You are on page 1of 14

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

1.1 ANATOMI DAN HISTOLOGI KULIT Kulit adalah organ tubuh terluas yang menutupi otot dan mempunyai peranan dalam homeostatis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16% berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 m2 1,9 m2. Tebalnya juga bervariasi tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong. Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ektoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan lapisan yang berisi pembuluh darah dan saraf.

Gambar 1.1 Anatomi Histologi Kulit

1.1.1 EPIDERMIS Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan Merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi
1

setiap 4-6 minggu. Fungsi epidermis adalah proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel Langerhans). Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam) : 1. Stratum Korneum Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti. 2. Stratum Lusidum Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis. 3. Stratum Granulosum Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans. 4. Stratum Spinosum Terdapat berkas-berkas filamen yang dinamakan tonofibril, dianggap filamenfilamen tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan Malfigi. Pada stratum spinosum juga terdapat sel Langerhans. 5. Stratum Basale (Stratum Germinativum) Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain. Merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit 2.

1.1.2 DERMIS Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm. Dermis terdiri dari dua lapisan :

Lapisan papiler yang tipis dan mengandung jaringan ikat jarang. Lapisan retikuler yang tebal dan terdiri dari jaringan ikat padat.

Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan bertambahnya usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal, kandungan elastin kulit manusia meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai dewasa. Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan dalam jumlah besar dan serabut elastin berkurang. Hal ini menyebabkan kulit terjadi kehilangan kelemasannya dan tampak mempunyai banyak keriput. Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga mengandung beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivat epidermis di dalam dermis. Fungsi dermis adalah sebagai struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan shearing forces dan respon inflamasi .

1.1.3 SUBKUTIS Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi. Fungsi subkutis / hipodermis adalah melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber .

1.2 DEFINISI Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Penanganan secara dini lebih efektif untuk mencegah komplikasi dan meningkatkan harapan hidup pada pasien dengan luka bakar serius, luka bakar dapat juga mengakibatkan masalah yang kompleks yaitu luka psikologis dan kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara langsung. Hal ini disebabkan karena pada luka bakar terdapat keadaan sebagai berikut : Terdapat banyak jaringan mati Mengeluarkan banyak air, serum dan darah Terdapat kuman dengan patogenitas yang tinggi Terbuka untuk waktu yang lama Memerlukan jaringan untuk menutup

Beberapa karakteristik luka bakar membutuhkan tindakan khusus yang berbeda. Karakteristik ini meliputi luasnya, penyebabnya, dan anatomi luka bakar.

1.3 ETIOLOGI 1. Luka bakar suhu tinggi (thermal burn) Gas Cairan Benda padat

2. Luka bakar bahan kimia (chemical burn) 3. Luka bakar sengatan listrik (electrical burn) 4. Luka bakar radiasi

1.4 PATOGENESIS Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi. Sel darah yang ada di dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia. Meningkatnya permeabilitas menyebabkan oedem dan menimbulkan bula yang banyak elektrolit. Hal itu menyebabkan berkurangnya volume cairan intravaskuler. Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan akibat penguapan yang berlebihan, masuknya cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar derajat dua dan pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar derajat tiga. Bila luas luka bakar kurang dari 20%, biasanya mekanisme kompensasi tubuh masih bisa mengatasinya, tetapi bila lebih dari 20% akan terjadi syok hipovolemik dengan gejala yang khas, seperti gelisah, pucat, dingin, berkeringat, nadi kecil, dan cepat, tekanan darah menurun, dan produksi urin berkurrang. Pembengkakkan terjadi pelan-pelan, maksimal terjadi setelah delapan jam. Pada kebakaran dalam ruang tertutup atau bila luka terjadi di wajah, dapat terjadi kerusakan mukosa jalan napas karena gas, asap, atau uap panas yang terhisap. Oedem laring yang ditimbulkannya dapat menyebabkan hambatan jalan napas dengan gejala sesak napas, takipnea, stridor, suara serak dan dahak bewarna gelap akibat jelaga. Dapat juga keracunan gas CO dan gas beracun lainnya. Karbon monoksida akan mengikat hemoglobin dengan kuat sehingga hemoglobin tak mampu lagi mengikat oksigen. Tanda keracunan ringan adalah lemas, bingung, pusing, mual dan muntah. Pada keracunan yang berat terjadi koma. Bisa lebih dari 60% hemoglobin terikat CO, penderita dapat

