaka, Selat Makasar, Selat Sunda, Selat Bali, Selat Lombok (Asia Tenggara).

PERATURAN TENTANG KEGIATAN di laut


LOS 1982

LAUT TERITORIAL
HAK LINTAS DAMAI (RIGHT OF INNOCENT PASSAGE) - Negara pantai memiliki kedaulatan penuh di laut teritorial ttp negara lain menikmati hak atas lintas damai yi hak setiap negara untuk lewat di laut teritorial - Hak lintas damai juga terdapat di perairan pedalaman (mis : perairan kepualauan), jika perairan tersebut terbentuk karena adanya penarikan garis pangkal lurus (pasal 8 ay 2)

Syarat hak lintas damai :


Lintas : melintasi laut teritorial tanpa memasuki perairan pedalaman (atau berhenti pangkalan laut/pelabuhan) 2. Lintasan harus tidak terputus dan cepat, kecuali dalam keadaan force majeure (terpaksa) atau kesulitan, 3. Lintasan tersebut harus damai
1.

PENGERTIAN LINTAS
Lintas berarti navigasi melalui territorial dan perairan kepulauan (khusus negara kepulauan) untuk keperluan : - Melintasi laut tanpa memasuki perairan pedalaman atau singgah di tempat berlabuh di tengah laut atau fasilitas pelabuhan di luar perairan pedalaman (traversing), atau - Berlalu ke atau dari perairan pedalaman atau singgah di tempat berlabuh di tengah laut atau fasilitas pelabuhan tersebut (proceeding)

Lintasan damai
Lintas adalah damai sepanjang tidak merugikan bagi kedamaian, ketertiban atau keamanan negara pantai. Lintas adalah tidak damai, apabila kapal asing dalam melaksanakan lintas melakukan kegiatan sbb:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Setiap ancaman atau penggunaan kekerasan terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah atau kemerdekaan politik. Setiap latihan atau praktek dengan senjata macam apapun. Mengumpulkan informasi yang merugikan Hankam. Propaganda dengan tujuan mempengaruhi Hankam. Peluncuran, pendaratan atau penerimaan setiap pesawat udara di atas kapal. Peluncuran, pendaratan atau penerimaan setiap peralatan dan perlengkapan militer. Bongkar atau muat setiap komoditi, mata uang atau orang yang bertentangan dengan perundang-undangan bea cukai, fiskal, imigrasi dan saniter. Pencemaran. Perikanan. Riset atau survey. Perbuatan yang bertujuan mengganggu setiap sistem komunikasi. Setiap kegiatan lainnya yang tidak berhubungan langsung dengan lintas.

YURISDIKSI KRIMINAL
Yurisdiksi kriminal terhadap kapal asing yg melintas

di laut teritorial tidak dapat dilaksanakan kecuali : 1. Akibat kejahatan tsb dirasakan oleh negara pantai 2. Kejahatan tsb jenis yg termasuk mengganggu kedamaian dan ketertiban neg tsb di laut teritorial 3. Dimintakan bantuan penguasa setempat oleh nakhoda kapal atau oleh wakil diplomatik atau pejabat konsuler negara bendera, atau 4. Tindakan demikian diperlukan untuk menumpas perdagangan gelap narkotika dan bahan psychotropika

Kewajiban negara pantai :


Tidak menetapkan persyaraatan atas kapal asing yg secara praktis berakibat penolakan atau pengurangan hak lintas damai, 2. Tidak mengadakan diskriminasi formil atau diskriminasi nyata thd kapal neg manapun atau thd kapal yg mengangkut muatan ke, dari atau atas nama neg manapun; 3. Neg pantai tdak boleh menghalangi lintas damai kapal asing melalui laut teritorialnya 4. Neg pantai hrs mengumumkan secara tepat bahaya apapun bagi navigasi dlam laut teritorialnya yg diketahuinya
1.

Ketentuan lain :
Kapal selam harus muncul di permukaan, kapal perikanan

harus menyimpan alat perikanannya Pesawat udara tidak ada hak lintas penerbangan secara damai Neg pantai berwenang membuat peraturan perundang2an terkait hak lintas damai di laksanakan (mis : keselamatan navigasi, perlindungan kabel dan pipa, ketentuan perikanan) Dapat menangguhkan hak lintas damai di daerah tertentu karena alasan keamanan

