You are on page 1of 12

SPESIFIKASI TEKNIS

A. PENJELASAN UMUM 1. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah : RENOVASI INSTALASI GIZI DAN DAPUR RSUP WAHIDIN SUDIROHUSODO - MAKASSAR B. PEKERJAAN PERSIAPAN 1. 2. 3. 4. 5. Sebelum memulai pekerjaan sesuai kontrak, Pemborong harus meninjau site dan memeriksa keadaan dan situasi yang ada. Untuk perencanaan pelaksanaan, kontraktor harus mempunyai; peralatan, material, tenaga kerja/tenaga ahli. Pada daerah yang telah disediakan, kontraktor harus merencanakan penggunaannya yang pada dasarnya akan membantu kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Rencana pekerjaan harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan. Kontraktor harus menyiapkan ruang Direksi, Gudang dan Los Kerja. Bangunan tersebut harus dilengkapi dengan peralatan guna kelancaran tugas. Kontraktor harus menyiapkan peralatan kerja yang baik dan siap pakai yang diperlukan sesuai dengan macam dan volume pekerjaan. Semua peralatan harus dalam keadaan baik, spare part dan bahan bakar selalu tersedia cukup sehingga tidak menyebabkan keterlambatan pekerjaan.

C. PEKERJAAN TANAH. 1. Peil Halaman dan Bouwplank. Sebelum mulai dengan pekerjaan galian Pemborong harus memastikan bahwa peil halaman setempat dan garis ketinggian yang tercantum di dalam gambar-gambar kontrak adalah benar. Apabila ia tidak puas dengan ketepatan peil halaman ini, ia harus melaporkannya kepada pemberi Tugas secara tertulis, kalau tidak, maka tidak ada claim mengenai ketepatan peil halaman. Pemborong bertanggung jawab menganai ketelitian pangukuran (uitzet) bangunan, bouwplank dan peil-peil sesuai dengan gambar-gambar dan patokan peil. 2. Lapisan Tanah Rabuk. Lapisan tanah rabuk harus digali terpisah dari tanah dasar sedalam rata-rata 20 cm. Tanah rabuk tersebut dapat dipakai kembali sebagai lapisan permukaan halaman sekeliling bangunan atau di tempat-tempat lain seperti yang ditentukan oleh KONSULTAN PENGAWAS. 3. Pekerjaan Galian. Segala pekerjaan galian dilaksanakan sesuai dengan panjang, kedalaman, kemiringan, bentuk, lengkungan sebagaimana dikehendaki konstruksi pekerjaan atau sebagaimana ditunjukkan dalam gambar tanpa memperdulikan jenis tanah yang akan dijumpai. Kelebihan tanah akah dipakai untuk pengurugan kembali atau disingkirkan sesuai perintah Pemberi Tugas/KONSULTAN PENGAWAS.


