You are on page 1of 11

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO

MAKALAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah MANAJEMEN SISTEM TENAGA LISTRIK

Disusun Oleh : WAHDIANA 1110428

PROGRAM MAGISTER KONSENTRASI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat saat ini. Dari kebutuhan rumah tangga, sekolah, perkantoran hingga industri di Indonesia

utamanya menggunakan listrik sebagai sumber energi. Sehingga dibutuhkan pasokan listrik yang besar untuk memenuhi kebuhan energi tersebut. Di Indonesia sudah terdapat banyak pembangkit listrik, antara lain dengan menggunakan air, panas bumi, batu bara, diesel, dsb. Berbagai jenis tenaga pembangkit listrik tersebu memasok kebutuhan listrik di seluruh Indonesia. Akan tetapi ketersediaan tenaga listrik tersebut belum sepenuhnya mencukupi dan belum menjangkau hingga ke pelosok daerah di Indonesia. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang melimpah di Indonesia. Dengan intensitas hujan yang tinggi di kawasan khatulistiwa, Indonesia memiliki sumber potensi yang besar untuk mengembangkan air sebagai pembangkit listrik. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sudah banyak dikembangkan di Indonesia. Namun PLTA tersebut membutuhkan kecepatan dan intensitas air yang tinggi sebagai sumber energinya, sehingga banyak digunakan untuk skala besar. Di Indonesia banyak sekali sumber air dengan kecepatan dan intensitas rendah yang seharusnya dapat dimanfaatkan. Salah satu pemanfaatan energi air dengan skala kecil tersebut ialah pembangkit listrik tenaga mikro hidro.

B. Tujuan Makalah

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui prinsip kerja dan potensi pembangkit listrik tenaga mikro hidro.

II. ISI DAN PEMBAHASAN

A. Pengertian PLTMH dan Potensinya

Pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) merupakan skala kecil dari pembangkit listrik tenaga air. Menurut Rohermanto (2007), PLTMH merupakan

pembangkit listrik tenaga air yang berskala kecil, karena pembangkit listrik tersebut menggunakan aliran air yang kecil, sungai maupun aliran irigasi, sebagai sumber tenaga untuk menggerakkan turbin dan memutar generator. Lebih lanjut lagi, pada prinsipnya apabila terdapat air mengalir dengan ketinggian minimal 2,5 m dan debit 250 liter detik-1, maka terdapat energi listrik. Sedangkan menurut Damastuti (1997), PLTMH adalah pembangkit listrik berskala kecil (< 200 kW), yang memanfaatkan tanaga (aliran) air sebagai sumber penghasil energi. PLTMH termasuk sumber energi terbarukan dan layak disebut clean energy karena ramah lingkungan. Penggunaan PLTMH dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi kebutuhan listrik di pedesaan. Dengan memanfaatkan sistem irigasi petani-petani di desa maupun aliran sungai secara alami maka dapat dijadikan sebagai sumber tenaga listrik. Walau petani belum secara mandiri membangun PLTMH tersebut, potensi tersebut dapat dikembangkan PLN maupun pihak swasta lainnya sebagai sumber listrik di pedesaan. Sumber energio yang berasal dari sumber daya lokal tersebut dapat manghasilkan tenaga listrik dengan harga yang lebih kompetitif bagi masyarakat desa.

B. Prinsip kerja PLTMH Menurut Santoso (2011), pembangkit listrik mikro hidro merupakan pembangkit tenaga listrik dengan sistem run off river, atau dikatakan bahwa air tidak ditahan pada sebuah bendungan. Pada sistem tersebut, sebagian air sungai diarahkan ke saluran pembawa kemudian dialirkan melalui pipa pesat (penstock) menuju turbin. Pipa pesat tersebut berfungsi mengalirkan alir sebelum masuk ke turbin. Dalam pipa pesat, energi potensial air di kolam penenang diubah menjadi energi kinetik yang akan memutar roda turbin.

Lebih lanjut menurut Santoso (2011), setelah keluar dari pipa pesat, air akan memasuki turbin pada bagian inlet. Didalamnya terdapat guided vane untuk mengatur pembukaan dan penutupan turbin serta mengatur jumlah air yang masuk runner. Aliran air akan memutas runner dan menghasilkan energi kinetik yang akan memutar poros turbin. Putaran poros turbin memutarkkan generator untuk menghasilkan energi kinetik yang akan memutar poros turbin. Putaran poros turbin memutarkan generator untuk menghasilkan energi listrik. C. Persyaratan dan Skema Teknis Menurut Rohermanto (2007), persyaratan teknis dalam pembuatan pembangkit listrik tenaga mikro hidro antara lain: 1. Sistem pengelolaan jaringan irigasi cukup baik, sehingga pendistribusian air berlangsung secara teratur sepanjang tahun. 2. Debit air yang diperlukan tersedia sepanjang tahun dan dapat dipenuhi oleh debi sungai rata-rata pada musim kemarau. 3. Tinggi terjun yang cukup, yang bersama-sama dengan debit aliran menghasilkan potensi tenaga air yang dinyatakan dengan daya sumber Ps Dimana : Ps r g Q H = daya sumber (W) = kerapatan massa air (kg m-3) = percepatan gravitasi (m dt-2) = debit aliran (m3 dt-1) = tinggi terjun (m) = r gQH

