You are on page 1of 8

LAPORAN PPK RSIY PDHI

Nama NIM Tutor Tanggall

: Rizki Utari :12711075 : dr.Alfan Nur Asyhar : 04 Desember 2012

PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

PENDAHULUAN
Dokter merupakan profesi yang dianggap membanggakan pada sebagian besar masyarakat . Tidak semua orang yang menyembuhkan penyakit bisa disebut dokter . Untuk menjadi dokter biasanya diperlukan pendidikan dan pelatihan khusus dan mempunyai gelar dalam bidang kedokteran . Namun , pada pelaksanaannya dokter memiliki tanggung jawab besar yang harus ditunaikan dimana hal ini tak semudah yang dipikirkan oleh masyarakat . Sebagai dokter , ia berkewajiban untuk menangani hal-hal yang berhubungan dengan bidangnya yaitu sebagai tenaga medis . Tak dipungkiri pula , jika ada tugas atau perintah dari Negara , seyogyanya seorang dokter dapat melaksanakannya , karena hal itu merupakan kewajibannya kepada Negara sebagai tenaga medis . Selain itu , terlepas dari profesinya sebagai seorang dokter , ia harus melaksanakan hak dan kewajibannya seperti warga Negara pada umumnya , karena Ia juga merupakan bagian dari warga Negara . Maka dari itu , dokter dituntut untuk selalu profesional dalam menjalankan profesinya . Beberapa waktu ke belakang , pernah marak masalah tentang Malpraktik kedokteran . Jika kita membahas masalah Malpraktik ini , maka akan terlintas mengenai pelanggaran kode etik dokter . Hal ini juga pastinya terkait oleh pembahasan kita kali ini yaitu tentang Etika Profesi . Kode etik profesi tidak bersifat statis . Selalu ada perubahan ke arah yang lebih baik . Perubahan ini dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan . Pemerintah atau organisasi yang terkait , bisa melakukan perubahan dengan konvensi dari seluruh profesional bidang profesi . Tapi ada kalanya etika profesi dilanggar . Hal ini biasanya dilakukan oleh para profesional yang kurang baik dalam memberikan jasa pada klien mereka . Sangsi untuk pelanggaran ini dapat berupa sangsi moral dari masyarakat , atau bisa menjadi hukuman pidana . Malpraktik medis atau kesalahan medis adalah salah satu pelanggaran etika profesi . Pelanggaran ini dapat berupa kesalahan diagnosis penyakit pasien , kemudian berimbas pada kesalahan terapi , bahkan kelalaian dokter pasca operasi pada pasien . Malpraktik ini harus kita bedakan dengan Human Error atau kelalaian manusia . Malpraktik lebih condong pada kesalahan yang seperti disengaja oleh dokter . Seperti misalnya melakukan operasi untuk bertujuan membunuh seseorang , atau demi keuntungan finansial belaka . Sedangkan kelalaian dokter terjadi murni kelalaian dari dokter tanpa maksud tertentu . Misalnya kesalahan dalam memberikan obat yang kurang tepat . Definisi malpraktik relatif beragam . Ada yang mengatakan

