You are on page 1of 4

BAB I PENDAHULUAN I.1.

Latar Belakang Usaha untuk meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia sebagai potensi pembangunan bangsa agar dapat membangun dan menolong dirinya sendiri, merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Hal tersebut perlu dilakukan sejak dini pada generasi muda bangsa, dimana usaha tersebut dapat dimulai sejak bayi dan balita. Posyandu merupakan salah satu tempat yang cukup strategis dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia sejak dini. Salah satu upaya untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian anak balita adalah dengan melakukan pemeliharaan kesehatannya. Pemeliharaan kesehatan anak balita dititik beratkan kepada upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan dan pada pegobatan dan rehabilitasi. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat, terutama bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui dan Pasangan Usia Subur. Sejak dicanangkannya posyandu pada tahun 1986 berbagai hasil telah dicapai. Secara kuantitas perkembangan jumlah posyandu sangat menggembirakan karena di setiap desa ditemukan sekitar 3-4 posyandu. Dari tahun ke tahun jumlah posyandu terus meningkat. Pada saat dicanangkannya posyandu pada tahun 1986, jumlah posyandu tercatat sebanyak 25.000 posyandu, sedangkan pada tahun 2004 meningkat menjadi 238.699 posyandu. Namun bila ditinjau dari segi kualitas, masih banyak ditemukan permasalahan. Masalah yang sering ditemukan di posyandu di antaranya belum lengkapnya sarana dan prasarana, kader yang belum terampil dan kurangnya partisipasi masyarakat, walaupun mereka sudah mengetahui pentingnya posyandu.

Puskesmas Pauh memiliki 70 buah posyandu balita yang tersebar di sembilan kelurahan. Di wilayah kerja Puskesmas terdapat 1085 orang bayi dan 4241 balita yang merupakan sasaran posyandu. Pada tahun 2009, Dinas Kesehatan Kota (DKK) Padang telah menetapkan target untuk rasio antara jumlah bayi yang ditimbang dan sasaran (D/S) yaitu 65%. Berdasarkan laporan tahunan program gizi tahun 2009, dari target tersebut, pencapaian D/S hanya 60.9%. sedangkan untuk pencapaian rasio jumlah kenaikan berat badan balita yang ditimbang dengan jumlah balita yang datang (N/D) hanya 70% dari target 89%, setelah kami lakukan analisa data untuk tahun 2010 ini memang telah terjadi peningkatan kenaikan D/S dan N/D tetapi pada daerah kelurahan tertentu tetap tidak terjadi peningkatan atau belum dapat mencapai target perkembangan (lampiran 1). Berdasarkan peringkat kesuksesan posyandu yaitu penilaian D/S serta N/D didapatkan daerah Lambung Bukit sebagai daerah terendah dalam pencapaian targetnya, dimana pencapaian untuk D/S dari bulan Januari sampai Mei 2010 hanya 48,62% dan N/D 55,44%. Daerah tersebut mempunyai bayi dan balita sebanyak 341 anak. Berdasarkan pencapaian tersebut, kami mengangkat judul Upaya Peningkatan N/D Posyandu Balita di Kelurahan Lambung Bukit Wilayah kerja Puskesmas Pauh. I.2Perumusan Masalah Bagaimana upaya peningkatan pencapaian target N/D > 89% I.3 Tujuan Penulisan I.3.1. Mengidentifikasi masalah yang ada di Puskesmas Pauh Padang. I.3.2. Menetapkan prioritas masalah yang ada di Puskesmas Pauh Padang. I.3.3. Menganalisis penyebab timbulnya masalah yang menjadi prioritas di Puskesmas Pauh Padang. I.3.4 Menentukan Plan of Action dari masalah yang menjadi prioritas di Puskesmas Pauh Padang.

I.4. Manfaat Penulisan Dengan adanya tulisan ini, diharapkan dapat mengidentifikasi masalah rendahnya pencapaian angka N/D posyandu dan memberikan masukan pada pihak Puskesmas dalam upaya peningkatan angka N/D Posyandu.

You might also like