You are on page 1of 9

Hiperkolesterolemia (Bagian 2)

Technorati Tags: kolesterol,hiperkolesterolemia,ldl,trigliserida,lemak,obesitas,kege mukan,aterom,aterosklerosis,penyakit jantung koroner Pada hiperkolesterolemia bagian 1 telah dibahas mengenai definisi hiperkolesterolemia, angka-angka kejadian hiperkolesterolemia (aspek epidemiologi), klasifikasi hiperkoletserolemia, penyebab hiperkolesterolemia dan patogenesis terjadinya aterosklerosis akibat hiperkolesterolemia. Selanjutnya pada bagian 2 ini akan dibahas cara mendiagnosis dan terapi hiperkolesterolemia. Diagnosis Hiperkolestrolemia Anamnesa meliputi karakteristik umum, kebiasaan diet, perilaku aktifitas fisik, merokok, peminum alcohol dan riwayat penyakit sebelumnya serta riwayat sakit pada keluarga. Pemeriksaan fisik yang akan dilakukan adalah antropometri, frekuensi denyut nadi, tekanan darah, auskultasi irama jantung, serta EKG. Pemeriksaan laboratorium darah yaitu kadar kolesterol total, kolesterol LDL, Trigliserida dan kolesterol HDL dalam plasma. Tabel 1.Klasifikasi kadar lipid plasma (mg/dl)

Kolesterol total < 200 200-239 Yang diinginkan Batas tinggi

240 LDL < 100 100 129 130 159 160 189 190 HDL < 40 60 Trigliserida < 150 150 199 200-499 500

Tinggi

Optimal Mendekati optimal Batas tinggi Tinggi Sangat tinggi

Rendah Tinggi

Normal Batas tinggi Tinggi Sangat tinggi

Terapi Hiperkolesterolemia Menurut National Choleteroslemia Education Programme Adult Therapy Programme (NCEP ATP III) sasaran LDL disesuaikan

dengan faktor risiko yang dimiliki seseorang yaitu (5): 1. Risiko tinggi a. Riwayat penyakit jantung koroner (PJK) b. Risiko yang disamakan dengan PJK Diabetes Melitus, stroke, penyakit obstruksi arteri tepi, aneurisma aorta abdominalis Faktor risiko multiple (> 2 faktor risiko dan mempunyai faktor risiko PJK dalam waktu 10 tahun menurun skor Framingham) 2. Risiko Multipel 2 faktor risiko dengan risiko PJK dalam kurun waktu 10 tahun < 20% (skor Framingham) 3. Risiko rendah (0;1 faktor risiko) Dengan risiko PJK dalam kurun 10 tahun < 10 % Terapi non farmakologis (perubahan gaya hidup) antara lain terapi nutrisi medis, aktivitas fisik, menghindari rokok, menurunkan berat badan, pembatasan asupan alkohol. Faktor risiko utama (selain kolesterol LDL) yang menetukan sasaran kolesterol LDL yang ingin dicapai : - Kebiasaan merokok - Hipertensi (140/90 mmHg atau sedang mendapat obat hipertensi - Kolesterol HDL rendah (<40 mg/dL) - Riwayat PJK dini yaitu ayah < 55 tahun dan ibu < 65 tahun

- Umur pria 45 tahun dan wanita 55 tahun Tabel 2. Tiga kelompok risiko untuk menentukan sasaran kolesterol LDL

Kelompok risiko Risiko tinggi Faktor risiko multiple ( 2 faktor risiko) Risiko rendah (0-1 faktor risiko)

Sasaran kolesterol LDL (mg/dL) < 100 < 130

< 160

Terapi non farmakologi Terapi nutrisi medis Diet tinggi lemak merupakan salah satu penyebab hiperkolesterolemia. Makan makanan yang banyak mengandung trans fat dan saturated fat seperti margarine/mentega, es krim, minyak kelapa dan lemak hewan dapat meningkatkan kadar LDL dan menurunkan koleterol HDL. Maka harus dikurangi sebanyak 7% perhari. Saturated fat dapat digantikan dengan unsaturated fat yang relatif kurang meningkatkan kadar LDL. Unsaturated dibagi dua antara lain Multi Unsaturated Fatty Acid (MUFA) contohnya minyak zaitun, alpokat dan Poli Unsaturated Fatty Acid (PUFA) contoh ikan. Dengan perubahan pola makan, mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah sebesar 1015% . Makan ikan yang banyak mengandung omega 3 dapat menurunkan kadar LDL. Begitu juga dengan mengkonsumsi

protein kedelai. Diet tinggi serat yang larut dalam air seperti oat dan buah/sayuran 20-30 gram sehari dapat menurunkan 5-15% kadar kolesterol total dan LDL. Tabel 3. Komposisi makanan untuk hiperkolesterolemia menurut Perkeni 2004