tindakan seorang dokter dikategorikan malpraktik medik jika memberikan pelayanan di bawah, atau yang bertentangan dengan standar pelayanan medik yang berlaku, melakukan kelalaian berat sehingga membahayakan pasien, atau mengambil tindakan medik yang bertentangan dengan hukum. Malpraktek juga menunjuk pada tindakan-tindakan secara sengaja dan melanggar undang-undang terkait, misalnya, UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan (ada motif tertentu). Fenomena Malpraktik seharusnya tidak terjadi jika tiap profesional memegang etika profesi dan memiliki kepekaan moral. Kepekaan dalam bersikap kepada sesama profesional, atau rasa tanggung jawab atas profesinya kepada masyarakat. Etika profesi akan berguna jika dirasakan manfaatnya oleh profesional sendiri. Selain itu, kegunaan itu akan terwujud jika dirasakan pula oleh pengguna jasa profesional. Untuk mengawasi jalannya etika profesi dokter, perlu ada suatu badan independen (mirip Majelis Kehormatan pada organisasi advokat). Badan ini berfungsi mengatur disiplin profesi dokter. Badan independen yang terpisah dari Konsil Kedokteran dan terdiri atas anggota IDI, anggota masyarakat, serta pihak-pihak lain termasuk ahli hukum itulah yang akan menilai apakah satu kasus dugaan malpraktik terkategori melanggar kode etik profesi ataukah tindakan malpraktik yang melanggar hukum dan karenanya pantas dilimpahkan ke peradilan umum. Sebagai masyarakat, kita tidak boleh langsung menganggap dokter sebagai penjahat medis. Tapi kita harus berhati-hati dan sadar bahwa dokter juga manusia yang bisa melakukan kesalahan. Berfikir positif dan waspada adalah jalan terbaik. Sebagai profesional seorang dokter juga tidak boleh menolak seorang pasienpun karena itu sudah tanggung jawabnya seorang dokter.

PEMBAHASAN
A. Ciri profesionalisme dokter Saya melakukan pengamatan di RSIY PDHI Kalasan pada tanggal 04 Desember 2012 pukul 19.00 hingga 22.00 WIB. Dari yang saya amati, dokter jaga pada saat itu yaitu dr..Yudhi dan dr.Liza telah memiliki ciri-ciri profesionalisme dokter, berupa : memberikan salam terhadap pasien memberikan situasi senyaman mungkin kepada pasien menunjukkan sikap empati dan dapat dipercaya memberikan perhatian penuh ketika mendengarkan keluhan dari pasien dan keluarganya menjaga harga diri pasien yang bersifat pribadi dan kerahasiaan pasien memperlakukan pasien sebagai mitra sejajar tanpa membedakan status sosial meminta persetujuan dalam melakukan tindakan mengumpulkan informasi dari pasien maupun keluarga pasien meminta penjelasan pada pasien pada pernyataan yang kurang dimengerti menggali riwayat penyakit pasien sekarang dan masa lalu menggunakan bahasa yang santun dan dapat dimengerti oleh pasien sesuai dengan umur ketika berkomunikasi memberikan penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan jujur tentang tujuan, manfaat, risiko tindakan medis sebelum dikerjakan

menjawab pertanyaan dengan jujur memberi konsultasi atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang sulit memberikan edukasi dan promosi kesehatan kepada pasien maupun keluarganya memastikan bahwa informasi dan pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum membuat persetujuan menyampaikan berita buruk secara profesional dengan menjunjung tinggi etika kedokteran mendengarkan dengan penuh perhatian dan memberi waktu cukup kepada profesi lain untuk menyampaikan pendapatnya melakukan prosedur klinis sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya memilih dan melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan masalah pasien melakukan pemeriksaan fisik sesuai masalah pasien dengan cara yang seminimal mungkin menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada pasien membuat rekam medis dengan jelas dan benar menentukan pemeriksaan laboratorium penunjang menentukan keadaan kedaruratan klinis memilih prosedur kedaruratan klinis sesuai secara benar dan etis sesuai dengan kewenangannya menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan keputusan dalam mengelola masalah kesehatan menjelaskan data klinik dan laboratorium kepada pasien dan keluarganya menulis resep obat secara rasional, jelas, lengkap dan dapat dibaca melakukan praktik kedokteran dengan penuh kesadaran atas kemampuan dan keterbatasannya mendengarkan secara akurat dan beraksi sewajarnya atas kritik yang membangun dari pasien, sejawat, dan lainnya mempertimbangkan masalah pembiayaan dalam memberikan pelayanan kesehatan bekerja dalam tim pelayanan kesehatan secara efektif menghargai hak pasien mendidik pasien dan keluarganya