- 1

4. Persiapan Untuk Urugan/Pembuangan Tanah. Tanah rabuk harus disingkirkan dan permukaan tanah yang sudah diambil tanah rabuknya harus dipadatkan sehingga mencapai 90% dari kepadatan kering maksimumnya. Lapisan yang sudah dipadatkan ini harus mempunyai ketebalan minimum sebesar 15 cm. Di atas permukaan tanah yang telah dipadatkah tersebut, baru dapat dilakukan pengurugan tanah. 5. Bahan-Bahan untuk Urugan dan Urugan Kembali. Semua bahan-bahan yang akan digunakan untuk urugan atau urugan kembali harus disetujui oleh KONSULTAN PENGAWAS. 6. Pemadatan Dari Urugan Tanah Yang Telah Ada di Site Pemborong dianggap telah memeriksa kondisi site dan tanahnya. Bilamana ada tanah urugan di site maka pemborong wajib meneliti apakah 1 (satu) meter lapisan teratas memenuhi persyaratan pemadatan. Bila tidak memenuhi, maka urugan tersebut harus diganti/diperbaiki/ditambah dan dipadatkan sesuai persyaratan dan sesuai peil yang telah ditentukan. 7. Pengurugan. Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis setebal 15 cm, dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum. Pemadatan dengan diari hanya boleh dilakukan dengan KONSULTAN PENGAWAS. Pemadatan tanah urug hanya dilaksanakan dengan alat pemadat/penggilas atau peralatan lain yang sesuai dan telah disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas. 8. Pemeriksaan Penggalian dan Pengurugan. Gaji galian dan urugan harus terlebih dahulu diperiksa dan disetujui oleh KONSULTAN PENGAWAS/konsultan pengawas. Sebelum tahap selanjutnya diberitahu bagian-bagian mana yang sudag dipadatkan dan pengujian pemadatannya harus segera dilaksanakan. 9. Galian Harus Bebas Dari Air. Pemborong harus menjamin bahwa semua pekerjaan galian itu bebas dari genangan air hujan, banjir, mata air atau dari penyebaba lainnya, dengan cara mengeringkannya dengan menggunakan pompa, menimba, mengalirkan keluar dan sebagainya. 10. Kelanjutan Pekerjaan setelah Pekerjaan Galian Selesai. Pemborong tidak boleh membiarkan terlalu lama galian-galian, lubang-lubang dan sebagainya, tetapi harus segera melanjutkan dengan tahap pekerjaan selanjutnya setelah pekerjaan galian disetujui. 11. Penggalian Yang Melebihi Kedalaman Yang Dikehendaki. Bilamana terjadi penggalian yang melebihi kedalaman peil-peil yang tertera dalam gambar atau yang disyaratkan maka pemborong harus mengurug kembali bagian galian yang kelebihan tersebut dengan bahan-bahan yang sama seperti dispesifikasikan untuk pondasi atau dengan adukan beton jenis 1 : 3 : 6, atas biaya pemborong. 12. Menopang Pinggiran Galian. Pemborong harus bertanggung jawab untuk menopang sisi dari semua galian dan tidak ada claim atas semua pekerjaan galian tambahan, pekerjaan pasangan atau pekerjaan lain yang diperlukan dalam hal ini dan harus bertanggung jawab atas kerusakan pada struktur-struktur lainnya di dalam halaman atau pada jalan-jalan

- 2

umum, bangunan-bangunan dn lain sebagainya yang disebabkan oleh keruntuhan dari bagian pinggiran tanggul-tanggul tanah galian. 13. Pemeriksaan Sebelum Pengurugan Kembali. Pekerjaan Pengurugan dari pondasi atau bagian-bagian struktur lain yang akan tertutup oleh tanah tidak boleh dilaksanakan sebelum diperiksa dan disetujui KONSULTAN PENGAWAS/konsultan pengawas. 14. Sisa-sisa Bahan-Bahan Kayu Dalam Galian. Kayu-kayu sisa, kotoran-kotoran dan lain sebagainya, harus disingkirkan terlebih dahulu sebelum pekerjaan urugan. 15. Pengurugan Sekeliling Struktur. Pengurugan sekeliling pondasi , septic tank dan struktur-struktur lainnya harus dilakukan sampai tuntas dan tidak dibenarkan untuk dikerjakan sebagian-sebagian kecuali ada persetujuan dari KONSULTAN PENGAWAS/konsultan pengawas hanya bahan-bahan yang telah disetujui yang dapat digunakan untuk pengurugan dan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum 15 cm. Setiap lapis harus segera ditimbris dan dipadatkan, tanpa penambahan air, kecuali bila dikehendaki atau diizinkan Konsultan Pengawas/konsultan pengawas. 16. Penyelesaian Permukaan Akhir Tanah (Grading) Semua bagian yang diurug atau digali sesuai dengan kontrak harus diselesaikan permukaan akhir tanahnya sehingga rata dan bebas dari bagian-bagian yang renjul. Bila dikehendaki perubahan kemiringan tanah, maka harus dikerjakan dengan lengkungan transisi yang merata tanpa garis-garis patahan yang nyata. Bidangbidang miring dengan kemiringan minimum 2% perlu dibuat disekeliling bangunan dan struktur-struktur lain, kecuali ada ketentuan lain atau diisyaratkan lain dalam gambar. D. PEKERJAAN PASANGAN PONDASI BATU. 1.1. Bahan Batu yang digunakan harus berkualitas terbaik dan merupakan bahan setempat, padat, bersih, tanpa retak-retak atau porous dan kekurangan-kekurangan lain yang mempengaruhi kulaitas. Baik batu gunung maupun batu kali dapat digunakan. 1.2. Adukan Semua pasangan batu pada pondasi harus dilaksanakan dengan adukan 1 PC : 5 Pasir. 1.3. Pelaksanaan Pondasi pasangan batu harus diukur dengan cermat dilapangan dan dilaksanakan sesuai ukuran-ukuran dan ketinggian dan bentuk sebagimana tercantum pada gambar. 1.4. Perlindungan Pada tahap pelaksanaan pekerjaan pasangan yang tidak terlindung, bilamana hujan perlu diberi perlindungan pada bagian atasnya. 1.5. Scope Pekerjaan Pasangan batu kali dilaksanakan untuk ponasi garis.

