You are on page 1of 12

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN KANKER PAYUDARA

OLEH 1. Abdul Ghofur

: ( 06.461 )

2. Beaty W. Pujiati ( 06.467 ) 3. Pratomo Adi. S ( 06.488 ) 4. Sari Wijayanti 5. Sri Hartati ( 06.469 ) ( 06.493 )

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH 2008


LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN KANKER PAYUDARA

A. Pengertian Kanker Payudara adalah gangguan yang dapat mempengaruhi organ dalam tubuh ditandai dengan oleh proliferasi sel abnormal jaringan epitel pada duktus lafiferis atau lobulus pada payudara, membentuk masa yang padat, terbentuk tumor yang sering disebut neoplasma. Neoplasma kemudian menyebar kejaringan sekitar dan akhirnya mempengaruhi fungsi normal. B. Etiologi Tidak ada satupun penyebab spesipik dari kanker payudara, sebagian factor genetic hormonal dan kejadian lingkungan dapat menunjang terjadinya kanker. Bukti yang bermunculan menunjukan bahwa perubahan genetic berkaitan dengan kanker payudara, namun apa yang menyebabkan perubahan belum diketahui. Perubahan genetic ini termasuk perubahan atau mutasi dalam gen normal dan pengaruh protein baik yang menekan ataupun meningkatkan perkembangan kanker payudara. Hormone yang dapat berpengaruh dalam kanker payudara adalah normal hormone steroid yang dihasilkan ovarium ( hormone estrogion dan hormone progesterone ) Meskipun belum ada penyebab spesipik dari kanker payudara, para peneliti mengidentifikasi sekelompok paaktor resiko sebagi berikut : 1. Riwayat Pribadi Tentang Panker Payudara Resiko mengalami kanker payudara pada payudara sebelahnya meningkat hamper 1 % tiap tahun 2. Anak Perempuan atau Saudara Perempuan ( hubungan langsung keluarga ) dari wanita dengan kanker payudara Resikonya meningkat dua kali lipat. Jika ibunya terkena kanker sebelum usia 60 tahun. Resiko meningkat 4 6 kali. Jika kanker payudara terjadi pada dua orang saudara langsung 3. Menarche Dini, resiko menigkat pada wanita yang mengalami menarche sebelum 12 tahun. 4. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama wanita yang hanya anak pertama, setelah usia 30 tahun mempunyai resiko dua kali lipat dibanding dengan mereka yang punya anak sebelum 20 tahun. 5. Menopous pada usia lanjut ( > 50 tahun )

6. Riwayat penyakit payudara jinak. Wanita yang mempunyai tumor payudara disebut sekitar perubahan epitel poliporasi mempunyai resiko dua kali lipat untuk mengalami knker payudara. 7. Pemajanan terhadap wanita setelah masa pubertas dan sebelu usia 30 tahun 8. Obesitas, resiko terendah diantara wanita paska menepous 9. Kontrasepsi oral 10. Terapi pengganti hormone Terdapat laporan yang membingungkan tentang resiko kanker payudara pada terapi pengganti hormone. Wanita yang menggunakan estrogen suplemen dalam jangka panjang mengalami peningkatan resiko. Sementara penambahan progesterone terhadap pengganti estrogen meningkatkan insiden kanker endometrium.Hal ini tidak menurunkan resiko kanker payudara. 11. Masukan alkohol Sedikit peningkatan resiko ditemukan pada wanita yang mengkonsumsi alcohol, bahkan hanya denhgan sekali minum dalam sehari. Resiko dua kali lipat diantara wanita yang minum alcohol tiga kali sehari. Temuan riset menunjukan wanita muda minum alcohol lebih rentan kanker payudara ( Brunner and Suddart, Daniel Galie ) C. Tahapan Kanker Payudara Tahapan klinik yang paling banyak digunakan untuk kanker payudara adalah system klasifikasi TNN yang mengevaluasi ukuran tumor, nodus limpe yang terkena dan bukti adanya metatasis yang jauh. System TNN diadaptasi oleh The Amarica Join Comite on Cancer Staging and Resuid Reformating. Pertahapan ini berdasarkan pada pisiologi memberikan prognosis yang lebih akurat, tahap tahapnya adalah sebagai berikut : Tahap I Tahap II Tahap III : tumor kurang dari 2 cm, tidak mengalami nodus. : tumor yang lebih besar dari 2 cm < 5 cm, dengan nodus limpe terpiksasi negative / positif. Tidak terdeteksi metastoksis. : tumor > 5 cm atau tumor denag sembarang tempat yang menginfasi kulit / dinding, nodus limpe terfiksasipositif dalam area klapikular, tanpa bukti metastasis. Tahap IV : terdiri atas tumor dalam sembarang ukuran dengan nodus limpe normal /kanker losa dan metastase janin