mendidik staf tentang keselamatan pasien B. Informed Consent Informed Consent adalah persetujuan tindakan kedokteran yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekatnya setelah mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut. Pada saat saya melakukan observasi, dokter jaga pada saat itu telah meminta informed consent baik secara tertulis maupun lisan pada semua pasien. C. Tipe dokter dalam memberikan pelayanan Pelayanan dapat bermakna suatu bentuk aktivitas yang menggambarkan perhatian, bantuan, dan penghargaan kepada konsumen yang dapat memberikan kepuasan bagi mereka. Melalui pelayanan yang baik (prima) akan melahirkan kedekatan antara produsen dan konsumen, menimbulkan kesan menyenangkan, sebagai kenangan yg sulit dilupakan. Dari hasil pengamatan saya, dokter di RSIY PDHI Kalasan telah melakukan pelayanan yang prima, yaitu : mengutamakan pasien melayani dengan hati nurani berkomitmen untuk melaksanakan pelayanan prima A. REFLEKSI DIRI
A. Profesionalisme seorang dokter Banyak sekali pelajaran pelajaran yang saya dapatkan saat melakukan kunjungan ke RS Nur Hidayah,salah satu nya tentang profesional dokter dan bagaimana dokter pasien berinteraksi. Seperti keramahannya dalam melayani, lalu kompetensi seorang dokter tersebut, dll. Berikut karakteristik yang saya harapkan ketika menjadi seorang dokter nanti : 1. Berkomitmen Tinggi Seorang profesional dokter harus mempunyai komitmen yang kuat pada pekerjaan yang sedang dilakukannya. Hal itu terlihat dengan berkerja untuk menyembuhkan penyakit pasien dengan sungguh sungguh dan tidak setengah setengah. 2. Bertanggung Jawab Seorang profesional harus bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaan yang dilakukannya sendiri. 3. Berfikir Sistematis

Seorang yang profesional harus mampu berpikir sitematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya 4. Penguasaan Materi Seorang profesional harus menguasai secara mendalam bahan / materi pekerjaan yang sedang dilakukannya. 5. Menjadi bagian masyarakat profesional seorang profesional harus menjadi bagian dari masyarakat dalam lingkungan profesinya.

Selain itu saya harap saya dapat memenuhi kompetensi yang telah ditetapkan, seperti: Komunikasi efektif Keterampilan klinis Landasan ilmiah ilmu kedokteran Pengelolaan masalah kesehatan Pengelolaan informasi Introspeksi diri dan pengembangan diri Etika moral, medikolegal, dan profesionalisme serta keselamatan pasien Researcher, yang berlandaskan tauhid, tawazun, shumuli, ihsan, maqosid al-shariat, ijtima`i, thalab al-ilmi, adab, akhlak, takwa, muhasabat, amanat, tazkiyat al-nafs. Five Stars Doctor (Care Provider, Decision Maker, Manager, Communicator, dan Community Leader)

B. DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Ali., 1988. Etika Kedokteran dalam Islam. Pustaka Antara. Jakarta. Masjid, Ramadhan., 2004. Karakteristik Dokter Muslim. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. Taufiqurrahman, A., dr, M.kes, Sp.S, 2012. Profesionalisme Dokter. Presentasi powerpoint Yunaldi, dr., Sp.THT. Hubungan dokter pasien. Presentasi powerpoint.www.fk.unja.ac.id

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Helmy. 2012. Bentuk Pelayanan Prima Yang Mungkin Menjadi Harapan Masyarakat Di Sebuah Rumah Sakit. Aceh: Widyaiswara Madya BKPP Karkata, M.K., 2011. Etika dan Profesionalisme. Seminar Sehari Continuing Profesional Development. Denpasar, Bali. Konsil Kedokteran Indonesia, 2006. Standar Kompetensi Dokter. Indonesia Medical Council. Jakarta: Indonesia Wardhani, H.A., 2008. Profesionalisme Dokter, Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Semarang.

You might also like