You are on page 1of 5

RESUME Modernisation Revisionism Nama NIM : Zulfikar Tito Enggartiarso : F1I012003

Mata Kuliah / Dosen : PSPI / Arif Darmawan, S.IP., M.Si Modernisation Revisionism Gelombang kritik yang dimulai pada akhir 1960an memfokuskan pada penyederhanaan konsep tradisi, modernisasi dan hubungan diantaranya. Ini adalah bagian dari reaksi bahwa institusi tradisional harus menjadi penghalang bagi modernisasi. Kondisi yang terus berubah dari konsep konteks negara-bangsa, para ahli mulai menghubungkan antara mikro-komunitas dengan institusi politik dan sosial yang lebih luas. Huntington melihat ini sebagai revisionisme modernisasi. Para ahli revisionism modernisasi ini sering mengambil contoh dari sistem kasta India yang dimana tradisinya kaku dan konservatif dimana ada tujuh kesalahan lazim disini. Pertama, masyarakat tradisional itu statis padahal dalam kenyataannya kehidupan keluarga India itu sudah dipengaruhi modernisasi gegara penjajahan Inggris dan lain-lain. Kedua, budaya tradisional itu berisi norma dan nilai yang konsisten telah dibantah oleh antropologis. India juga mematahkan asumsi bahwa struktur tradisional itu harus mempunyai struktur yang homogen. Terdapat asumsi pula bahwa modernitas dan tradisional itu selalu berlawanan atau dalam konflik, di India tidak terjadi seperti itu. Banyak kasta-kasta bawah mendaftarkan penambahan kekayaan mereka karena terpengaruh modernisasi. Caste and Political Modernisation Sistem kasta di India itu sudah ada sekitar 2.000 tahun yang lalu, Inggris menemukan sistem ini ketika menjajah India pada abad 18an. Inggris masuk dan melakukan westernisasi pada sistem politik di India tapi tidak pernah membuat perubahan yang signifikan pada sistem kasta di India.

Saat India menerima kemerdekaan tahun 1947, sistem kasta dan peran politik di India berubah tetapi tidak begitu drastis. The Indian Constitution dibuat tahun 1950, memancangkan sistem negara sekuler. Modernisasi di India yang dibawa oleh penjajah mereka yaitu Inggris tidak serta merta merubah sistem tradisional yang ada tapi juga bisa menyerap dan mengadaptasi nilai luar atau Barat pula. The Politics of Ethnicity Setelah dari kasta, kita masuk ke etnisisitas. Sebenarnya kasta juga bisa disebut sebagai sebuah bentuk dari etnisisitas. Sebelum kita masuk lebih jauh, kita harus mengetahui apa itu etnisisitas. Ada seorang antropologis sosial bernama Clifford Geertz. Ia pernah menulis tentang kekuatan dari sentimen primordial di sebuah esai tahun 1963. Masyarakat di suatu daerah yang terikat dengan darah, ras dan bahasa serta mereka mempertahankan kodrat mereka tersebut. Geertz memang tidak menggunakan kata etnisisitas tetapi dia sudah menyebutkan komponenkomponennya seperti ikatan darah, ras, bahasa, daerah, agama dan budaya. Tetapi pendapat Geertz masih disanggah oleh Horowitz yang berkata bahwa etnisisitas hanyalah berdasar pada mitos nenek moyang umum bersama. Sebenarnya ikatan-ikatan yang ada seperti persaudaraan atau darah itu terlihat lemah makanya etnisisitas lebih disatukan oleh bahasa, agama atau budaya. Sentimen primordial itu sendiri bisa disebut sebagai varian dari nilai-nilai tradisional dengan banyak persamaan dengan partikularisme. Ethnicity and the Nigerian Civil War Penyebab yang paling umum diketahui dari perang sipil di Nigeria adalah ketika di Mei 1967 terjadi pemisahan dari regional timur Federasi Nigeria dan pembentukan sebuah state yang mandiri dan berdaulat, Biafra. Tapi sebenarnya akar dari konflik ini adalah saat masa penjajahan di Nigeria, khususnya ketika ada permusuhan antara kaum konservatif Muslim, pengikut HausaFulani dari Utara dan kaum progresif Kristen Ibos dari Timur. Konflik ini dimulai pada Januari 1966 dimana terjadi kudeta militer untuk menggulingkan pemerintahan sipil dari Sir Abubakar Tafawa Balewa. Pemerintahan militer yang baru dibawah kepemimpinan Mayor Jenderal Ironsi, seorang Ibo, banyak melakukan perubahan-perubahan dan intervensi dalam rangka menghapus korupsi, reformasi negara dan mengubah struktur regional negara.

