You are on page 1of 1

Dosen Juga Manusia

Hari itu perkuliahan dimulai pukul 09.40 WIB. Semua mahasiswa sudah memasuki ruangan, begitu juga dengan dosen. Sistem perkuliahan dilaksanakan berupa presentasi oleh satu kelompok yang terdiri dari beberapa orang. Kelompok penyaji sudah mulai menampilkan slide-slide berisi materi yang akan didiskusikan hari itu. 10 slide pertama cukup menyedot perhatian mahasiswa dan dosen. Namun untuk slide-slide selanjutnya sudah membuat mahasiswa kurang fokus. Hal ini dikarenakan penyaji terlalu monoton dan presentasi yang ditampilkan hanya berupa teks-teks dan minim gambar sehinggga kurang menarik lagi bagi mahasiswa lainnya. Alhasil keadaaan semakin diperburuk dengan berlanjutnya presentasi hingga slide ke-30. Kelompok penyaji dengan berkobar-kobar dan tanpa rada bersalah masih melanjutkan resentasi mereka. Mereka tidak menyadari kalau kami, mahasiswa lainnya sudah teler dengan mulut berbusa dan dengan kepala yang dipenuhi bintang menari-nari (seperti di kartunkartun). Pembantaian ini sudah hampir mencapai klimaks ketika slide ke-60 masih melayanglayang di depan mata. Memang, hari ini adalah hari mereka, para penyaji yang sibuk membaca ribuan tulisan di depan sana. Mereka berhak menyampaikan materi yang mereka rasa perlu untuk disampaikan. Namun namanya juga manusia, orang-orang yang bisa bertahan memperhatikan hingga slide ke-70 mungkin hanya 1 dari 10.000 orang di dunia ini. Mahasiswa yang awalnya mengikuti dengan serius runtuh juga keimanannya dan mulai berguguran satu persatu. Sampai-sampai dengan mata berair (karena menahan kantuk) kami menjadi saksi sejarah terantuk-antuk nya dosen kami di depan sana. Hal ini tidak bisa dibiarkan ! . Kira-kira seperti itulah teriakan bathin kami kala itu. Dengan gagah berani, seorang mahasiswa muncul sebagai pahlawan tak bertopeng. ehhhmmmmmmm....... . Deheman itu mengaung di seisi ruangan. Dia berhasil menyelamatkan sang dosen dari kantuk yang merusak image nya dan yang terpenting menyadarkan penyaji atas penzaliman yang telah mereka lakukan. Dia harus diberi penghargaan, sebungkus gorengan, misalnya.

You might also like