You are on page 1of 3

Pengendalian Fertilitas Karena penggunaan semua metode kontrasepsi disertai berbagai efek samping, pemahaman tentang penggunaan, cara

kerja dan akibat obat ini penting untuk semua dokter. Lebih lagi, karena kehamilan dapat memperberat berbagai penyakit kronik, pengendalian fertilitas harus dianjurkan pada sebagian besar pasien. Supaya efektif, pengendalian fertilitas memerlukan penerimaan dan kepatuhan pasien. Metode yang paling banyak digunakan adalah: Teknik ritme dan lucut Metode penghalang termasuk kondom, jeli, busa, supositoria. Alat dalam rahim (IUD) Kontrasepsi hormonal Sterilisasi, dan Abortus Teknik ritme dan lucut serta metode penghalang efektif jika digunakan dengan benar dan konsisten tetapi kenyataannya memberikan angka kegagalan tinggi karena kepatuhan yang tidak sempurna. Namun demikian, metode ini memberikan insidensi efek samping paling rendah, kecuali reaksi alergi setempat. Jika metode ritme dikombinasikan dengan penilaian sendiri bagian praovulasi siklus menstruasi (yaitu penilaian lendir serviks) ditambah pemeriksaan LH d rumah, merupakan metode kontrasepsi yang efektik. Penggunaan metode ini dianjurkan jika ada kontraindikasi relatif atau absolut terhadap terapi lain. Metode kontrasepsi nonpembedahan yang paling luas digunakan, IUD dan pil pengendali kelahiran, efektif tetapi dapat disertai efek samping yang bermaksa. Angka keberhasilan sebagian besar IUD adalah 95-98%. IUD berbentu T mengandung tembaga yang memperbesar keefektifan dan diganti setiap 8 tahun. IUD lain mengandung progesteron lepas lambat yang memerlukan penggantian setiap tahun. IUD diyakini mencegah kehamilan dengan menginduksi reaksi peradangan kronik dalam endometrium, menghasilkan lingkungan yang tidak menguntungkan untuk implamtasi blastosit, meskipun beberapa bukti menunjukkan bahwa IUD mencegah fertilitas. Begitu IUD dipasang, perlu pemeriksaan berkala untuk memastikan bahwa IUD berada di tempatnya. Efek samping minor dan serius dapat terjadi. Perdarahan bercak intermenstruasi dan peningkatan perdarahan, nyeri atau kram pada saat menstruasi penyebab yang sering dari penghentian penggunaan IUD. Selain itu, IUD dapat keluar sendiri selama menstruasi tanpa disadari pemakaiannya. Efek samping yang pali serius adalah infeksi panggul, kadan-kadang menyebabkan abses tuboovarium dan infertilitas sebagai akibatnya. Infeksi panggul

lebih sering dibandingkan penggguna kontrasepsi oral atau penghalang tetapi tidak lebih lazim dibandingkan perempuan tanpa kontrasepsi. Perempuan dengan mitra seksual ganda mempunyai risiko terbesar infeksi panggul. Karena alasan ini, penggunaan IUD pada perempuan nuligravida tidak dianjurkan oleh banyak ahli kandungan. Selain itu, kehamilan dehan IUD dalam rahim lebih mungkin ektopik karena kehamilan intrauterin dihambat, tetapi tidak untuk kehamilan ekstrauterin. Karena peningkatan insiden aborstus spontan dan septik jika IUD tetap dlaam rahim, IUD harus diangkat jika kehamilan dideteksi. Setiap akseptor yang mengalami perdarahan hebat, menetap, nyeri perut bawah, demam atau pengeluaran sekret harus menjalani pengangkatan IUD.

Kontrasepsi oral Kontasepsi oral sudah digunakan oleh lebih dari 200 juta perempuan di seluruh dunia. Obat ini populer karena mudahnya pemberian, rendahnya ngka kehamilan (kurang dari 1%) dan relatif rendahnya efek samiping. Pil kontrasepsi oral yang paling luas digunakan adalah tablet kombinasi atau formula trifasik. Tabel kontrasepsi oral kombinasi berisi 2 dari estrogen sintetil (mestranol atau etinil estradiol) dan satu dari 5 progestrogen sintetil (noretindron, noretindron asetat, noretinodrel, norgestrel, etinodion disetat desogestrel dan norgestimat). Obat yang sekarang tersedia semua tiak mengandung lebih dari 50g etinil estradiol atau yang sebanding. Tablet kombinasi atau trifasik diminum selama 21 hari berturut-turut diikuti 7 hari istirahat. Tablet yang hanya berisi progestrogen diminum setiap hari. Kontrasepsi ideal diperkirakan mengandung steroid dalam jumlah paling rendah untuk memperkecil efek samping tetapi jumlah tersebut cukup untuk mencegah kehamilan atau perdarahan selama minum obat. Tablet trifasik, mengandung estrogen 35g atau kurang dan progesteron kurang dari 1 mg, mendekati tujuan ini. Kontrasepsi oral menghambat ovulasi dengan menekan sekresi FSH dan LH. Akibatnya sekresi semua steroid ovarium juga ditekan, termasuk estrogen, progesteron dan androgen. Obat ini juga memberikan efek penghambat langsung minor terhadap saluran reproduksi, mengubah lendir serviks dan karena menurunkan motilitas dan sekresi tuba falopii dan uterus. Hingga umur 40 tahun, angka kematian pada perempuan pemakai kontrasepsi oral dan IUD lebih rendah dibanding perempuan yang tidak memakai kontrasepsi (perbedaan ini berasal dari peningkatan risiko kematian yang berhubungan dengan kematian dengan kehamilan). Peningkatan angka kematian pada perempuan yang menggunakan teknik ritme atau penghalang mungkin akibat tingginya angka kegagalan dan akibatnya risiko kehamilan pada perempuan ini. Obat kontrasepsi oral tidak dianjurkan untuk perempuan perokok setelah umur 35 tahun dan untuk perempuan semua umur yang mempunyai risiko tinggi infark miokard. Sedikit peningkatan tekanan darah sementara minum kontrasepsi oral umum terjadi dan 5% perempuan mengalami hipertensi

beramakna (140/90) setelah 5 tahun pemakaian terus menerus. Beberapa perempuan peminum kontrasepsi oral mengalami gangguan toleraansi glukosa yang ditunjukkan dengan kadar glukosa yang abnormal dan peningkatan insulin plasma setelah pemberian beban glukosa oral, keduanya biasanya kembali normal setelah penghentian zat ini.

You might also like