- 3

1.6. Variasi dari Kedalaman Pondasi Variasi pada kedalaman pondasi dapat diizinkan atau diperintahkan oelh pengawas, bila kondisi pada suatu bagian membutuhkan perubahan tersebut. Tanpa izin tertulis dari MK/Konsultan Pengawas maka perubahan kedalaman atau lebar pondasi tidak diperbolehkan. 1.7. Pekerjaan Berapen Pondasi Semua pondasi batu kali harus diberap dengan adukan 1 PC : 5 Pasir dengan ketebalan minimum 2 cm. Sebelum diurug kembali, pekerjaan pondasi harus diperiksa dan disetujui terlebih dahulu oleh MK/Konsultan Pengawas.

E. PEKERJAAN PASANGAN BATA E.1. Pekerjaan Dinding Bt. Bata Baru


1.1. Semen Semen yang digunakan harus mempunayi kualitas sama sama seperti semen untuk pekerjaan beton. 1.2. Pasir Pasir untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi persyaratan PUBB NI.3 1.3. Air Air untuk adukan pasangan dan beton serta membasahi beton harus bersih (air PAM) bebas dari bahan-bahan atau kotoran yang dapat mempengaruhi ikatan semen. 1.4. Adukan Komposisi ; 1 PC : 3 Pasir digunakan untuk pasangan transtram 1 PC : 5 Pasir digunakan untuk pasangan biasa. Cara mengaduk ; Adukan harus dilaksanakan dengan mixer atau cara manual atas persetujuan Direksi. Adukan yang mulai mengeras tidak boleh digunakan lagi. 1.5. Batu Bata Batu bata yang digunakan adalah batu bata tanah liat biasa, produksi local ukuran nominal sesuai petunjuk direksi. Pembakaran harus sempurna, sisi batu bata harus mulus, tanpa retak-retak dan campuran kotoran. Ukuran batu bata harus seragam, sesuai persyaratan, kerusakan akibat pengangkutan tidak boleh melebihi 20%. Bila ternyata prosentase diatas anga tersebut maka pengiriman batu bata tersebut dibatalkan/tidak diterima. 1.6. Kolom Praktis Pada tiap jarak 2,4 meter dalam tembok bata (atau pada sambungan-sambungan antara, sehingga luas bidang tembok bata max. 12 m2) dan pada semua pertemuan dinding, harus dibuat kolom praktis dari beton dengan lebar 15 cm setebal tembok. Kolom ini harus dibuat sesuai dengan kemajuan pekerjaan bata, diberi tulangan pokok 4 dia. 8 mm serta beugel dia. 6 pada tiap jarak 20 cm, atau seperti tercantum dalam gambar.