D. Tipe Kanker Payudara 1. Karsinoma duktal, menginfiltrasi Tipe paling umum 75 % bermetastase di nodus asila, prognosa buruk. 2. Karsinoma lobuler menginfiltrasi 5 10 % Terjadi penebalan pada salah satu / dua payudara bias menyebar ketulang, paru, hepar, otak. 3. Karsinoma medular 60 % Tumor dalam kapsul, dalam duktus, dapat jadi besar, tapi meluasnya lambat 4. Kanker musinus 3%, menghasilkan lender, tumbuh lambat, prognosis lebih baik. 5. Kanker duktus tubuler 2 % 6. Karsinoimplamatom 1 2 % : jarang terjadi, gejala berbeda nyeri tekan dan sangat nyeri payudara membesar dan keras, edema, retraksi puting susu, cepat berkembang ( Brunner and Suddart ) E. Tanda dan Gejala Kanker Payudara 1. Pase awal : asimtomatik 2. Tanda umum : benjolan / penebalan pada payudara 3. Tanda dan gejala lanjut : kulit cekung a. Retraksi / depiasi putting susu b. Nyeri tekan / raba c. Kulit tebal dan pori pori menonjol seperti kulit jaeruk d. Ulserasi pada payudara 4. Tanda metastase : nyeri pada bahu, pinggang punggung bawah a. Batuk menetap b. Anoreksia c. Berat badan turun d. Gangguan pencernan e. Kabur f. Sakit kepala F. Pemeriksaan Diagnostik

1. Monografi Menemukan kanker insitu yang kecil yang tidak dapat dideteksi dengan pemeriksaan fisik 2. SCAN ( CT, MRI, Galfum ), Ultrason Untuk tujuan diagnostic, identifikasi metastastik, respon pengobatan 3. Biopsy ( aspirasi, eksisi ) Untuk diagnosis banding dan menggambarkan pengobatan 4. Penanda Tumor Zat yang dihasilkan dan disekresi oleh dalam serum ( alfa feto protein, HCG asam fosfat ) a. Dapat menambah dalam mendiagnosis kanker tetapi lebih bermanfaat srbagi prognosis / monitor terapeutik b. Reseptor estrogen / progesteron assay yang dilakukan pada jaringan payudara untuk memberikan informasi tentang manifulasi hormonal . 5. Teskrining kimia : elektrolit, tes hepar, hitung sel darah 6. Foto Thoraks 7. USG

G. Pathways Kanker Payudara


Faktor genetic Hormonal Lingkungan Faktor resiko

Hyperplasia

Perkembangan sel atipik Carcinoma sel insitu Massa

Operatif Jaringan terputus Area sensorik / Motorik Sinostatika Gang.sistem gastro intestinal

Non Operatif Radiasi

Kerusakan Jaringan Mual / muntah

Post radioterapi

kekeringan muka < Cairan

Nyeri

Gangg. Integritas Kulit BB nafsu makan

< perawatan diri karena imobilitas

Gang. nutrisi Menekan Borr morrow Kekeringan klj. Rambut

Sist.hemopoltik Terganggu

Alopesia

Gang.Citra Tubuh Anemi Trombositupenia Lekopenia

Resti infeksi

H. Penatalaksanaan Ada 3 kombinasi Pembedahan Kemotrapi Radiasi

1.Pembedahan Biopsi biasanya jenis pembedahan pertama bagi seorang wanita dengann kanker payudara. Tujuannya adalah menentukan bila ada masa malignasi dan untuk mengetahui jenis kanker payudara, ada 2 prosedur: Prosedur satu tahap: Anestasi umum dengan potongan beku cepat, bila potongan memperlihatkan malignasi, ahli bedah melakukan mastektomi. Prosedur dua tahap: * * 2.Terapi radiasi Untuk pengobatan tahap 1 & 2 Keuntungan : kontrol tumor lokal / pemeliharan payudara Efek : 3.Kemotrapi a) Cara pemberian obat sitostatika dapat dilakukan secara : * * * * * * * b) * * Per oral (PO) Sub cutan(SC) Intra muskuler (IM) Intra arteri (IA) Intra vena (IV) Intra thecal (lewat fs.lumbal) Intra peritongal (pleural) Kemotrapi dapat membuat iritasi pada vena dan jaringan lunak Tempat penusukan harus diganti setiap 72 jam (3hari) Reaksi kulit Fraktur tulang kosta Pneumonitis Limfodema Biopsi dengan anestesi lokal Klien dipulangkan

Pemilihan vena dan tempat penusukan

* * c)

Vena yang cocok untuk penusukan terasa halus, lembut, cukup besar (jaringan vena yang menonjol dan keras) Vena yang baik dan sering di gunakan : basilic, chepalic, metacarpal.