Sedangkan potensi listrik tenaga mikro hidro dinyatakan dengan hasil Ph Dimana : Ph ht = daya hasil (W) = efisiensi total PLTMH (%) = ht Ps

4. Pembuatan PLTMH tidak mengganggu sistem irigasi yang sudah ada, bahkan agar diusahakan adanya peningkatan/perbaikan 5. PLTMH menggunakan teknologi tepat guna agar pembuatan , pengoperasian dan pemeliharaannya dapat dilakukan dengan menggunakan tenaga kerja setempat. Lebih lanjut menurut Rohermano (2007), persyaratan sosio-ekonomis yang perlu diperhatikan dalam pembangunan PLTMH ialah : 1. Potensi listrik tenaga mikrohidro yang ada merupakan sumber daya yang dapat menunjang pembangunan pedesaan. 2. Biaya pembuatan PLTMH dapat ditanggulangi oleh swadaya masyarakat, koperasi atau unit usahga swasta kecil dan menengah lainnya. 3. Usaha kelistrikan dari PLTMH dapat dipertanggungjawabkan. Adapun komponen-komponen PLTMH yang harus dipenuhi antara lain : a. Bendungan pengalih dan intake (Diversion Weir dan Intake) Bendungan untuk isntalasi PLTMH berfungsi untuk menampung aliran air sungai dan atau hanya untuk mengalihkan air agar masuk ke dalam intake. b. Bak pengendap (Settling Basin) Digunakan unruk memindahkan partikel-partiekl pasir dari air. Fungsi dari bak pengendap adalah untuk melindungi komponen-komponen berikutnya dari dampak pasir.

c. Saluran pembawa (Head Race) Saluran pembawa mengikuti kontur dari sisi bukit untuk menjaga elevasi dari air yang disalurkan. Ada berbagai macam saluran pembawa, antara lain terowongan, saluran terbuka dan aluran tertutup. d. Bak penenang (Head tank) Berfungsi utuk menenangkan air yang akan masuk turbin melalui penstock sesuai dengan debut yang diinginkan, dan untuk pemisahan akhir kotoran dalamar seperti pasir dan kayu-kayuan. e. Pipa pesta (Penstock)

Berfungsi untuk mwngubah energi potensial air dari baik penenang menjadi energi kinteik di dalam pipa pesat dan kemudian mengarahkan energi kinetik tersebut untuk memutar roda gerak turbin air. f. Rumah pembangkit (Power house) Merupakan tempat pemasangan turbin dan generator, sehingga konstruksi rumah tersebut perlu diperhatikan karena selalu mendapay beban dinamis dan bergetar. g. Turbin dan generator Turbin berfungsi untuk mengubah energi air (potensialm tekanan dan kinetik) menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros, Putaran gagang dari roda ini dapat digunakan untuk memutar berbagai macam alat mekanik dan untuk mengoperasikan generator listrik.

Gambar 1. Skema teknis PLTMH (Sumber : Rohermanto, 2007) D. Kelebihan Selain itu menurut Santoso (2011), beberapa keuntungan lainnya dari PLTMH ialah : 1. Energi yang tersedia tidak akan habis selagi siklus dapat kita jaga dengan baik, seperti daerah tangkapan atau catchment area, vegetasi sungai dan sebagainya. 2. Tidak menimbulkan pencemaran atau polutan yang berbahaya.

3. Jika menerapkan mikro hidro sebagai pembangkit listrik secara tidak langsung kita dituntut untk mengelola lingkungan agar tetap seimbang, sehingga akan mengurangi kerusakan lingkungan. 4. Mengurangi tingkat konsumsi energi fossil, langkah ini dapat mengendalikan laju harga minyak di asar internasional. Lebih lanjut menurut Warsito, dkk., (2005 dalam Susatyo dan Subekti, 2009) PLTMH memiliki beberapa keuntungan lainnya, yaitu : 1. Biaya pengoperasian dan pemeliharaannya murah. 2. Pengoperasiannya dapat dihentikan setiap saat tanpa melalui prosedur yang rumit. 3. Sistemnya sangat sederhana dan memiliki ketangguhan yang baik, sehingga dapat diandalkan.

III. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah:

1. Pembangkit listrik tenaga mikro hidro merupakan pembangkit listrik yang ramah lingkungan dan sekaligus menjadi potensi sumber tenaga listrik bagi daerah pedesaan. 2. Energi kinetik yang dihasilkan oleh air yang memiliki aliran yang tidak cukup besar dapat dimanfaat sebagai sumber tenaga listrik melalui pembangkit listrik tenaga mikro hidro.

DAFTAR PUSTAKA

Damastuti, A.P. 1997. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro. Wacana 8: 11-12.

Rohermanto, A. 2007. Pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH). Jurnal Vokasi 4 (1) : 28-36. Santoso, A. 2011. Konsep dasar teknologi pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH). Infotekmesin Vol 3: 1-5. Susatyo, A dan R.A. Subekti. 2009. Implementasi teknologi pembangkit listrik tenaga mikro hidro kapasitas 30 kW di Desa Cibunar Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. Dalam : Prosiding Seminar Nasional Daur Bahan Bakar. Serpong, 13 Oktober 2009.

You might also like