- 4

1.7. Pekerjaan Dinding Adukan ; Adukan kedap air 1 PC : 3 Pasir dilaksanakan untuk : - Semua dinding bata mulai sloof sampai 20 cm diatas lantai jadi - Semua dinding luar dari lantai-lantai tingkat mulai sisi atas plat beton sampai 20 cm diatas lantai jadi. - Semua dinding toilet, jointor dan ruang cuci sampai setinggi 1,5 m di atas lantai jadi. Adukan biasa 1 PC : 5 Pasir dilaksanakan untuk : - Semua dinding bata yang lain yang tidak disebutkan diatas. Pelaksanaan ; Semua pasangan tembok dibuat tebal bata, kurang lebih 15 cm. pekerjaan dinding harus dipatok (diukur) dan dibangun sesuai ukuran, ketebalan dan ketinggian yang tercantum dalam gambar-gambar serta memberi bidang yang rata. Siar-siar mempunyai tebal 10 mm yang merata serta padat. Tiap tahap pemasangan dinding tidak boleh dilaksanakan lebih dari ketinggian 1 meter. Pengerukan Siar ; Semua dinding siar harus dikeruk minimum cm untuk menjamin melekatnya plesteran ke dinding dengan baik. Perlindungan ; Pada tahap pelaksanaan pekerjaan dinding yang tidak terlindung, bilamana hujan perlu diberi perlindungan pada bagian atasnya. Pemeliharaan ; Dinding harus dijaga agar tetap lembab selama min. 7 hari setelah dilaksanakan. Angker dan Ikatan ; Angker-angker yang dijelaskan dalam bestek ini harus tertanam dalam pertemuan tembok dengan beton setelah membersihkan angker-angker tersebut dari kerakkerak, karat dan kotoran lainnya. Permukaan beton harus dibuat kasar pada sambungan-sambungan tegak dengan tembok supaya terjadi ikatan bagi adukan pekerjaan pasangan.

E.2. Pekerjaan Dinding Bt. Bata Lama (Eksisting) Pelaksana mengerjakan pekerjaan dinding bt. Bata lama (eksisting), yang terdiri dari : Pekerjaan pembongkaran dinding lama (menghilangkan dinding) Pekerjaan pembobokan dinding pada area penambahan sloef tanpa tulangan Pelaksana wajib melakasanakan finishing kembali pada area dinding bobokan, sesuai dengan gambar kerja.

- 5

F. PEKERJAAN PLESTERAN
1.1. B a h a n. PC, Pasir dan air harus memenuhi persyaratan sesuai ayat diatas. 1.2. Perbandingan Adukan. Untuk semua dinding pasangan bata dengan adukan 1 PC : 5 pasir, untuk dinding pasangan bata trasram, harus diplester dengan adukan plesteran 1 PC : 3 pasir. 1.3. Persiapan Permukaan Dinding Yang Akan Diplester. Permukaan dinding bata harus diberi waktu cukup untuk mengering dan semua pipa, saluran-saluran harus sudah terpasang pada tempatnya. Siar-siar sudah harus dikeruk. Untuk mencegah mengeringnya plesteran sebelum waktunya, permukaan yang telah disiapkan harus dibasahi. 1.4. Pelaksanaan. Tebal plesteran rata-rata 1,5 cm, minimum 1 cm dan harus menghasilkan permukaan sesuai persetujuan Direksi. Harus dipasang aduk-adukan patokan untuk mendapatkan permukaan yang rata. Plesteran diratakan dengan menggunakan papan kayu yang lurus. Plesteran harus dijaga agar tetap dalam keadaan lembab selama minimum 7 hari setelah dipasang. Pembasahan permukaan plesteran harus segera dimulai pasa saat plesteran mulai mengeras untuk mencegah terjadinya cacat-cacat pada keadaan cuaca panas plesteran harus dilindungi terhadap pengeringan yang tidak merata atau berlebihan. 1.5. Memperbaiki dan Membersihkan. Pemborong wajib memperbaiki plesteran dinding yang kurang sempurna dengan cara membuang bagian-bagian tersebut dengan bentuk persegi panjang serta diplester kembali. Pekerjaan plesteran yang telah selesai harus bebas dari retak-retak, noda dan cacat lain. Pada waktu-waktu tertentu selama pelaksanaan, dan bila pekerjaan telah selesai semua plesteran yang tampak harus dibersihkan dari kotoran-kotoran akibat pekerjaan.

