Professional Documents
Culture Documents
Epidemiologi
Alergi susu sapi terjadi pada 1% - 17% bayi Prevalensi kejadian alergi susu sapi antara 2%-3%
Klasifikasi
Reaksi cepat : muncul segera setelah mencerna protein susu sapi
Urtikaria Angio-edema Muntah Dermatitis atopi
Kulit
Saluran Napas
Rinitis Konjungtivitis Wheezing
Iritabilitas
Kulit
Dermatitis berat/ dermatitis eksudat
Saluran napas
Edema laring
Reaksi Anafilaksis
Diagnosis
Riwayat atopi dalam keluarga Pemeriksaan serum IgE Skin prick test Patch test Gold Standar : double blind placebo
controlled challenge
challenge
Double blind placebo controlled food challenge Double blind placebo controlled cows milk
Diagnosis Banding
Gastroesofageal reflux disease Kolitis Intoleransi laktosa Alergi makanan
PENATALAKSANAAN
Manifestasi klinis berulang Ibu diet bebas susu sapi, pemberian suplemen kalsium, susu formula extensive hidrolized setelah ASI
Perbaikan klinis
Gejala berulang
Formula extensively hydrolized selama 6 bulan atau sampai umur 9-12 bulan
Susu Kedelai
Beberapa ilmuan tidak setuju mengenai penggunaan susu kedelai pada bayi dengan alergi susu sapi, karena pada insiden alergi kedelai sebanding dengan alergi susu sapi Bayi dengan alergi makanan multipel, reaksi alergi dapat bereaksi juga dengan protein kedelai Reaksi silang terhadap susu kedelai pernah dilaporkan sebanyak 17,3% pada bayi dengan alergi susu sapi Penggunaan susu kedelai tidak direkomendasikan sebelum umur enam bulan
Pencegahan
Penghindaran alergen pada penderita risiko tinggi
Kesimpulan
Alergi susu sapi dapat muncul pada bayi dengan asi dan susu formula Manifestasinya tidak jelas dan biasanya terjadi pada bayi dengan riwayat atopi dalam keluarga
Pemeriksaan dengan SPT, serum spesifik IgE atau tes patch, kurang spesifik
Baku emas pemeriksaan alergi susu sapi adalah double blind
ASI tetap di anjurkan pada bayi dengan alergi susu sapi bila tidak memungkinkan memberi ASI dapat diganti dengan susu formula terhidrolisa
TERIMA KASIH