Yang pada akhirnya sisa-sisa konflik ini masih ada dan menghasilkan berbagai kesimpulan bahwa konflik ini tidak jelas apakah konflik agama atau etnis. Religion and Politics Apa yang dimaksud dengan agama dalam konteks ini? Para antropologis selalu kebingungan untuk mendefinisikan hal ini. Ada dua pendekatan untuk mendefinisikan ini yaitu eksklusif dan inklusif. Eksklusif adalah ketika sebuah hal berhubungan dengan spiritual atau hal-hal supernatural. Inklusif adalah berbicara tentang hal-hal sakral dalam lingkungan kehidupan sosial yang mana terdapat status istimewa. Agama kemudian menjadi pola kehidupan, kepercayaan dan kebiasaan yang berorientasi sakral. Agama membantu dalam masalah inti dalam kehidupan manusia yang mana adalah kegagalan, ketidakamanan dan kehilangan. The Islamic Revolution in Iran Dalam rangka membahas lebih dalam pendekatan revisionisme modernisasi, kita harus melihat satu peristiwa legendaris yang melibatkan agama dalam politik, Revolusi Islam di Iran. Haynes pernah menulis bahwa pada tahun 1980an, Islam sempat menguasai Afrika Utara dan Timur Tengah. Suksesi daripada revolusi ini dan jaringan keterhubungan dalam revolusi ini sangat kompleks tapi kita akan bahasa kunci-kunci penting saja. Momen revolusi di Iran bisa disebut paling penting pada tanggal 10 dan 11 Februari ketika ribuan orang dan aksi-aksi pemberontakan menggulingkan pemerintahan Shah. Tokoh agama paling berpengaruh, Ayatullah Khomeini yang sebelumnya berada di Perancis karena diasingkan, kembali ke Iran dan melakukan revolusi dalam pemerintahan. Pelaksanaan referendum pada bulan Maret memantapkan Iran menjadi sebuah republik, konstitusi baru diumumkan pada bulan Juni dan membuat Iran menjadi lebih demokratis. Keddie (1981) melihat bahwa pemicu dari revolusi ini adalah peraturan hak asasi manusia Presiden Carter, yang diumumkan pada Januari 1977. Yang memberikan harapan baru ke seluruh dunia dan menimbulkan gelombang demokrasi besar-besaran di bagian dunia yang masih menggunakan rezim monarki termasuk Iran. Shah bereaksi untuk segera mengantisipasinya tetapi sekali pintu terbuka untuk protes.. pintu itu tidak akan tertutup (ibid.,
3

p. 234). Ayatullah Khomeini yang menjadi oposisi terhadap Shah pada tahun 1963, diasingkan ke Turki, Irak dan akhirnya pada Oktober 1978, diasingkan ke Perancis. Tetapi hal apakah yang membuat revolusi ini terjadi? Sekilas mereka membangkitkan semangat agama dalam politik didalam waktu dimana modernisasi begitu gencar menggema, mereka melakukan penolakan terhadap perspektif modernisasi sederhana. Mereka melihat bahwa penegasan kembali dari tradisi adalah sebagai respon terhadap proses modernisasi. The Politics of Clientelism Bagaimanapun cacatnya dari revisionisme modernisasi, pendekatan ini setidaknya fokus pada perhatian ahli-ahli politik sosial tradisional dan institusi politik. Realisasi dari pergantian tradisional menjadi bentuk modern memang ternyata tidak mudah. Pada tahun 1960an muncul jurnal ilmu politik yang mempunyai beberapa artikel tentang elaborasi konseptual dari hubungan patron-client sebaik pengujian klientelisme dalam konteks empirical spesifik. Klientilisme dibahas bukan hanya mengilustrasikan tema sentral dari bagian ini tetapi juga karena analisis perubahan politik dalam negara dunai ketiga dengan gagasan bahwa klientelisme tetap menempati posisi sentral atau pusat. Institusi klientelisme ini mungkin adalah satu dari bentuk paling dasar hubungan sosial diluar kekerabatan. Institusi ini muncul ketika kekerabatan sudah tidak bisa lagi menjamin keberadaan kebutuhan: subsistensi dan keamanan fisik. Clientship ini muncul ketika seseorang atau sebuah keluarga berpisah atau terpisah dari kelompok kekerabatan mereka. Dalam rangka untuk bertahan hidup, mereka dipaksa untuk sadar bahwa mereka masih garis keturunan kekerabatan mereka. The Contribution of Modernisation Revisionism Pendekatan ini sendiri mempunyai beberapa kelemahan seperti masih adanya masalah ketika kita menggunakan term tradisional dan modernitas. Bisa saja tradisional adalah tentang kasta, etnis dan lain sebagainya. Tetapi sekarang sistem kasta saja sudah termodifikasi dengan etos kerja dan politik yang lebih demokrasi, bukankah itu masih bisa disebut tradisional?

Kelemahan yang paling serius adalah peran dari struktur tradisional sebagai kunci untuk memahami politik negara dunia ketiga. Ambil contoh revolusi Islam di Iran, kita tidak bisa mengerti esensi dari revolusi itu tanpa kita mengerti terlebih dahulu tentang karakter masyarakat Iran dibawah kepemimpinan Pahlevi dan khususnya dampak dari ekonomi barat dan kepentingan politik.

You might also like