G. PEKERJAAN BETON
1.1. Semen Semen yang digunakan harus Portland Cement dari sumber yang disetujui serta sesuai dengan syarat-syarat minimum S.550 dari peraturan semen Portland Indonesia 1972 NI 8. Selama pengangkutan, semen harus dilindungi terhadap hujan. Penyerahan semen dilapangan harus dalam kantong-kantong aslinya yang disegel dari pabrik serta disimpan didalam gudang berventilasi cukup serta tidak bocor dan disimpan diatas lantai yang ketinggian minimum 30 cm dari tanah. Kantong-kantong semen tidak diperbolehkan ditimbun melebihi ketinggian 2 m dan setiap pengiriman dipisahkan serta diberi tanda pengenal sehingga dapat dipakai sesuai dengan tanggal pengiriman. 1.2. Kerikil Persyaratan Bahan ;

- 6

Agregat kasar haru sterdiri dari batu-batu pecah, keras, tahan lama dan bersih serta tidak mengandung bahan-bahan yang dapat mempengaruhi kekuatan serta ketahanan beton dalam jangka panjang termasuk ketahanan terhadap karat untuk penulangan. Kerikil harus memenuhi segala peraturan PBI 1971 Bab 3.

Penyimpanan ; Kerikil harus disimpan diatas permukaan bersih dank eras serta dihindarkan terjadinya pengotoran serta tercampur adukan. 1.3. Air Air untuk adukan pasangan dan beton serta membasahi beton harus bersih (air PAM) bebas dari bahan-bahan atau kotoran yang dapat mempengaruhi ikatan semen.

1.4. Pasir Pasir dapat berupa pasir alam atau pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu. Pasir harus terdiri dari batu-batu tajam dan keras. Buti-butir harus bersifat kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca. Pasir tidak beoleh mengandung Lumpur lebiah dari 5% (ditentukan terhadap berat kering). Pasir tidak boleh mengandung bahan organis terlalu banyak yang harus dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrams Harder menurut PBI 1971. Pasir laut tidak boleh dipakai untuk semua mutu beton. Selanjunya pasir harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971 Pasal 3.3. 1.5. Penulangan Jenis penulangan ; Penulangan terdiri dari mutu fy = 400 MPa (Ulir) untuk penulangan Balok dan Kolom serta mutu fy = 240 MPa (Polos) untuk penulangan plat dan beugel. Penulangan harus memenuhi persyaratan PBI 1971. Penyimpanan ; Penulangan tidak boleh disimpan langsung diatas tanah serta tidak diperbolehkan ditimbun ditempat terbuka untuk jangka waktu panjang. Pelaksanaan ; Penulangan harus bersih dari lemak, kotoran, cat, karat, atau bahan-bahan lain yang merugikan pada saat pemeriksanaan oleh MK/Konsultan Pengawas, sebelum dilaksanakan pengecoran. Semua penulangan harus dipasang secara kokoh untk menghindari dari pergeseran selama pengerjaan. Ketinggian dan jarak lapisan penutup harus tepat, untuk ini perlu digunakan klos-klos beton yang memenuhi syarat. 1.6. Bekesting Bahan ; Bahan untuk bekesting beton bukan fair face harus dari papan kualitas baik (KL.2). ketebalannya tergantung dari persyaratan-persyaratan kualitas, kekuatan dan deformasi. Ketebalan minimum papan 3 cm. Semua pekerjaan beton diatas muka tanah harus dipakai beton fair face. Untuk beton fair face harus dipakai multipleks dengan tebal minimum 9 mm sebagai bekesting. Bahan bekesting tidak boleh dipakai dua kali untuk beton fair face, kecuali jika keadaannya masih baik dan dengan persetujuan MK/Konsultan Pengawas.

