You are on page 1of 12

Aswamedha Parwa Bagian Ke 20 -----------------------------------------------------------------------------------

Bagian Keduapuluh

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 1 of 12

Aswamedha Parwa Bagian Ke 20 -----------------------------------------------------------------------------------

Selanjutnya, O putera Ptha, aku ingin menyampaikan sebuah ceritera kuna tentang sepasang suami isteri Brhmaa pertapa, yang sangat tinggi pengetahuannya dalam ha! Yoga dan filsafat Kebebasan. Isteri Brhmaa itu, setelah melihat suaminya dari hari ke hari duduk di tempat sepi melakukan meditasi dan samdhi, lalu memberanikan diri menghadap dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai

berikut ini: Wahai kakanda junjunganku, menyadari bahwa hamba ini hanyalah seorang wanita yang selamanya menghamba kepada kakanda, bolehkah hamba yang tersedia bagi hamba rendah ini Hamba mengetahui, alam manakah yang mungkin nantinya? perhatikan kakanda hanya duduk seperti itu, mengabaikan segala macam upacara keagamaan yang biasanya hambalah yang membantu

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 2 of 12

Aswamedha Parwa Bagian Ke 20 -----------------------------------------------------------------------------------

menyelenggarakannya.

Walaupun

demikian,

hamba tidak akan berhenti mengabdikan diri, meskipun kakanda berlaku keras dan menyiksa adinda. Hambapun pernah mendengar bahwa para isteri akan dapat pula bersatu dengan suaminya di alam yang lain itu. Benarkah demikian? Lambat-lambat, Brhmaa itu membuka matanya yang tadinya meram, dengan wajah berseri dan sesungging senyum nampak di ujung bibirnya, lalu menjawab pertanyaan isterinya dengan suara tenang serta lemah lembut, katanya. Isteriku, berbahagialah engkau O adindaku. Sungguh aku tidak marah mendengar ucapanmu tadi. Dengarkanlah baik-baik isteriku. Sokongan yang benar apabila diberikan kepada orang lain

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 3 of 12

Aswamedha Parwa Bagian Ke 20 -----------------------------------------------------------------------------------

yang bertingkah laku benar, akan sama nilainya dengan tindakan kebenaran yang dilakukan oleh orang lain yang disokongnya itu. Orang-orang yang kurang pengetahuannya, seringkali mempunyai penilaian yang keliru terhadap arti perbuatan-perbuatan. Namun patut diketahui, bahwa di Dunia ini, sesaatpun kita tidak dapat membebaskan diri dari melakukan perbuatan. Semenjak dilahirkan, hingga mencapai tahaptahap tertentu dalam mengejar cita-cita selalu melakukan perbuatan-perbuatan, dengan pikiran, perkataan, dan tindakan-tindakan. Adinda tadi menyinggung tentang tindakan pemujaan dengan upacara yang sudah kutinggalkan. Memang adindaku, tingkah laku memuja yang dilaksanakan dengan sarana benda-benda nyata seperti air soma, minyak mentega murni, dan benda-benda upacara yang lain, tidak kulakukan lagi. Karena setiap kegiatan upacara yang

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 4 of 12

Aswamedha Parwa Bagian Ke 20 -----------------------------------------------------------------------------------

dilakukan dengan cara itu selalu dirusak oleh rakasa-rakasa beserta jiwa-jiwa semacam rakasa itu lebih-lebih aku sudah melihat adanya tempat Roh suci di dalam badan ini. Dan itu dapat kulihat atas bantuan Roh itu sendiri pula. Sekarang aku hanya melakukan pemujaan melalui tempat Roh itu, yang disebut Awimukta, terletak di satu titik di antara kedua alis mata dan hidung. Di sanalah aku memuja Brahman, Roh Maha Agung yang dapat mengatasi sifat kembar yang berlawanan, baik-buruk, benar-salah, tinggi-rendah dan selanjutnya. Di tempat itu juga bermukim Soma dan Agni. Di sana pula bermukim Byu, yang mendorong tumbuhnya pengertian-pengertian guna menunjang kelestarian seluruh mahluk di alam semesta. (Soma = ; Agni = Pigala; Dhra = Bhudiprerana; Wyawayam = Sacaram; Dhrabhtani dhrayan nityam vyavayam kurute = di tempat

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 5 of 12

Aswamedha Parwa Bagian Ke 20 -----------------------------------------------------------------------------------

ini

bermukim

Brahman;

tempat

itu

juga

pertemuan dan Pigala; dan di sana pula Byu yang mendorong timbulnya pengertian guna menunjang kehidupan segala mahluk). Adalah menduduki tempat itu Sanghyang Brahman beserta yang lain-lain melakukan Yoga Samdhi untuk memuja zat yang kekal. Tempat itulah yang selamanya dituju oleh orang-orang bijaksana. DIA yang bermukim di sana itu tidak dapat dicium dengan alat penciuman, tidak dapat dikecap dengan lidah, tidak teraba dengan alatalat peraba. DIA itu hanya dapat dicapai dengan pikiran saja, karena tidak berbentuk, tidak mempunyai sifat atau ciri-ciri. DIA lah yang menjadi sumber alam semesta yang teratur ini, dan alam semesta yang maha luas ini terletak di dalamnya. Kelompok pra yang bersifat menghidupkan itu, bersumber dari

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 6 of 12

Aswamedha Parwa Bagian Ke 20 -----------------------------------------------------------------------------------

sana pula. Adapun kelompok pra (hawa murni) itu, terdiri dari pra, apna, samna, wyna dan udna. Kesemuanya itu bersumber dari Brahman dan mengalir kembali ke dalam Brahman yang berpusat di satu titik, perpotongan kedua alis mata dan hidung. Ia berada di tengah. Pra dan apna bergerak di antara samna dan wyna. Pada Jiwa dan Roh yang sedang tidur, kelompok samna dan wyna itu terserap ke dalam. Di antara apna dan pra, terdapatlah udna yang menyelusup dan menembus semuanya. Pra dan apna terus berfungsi meskipun orang itu sedang tidur. Udna, adalah yang mengatur gerak pernafasan. Disebut udna, karena gerakannya itu dapat mengatur gerak aliran kelompok pra yang lain.

