You are on page 1of 4

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi negara Indonesia yang semakin berkembang dan

arus globalisasi yang semakin pesat ditengah kelajuan pertumbuhan manusia yang semakin meningkat, membuat pemerintah Indonesia harus mempunyai sebuah moda transportasi darat melainkan harus berkembang di moda transportasi lainnya, seperti peningkatan mutu pada moda transportasi udara. Ketersediaan transportasi udara di suatu negara, khususnya negara berkembang seperti Indonesia ini harus memperhatikan aspek mutu dan pelayanan yang baik agar terselenggara transportasi udara yang aman dan berdaya saing. Diperlukan kerjasama yang baik antara pemerintah dan semua kalangan khususnya pengguna jasa transportasi udara untuk menjamin ketersediaan fasilitas yang ada. Dalam aspek yang menyangkut keamanan dan keselamatan penerbangan, penyelenggaraan transportasi udara tentu masih menjadi tanggung jawab pemerintah. Hal tersebut sesuai dengan Konvensi Chicago Tahun 1944, UU No. 15 Tahun 1992 tentang Penerbangandan PP No. 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan. Namun pemerintah juga bisa menjadi regulator yang bertugas menciptakan nerbagai peraturan, mensertifikasi dan pelaksanaan pengawasan guna menjamin terselenggaranya trasportasi udara yang mencakup

aspek standar keselamatan dan keamanan penerbangan. Hal tersebut bisa terjadi agar masyarakat dan pihak swasta berperan lebih aktif. Perkembangan ekonomi global dimana perlakuan diskriminatif terhadap pelaku ekonomi sudah ditinggalkan dan batas-batas wilayah negara sudah tidak menjadi kendala, telah mulai dicanangkan oleh berbagai negara. Hal ini telah menjadi kecenderungan perkembangan ekonomi masa mendatang sehingga tingkat kompetisi semakin tinggi yang akan sangat sensitif terhadap isu kualitas barang dan jasa termasuk isu tingkat keamanan dan keselamatn transportasi. Untuk negara-negara ASEAN juga telah terbentuk beberapa kawasan kerjasama ekonomi sub-regional seperti BIMP-EAGA dan IMT-GT,mendahului berlakunya kerjasama ekonomi sub-regional AFTA yang telah dimulai tahun 2003, dan APEC. Hal lain yang juga perlu mendapat perhatian adalah kegiatan pelaksanaan otonomi daerah yang merupakan perwujudan desentralisasi berbagai sektor kegiatan. Dari berbagai uraian seperti diatas, pembentukan profil transportasi udara masa mendatang disusun dengan mempertimbangkan berbagai hal, seperti mengarah keada pemberdayaan masyarakat, menguarangi peran serata pemerintah dlam pelaksanaannya, peningkatan aspek keamanan dan keselamatan

penerbangan, dan lain-lain.

1.2

MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan dibuatnya perencanaan Bandar udara ini antara lain:

1. Mendesain Bandar udara yang sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada dan data-data perencanaan yang telah ditentukan. 2. Menambah wawasan kepada mahasiswa tentang Bandar udara. 3. Mengetahui dan memahami fasilitas yang terdapat dalam Bandar udara dan beberapa istilah yang dikenal, karakteristik pesawat terbang, dan konfigurasi landasan pacu (runway) yang secara umum diaplikasikan dalam desain Bandar udara. 4. Membuat laporan tugas perencanaan Bandar udara untuk memenuhi tugas mata kuliah trimester VIII.

1.3

BATASAN MASALAH Dalam tugas ini penulis membatasi pada desain bandar udara yang

didalamnya mencakup karakteristik desain pesawat, penentuan landasan pacu (runway), penentuan karakteristik aerodrome, obstacle limitation dari

perencanaan bandar udara untuk pesawat Boeing 737-400.

1.4

SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika laporan tugas ini adalah:

BAB 1

PENDAHULUAN Berisikan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB 2

KARAKTERISTIK DESAIN PESAWAT

Berisikan tentang penjelasan umum, karakteristik desain pesawat secara global, dan karakteristik desain pesawat rencana yaitu Boeing 737-400.

BAB 3

PERATURAN ORIENTASI RUNWAY Berisikan mengenai uraian umum mengenai windrose, orientasi runway, aturan-aturan umum mengenai orientasi runway, dan perhitungan orientasi runway pesawat Boeing 737-400.

BAB 4

KARAKTERISTIK FISIK AERODROM Berisikan mengenai karakteristik fisik aerodrome dari pesawat Boeing 737-300ER.

BAB 5

OBSTACLE LIMITATION Berisikan mengenai hambatan-hambatan yang terjadi dalam

pendesainan pesawat. BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Berisikan kesimpulan dan saran dari pembahasan laporan ini.

You might also like