You are on page 1of 13

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA TANAH

PENETAPAN KANDUNGAN AIR TANAH

Oleh : Zulfan Khoirul Amri A1H011038

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2013

I.

PENDAHULUAN

A.

LatarBelakang

Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah. Antara lain pada proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati. Kandungan air tanah dapat ditentukan dengan beberapa cara. Sering dipakai istilah-istilah nisbih, seperti basah dan kering. Kedua-duanya adalah kisaran yang tidak pasti tentang kadar air sehingga istilah jenuh dan tidak jenuh dapat diartikan yang penuh terisi dan yang menunjukkan setiap kandungan air dimana pori-pori belum terisi penuh. Jadi yang dimaksud dengan kadar air tanah adalah jumlah air yang bila dipanaskan dengan oven yang bersuhu 105oC hingga diperoleh berat tanah kering yang tetap. Dua fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar tanaman. Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke bawah. Akan tetapi jumlah ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti jumlah curah hujan tahunan dan sebaran hujan sepanjang tahun.

B. Tujuan

1.

Untuk mengetahui cara pengukuran kadar air tanah menggunakan metode gravimetric.

2. 3.

Mengetahui nilai kadar air menggunakan metode dielektrik pada suatu tanah. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air tanah.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Air terdapat di dalam tanah Alfisol ditahan (diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Baik kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Fungsi air tanah yaitu sebagai pembawa unsur hara dalam tanah serta keseluruhan bagian tanaman. Kadar air selalu berubah sebagai respon terhadap faktor-faktor lingkungan dan gaya gravitasi. Karena itu contoh tanah dengan kadar air harus disaring, diukur, dan biasanya satu kali contoh tanah akan dianalisis untuk penerapan suatu sifat. (Hakim, dkk., 1986). Jumlah air yang ditahan oleh tanah dapat dinyatakan atas dasar berat dan isi. Begitupula pada tanah Alfisol pada umunya, dasar penentuannya adalah pengukuran kehilangan berat dari suatu contoh tanah yang lebih lembab setelah dikeringkan pada suhu 105oC selama 24 jam. Kehilangan berat sama dengan berat air yang terdapat dalam contoh tanah. Kadar air (0) dihitung secara gravimetrik dengan satuan g / g, yaitu berat air yang terdapat di dalam suatu massa tanah kering (0 = tanah lembabberat kering oven). (Pairunan, dkk., 1985) Kadar air dalam tanah Alfisol dapat dinyatakan dalam persen volume yaitu persen volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air pada pertumbuhan pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air tanah dapat digolongkan dengan beberapa cara penetapan kadar air tanah dengan gravimetrik, tegangan atau hisapan, hambatan listrik dan pembauran neutron. (Hardjowigeno, S., 1992). Daya pengikat butir-butir tanah Alfisol terhadap air adalah besar dan dapat menandingi kekuatan tanaman yang tingkat tinggi dengan baik begitupun pada tanah

Inceptisol dan Vertisol, karena itu tidak semua air tanah dapat diamati dan ditanami oleh tumbuhan. (Syarief, 1998). Faktor tumbuhan dan iklim mempunyai pengaruh yang berarti pada jumlah air yang dapat diabsorpsi dengan efisien tumbuhan dalam tanah. Kelakukan akan ketahanan pada kekeringan, keadaan dan tingkat pertumbuhan adalah faktor tumbuhan yang berarti. Temperatur dan perubahan udara merupakan perubahan iklim dan berpengaruh pada efisiensi penggunaan air tanah dan penentuan air yang dapat hilang melalui saluran evaporasi permukaan tanah. Diantara sifat khas tanah yang berpengaruh pada air tanah yang tersedia adalah hubungan tegangan dan kelembaban, kadar garam, kedalaman tanah, strata dan lapisan tanah. (Buckman dan Brady, 1982). Banyaknya kandungan air tanah berhubungan erat dengan besarnya tegangan air (moisture tension) dalam tanah tersebut. Kemampuan tanah dapat menahan air antara lain dipengaruhi oleh tekstur tanah. Tanah-tanah yang bertekstur kasar mempunyai daya menahan air yang lebih kecil dari pada tanah yang bertekstur halus. Pasir umumnya lebih mudah kering dari pada tanah-tanah bertekstur berlempung atau liat. (Hardjowigeno, S., 1992).

III.

METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Cawan Oven Thete probe Sebidangtanah Alattulis Multimeter B. Prosedur Kerja

a.