- 7

Pelaksanaan ; Bekesting harus dengan konstruksi kuat dan ditopang sedemikian rupa sehingga tidak timbul getaran yang membahayakan dan tidak terjadi penurunan akibattekanan dari beban adukan beton atau beban lainnya. Bekesting harus pula sedemikian rupa sehingga memudahkan pembongkarannya tanpa menimbulkan bahaya pada konstruksi. Bekesting untuk beton fair face (khusus kolom) tingginya bagian maksimum 2 m, agar adukan tidak terurai waktu dicor, sambungan dengan bagian atasnya harus dilaksanakan dengan rapih. Pencegahan Pengotoran ; Bekesting untuk beton dilengkapi dengan perlengkapan untuk membersihkan debu, serbuk gergaji, kawat beton dan lain sebagainya. Lapisan pada Bekisting ; Untuk memudahkan pembongkaran bekisting penambahan lapisan sejenis paraffin untuk maksud itu dapat disetujui, penggunaan minyak pelumas tidak dapat disetujui.

1.7. Campuran Beton Campuran beton struktur harus menggunakan readymix. Pemborong wajib membuat mix design untuk mencapai mutu K-250 dan sesuai metode PBI 1971. Komposisi campuran ditentukan oleh mix design. Kekuatan Beton ; Kekuatan karakteristik Proportion Defective Devisasi Standard = 250 kg/cm2 (dalam 28 hari) = 5% = 50 kg/cm2 (max.)

Bahan Pembantu (Additives) ; Hanya diperbolehkan bila disetujui oleh Direksi/MK/Konsultan Pengawas secara tertulis Cara Mengaduk ; Pekerjaan pengadkan dapat dilakukan disite, setelah mendapat persetujuan tertulis dari Direksi. Cara mengaduk disite harus mengikuti persyaratan sbb : Campuran beton harus diaduk dalam beton molen dengan kapasitas minimum 250 lt. Jumlah beton molen harus memadai. Lebih disukai beton molen yang bekerja berdasarkan berat. Bila digunakan pengaduk berdasarkan volume, maka pemborong harus menghitung perbandingan material dalam volume dengan membagi berat tiap bahan oleh berat volumenya serta memperhatikan absorpsi air dan kadar kelembaban. 1.8. Pemeriksaan Campuran Komposisi ; Semua bahan pasir, kerikil, semen dan air harus diukur secara teliti volume atau beratnya. Testing ; Testing dilakukan sesuai dengan PBI 1971 Bab 4.7. termasuk slum test maupun compression test. Bilamana beton tidak memenuhi slump test maka seluruh adukan tidak boleh digunakan dan harus dikeluarkan dari site oleh pemborong. Apabila tidak memenuhi compression test, maka prosedur PBI 1971 untuk perbaikan beton yang harus dilakukan. Pemborong harus membuat mixed design untuk

