Professional Documents
Culture Documents
SLAMET SULAIMAN
1
RINGKASAN.
Gabah dikenal dengan nama latin ORYZA SATIVA adalah famili dari rumput rumputan
(GRAMINEAE) merupakan salah satu bahan makanan dari biji bijian tertua didunia yang dikonsumsi
sebagian besar manusia didunia termasuk di Indonesia, salah satu masalah dalam rantai produksi
gabah adalah proses pengeringan gabah dari hasil panen yang dikenal dengan “Gabah Kering Sawah”
, kadar air yang terkandung didalamnya dalam kisaran 25-20% (tergantung dari tingkat kemasakan
buah waktu panen, cuaca waktu panen dll), dan karena habitat tanaman gabah yang dalam
pertumbuhannya memerlukan banyak air maka kebanyakan panen raya gabah jatuh dalam musim
penghujan.
Permalahannya
1.Secara teknis apabila gabah tidak segera dikeringkan akan terjadi kerusakan pada butir
beras yang akan dihasilkan , ditandai dengan warna beras yang tidak bisa putih (ada flex coklat yang
dalam istilah pedesaan disebut beras ngecap , karena ada warna seperti kecap),
2.Menyebabkan harga jual yang rendah/jatuh bahkan tempo tempo agak sulit untuk
menjualnya sehingga sangat merugikan petani.
3.Dengan kadar air tersebut gabah tidak mempunyai ketahanan untuk disimpan ,
Beberapa daerah di Jawa Timur maupun daerah lain mengalami panen raya pada bulan bulan
dengan curah hujan yang tinggi (Ngawi, Bojonegoro,Tuban, Gowa dll),
Sementara pengeringan dengan sinar matahari pada bulan hujan memerlukan waktu yang
relatif lama (3-4 hari) yang berarti biaya pengeringan menjadi mahal dan bagi pengusaha beras sangat
mengganggu sirkulasi perdagangan berasnya.
Umumnya gabah dikeringkan dibawah terik matahari dihampar diatas lantai semen, anyaman
bambu atau terpal dan dilakukan pembalikan berulang kali, sampai kadar air memenuhi sarat
penentuan kadar air bisa dilakukan dengan TESTER DIGITAL yang sudah banyak dijual atau dengan
perasaan , biasanya butir gabah digigit dan apabila terdengar bunyi KLETUK berarti kadar air sudah
memenuhi untuk disimpan atau digiling, kadar air gabah untuk disimpan dalam kisaran 14% (GABAH
KERING LUMBUNG), sedangkan apabila langsung digiling kadar air ideal 12-13% (GABAH KERING
GILING).
Pengeringan dengan matahari sangat tergantung dari kondisi cuaca, untuk tanaman gabah kedua
(Dikenal sebagai Tanaman MK/musim kemarau atau tanaman gadu) tidak banyak masalah karena
panen raya jatuh pada awal atau musim kemarau, tetapi unutk
2
tanaman pertama (Dikenal sebagai tanaman MH/musim hujan) panen raya akan jatuh pada
pertengahan musim penghujan sehingga masalah pengeringan merupakan salah satu kendala
dihasilkannya gabah pada kwalitas yang baik dan mempunyai ketahanan/daya simpan untuk waktu
yang lama.
Gabah hasil panen disebut gabah kering sawah masih harus dikeringkan.
Pengeringan Gabah.
Beberapa mesin pengering gabah yang telah dibuat dapat dikelompokkan menjadi dua type yaitu:
1- Bed Drier.
Gabah kering sawah dihampar diatas tray (empat persegi panjang) bagian bawah tray diberikan
hembusan udara panas , biasa menggunakan bahan bakar minyak dengan sistem direct drying,
diperlukan tenaga manual untuk selalu membalik hamparan gabah diatas tray agar didapat hasil
pengeringan yang merata.
3
4
1- Tower Drier.
Menara pengering dikenal sebagai LSU Drier (hasil pengembangan Lousiana State
University), gabah basah dengan bucket elevator dinaikkan dan dituang dibagian atas
menara, gabah yang jatuh melalui kisis miring merupakan tirai gabah dan dari bawah
diberi hembusan udara panas, proses diualng ulang sampai kadar air yang diinginkan
tercapai, energy pengeringan umumnya menggunakan bahan bakar minyak, mesin
pengering ini hanya terjangkau pengusaha menengah keatas atau umumnya merupakan
bantuan dari Pemerintah.
Kedua jenis mesin pengering gabah tersebut kurang diminati masarakat petani
karena berbagai alasan ekonomis antara lain:
- Harga mesin relatif mahal menurut ukuran petani (lebih dari Rp 100 juta
untuk model Tower).
- Biaya pengeringan mahal karena menggunakan bahan bakar minyak tanah.
Saat ini hampir semua mesin pengering gabah baik investai oleh petani maupun bantuan
pemerintah tidak dioperasikan karena mahalnya minyak tanah, atau sebagian
dioperasikan dengan membeli secara sembunyi sembunyi minyak tanah bersubsidi dan
apabila dibiarkan akan menjadi monumen atau besi tua.
Unit mesin pengering model tower ini mengkonsumsi 15 sd 17 liter minyak tanah perjam
dan satu unit sebagai percontohan telah kami rubah dengan menggunakan pemanas
dari sekam padi dengan terapan gasifikasi. (movie dll dapat dilihat di
http/energybiomasa.blogspot.com)
Pengeringan matahari.
100 kg
Gabah Kering Sawah
MC 20-25%
Pompa air
Pertanian
ENERGY
85 - 90 kg
DIESEL GASIFIKASI
Gabah Kering Giling
MC 14-15 %
KOMPOR RMH TANGGA
DAN
INDUSTRI KECIL
ENERGY
Rice milling unit DUAL FUEL ENGINE
GASIFIKASI
REAKTOR
8,5 - 10 kg 61 - 67 kg
Bekatul Beras 22 - 25 kg
sekam
22-25 KG SEKAM
66.000-75.000K CAL
Dari neraca masa padi diatas terlihat bahwa selain dihasilkan beras dan bekatul juga
dihasilkan 20 sd 25 berat padi sebagai hasil sampingan yaitu sekam padi (dedak kasar
atau brambut), dengan kandungan energy yang cukup besar.
Sekam padi terserap untuk bahan pembakaran batu merah dan selebihnya dibakar atau
merupakan limbah yang memerlukan biaya pembuangannya.
Dari grafik dan neraca masa diatas terlihat besarnya air yang diuapkan tiap 100 kg
gabah kering sawah menjadi gabah kering giling sbb:
- Berat air diuapkan tiap 100 kg GKS (ekstrem) = 24 kg.
- Perkiraan kalor penguapan 650 kkal/kg air =15.600 kkal.
- kalori dari sekam 20 kg @ 2.000 kkal =40.000 kkal.
Secara kasar diperhitungkan energy sekam melebihi kebutuhan energy untuk
pengeringan.
Konsep design.