Metode Gravimetri 1. 2. 3. 4. Menimbang tanah awal (X gram) Mengeringkan dengan oven selama 24 jam hingga beratnya konstan. Menimbang contoh tanah yang telah dikeringkan (Y gram) Menghitung nilai kadar airnya. Kandungan air = x 100 %

b.

Metode Dielektrik 1. 2. 3. 4. Menyiapkan alat dan bahan Menyiapkan sebidang tanah untuk diukur kadar airnya Menyalakan alat theta probe Menancapkan alat theta probe kedalam tanah yang akan diukur kadar airnya kemudian melihat hasil pengukuran pada layar display multimeter 5. 6. 7. Mengulangi langkah keempat dengan pengulangan sebanyak tiga kali Menghitung rata-rata hasil pengukuran Membandingkan hasil pengukuran dengan metode gravimetric

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.

Hasil

1.

Metode Gravimetri Berat cawan + Berat cawan (g) tanah sebelum di oven A B C 1,69 1,70 1,75 8,0391 8,1465 9,9890 Berat cawan + tanah setelah di oven 6,3106 6,2370 7,0390 21,5% 23,4% 29,5% Ka %

KABB = KA. A = =21,5 % B= = 23,4 % C= = 29,5 % Metode Dielektrik

X 100 % x 100%

x 100 %

x 100 %

Volt A B C 0,419 V 0,507 V 0,729 V

KA 21,5 % 23,4 % 29,56 %

= [0,00335 + 0,964 V 1,53 V2 + 1,038V3 ]X 100% 21,5% = [0,00335 + 0,964 V 1,53 V2 + 1,038V3 ] X 100%

Gambar 1. Alat Theta Probe

B.

Pembahasan

Penentuan kadar air tanah secara akurat dan tepat, sangat diperlukan dalam menginterpretasi hasil penelitian yang berhubungan dengan kadar air tanah, seperti penelitian-penelitian irigasi, drainase, pengawetan air tanah, pengaruh mulsa, dan lain-lain. Penelitian-penelitian tersebut memerlukan pengamatan kadar air tanah secara intensif. Metode yang paling umum dan akurat serta merupakan metode langsung (direct technique) untuk menentukan kadar air tanah adalah metode gravimetri. Metode gravimetri diperlukan pula untuk kalibrasi metode lain (Gardner, 1986) yang merupakan metode tidak langsung seperti neutron attenuation, tensiometer, gamma radiation attenuation, gypsum block, dan lain-lain (Klute, 1986). Penggunaan utama time domain reflectrometry, TDR (cable tester) adalah untuk menentukan posisi kerusakan transmisi kabel telepon. Penggunaan TDR untuk

menentukan kadar air tanah diperkenalkan oleh Chudobiak pada tahun 1975, dan seterusnya diterapkan oleh Topp et al. (1980); Topp dan Davis (1981); Topp et al. (1984). Time domain reflectonutry (TDR) dapat menentukan kadar air tanah secara cepat dan akurat pada berbagai kedalaman, termasuk kedalaman 0-15 cm. Kadar air tanah pada kedalaman ini tidak dapat ditentukan dengan neutron attenuation karena terjadi kehilangan slow neutron ke atmosfer. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa TDR masih akurat untuk pengukuran kadar air tanah pada kedalaman 0 - 150 cm. TDR juga dapat diaplikasikan, baik di laboratorium maupun di lapangan. Penetapan kadar air tanah dengan neutron probe adalah salah satu cara pengukuran kadar air tanah tidak langsung. Cara ini bersifat tidak destruktif, sehingga pengukuran dapat dilakukan sangat intensif. Dengan menggunakan neutron probe, kadar air tanah dapat ditetapkan pada titik-titik yang sama pada berbagai kedalaman tanah secara berulang-ulang. Oleh karena itu, metode ini sering digunakan dalam penelitian neraca air tanah, penelitian penyerapan air, penelitian pergerakan air tanah, dan lain-lain. Keunggulan lain metode ini adalah secara praktis tidakt ergantung pada suhu dan tekanan udara. Walaupun demikian, metode ini mempunyai beberapa keterbatasan antara lain: (1) mahalnya peralatan; (2) rendahnya tingkat resolusi spasial, karena bagian tanah yang diukur cukup besar; (3) tidak akuratnya pengukuran kadar air pada lapisan permukaan tanah (0-15 cm); dan (4) dapat membahayakan kesehatan karena radiasi neutron.