Hak lintas damai di selat internasional


SELAT : selat yg dipergunakan untuk pelayaran internasional (straits used for international navigation) psl 34 35 LOS 1982 1. Selat yg menghub laut lepas atau ZEE dg laut lepas atau ZEE lain - berlaku hak lintas transit bagi kapal asing (hak untuk melewati selat yg dipergunakan untuk pelayaran internasional scr terus menerus, langsung dan cepat) 2. Selat yg menghub laut lepas atau ZEE dg laut teritorial suatu negara - neg lain menikmati hak lintas damai di selat yg dipergunakan untuk pelayaran internasional (hak lintas damai juga berlaku thd pesawat udara)

ZONA TAMBAHAN
(Merupakan zona transisi antara laut teritorial dan laut lepas)

Negara mempunyai kekuasan terbatas yi/psl 3 : - melakukan pengawasan untuk mencegah pelanggaran peraturan perundang undangan ttg bea cukai, fiskal, imigrasi dan saniter - Tindakan pengawasan disertai dg tindakan pemberantasan

ZEE
Negara mempunyai hak berdaulat (souvereign rights) : - hak berdaulat untuk keperluan eksplorasi dan pengelolaan sumber kekayaan alam, baik hayati maupun non hayati, dari perairan di atas dasar laut dan dari dasar laut dan tanah dibawahnya dan berkenaan dg kegiatan lain untuk keperluan eksplorasi dan eksploitasi zona tersebut, seperti produksi energi air, arus dan angin

Yurisdiksi negara pantai atas ZEE :


Pembuatan dan pemakaian pulau buatan, instalasi dan bangunan, 2. Riset ilmiah kelautan 3. Perlindungan dan pelestarian lingkungan laut Hak negara lain di ZEE : - Kebebasan berlayar dan terbang di atasnya - Meletakkan kabel dan pipa bawah laut
1.

LAUT LEPAS (HIGH SEA)


Kebebasan di laut lepas (pasal 87 ayat 1) : 1. Kebebasan berlayar, 2. Kebebasan untuk penerbangan di atas laut lepas, 3. Kebebasan memasang kabel dan saluran pipa bi bawah permukaan laut 4. Kebebasan membangun pulau buatan dan instalasi yg diijinkan oleh HI 5. Kebebasan untuk menangkap ikan 6. Kebebasan untuk melakukan penelitian ilmiah

Ketentuan lain di laut lepas :


Semua negara harus bekerja sama dalam penumpasan perdagangan

obat obatan narkotika (pasal 108) Negara negara wajib bekerjasama dalam menumpas penyiaran gelap di laut lepas (psl 109) Dalam hal terjadi tubrukan kapal/insiden lainnya di laut

lepas yurisdiksi pidana oleh neg bendera dan negara dimana org tsb warganegaranya (psl 97) Setiap neg hrs mewajibkan nakhoda kapal untuk memberi pertolongan thd orang/ kapal atas bahaya di laut lepas (98) Kewajiban perlindungan thd pengangkutan budak belian (pasal 99) Kewajiban neg thd kejahatan pembajakan (pasal 101, 105, 107, 101)

Pengawasan khusus di laut lepas :


1. 2. 3.

4.
5.

6.

Pemberantasan perdagangan budak belian Pemberantasan bajak laut Pengawasan penangkapan ikan Pengawasan untuk melindungi kabel kabel dan pipa bawah laut Pemberantasan pencemaran laut Pengawasan untuk kepentingan sendiri negara negara

(the right of hot pursuit) di laut lepas :


hak neg pantai untuk melakukan pengejaran

seketika thd kapal asing yg melakukan pelanggaran thd peruu neg pantai tsb dimulai dari perairan pedalaman, perairan kepulauan atau perairan teritorial, zona tambahan dan juga di ZEE dan landas kontinen dari negara pengejar samapi laut teritorial negara kapal asing atau perairan teritorial negara lain

Syarat hot pursuit :


1. 2. 3. 4. 5.

6.
7.

Ada alasan yg kuat adanya pelanggaran thd kapal asing atas pelanggaran peruu an neg tsb Pengejaran dimulai dari perairan pedalaman, laut teritorial atau jalur tambahan dari neg pengejar Pengejaran harus terus menerus Pengejaran hanya dpt dilakukan setelah perintah berhenti diberikan Pengejaran berhenti jk sdh memasuki perairan teritorial neg kapal atau neg ketiga Pengejaran bs dilakukan oleh kapal terbang atau pesawat militer atau kapal yg diberi wewenang Apabila pengejaran tidak dibenarkan, harus diberi ganti rugi atas kerusakan yg ditimbulkan atas pengejaran tersebut

Pembajakan di laut lepas :