- 8

ditujukan dan disatujui MK/Konsultan Pengawas sebelum mulai pengecoran dan pada tiap perubahan sumber pengambilan agregat. 1.9. Angker untuk Dinding Semua sambungan vertical antara kolom beton dengan tembok harus dilengkapi dengan stek berupa batang-batang baja dia 8 mm, 40 cm panjang ditekuk pada satu ujungnya yang dimasukkan kedalam beton, yang lainnya dibiarkan berupa stek panjang 25 cm untuk penyambungan dinding kemudian. Angker-angker tersebut dipasang pada jarak selang 50 cm (c.t.c. 50 cm) dimulai dari tepi ats sloof atau plat lantai atau titik ekivalen, termasuk angker untuk rangka atap. 1.10. Lubang-lubang, Sparing serta Klos Kayu dan lain-lain Pemborong harus menentukan tempat termasuk pembuatan luabang-lubang, sparing, kelos-kelos kayu, angker-angker dan sebagainya yang diperlukan untuk jalan pipa, pemasangan alat-alat penyambung dan lain sebagainya. Apabila ternyata tempatnya tidak sesuai, maka harus dipindahkan sesuai petunjuk MK/Konsultan Pengawas berikut tindakan lainnya yang perlu dilakukan agar dicapai tujuan yang disyaratkan. 1.11. Toleransi Bekesting yang telah selesai harus diperiksa kerataan dan kelurusan dengan toleransi-toleransi sebagai berikut: - Bagian permukaan horizontal bekesting dengan toleransi tidak boleh ada perbedaan dari 6 mm untuk setiap 3 m lari. - Permukaan vertical pada sumbu memanjang, tidak boleh ada perbedaan lebih dari 10 mm untuk setiap 3 m lari. 1.12. Pemberitahuan Sebelum Pengecoran Sebelum pengecoran beton dilaksanakan, terutama pada bagian-bagian yang penting, pemborong diwajibkan memberitahu MK/Konsultan Pengawas, untuk mendapatkan persetujuannya. Apabila pengecoran dilaksanakan tanpa pemberitahuan sebelumnya dan tanpa persetujuan dari MK/Konsultan Pengawas, maka MK/Konsultan Pengawas dapat memerintahkan agar pemborong membongkar dan menyingkirkan seluruh pekerjaan beton yang telah dicor tersebut untuk diulang atas biaya pemborong. 1.13. Perbandingan Mengaduk Pengangkutan dan Pengecoran Beton Campuran Beton ; Untuk mendapat mutu beton yang diisyaratkan, pemborong harus membuat mix design (pasal 2.7) serta membuat kubus-kubus percobaan minimum 20 buah untuk masing-masing bagian pekerjaan. Ukuran kubus beton 15 cm x 15 cm x 15 cm. untuk membuat mixed design pemborong dapat meminta bantuan laboratorium penyelidikan bahan-bahan. Semua bahan pasir, kerikil, semen dan air harus diukur secara teliti volume atau beratnya. Untuk lantai kerja campuaran 1 PC : 3 Pasir : 5 Kerikil. Mutu Beton ; Mutu untuk semua pekerjaan beton bertulang ialah sesuai PBI 1971 Pengangkutan ; Beton harus diangkut dengan cara benar dan disetujui MK/Konsultan Pengawas. Untuk menghindari terjadinya penguraian dari komponen-komponen serta tidak diperkenankan untuk dicor dari ketinggian melebihi 2 meter. Untuk mengurangi ketinggian jatuh, pengecoran dapat dilakukan lewat lubang pada bekesting.

- 9

Persiapan Bekesting dan Pralatan ; Bekesting harus dibersihkan dari semua kotoran dan partikel-partikel lainnya sebelum pelaksanaan pengecoran. Permukaan bekisting yang menghadap beton harus dibasahi dengan air bersih segera sebelum pengecoran. Semua peralatan yang bersangkutan harus bersih serta bebas dari beton keras, minyak,lemak dan sebaginya. Pengecoran Beton ; Pengecoran beton dalam bekesting harus diselesaikan sebelum beton mengeras, yaitu sebelum 30 menit pada keadaan normal. Pengecoran harus dilaksanakan secara kontinyu untuk satu bagian pekerjaan, perberhentian pengecoran tidak dibenarkan tanpa persetujan MK/Konsultan Pengawas. Terutama untuk mengecor plat beton harus dipasang jembatan papan tempat berjalan agar penulangan sudah tidak terinjak-injak oleh tukang cor.