Persiapan kemotrapi * * * * * * * * * * * * * * * Ukur BB, TB, luas badan,darah lengkap, Fs.Ginjal, Fs.liver, gula darah uine lengkap, ECG, Trorax Ap/lat, BMP. Perikasa program terapi yang di gunakan, waktu pemberian obat sebelumnya. Perikasa nama klien, dosis obat, jenis obat, cara pemberian obat. Periksa informed concent (klien dan keluiarga). Siapkan obat sitostatika. Siapkan cairan Na (L 0,9 %, MA 5 % atau intralit). Pengalas plastik, kain. Gaun lengan dengan panjang, masker, topi, kacamata, sarung tangan, sepatu. Spuit dispossible 5 cc, 10cc, 20cc, 50cc. Set infus dan cateter kecil (ababat). Alkohol 70 % + kapasitas steril (suatu alkohol). Bak spuit besar. Lebel obat. Plastik (pembuang bekas) Kardex (catatan khusus).

d)

Cara kerja 1) Semua obat di campur oleh staf farmasi (ahli), kemudian ke bangsal perawatan dalam tempat khusus tertutup. Perawat menerima dengan catatan : (nama klien, jenis obat, dosis obat dan jam pencampuran). 2) Atau pencampuran di lakukan di ruang khusus tertutup. Meja di alasi pengalas plastik dan kain . Pakai gaun lengan panjang, topi, masker, kacamata dan sepatu.

Ambil obat sitostatika SSI program, larutkan dengan NaCl 0,9 %,Dextrose 5 % atau intralit dan pastikan obat cukup. Masukkan obat ke dalam flabot NaCl 0,9 % atau Dextrose 5 % Jaga jangan sampai tumpah Buat label (nama klien, jenis obat, tanggal, jam pemberian, akhir pemberian) Masukkan dalam kotrinen yang telah di sediakan Masukkan sampai pada kantong khusus (plastik) e) Cara pemberian : Periksa : nama klien, jenis obat, banyaknya cairan, cara pemberian, waktu pemberian. Pakai proteksi Lakukan teknik aseptik dan antiseptik Pasang pengalas dan kain Berikan anti mual jam sebelum pemberian pmberian kemotrapi Lakukan aspirasi denagan NaCl 0,9% Berikan obat kanker pelan-pelan Bila selesai bilas dengan NaCl 0,9 % Semua alat habis pakai masuk kantong plastik Buka kain proteksi, masukkan plastik Catat semua prosedur Awasi keadaan kline oer jam (Barbara E, Reevens, Bronen & Sudden ) (Simposium Keperawatan Kemotrapi, 2003) f) Diagnosa keperawatan Nyeri berhubungan dengan pembedahan Tanda : S : trauma pembedahan O : nadi, respirasi, akpsi wajah tegang, kesakitan

Tujuan : meredakan nyeri Intervensi : kaji skalanya

Tinggikan lengan yang sakit dari siku (bahu) Hindari pengukuran TD, infeksi, pengambilan darah di daerah yang sakit Anjurkan latihan aktif dan pasif pada lengan sakit

Kerusaakn inttegritas kulit berhubungan denagan insisi pembedahan dan efek radiasi Tanda :S : O : pengangkatan jaringan Neting ada Perubahan elastisitas kulit Tujuan : mempertahankan integritas kulit Inspeksi jumlah pendarahan, warna kulit Lakukian ganti balut setiap hari Jelaskan pasda klien sensasi menurun pada area operatif Jelaskan pada klien tanda-tanda infeksi Intervensi : observasi daerah operasi

Gangguan cairan tubuh berhubungan dengan mastektomi dan efek samping radisi dan kemotrapi Terapi : S : klien mengekspresikan perasan malu / minder O : kehilangan payudara Bentuk tubuh yang tidak bagus Intervensi : berikan support pada klien untuk melihat insisi pembedahan Fasilitas sistem pendukung keluarga ( pasangan / kelyurga ) klien Jawab pertanyaan klien dan dampak yana di harapkan atas gaya hidup Evaluasi perasan klien mengenal hilangnya payudara identitas seksual, hubungan citra tubuh Izinkan klien untuk mengungkapkan emosi negatif (maraah)

Anjurkan pada klien komunikasi terbuka denagn keluarga Anjurkan klien untuk mengunjungi yang mempunyai penyakit yang sama dengan koping yang baik

Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubunghan dengan efek kemotrapi, radiasi. Tanda : S : O : mual , muntah Adanya stomatis, diare Anoreksi , BB Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi Intervensi : kaji riwayat BB dulu dan pemasukan makan Deiskusikan antara pemasukan dan penurunan BB Berikan teknik untuk mengatasi mual Observasi adanya distensi abdomen Sajikan makanan sesuai selera klien Kolaborasi antiematik

DAFTAR PUSTAKA
Gale, Danielle, (2000), Rencana Asuhan Keperwatan Onkologi, Jakarta. Brunner & Suddart, (2002), Buku Ajar keperawatan medikal bedah, Edisi 8, volume 2, Jakarta, EGC. Doengoes, (2000), Rencana Asuahan Keperawatan, jakarta, EGC. Price, anderson (1995), Patofisiologi Proses Penyakit, edisi 4, buku kedua, Jakarta,EGC. Simposium keperawatan, (2003), Kemotrapi, semarang.

You might also like