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 7 of 12

Aswamedha Parwa Bagian Ke 20 -----------------------------------------------------------------------------------

Udna inilah yang selalu diusahakan untuk dikendalikan oleh mereka yang memuja Brahman. Dalam setiap keadaan, gerak aliran udna diatur dengan jalan mengendalikan nafas secara ketat, dengan demikian, aliran pra, apna, samna dan wyna akan menjadi teratur pula. Perbuatan mengatur nafas ini yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran Roh adalah merupakan perbuatan tapa-brata. Di tengah-tengah hawa murni atau kelompok pra yang saling serap satu dengan yang lain itu, terdapat api yang menyala-nyala, memancarkan sinar yang terdiri dari tujuh macam cahaya. Api itu disebut Waiwanara. Tujuh jenis cahaya itu masing-masing menembus hidung, lidah, mata, kulit dan telinga, dan selanjutnya, dua jenis cahaya lagi, menembus pikiran dan pengertian. Jadi fungsi dari ketujuh lidah api Waiwanara adalah untuk menghidupkan alat-alat

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 8 of 12

Aswamedha Parwa Bagian Ke 20 -----------------------------------------------------------------------------------

pengindraan. Dan selanjutnya, api itu akan tetap besar dan menyala-nyala apabila mendapatkan bahan bakarnya dari segala yang dapat dicium baunya, yang dapat dirasakan dengan lidah, yang dapat dilihat, yang dapat diraba, dan semua yang dapat dipikirkan serta dipahami atau dimengerti. Ketujuh hal yang disebutkan itu, adalah tujuh orang pendeta penyelenggara upacara, yang selalu menuangkan kurban-kurban kedalam api Waiwanara itu. Ketahuilah wahai adindaku yang berbahagia, bahwa orang bijaksana, dalam melakukan upacara kurban, selalu akan menuangkan tujuh macam kurban ke dalam api yang memancarkan tujuh macam cahaya itu. Yang dituangkan ke dalam api kurban itu, segalanya yang memiliki sifat-sifat baik dan bersih ronanya serta dengan tercium apabila mata, baunya, diminum, teraba dan terasa terlihat terasa kenikmatannya

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 9 of 12

Aswamedha Parwa Bagian Ke 20 -----------------------------------------------------------------------------------

wujudnya, terdengar suaranya, dapat dipikirkan dan mengandung pengertian sesuai dengan alam pengertian. Dalam melaksanakan persembahan kurban dengan jalan Yoga, seluruh pikiran dan ^perasaan dipusatkan untuk menciptakan sifatsifat persembahan itu, disatukan dengan udna. (Kehidupan di dunia ini diatur oleh nafas kehidupan itu. Nafas-nafas atau kelompok pra itu melekat dengan Roh atau tman serta menghasilkan sifat-sifatnya sendiri-sendiri. Udna yang mengendalikan besar kecilnya aliran kesemua jenis pra itu, sedangkan udna itu sendiri diatur oleh usaha-usaha mengatur nafas yang tidak lain dari kegiatan tapa-brata. Jadinya, tapa-brata itulah yang dapat memutuskan perputaran kelahiran yang juga memungkinkan terserapnya tman ke dalam Brahman).

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 10 of 12

Aswamedha Parwa Bagian Ke 20 -----------------------------------------------------------------------------------

Tanah, angin, ether, air dan cahaya adalah kelompok lima unsur besar, yang ditambah oleh pikiran dan pengertian untuk menggenapkan menjadi tujuh. Itulah semuanya yang menjadi sumber segalanya yang berwujud di alam semesta ini. Semua hal yang dapat memberikan ciri dan sifat kepada sajen-sajen persembahan, akan masuk ke dalam api persembahan itu dan diserap oleh sifat-sifat yang dimiliki oleh api itu. Setelah lebur di dalam api itu, semuanya itu akan terlahir kembali ke dalam perwujudannya yang baru, diserap kembali oleh wadah-wadah baru, yang juga merupakan sumber aslinya. Di sanalah ia menetap selama proses peleburan itu berlangsung. Dari sanalah bersumber segala rasa dan ban, juga warns dan bentuk-bentuk yang dapat diraba. Dari sana juga bersumber segala bentuk bunyi dan suara, juga keraguan dan kemantapan pikiran ditambah dengan

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 11 of 12

Aswamedha Parwa Bagian Ke 20 -----------------------------------------------------------------------------------

kesimpulan-kesimpulan dan pengertian. Itulah semua yang disebut tujuh macam ciptaan. Demikian itu pengetahuan yang sudah dipahami olah para cerdik pandai sejak jaman purba. Dengan tiga kali menuangkan kurban, ditambah sekali lagi dengan yang keempat, maka upacara itu menjadi sempurna, dan api bercahaya gemerlapan.

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 12 of 12

You might also like