Neutron probe sering juga disebut hidrogen probe atau soil moisture depth probe. Akan tetapi, nama terakhir ini kurang tepat karena alat jenis lain juga dapat menentukan kadar air tanah pada berbagai kedalaman. Theta probe dirancang untuk mengukur kadar air volumetric tanah dengan penentuan dielektrik konstan. Nilai konstanta dielektrik air, udara dan tanah mineral berturut-turut adalah 80, 1 dan 3-7.Menurut Harmen (2001), nilai sifat dielektrik berbanding lurus dengan nilai kadar air suatu bahan. Semakin tinggi kadar air tanah, semakin tinggi konstanta dielektriknya. Theta probe merupakan alat yang dirancang untuk mengukur kadar air volumetric tanah dengan penentuan dielektrik konstan. Nilai konstanta dielektrik air, udara dan tanah mineral berturut-turut adalah 80, 1 dan 3-7. Sedang cara penggunaan alat theta probe yaitu: hanya dengan menancapkan alat theta probe pada tanah maka secara otomatis nilai kadar air pada tanah akan terbaca pada display multimeter. Untuk lebih akuratnya hasil maka pengukuran dilakukan tiga kali. Berdasarkan hasil praktikum mengenai penetapan kandungan air tanah, pada metode gravimetric cawan A dengan berat 1,69 gr, berat cawan + tanah sebelum di oven sebesar 8,0391 gr, berat cawan+tanah setelah di oven sebesar 6,3106 gr , dan menghasilkan kadar air sebesar 21,5%. Cawan B dengan berat 1,7 gr, berat cawan+tanah sebelum di oven sebesar 8,1465 gr, berat cawan+tanah setelah di oven sebesar 6,23gr ,dan menghasilkan kadar air sebesar 23,4 %. Cawan C dengan berat 1,75gr, berat cawan+tanah sebelum di oven sebesar 9,98 gr, berat cawan+tanah setelah di oven sebesar 7,03 gr ,dan menghasilkan kadar air sebesar 29,5% Sedangkan untuk metode dielektrik tanah A memiliki besar tegangan 0, 419 Volt dengan kadar air sebesar 21,5 % tanah B dengan tegangan 0,507 Volt memiliki kadar air sebesar 23,4 % dan untuk tanah C dengan tegangan 0,729 Volt memiliki kadar air sebesar 29,5 %.

Kendala yang terjadi pada saat praktikum adalah tidak tersedianya alat yang digunakan dalam praktikum. Hal tersebut menyebabkan praktikan tidak mengetahui penggunaan teknis theta probe.

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan

1.

Kadar air tanah adalah jumlah air yang bila dipanaskan dengan oven yang bersuhu 1050C hingga diperoleh berat tanah kering yang tetap.

2.

Metode yang dapat dilakukan dalam mengukur kadar air tanah yaitu menggunakan theta probe dan neutron probe.

3.

Theta probe merupakan alat yang dirancang untuk mengukur kadar air volumetric tanah dengan penentuan dielektrik yang konstan. Penggunan theta probe cukup mudah, hanya dengan menancapkan jarum yang terdapat pada theta probe ke tanah yang akan diukur resistansinya.

4. Kendala yang terjadi pada saat praktikum adalah tidak tersedianya alat yang digunakan dalam praktikum. Hal tersebut menyebabkan praktikan tidak mengetahui penggunaan teknis theta probe.

B.

Saran

Efisiensikan waktu, juga tempat praktikum. Selain itu juga praktikan perlu di berikan waktu untuk beribadah.

DAFTAR PUSTAKA

Brady, N.C. 1974. The Nature and Prpoerties of Soils. 8th edition. MacMillan Publishing Co. Inc :New York Erizal, Dr. Ir. M.Agr ,2009. Bahan Kuliah Mekanika Tanah , Institut Pertanian Bogor, Bogor. Foth, Henry, 1998. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press :Yogyakarta Hakim, Nurhajati dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UNILA : Lampung. Hanafiah, K., A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta :Rajawali Press Hardjowigeno, Sarwono. 2010. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo: Jakarta. Pairunan A.K, dkk. 1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Bagian Timur, Makassar. Syarief. H. F. Saifuddin. Dr. Ir. 1998. Fisika Kimia Tanah Pertanian .CVPustakaBuana . Bandung.

You might also like