Pembajakan : setiap tindakan kekerasan secara tidak sah

yg dilakukan untuk tujuan pribadi oleh awak kapal atau penumpang dari suatu kapal atau pesawat udara swasta dan ditujukan di laut lepas thd kapal atau pesawat udara lain atau thd suatu kapal, pesawat udara, orang orang atau benda di suatu tempat di luar yurisdiksi neg manapun (psl 101) Kapal kapal perang atau pesawat udara militer suatu neg diberikan wewenang untuk menyita sautau kapa atau pesawat udara pembajak di laut lepas dan menangkap awaknya (psl 105) Persidangan pidana dapat dilakukan di pengadilan2 negara yang melaksanakan penyitaan (psl 107)

LANDAS KONTINEN
Pengertian landas kontinen LOS 1982 menyempurnakan

pengertian landas kontinen menurut UNCLOS I 1958 LOS 1982 pasal 76 : daerah dasar laut dan tanah di bawahnya yg berada di luar laut teritorial yg merupakan kelanjutan alamiah dari daratan sampai ke batas terluar tepian kontinen (continental margin) atau sampai jarak 200 mil laut diukur dari garis pangkal yg digunakan untuk mengukur lebar laut teritorial apabila sisi terluar tepian kontinen tidak mencapai jarak tersebut, batas luar landas kontinen tidak boleh melebihi 350 mil laut dari garis pangkal UNCLOS 1958 : dimana batas terluar landas kontinen sampai kedalaman 200 meter

Sovereign rights (hak berdaulat) atas landas kontinen :


negara mempunyai hak berdaulat untuk eksplorasi dan ekspoitasi sumber daya alam di landas kontinen (pasal 77 ay 1), - apabila negara pantai tidak mengeksplorasi atau mengeksploitasi sumber daya alamnya, tidak ada seorangpun dapat melakukan kegiatan tersebut, tanpa persetujuan yang tegas dari negara pantai. - suatu negara pantai yg mengklaim landas kontinennya, secara otomatis mempunyai hak atas sumber daya alam yg terkandung di dalamnya - artinya, negara tsb sewaktu mengklaim atau menentukan lebar landas kontinennya, tanpa mengklaimnya, LOS 1982 sudah menganggap neg tsb memiliki sumber daya alam yg terkandung didalamnya - hak berdaulat TIDAK tergantung pd okupasi/klaim scr tegas

KETENTUAN LAIN :
Hak neg pantai tdk boleh mengakibatkan gangguan

thd pelayaran dan hak2 dan kebebasan lainnya yg dimiliki oleh neg2 lain di laut lepas (psl 78 ay 2) Sumber daya alam : sda mineral dan sumber tak bernyawa lainnya yg terdapat di dasar laut dan tanah di bawahnya meliputi organisme hidup yg termasuk dlm jenis sedinter yi organisme yg pd masa perkembangannya tdk bergerak baik di atas maupun di bawah dasar laut atau tdak dpat bergerak kecuali dg cara selalu menempel pd dsr laut atau lapisan tanah di bawahnya (psl 78 ay 3)

Pasal 79 LOS 1982


Ayat 1 : hak semua negara memasang kabel dan pipa

di atas landas kontinen Ayat 2 : neg pantai tdk boleh menghalang2i pemasangan kabel dan pipa oleh negara lain Ayat 3 : pemasangan kabel dan pipa harus mendapat persetujuan dari negara pantai Ayat 4 : negara pantai berwenang memberikan persyaratan atas pemasangan kabel dan pipa yg melintasi wilayah darat dan laut teritorialnya

KAWASAN (SEABED AREA) ;


Merupakan dasar laut dan tanah di bawahnya yg berada

di luar batas batas yurisdiksi nasional Merupakan dasar laut di luar ZEE, kecuali termasuk landas kontinen suatu neg Sumber kekayaan alam Kawasan, merupakan warisan bersama seluruh umat manusia (common heritage mankind) (pasal 36) Tidak ada satu negara manapun yg menyatakan kedaulatan atau hak berdaulat thd kawasan maupun sumber kekayaan alam di dalamnya, semuanya diserahkan kpd umat manusia scr keseluruhan (psl 137)

REZIM NEGARA KEPULAUAN


Pasal 46 1982 a. Negara kepulauan adalah neg yg seluruhnya terdiri dari satu atau lebih neg kepulauan dan dapat mencakup pulau pulau yg lain b. Kepulauan adalah suatu gugusan pulau, termasuk bagian pulau, dan perairan di antara pulau pulau tsb dan wujud alamiah lainnya yg berhubungnya satu sama lainnya demikian eratnya, shg pulau pulau, perairan dan wujud alamiah lainnya merupakan suatu kesatuan geografis, ekonomi, dan politik yg hakiki atau secara historis dianggap demikian

