You are on page 1of 6

Undang-undang Abortus

Dalam undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan berkaitan dengan abortus buatan legal. Pasal 15 1. Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya dapat dilakukan tindakan medis tertentu 2. Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan. a. Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan tersebut. b. Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta berdasarkan pertimbangan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta berdasarkan pertimbangan tim ahli. c. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau keluarganya d. Pada sarana kesehatan tertentu. 3. Ketentuan lebih lanjut mengenai tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Penjelasan Ayat (1) Tindakan medis dalam bentuk pengguguran kandungan dengan alasan apapun, dilarang karena bertentangan dengan norma hukum, norma agama, norma kesusilaan dan norma kesopanan. Namun dalam keadaan darurat sebagai upaya menyelamatkan jiwa ibu dan atau janin yang dikandungnya dapat diambil tindakan medis tertentu. Ayat (2) Butir a Indikasi medis adalah suatu kondisi yang benar-benar mengharuskan diambil tindakan medis tertentu, sebab tanpa tindakan medis tertentu itu ibu hamil dan atau janinnya terancam bahaya maut.

Butir b Tenaga kesehatan yang dapat melakukan tindakan medis tertentu adalah tenaga yang memiliki keahlian dan kewenangan untuk melakukannya yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan. Sebelum melakukan tindakan medis tertentu tenaga kesehatan harus terlebih dahulu meminta pertimbangan tim ahli yang terdiri dari berbagai bidang seperti medis, agama, hukum dan psikologi. Butir c Hak utama memberikan persetujuan ada pada ibu hamil yang bersangkutan kecuali dalam keadaan tidak sadar atau tidak dapat memberikan persetujuannya, dapat diminta dari suami atau keluarganya. Butir d Sarana kesehatan tertentu adalah sarana kesehatan yang memiliki tenaga dan peralatan yang memadai untuk tindakan tersebut dan telah ditunjuk oleh Pemerintah Ayat (3) Dalam Peraturan Pemerintah sebagai pelaksana dari pasal ini dijabarkan antara lain mengenai keadaan darurat dalam menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya, tenaga kesehatan, yang mempunyai keahlian dan kewenangan, bentuk persetujuan dan sarana kesehatan yang ditunjuk.

Secara rinci KUHP mengancam pelaku-pelaku abortus buatan ilegal sebagai berikut : 1. Wanita yang sengaja menggugurkan kandungan atau menuruh orang lain melakukannya (KUHP pasal 346, hukuman maksimum 4 tahun) 2. Seseorang yang menggugurkan kandungan wanita tanpa seizinnya (KUHP pasal 347, hukuman maksimal 12 tahun; dan bila wanita tersebut meninggal, hukuman maksimum 15 tahun) 3. Seorang yang menggugurkan kandungan wanita dengan seizin wanita tersebutt (KUHP pasal 348, hukuman maksimum 5 tahun 6 bulan; dan bila wanita tersebut meninggal hukuman maksimum 7 tahun)

4. Dokter, bidan atau juru obat yang melakukan kejahatan diatas (KUHP pasal 349, hukuman ditambah dengan sepertiganya dan pencabutan hak pekerjaannya) 5. Barangsiapa mempertunjukan alat/cara menggugurkan kandungan kepada anak dibawah usia 17 tahun/ dibawah umur (KUHP pasal 283, hukuman maksimal 9 bulan) 6. Barangsiapa menganjurkan/ merawat/memberi obat kepada seorang wanita dengan memberi harapan agar gugur kandungannya (KUHP pasal 299 hukuman maksimum 4 tahun) Menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah Abortus Provocatus Criminalis. Yang menerima hukuman adalah: 1. 2. 3. Ibu yang melakukan aborsi Dokter atau bidan atau dukun yang membantu melakukan aborsi Orang-orang yang mendukung terlaksananya aborsi

Aborsi diatur dalam hukum pidana, yaitu dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Beberapa pasal yang terkait dengan aborsi di Indonesia adalah: Pasal 229 1. Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya supaya

diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak tiga ribu rupiah. 2. Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau

menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib, bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga. 3. Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani pencarian

maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu. Pasal 341 Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam, karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun. Pasal 342 Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas

nyawa anaknya, diancam, karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun. Pasal 343 Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi orang lain yang turut serta melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan rencana. Pasal 346 Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun. Pasal 347 1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita

tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun. 2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana

penjara paling lama lima belas tahun.

Pasal 348 1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita

dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan. 2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara

paling lama tujuh tahun. Pasal 349 Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.

UU Kesehatan no 36 tahun 2009

Pasal 75 (1) (2) Setiap orang dilarang melakukan aborsi. Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan berdasarkan: dini kehamilan, baik yang

a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia

mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit genetik berat

dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau b. kehamilan psikologis (3) akibat bagi perkosaan yang dapat menyebabkan trauma

korban perkosaan.

Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan setelah melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang kompeten dan berwenang.

(4)

Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis sebagaimana dimaksud pada Peraturan Pemerintah. Pasal 76 ayat (2) dan ayat (3)

dan

perkosaan, dengan

diatur

Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya dapat dilakukan: a. sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis; b. oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan yang

memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh menteri; c. dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan; d. dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan e. penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Menteri.

Pasal 77 Pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan ayat (3) dari yang aborsi tidak

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dan bermutu, tidak aman, dan

tidak bertanggung jawab serta bertentangan dengan

norma agama dan ketentuan peraturan perundang undangan.

Aborsi Menurut Pandangan Agama Dalil syari yang menunjukan bahwa aborsi haram bila usia janin 40 hari atau 40 malam. Adalah hadist Nabi SAW sebagai berikut : Jika nutfah (gumpalan darah) telah lewat 42 malam maka Allah mengutus seorang malaikat padanya, lalu Dia membentuk nutfah tersebut; Dia membuat pendengarannya,

penglihatannya, kulitnya, dagingnya dan tulang belulangnya. Lalu malaikat itu bertanya

(kepada Allah), Ya Tuhanku apakah dia (akan Engkau tetapkan) menjadi laki-laki atau perempuan? Maka Allah kemudiian memberi keputusan. (HR. Muslim darri Ibnu Masur r.a) Siapa saja dari mereka yang melakukan pengguguran kandungan, berarti telah berbuat dosa dan telah melakukan tindak kriminal yang mewajibkan pembayaran diyat bagi janin yang gugur, yaitu seorang budak laki-laki atau perempuan atau seper-sepuluh diyat manusia sempurna (10 ekor unta).

You might also like