meninggal. Setelah 12 24 jam, permeabilitas kapiler mulai membaik dan mobilisasi serta penyerapan kembali cairan edema ke pembuluh darah. Ini di tandai dengan meningkatnya diuresis.

1.5 DERAJAT LUKA BAKAR Luka bakar dibagi menjadi 3 derajat 1. Luka bakar grade I Disebut juga luka bakar superficial Mengenai lapisan luar epidermis, tetapi tidak sampai mengenai daerah dermis. Sering disebut sebagai epidermal burn Kulit tampak kemerahan, sedikit oedem, dan terasa nyeri. Pada hari ke empat akan terjadi deskuamasi epitel (peeling).

Gambar 1.2 . Luka bakar derajat I

2. Luka bakar grade II Superficial partial thickness: Luka bakar meliputi epidermis dan lapisan atas dari dermis Kulit tampak kemerahan, oedem dan rasa nyeri lebih berat daripada luka bakar grade I Ditandai dengan bula yang muncul beberapa jam setelah terkena luka Bila bula disingkirkan akan terlihat luka bewarna merah muda yang basah Luka sangat sensitive dan akan menjadi lebih pucat bila terkena tekanan Akan sembuh dengan sendirinya dalam 2 minggu ( bila tidak terkena infeksi ), tapi warna kulit tidak akan sama seperti sebelumnya.
5

Gambar 1.3 . Luka bakar Superficial partial thickness:

Deep partial thickness Luka bakar meliputi epidermis dan lapisan dalam dari dermis disertai juga dengan bula permukaan luka berbecak merah muda dan putih karena variasi dari vaskularisasi pembuluh darah( bagian yang putih punya hanya sedikit pembuluh darah dan yang merah muda mempunyai beberapa aliran darah luka akan sembuh dalam 3-9 minggu.

Gambar 1.4. Luka bakar Deep partial thickness

3. Luka bakar grade III Menyebabkan kerusakan jaringan yang permanen meliputi seluruh lapisan dermis atau lebih dalam ( kulit, lemak subkutis sampai mengenai otot dan tulang ) Tampak epitel terkelupas dan daerah putih karena koagulasi protein dermis Terbentuk eskar Rasa sakit kadang tidak terlalu terasa karena ujung-ujung saraf dan pembuluh darah sudah hancur.

Gambar 1.5 . Luka bakar derajat III

1.6 PENILAIAN LUAS LUKA BAKAR Beberapa cara penentuan derajat luka bakar. 1. Palmar surface Luas permukaan pada telapak tangan pasien (termasuk jari-jari)secara kasar adalah 0,8% dari seluruh luas permukaan tubuh. Permukaan telapak tangan dapat digunakan untuk mengukur luka bakar yang kecil (<15%>85% luas permukaan tubuh). Untuk luka bakar dengan ukuran sedang, pengukuran dengan cara ini tidak akurat. 2. Wallace rule of nines Merupakan cara yang baik dan cepat untuk mengukur luas luka bakar pada orang dewasa. Tubuh dibagi menjadi area 9%, dan total daerah yang terkena luka bakar dapat dihitung. Tetapi cara ini tidak akurat pada anak-anak.
7

Pada anak dan bayi digunakan rumus lain karena luas relatif permukaan kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih kecil. Karena perbandingan luas permukaan bagian tubuh anak kecil berbeda, dikenal rumus 10 untuk bayi dan rumus 10-15-20 untuk anak. Untuk anak, kepala dan leher 15 %, badan depan dan belakang masing-masing 20 %, ekstremitas atas kanan dan kiri masing-masing 10 %, ekstremitas bawah kanan dan kiri masing-masing 15 % .

