Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 7
Kelompok 7
Carolina Eva Nita Daniel Sipayung Candra Ayu Febriana Dewi Maratus Sholikah Dewinda Ika Wulandari (105040200111147) (125040201111085) (125040201111028) (125040200111039) (125040200111168)
Definisi Globalisasi
Menurut Selo Soemardjan Globalisasi adalah terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antarmasyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah yang sama. Menurut G. Thomas Globalisasi adalah penyebaran praktik, relasi, kesadaran dan organisasi di seluruh penjuru dunia. Menurut Robertson Globalisasi diartikan sebagai proses yang menghasilkan dunia tunggal.
Proses Globalisasi
Lahirnya masyarakat modern disebabkan oleh pelibatan diri dengan masa depan jangka panjang, dan membuka bidang-bidang penelitian baru. Semakin lama sebagian besar masyarakat memindahkan perhatiannya kepada teknologi baru baik dalam bidang ekonomi, sosial, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta budaya. Kemudian modernitas cenderung memperluas jangkauan terutama ruangnya yang menimbulkan globalisasi.
Dampak Globalisasi
Ekonomi
Pendidikan
Dampak globalisasi
Politik
Sosial
Kekurangan Mengecilnya sumbangan sektor pertanian pada total pendapatan negara Semakin menurunnya kemampuan penyerapan terhadap tenaga kerja di sektor pertanian Digalakkan pembangunan perkebunan besar Tidak dikembalikannya kekuasaan dan fungsi petani untuk mengatur usaha tani mandiri Ketergantungan terhadap produk pertanian impor
STUDI KASUS
Kemajuan Ekonomi, Reformasi Agraria Dan Land Reform Di Pedesaan Analisis Sosiologi Ekonomi Pada Masyarakat Pedesaan ber-Etnis Dayak Di Kabupaten Landak Dan Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat
Permasalahan: Secara historis masyarakat dayak pedalaman telah memiliki sistem kelembagaan adat yang berkaitan dengan penggunaan lahan. Dengan latar belakang peradaban agraris tradisional, tata guna lahan adat yang kuat dan luas yang tersedia, satu sistem keluarga besar masyarakat dayak pedalaman awalnya diperkirakan dapat bertahan hingga beberapa generasi ke depan. Hanya saja dinamika masyarakat akibat masuknya peradaban ekonomi pasar telah mengubah drastis kelembagaan adat setempat, ke arah yang lebih terbuka dan cenderung mengakomodasi budaya komsumtif.
Perkembangan ekonomi uang, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas politik di era Orde Baru telah menggiring masyarakat adat ke dalam lingkaran modernisasi tanpa kendali. Menghasilkan uang tunai relatif cepat dianggap penting dibandingkan membangun sistem perubahan terencana ke arah pembangunan pertanian intensif dan perekonomian pedesaan yang kompetitif secara berkelanjutan. Masalah kelangkaan lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan subsistensi mulai dirasakan karena berkembangnya sistem pertanian komersial tanaman karet oleh Belanda dan kelapa sawit oleh PIR (Perkebunan Inti Rakyat), dan juga disebabkan semakin terbukanya masyarakat dayak terhadap masyarakat luar, serta pergeseran atribut kebanggaan diri.
Solusi Upaya penanaman pengetahuan tentang pentingnya pengembangan Land Reform dan Rancangan Agraria dalam bingkai perekonomian pedesaan yang berdaya saing tinggi, berkeadilan dan keberlanjutan perlu dijadikan gerakan kesadaran seluruh elemen masyarakat. Penanaman semangat untuk berdikari dan berangga dengan produksi daerah sendiri / domestik perlu dijadikan slogan atau gerakan seluruh elemen masyarakat untuk mengeliminasi budaya konsumtif dan kegiatan ekonomi ekstraktif serta perlu dukungan adanya sitem kepemimpinan nasional yang kuat.