1.14. Pemadatan Beton Beton harus dipadatkan benar-benar dengan vibrator yang sudah disetujui dan mempunyai frekuensi minimum 3000 puratan/menit. Tidak ada bagian beton yang dipadatkan selama lebih dari 20 detik. Bagian beton yang telah mengeras tidak boleh digetarkan baik langsung maupun melalui penulangan. Pemadatan beton harus memenuhi peraturan dalam PBI 1971. 1.15. Beton Deking/Selimut Beton Sesuai dengan PBI 1971 hal 61 tabel 7.2.1. 1.16. Proses Pengerasan Pemborong wajib melindungi beton yang baru dicor terhadap matahari, angina dan hujan sampai beton tersebut mengeras secara wajar, dan menghindarkan pengeringan yang terlalu cepat dengan cara sbb: - Semua bekesting yang mengandung beton yang beru dicor harus dibasahi secara teratur sampai dibongkar. - Semua permukaan beton yang tidak terlindung harus dibasahi setiap hari selama 14 hari setelah pengecoran. - Semua permukaan plat atap harus dilindungi terhadap pengeringan dengan memberi tutup yang basah. Tidak dibenarkan untuk menimbun barang atau mengangkut barang diatas beton yang menurut pendapat MK/Konsultan Pengawas belum cukup mengeras. 1.17. Pembongkaran Bekesting Tidak dibenarkan untuk membongkar bekesting sebelum beton mencapai kekuatan sesuai PBI 1971 bab 5 ayat 8 (hal 51). Apabila pembongkaran bekesting menyebabkan sebagian pekerjaan beton mendapat tekanan melebihi perhitungan, maka tidak dibenarkan untuk membongkar bekestingnya untuk jangka waktu selama keadaan utu berlangsung. Harus beton sepenuhnya ada dipihak pemborong dengan memenuhi peraturan mengenai pembongkaran bekesting sebagaimana tercantum dalam PBI 1971.

- 10

H. PEKERJAAN ATAP
1.1. Bahan Konstruksi Atap dan Penutup Atap : 1. Konstruksi Atap utama tetap menggunakan konstruksi atap eksisting, yaitu baja IWF profil dan gording kanal C. 2. Pelaksana harus membersihkan karat yang melekat pada konstruksi atap sebelum melapisi dengan lapisan coating anti karat dan lapisan akhir cat besi. 3. Konstruksi atap tambahan menggunakan kuda-kuda baja ringan setara smartruss. 4. Dimensi yang dipergunakan untuk Main Truss Canal 75 75 mm dan 75 100 mm, serta untuk Top Span memakai 0,40 0,60 5. Penutup atap menggunakan Spandek dengan ketebalan 0.4 mm 1.2. Pelaksanaan 1. Pelaksanaan pemasangan konstruksi dan penutup atap dilaksanakan oleh sub kontraktor yang mempunyai spesialis pemasangan konstruksi atap. 2. Methode pelaksanaan pemasangan dilakukan sesuai petunjuk pabrik.

I.

PEKERJAAN PEMBERSIHAN

1. Semua sisa bahan setelah pekerjaan selesai harus diangkut keluar dari lokasi pekerjaan. 2. Setelah pekerjaan pengangkutan selesai maka lantai harus dibersihkan

J. KUALITAS, WARNA, UKURAN DAN KANDUNGAN LOKAL


1. Bahan yang ditolak segera dikeluarkan dari kompleks pekerjaan selambatlambatnya 2 x 24 jam. 2. Semua bahan yang akan dipakai/digunakan diutamakan menggunakan kandungan lokal semaksimal mungkin, dan terlebih dahulu memperlihatkan contohnya ke Direksi/Konsultan Pengawas. 3. Warna/corak yang belum ditentukan dalam bestek ini, akan ditentukan kemudian oleh Direksi.

- 11

K. KETENTUAN TAMBAHAN
1. Selain bestek ringkas ini, maka ketentuan-ketentuan administrasi pemeriksaan bahan dan mutu pekerjaan serta ketentuan-ketentuan lainnya dari pemerintah yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan pembangunan adalah termasuk pula sebagai pedoman penyelenggaraan pekerjaan yang harus ditaati oleh rekanan. 2. Satu dan lain hal menurut petunjuk unsur teknis yang bertentangan dengan uraian dan syarat-syarat ini. Makassar, Pejabat Pembuat Komitmen Politeknik Negeri Ujung Pandang Maret 2009

Konsultan Perencana PT. PANRITA SEMBILAN

A.M. ANZHARIH, ST, MT NIP. 131 926 836

IR. SUPRIONO, IPP Quantity Engineer

Mengetahui : KaSubDin Penataan Bangunan Dinas Tata Ruang & Permukiman Prop. Sulawesi Selatana

Ir. H. ALADIN N. PARAWANSA

NIP. 010 225 673

- 12

You might also like