Gambar 1.6 Rule of nine dewasa

Gambar 1.7 Rule of nine pada bayi


8

3. Lund and Bowder chart Tabel ini merupakan cara yang paling akurat. Tabel ini mengkompensasi variasi bentuk tubuh dengan umur, sehingga dapat memberikan perhitungan luas luka bakar yang akurat pada anak-anak .

Gambar 1.8 lund and bowder chart

1.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG


Terutama untuk luka bakar yang berat Lab darah


1. 2. 3. 4. 5. 6.

Hitung jenis Kimia darah Analisa gas darah dengan carboxyhemoglobin Analisis urin Creatinin Phosphokinase dan myoglobulin urin ( luka bakar akibat listrik ) Pemeriksaan faktor pembekuan darah ( BT, CT )

Radiologi 3. Foto thoraks Untuk mengetahui apakah ada kerusakan akibat luka bakar inhalasi atau adanya trauma dan indikasi pemasangan intubasi 4. CT scan Untuk mengetahui adanya trauma

Tes lain : dengan fiberoptic bronchoscopy untuk pasien dengan luka bakar inhalasi.

10

BAB II LAPORAN KASUS


2.1 IDENTITAS PASIEN Nama Jenis kelamin Umur Alamat Kebangsaan Agama Status perkawinan MRS : An. M.Faiz : Laki-laki : 1 tahun : Bangil : Indonesia : Islam : Belum menikah : 28 Desember 2012

Tanggal Pemeriksaan : 28 Desember 2012 Tanggal Operasi 2.2 ANAMNESIS Keluhan Utama Tersiram air kolak pada sebagian dagu, dada dan lengan Riwayat Perjalanan Penyakit Tersiram air kolak pada sebgian dagu,dada dan lengan jam 07.00 pagi tadi sudah di bawa ke RS. Masyitoh hanya dirawat luka setelah itu pasien dibawa ke UGD RSUD.Bangil jam 21.00,pasien rewel dan terlihat lemah : 29 Desember 2012

11

2.3 PEMERIKSAAN FISIK KU : CM Vital Sign Nadi : 100 x/menit RR : 20x/menit Suhu : 37,8 oC

Kepala leher : a/i/c/d:-/-/-/Thorax : C : s1 s2 tunggal. M(-) G (-) P : ves/ves. Rh-/-, wh-/-

Abdomen : Bising usus ( + ) normal Genitalia : dbn Ekstremitas : akral hangat

2.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Laboratorium Hb Eritrosit Trombosit HCT Leukosit 15,9 5,61 511 47,6 10,5

1 2.5 DIAGNOSIS KERJA Combutio grade II, 22%

2.6 PENATALAKSANAAN Ptx pre op : cefotaxim 3x 200mg, antrain 3x 1/3 ampul, ranitidin 2x1/3 ampul Ptx post op : inf RL 250cc/ 2 jam, cefotaxim 3x 200mg, antrain 3x 1/3 ampul, ranitidin 2x1/3 ampul
12

2.7 PROGNOSIS Quo ad vitam Quo ad functionam : bonam : bonam

13

DAFTAR PUSTAKA
St. John Ambulance. First aid: First on the Scene: Activity Book, Chapter 19. http://en.wikipedia.org/wiki/Burn_%28injury%29. Agustus 2007 Mayo clinic staff. Burns First Aids. http: // www.mayo.clinic.com. Januari 2006 Ernest B.Hawkins. Burns. http://www.umm.edu/ . Oktober 2006 David, S. 2008. Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka. Dalam : Surabaya Plastic Surgery. http://surabayaplasticsurgery.blogspot.com Jerome FX Naradzay. http: // www. emedicine. com/ med/ Burns, Thermal. November 2006

14

You might also like