Professional Documents
Culture Documents
KESADARAN : Kondisi waspada dengan kesiagaan yang terus menerus terhadap keadaan lingkungan Mampu memberikan respon penuh terhadap rangsang
Proses Kesadaran
Interaksi yang sangat kompleks dan terusmenerus secara efektif antara hemisfer otak, formatio retikularis serta semua rangsang sensorik yang masuk Jaras kesadaran berlangsung secara multi sinaptik dan akan menggalakkan inti (neuron di formatio retikularis) untuk selanjutnya mengirimkan impuls ke seluruh korteks secara difus dan bilateral
ARAS
cerebellum
pons
Medula spinalis
Thalamus
Tingkat kesadaran
1. Sadar(compos mentis): respon yang baik/penuh terhadap rangsangan dari dalam maupun dari luar 2. Somnolen: keadaan mengantuk, kesadaran dapat pulih penuh bila dirangsang 3. Stupor(sopor):kantuk yang dalam, dapat dibangunkan dengan rangsang yang kuat, namun kesadarannya segera menurun lagi 4. Coma: tidak sadar sepenuhnya dan tidak berreaksi terhadap rangsang internal maupun external
Tingkat kesadaran
Derajad kesadaran ditentukan oleh banyaknya neuron pengerak atau neuron pengemban kewaspadaan yang aktif Tinggi atau rendah tingkat kesadaran bergantung pada seberapa banyak jumlah neuron yang aktif dan didukung oleh proses biokimia utnuk menjaga kelangsungan kehidupan neuron tersebut.
Gangguan kesadaran
Dapat dibagi menjadi 2, yaitu: 1.Gangguan pada ARAS dan kedua hemisfer cerebri (somnolen, stupor, coma) 2.Gangguan pada pusat kognitif, dimana gangguan ini lebih mempengaruhi fungsi mental, ekspresi, psikologis, melibatkan sensasi, emosi dan proses berpikir (confusion, delirium, ilusi, halusinasi)
2.
Gangguan kesadaran tanpa disertai kelainan fokal atau lateralisasi disertai dengan kakuk kuduk
(perdarahan subarahnoid, meningitis, ensefalitis)
3.
COMA
Suatu keadaan tidak bisa dibangunkan yang sifatnya tidak berespon (Plum & Poner, 1996) Penurunan kesadaran yang paling berat, ditandai dengan kondisi penurunan kesadaran yang tidak menghasilkan reaksi sama sekali terhadap rangsangan dari luar. Secara medis mencakup seluruh aspek gejala2 Neurologis dan tanda-tanda EEG
Patofisiologi
Disfungsi otak difus : merupakan proses metabolik atau submikroskopik yang menekan aktivitas neuronal (ggn metabolik, toksik, kejang, meningitis, viral encephalitis, hipoksia dll) Efek langsung pada batang otak : stroke batang otak, trauma Efek kompresi pada batang otak : tumor, abses, perdarahan intraserebral, subdural maupun epidural
Penyebab koma
Intrakranial
1.
2. 3. 4.
Traumatik: epidural hemorrhage, subdural, intracranial hemorrhage Infeksi: subdural empyema, brain abscess, meningitis bakterial dan fungal, viral encephalitis Neoplasma: primer, metasstase Vaskular: infark, intracerebral hemorrhage
Penyebab koma
Metabolik
1.
2. 3. 4. 5.
6. 7.
Gangguan asam-basa dan elektrolit: hyper/hyponatremia, hyper/hypokalemia, hypermagnesia, hyperkalsemia Penyakit endokrin: DM, hyperosmolar ninketotik, chusings syndrome Koma hepatikum Koma uremikum Ensefalopati anoksia: obstruksi jalan nafas, cardiac arrest, pulmonary disfunction Defisiensi vitamin: thiamine, niasin Racun dan Intoksikasi: alkohol, heroin, barbiturat, organic solvent
Pemeriksaan Neurologis
1. 2. Derajat kesadaran: secara kuantitatif dinilai dengan GCS Pemeriksaan brainstem reflex: perhatikan posisi bola mata, refleks pupil, refleks kornea, refleks gerak bola mata. Bila ditemukan refleks cahaya pupil anisokor besar kemungkinan etiologi struktural Pemeriksaan refleks motoriknya: adakah kelumpuhan sesisi/ hemiparesis, refleks patologis, refleks fisiologis, refleks movement spt deserebrasi / dekortikasi
3.
Corneal reflex
Pola nafas
Respon motorik terhadap rangsangan nyeri (penekanan daerah supraorbital) A. Hemisfer kanan B. Diensefalon C. Midbrain/ Pons
Penatalaksanaan Setiap pasien koma dikelola menurut pedoman: Airways : bebaskan jalan nafas cek saturasi oksigen Breathing : beri bantuan nafas Circulation : menjaga tekanan darah Hentikan kejang jika terjadi kejang Periksa keseimbangan cairan pasang kateter Pemasangan pipa NGT (nasogastric tube)
4 3 2 1
5 4 3 2 1 6 5 4 3 2 1
Verbal
Motorik