You are on page 1of 4

Nama

: 1. Dedi Satria (0853021014) 2. Neliyan Anggraini (0853021036)

P.Studi

: Pendidikan Matematika

Mata Kuliah : Bahasa Inggris Profesi (BIP) Tugas : Artikel Matematika Dalam Bahasa Inggris

COAT FOUR ANCIENT MATHEMATICS


Mathematics is a kind of language is more typical than a body of knowledge. This language is so perfect and abstract so hopefully can be understood by intelligent beings in the universe, no matter how different the sense organs and application. Grammatically proper-use-is determined by the rules of logic. The vocabulary consists of a symbol such as: figures to express numbers, letters to express the unknown numbers, the equation for the relationship between numbers, phi to express the ratio between the circumference and diameter circle, sin-cos-tan (sinecosine-tangent) to express the ratio between the sides of a right triangle, and some other symbol to express other concepts in higher math. All of this is very helpful emblem of scientists because it can be used to shorten his thinking. However, for many laymen, mathematicians make math as if it is not a universal language, but the language is more likely to make it into a solid separator between the so called "two cultures" of modern society, which is represented by scientists and humanists. But it should be remembered that only a part of the vocabulary of mathematics is a creation of science. The rest-and grammar-all remain within the general scope of the human mind. Since the days of ancient Babylon, the mathematician save time and energy by replacing the word with the symbol. Some of it is a short way of writing numbers and simple signs +, -, x, and basic arithmetic that shows step, namely the addition, subtraction, multiplication, and division. Fourth key symbol, which in itself we use in the calculation is relatively new in the history of mathematics. Some ancient symbol seen here.

Increase Experts count Renaissance, Tartaglia, using the first letter of the Italian language piu (plus) to indicate the addition. + Sign we may be the form of condensation (e) t (and) of the Latin language. Reduction The minus sign at the time of the Greeks displayed by Diofantus. Coat reduction that we use today comes from the line may be used to characterize differences in product weight. Multiplication Mark x is based on the Cross of Saint Andrew, known as the symbol used in the Leibniz in Germany in the 17th century. But according to him it was too similar x x for anu numbers in algebra. Division In France, in the 18th century, Y.E. Gallimard upside to using letters D division. Signs that you are taking may be derived from simple dividers are coupled with the point above and below it.

Empat Lambang Matematika Kuno


Matematika lebih merupakan semacam bahasa khas daripada suatu badan pengetahuan. Bahasa ini sedemikian sempurna dan abstrak sehingga mudahmudahan dapat dipahami oleh makhluk cerdas di seluruh alam semesta, betapa pun berbedanya organ indra maupun penerapannya. Tata bahasanya

penggunaannya yang tepat ditentukan oleh aturan logika. Kosa katanya terdiri dari lambang seperti: angka untuk menyatakan bilangan, huruf untuk menyatakan bilangan yang tak diketahui, persamaan untuk menyatakan hubungan antar bilangan, phi untuk menyatakan perbandingan antara keliling dan garis tengah lingkaran, sin-cos-tan (sinus-cosinus-tangen) untuk menyatakan perbandingan antara sisi-sisi suatu segitiga siku, dan beberapa lambang lainnya untuk menyatakan konsep lain dalam matematika tinggi. Semua lambang ini sangat membantu ilmuwan karena dapat digunakan untuk memperpendek pemikirannya. Namun, bagi banyak orang awam, para ahli matematika menjadikan matematika seolah-olah bukan bahasa universal, tetapi lebih cenderung membuatnya menjadi bahasa pemisah yang kokoh antara apa yang disebut dua kebudayaan masyarakat modern, yang diwakili oleh ilmuwan dan budayawan. Tetapi hendaknya diingat bahwa hanya sebagian dari kosa kata matematika adalah ciptaan ilmu. Selebihnya dan seluruh tata bahasanya tetap berada dalam lingkup pemikiran umum manusia. Sejak zaman Babilonia kuno, para ahli matematika menghemat waktu dan tenaga dengan mengganti kata dengan lambang. Beberapa di antara cara penulisan singkat itu adalah angka dan tanda sederhana +, -, x, dan yang menunjukkan langkah aritmetika dasar, yaitu penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Keempat lambang kunci, yang dengan sendirinya kita pakai dalam perhitungan, relatif masih baru dalam sejarah matematika. Beberapa lambang kuno terlihat di sini.

Penjumlahan Ahli hitung Renaissance, Tartaglia, mempergunakan huruf pertama piu dari bahasa Italia (plus) untuk menunjukkan penambahan. Tanda + kita barangkali merupakan bentuk penyingkatan (e) t (dan) dari bahasa Latin. Pengurangan Tanda minus ini pada zaman Yunani ditampilkan oleh Diofantus. Lambang pengurangan yang kita pakai sekarang ini boleh jadi berasal dari garis yang digunakan untuk menandai perbedaanperbedaan berat produk. Perkalian Tanda x yang didasarkan pada Salib Santo Andreas, dikenal ketika lambang di atas digunakan Leibniz di Jerman pada abad ke-17. Akan tetapi menurut dia x itu terlalu mirip x untuk bilangan anu dalam aljabar. Pembagian Di Perancis, pada abad ke-18, Y.E. Gallimard menggunakan huruf D terbalik untuk pembagian. Tanda yang kita pakai boleh jadi berasal dari garis pembagi sederhana yang ditambah dengan titik di atas dan di bawahnya.

Sumber : http://bangaswi.wordpress.com/2009/04/23/empat-lambangmatematika-kuno-2/

You might also like