Makanan Total lemak Lemak jenuh Lemak PUFA Lemak MUFA Karbohidrat

Asupan yang dianjurkan 20-25% dari kalori total < 7 % dari kalori total Sampai 10% dari kalori total Sampai 10 % dari kalori tota 60% dari kalori total (terutama karbohidrat kompleks) 30 gr perhari Sekitar 15% dari kalori total < 200 mg/hari

Serat Protein Kolesterol

Untuk di Rumah Sakit Dr.Soetomo menggunakan Diet B (Tjokroprawiro) dengan komposisi karbohidrat 68%, lemak : kolesterol < 300 mg/hari, lemak jenuh dan trans 5%, PUFA 5%, MUFA 10%, protein 12%, serat 25-35 gr perhari. Aktivitas fisik

Olahraga yang dilakukan secara teratur dapat menurunkan berat badan. Olahraga disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan penderita. Penurunan 10 % berat badan berarti menurunkan 30% lingkar perut yang mana terdapat lemak sentral di sana. AHA merekomendasikan olahraga selama 30 menit dengan aktivitas sedang 3-4 kali dalam seminggu Menghindari rokok Merokok berhubungan dengan proses metabolis yang berefek pada lipoprotein termasuk didalamnya meningkatkan asam lemak bebas, glukosa dan VLDL serta menurunkan HDL. Berhenti merokok berhubungan dengan peningkatan rata-rata HDL 6-8 mg/dl. Hipertensi Kriteria hipertensi berdasarkan JNC-VII, yaitu TD sistolik 140 mmHg dan TD diastolik 90mmHg (As). Cara menangani hipertensi dengan perubahan pola hidup, meningkatkan aktivitas fisik, diet rendah garam, kurangi alcohol dan tingkatkan diet sayuran dan buah serta rendah lemak. Juga minum obat antihipertensi seperti ACE Inhibitor dan thiazid. Terapi farmakologis Berikut ini obat- obatan yang mampu menurunkan kadar kolesterol darah, terdapat beberapa golongan obat, antara lain statin, resin, niasin, ezetimibe dan asam lemak omega-3. Tabel 4. Obat-obatan hipolipidemik

Obat

Kolesterol LDL 20-55% 15-30% 10-15% 10-25% 15-25% 5-10%

Koleterol HDL

Trigliserida

Statin Resin Fibrat niasin Ezetimibe Asam lemak Omega-3

5-15% 3-5% 10-20% 10-35% 3-5% 1-3%

10-20% -/ 35-50% 25-50% 5-10% 20-30%

Tabel 5. Efek Obat hipolipidemik terhadap kadar lipid serum

Dislipidemia hiperkolesterolemia Dislipidemia campuran Hipertrigliseridemia Isolated low HDL

Obat pilihan Statin/resin/kombinasi Statin/resin/kombinasi fibrat fibrat

DAFTAR PUSTAKA

Bahri A. Dislipidemia Sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner. e-USU Repositor. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 2004 Kasim R., Antono D, Alwi I, Saharman L, Makmun LH, Pangabean MM, dkk. Prosiding Simposium Holistic kardiovaskuler VII. Pusat Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Juli 2008, hal56, 117 Leiv O. A Comparative clinical trial on Intensive Lipid lowering with simvastatin 80mg and 40mg. 2nd edition on therapeutic journal in cardiovascular medicine. Journal Article at www.springerlink.com WerdhaSari A. Abstrak Penelitian Kesehatan Seri 25. Research Report from JKPKBPPK / 2008-02-20 15:23:49. Puslitbang Bio Medis dan Farmasi 2008. Available at http://digilib.litbang.depkes.go.id/gdl.php?mod=browse&op=read &id=jkpkbppk-gdl-res-2008-asriwerdha2487&newlang=indonesian Taylor RB, David AK, Fields SA, Phillips M, Scherger JE, Anisman DE, et al. Cardiovascular Handbook, Springer Science+Business Media, Inc, 2005 page 151, 152 157, 163,164 http://72.14.235.132/search?q=cache:zoFio6BSS7gJ:wap.korant empo.com/view_details.php%3Fidedisi%3D2525%26idcategory %3D22%26idkoran%3D99769%26y%3D2007%26m%3D4%26d %3D24+prevalensi+hiperkolesterol&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id Guyton AC, Hall JE. Textbook of Medical Physiology, eleventh edition, Elsevier Inc. Philadelphia, Pennsylvania, 2006 page 850.

http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticl e&sid=3224&Itemid=2 Fuster V, Rourke RA, Walsh RA, Poole-Wilson P, King III SB, Robert R, et al. Hursts The Heart,E-book, ed 12,the McGraw-Hill Companies, 2008 chapter 51, 52,81, 95, 114 Braunwald E, Zipes DP, Libby P. Heart Disease: A Textbook of Cardiovascular Medicine. 8th edition. WB Saunders Company, 2007 Soekidjo Notoatmodjo; Metodologi Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 2002. Penelitian Kesehatan,

You might also like