Pasal 121 LOS 1982


Ayat 1 : pulau adalah suatu daratan yg dibentuk

secara alamiah yg dikelilingi oleh air dan yg ada diatas permukaan air pada air pasang Ayat 2 : setiap pulau, kecuali kalau pulau itu merupakan karang karang yg tdk dapat mendukung kediaman manusia dan kehidupan ekonomi sendiri dapat mempunyai laut teritorial, ZEE dan landas kontinennya sendiri

Ketentuan lain :
Tidak semua negara yg wilayahnya terdiri dari kumpulan

pulau pulau dapat dianggap neg kepulauan (pasal 46) Neg kepulauan dpt menarik garis pangkal kepulauan yg menghubungkan titik titik terluar dr pulau pulau terluar dan karang karang kering terluar dr kepulauan dg syarat perbandingan antaa wil laut dg wil darat termasuk pulau karang adalah 1:1 sampai 9:1 (psl 47 ay 1) Panjang garis pangkal lurus kepulauan tidak boleh melebihi 100 mil laut, kecuali 3 % dari jumlah keseluruhan garis pangkal dpt melebihi 100 mil laut hingga suatu kepanjangan maksimum 125 mil laut (pasal 47 ay 2)

Syarat penarikan garis pangkal kepulauan :


Tidak boleh menyimpang terlalu banyak dari arah umum pantai 2. Tidak boleh ditarik di antara dua pulau atau bagian daratan yg hanya timbul di atas permukaan air di waktu pasang suru atau elevasi surut (low tide elevations) kecuali apabila di atasnya telah didirikan mercu suar atau instalasi serupa yg setiap waktu ada diatas permukaan air dan penarikan garis garis lurus dari elevasi ini atau apabila elevasi surut tsb terletak seluruhnya atau sebagian pd suatu jarak yg tidak melebihi lebar laut teritorial dari pulau yg terdekat 3. Tidak boleh dilakukan sedemikian rupa shg memutuskan hubungan laut teritorial negara lain dg laut lepas atau ZEE
1.

Kedaulatan neg kepulauan (pasal 49) :


Kedaulatan neg kepulauan meliputi perairan yg

ditutup oleh garis pangkal kepulauan yg disebut sbg perairan kepulauan tanpa memperhatikan kedalaman dan jaraknya dari pantai Kedaulatan meliputi ruang udara di atas perairan kepulauan juga dasar laut dan tanah di bawahnya dan sumber kekayaan alam yg terkandung di dalamnya

Status hukum perairan yg tertutup garis pangkal :


Garis pangkal normal dan garis pangkal lurus :

perairan pedalaman Garis pangkal kepulauan : perairan kepulauan - kedaulatan di perairan kepulauan merupakan konsep sui generis - perairan kepulauan mempunyai sifat laut teritorial yakni diakuinya hak lintas damai bagi kapal asing - wewenang eksklusif neg di perairan kepulauan hrs diimbangi dg pengakuan hak hak neg lain

Pembatasan kedaulatan neg di perairan kepulauan :


Wajib menghormati perjanjian internasional yg berlaku dan mengakui hak tradisional dan jg kegiatan2 lain yg sah dari neg tetangga yg berdampingan di bag tt kepulauannya 2. Mengijinkan pemasangan kabel dan pemeliharaan dan penggantian oleh neg lain 3. Menghormati hak lintas damai kapal asing yg melewati di perairan kepulauannya 4. Menghormati hak lintas alur laut kepulauan bagi semua jenis kapal dan pesawat udara neg asing melalui perairan kepulauannya dan rute penerbangan di atas alur tersebut
1.

Kewenangan neg kepulauan di perairan kepulauannya :


Menangguhkan hak lintas damai bagi kapal asing di bagian tertentu di perairan kepulauannya untuk kepentingan perlindungan keamanan negaranya, tidak boleh diskriminatif dan berlaku setelah pengumuman 2. Menetapkan alur alur laut pada perairan kepulauannya dan rute penerbangannya di atas alur alur laut kepulauannya yg cocok digunakan untuk lintas pelayaran dan penerbangan yg terus menerus dan secepat mungkin
1.

UN DOALOS :
19 neg menyatakan dalam peraturan perundang

undangannya sbg neg kepulauan : Antigua dan Barbuda, Bahamas, Comoros, Cape Verde, Fiji, Philipina, Indonesia, Jamaika, Kiribati, Maldives, Marshall Islands, Sao Tome and Principe, Seychelles, Trinidad dan Tobago, Tuvalu, Vanuatu Negara kepulauan wajib membuat peta dan daftar koordinat geografis dan menyerahkan untuk didepositkan di Sekretariat PBB

You might also like